Professional Documents
Culture Documents
Naska Publikasi Skripsi
Naska Publikasi Skripsi
Disusun Oleh:
LILIS MUHADIANTI
11140161
ABSTRACK
1
D IV student Midwife Educator Yogyakarta Respati University
2
Lecturer Yogyakarta University Respati
3
Lecturer Yogyakarta University Respati
HUBUNGAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-III KEBIDANAN DAN D-IV BIDAN
PENDIDIK SEMESTER I DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
INTISARI
Latar belakang : Latar belakang pendidikan mahasiswa mempunyai peran penting dalam
kelanjutan studi yang akan dijalani. Latar belakang pendidikan yang relevan dengan
jurusan yang dipilih sebagai kelanjutan studi akan mendukung pencapaian prestasi belajar
yang lebih baik. Permasalahan yang sering terjadi, jurusan yang diambil mahasiswa
sering kali tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya sehingga mahasiswa perlu
melakukan penyesuaian yang akan menghambat proses belajar. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan diketahui jumlah mahasiswa D-III kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik
semester I tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 375 orang dan berasal dari berbagai jenis
latar belakang pendidikan.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara latar belakang pendidikan dengan
prestasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik semester I di
Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO tahun ajaran 2011/2012.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan study
prospective. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi D-III
Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik semester I di Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO
tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 375 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 369 orang. Teknik
pengambilan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
analisis korelasi Kendall Tau.
Hasil : Latar belakang pendidikan mahasiswa D-III Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik
semester I Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta sebagian besar
berasal dari SMA yaitu sebesar 78%. Prestasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan dan D-
IV Bidan Pendidik semester I Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebesar 44,4%. Hasil analisis diperoleh nilai
Zhitung lebih besar dari Ztabel (3,928>1,960) dan nilai p-value 0,016 (p<0,05). Keeratan
hubungan antara latar belakang pendidikan dengan prestasi belajar mahasiswa D-III
Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik dalam kategori sangat rendah (koefisien korelasi ()
sebesar 0,115).
Kesimpulan : Ada hubungan antara latar belakang pendidikan dengan prestasi belajar
mahasiswa D-III Kebidanan dan D-IV Bidan pendidik semester I di Fakultas Ilmu
Kesehatan UNRIYO tahun ajaran 2011/2012.
Kata Kunci: latar belakang pendidikan, prestasi belajar, mahasiswa
4
Mahasiswi D IV Bidan Pendidik Universitas Respati Yogyakarta
5
Dosen Universitas Respati Yogyakarta
6
Dosen Universitas Respati Yogyakarta
PENDAHULUAN
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini berfungsi untuk menganalisis masing-
masing variabel yaitu latar belakang pendidikan dan prestasi belajar. Hasil
analisis univariat variabel penelitian adalah sebagai berikut.
b. Prestasi Belajar
Data prestasi belajar menggunakan nilai Indeks prestasi semester (IPS)
mahasiswa program studi D-III Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik. Prestasi
belajar dikategorikan dalam skala ordinal dengan lima kategori yaitu sangat
baik, baik, cukup, kurang dan gagal. Hasil analisis univariat variabel prestasi
belajar dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program
Studi D-III Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik Semester 1
FIKES UNRIYO Tahun Ajaran 2011/2012
Prestasi belajar Frekuensi Persentase
Sangat baik 42 11,4
Baik 145 39,3
Cukup 164 44,4
Kurang 18 4,9
Jumlah 369 100,0
Sumber: Data sekunder diolah 2012
Berdasarkan hasil analisis diketahui sebagian besar mahasiswa
mempunyai prestasi belajar kategori cukup sebanyak 164 orang (44,4%), dan
mahasiswa yang mempunyai prestasi belajar dalam kategori kurang sebanyak
18 orang (4,9%).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian. Hipotesis
yang diajukan dalam peneltian ini berbunyi ada hubungan antara latar belakang
pendidikan dengan prestasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan dan D-IV Bidan
Pendidik semester I di Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO tahun ajaran 2011/2012.
Hasil analisis bivariat penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa D-III Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik Semester I di
Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO tahun ajaran 2011/2012
Prestasi Belajar
Latar Total p
belakang Sangat
Baik Cukup Kurang
baik value
pendidikan
F % f % F % f % f %
SMA 37 12,8 117 40,6 123 42,7 11 3,8 288 100,0
SMK 1 2,4 17 40,5 21 50,0 3 7,1 42 100,0
SPK 3 13,0 4 17,4 12 52,2 4 17,4 23 100,0 0,115 0,016
MA 1 6,3 7 43,8 8 50,0 0 0,0 16 100,0
Total 42 11,4 145 39,3 164 44,4 18 4,9 369 100,0
Sumber: Data primer diolah 2012
Tabulasi silang di atas menunjukkan mahasiswa dengan latar belakang
pendidikan SMA, sebagian besar mempunyai prestasi belajar dalam kategori cukup
sebanyak 123 orang (42,7%). Mahasiswa dengan latar belakang pendidikan SMK
sebagian besar mempunyai prestasi belajar kategori cukup sebanyak 21 orang (50%).
Mahasiswa dengan latar belakang pendidikan SPK sebagian besar mempunyai prestasi
belajar dalam kategori cukup sebanyak 12 orang (52,2%). Mahasiswa dengan latar
belakang pendidikan MA, sebagian besar mempunyai prestasi belajar dalam kategori
cukup sebanyak 8 orang (50%).
Pembuktian hipotesis penelitian dilakukan analisis data menggunakan uji
Kendall Tau. Hasil analisis korelasi Kendall Tau untuk menguji hubungan antara latar
belakang pendidikan dengan prestasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan dan D-IV
Bidan Pendidik semester I di Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO tahun ajaran
2011/2012, diperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar 0,115 dengan nilai p-value
sebesar 0,016. Nilai koefisien korelasi hasil perhitungan uji statistik Kendall Tau yang
telah dilakukan secara komputerisasi selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai
Zhitung sebagai berikut:
Z
2(2 N 5)
9 N ( N 1)
0,115
2(2 x369 5)
9 x369(369 1)
0,115
15086
1222128
0,115
0,001216
Z 3,928
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Zhitung sebesar 3,928. Nilai Ztabel
pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,960. Oleh karena nilai Zhitung lebih besar
dari Ztabel (3,928>1,960) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05), maka
hipotesis dalam penelitian ini diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara
latar belakang pendidikan dengan prestasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan dan D-
IV Bidan Pendidik semester I di Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO tahun ajaran
2011/2012.
Nilai koefisien korelasi () sebesar 0,115, berdasarkan tabel intepretasi
koefisien korelasi menunjukkan bahwa keeratan hubungan dalam kategori sangat
rendah. Dapat disimpulkan hubungan antara latar belakang pendidikan dengan prestasi
belajar mahasiswa D-III Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik dalam kategori sangat
rendah12.
A. Pembahasan
1. Latar Belakang Pendidikan Mahasiswa D-III Kebidanan dan D-IV Bidan
Pendidik Semester I di Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO Tahun Ajaran
2011/2012.
Hasil analisis diketahui latar belakang pendidikan mahasiswa D-III
Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik semester I di Fakultas Ilmu Kesehatan
UNRIYO tahun ajaran 2011/2012 sebagian besar berasal dari SMA sebesar 78%.
Hasil ini dapat diartikan bahwa sebagian besar mahasiswa berasal dari latar
belakang pendidikan SMA yang memang dipersiapkan untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang ada di Indonesia pada
intinya terdiri dari pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah dan
pendidikan non formal yang dilaksanakan di luar sekolah5.
Pendidikan formal sendiri terdiri dari berbagai jenis dan latar belakangnya.
Pada tingkat menengah atas, jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan
umum dan pendidikan menengah kejuruan.UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal
18 disebutkan pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat5.
Latar belakang pendidikan yang diambil oleh siswa akan sangat
berpengaruh terhadap konsep dasar ilmu yang diperolehnya ketika menjalani
pendidikan. Setiap jenis pendidikan mempunyai spesifikasi bidang keilmuan yang
berbeda-beda sehingga pengetahuan, wawasan maupun penguasaan kompetensi
siswa yang diperoleh dari sekolah juga berbeda-beda. Hal ini akan sangat
berpengaruhi pada kelanjutan studi apabila siswa akan melanjutkan pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi.
Latar belakang pendidikan SMA merupakan tingkat pendidikan menengah
atas yang bersifat umum. Pada pendidikan SMA ini siswa memang dipersiapkan
untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang pendidikan tinggi. Bidang
keilmuan yang diajarkan mencakup semua ilmu dan bersifat umum. Pada jenjang
pendidikan SMA, ketika siswa masuk kelas XII akan dilakukan penjurusan agar
siswa mempunyai fokus pada bidang keilmuan yang akan ditekuni terutama
berkaitan dengan kelanjutan studi yang akan dipilihnya di perguruan tinggi.
Sesuai dengan6.
Bentuk pendidikan menengah atas lain yang ada di Indonesia adalah SMK.
Hasil penelitian ini diketahui sebanyak 11,4% mahasiswa berasal dari SMK.
Pendidikan SMK salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab untuk
menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan
keahlian, sehingga lulusannya siap terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK itu
sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan
diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian,
serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan
sikap professional. Sesuai dengan7 yang menyebutkan SMK merupakan salah satu
jenjang pendidikan formal pada tingkat menengah atas yang mengajarkan bidang
keahlian tertentu.
Hasil analisis juga diketahui terdapat sebanyak 6,2% mahasiswa berasal
dari SPK atau Sekolah Perawat Kesehatan. SPK merupakan jenjang pendidikan
setingkat SMA yang berfokus pada pendidikan keperawatan kesehatan. Jenjang
sekolah ini telah ditutup sejak tahun 2010, tetapi tidak jarang siswa lulusan SPK
ingin melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Jenjang pendidikan
formal menengah atas juga dapat ditempuh pada Madrasah Aliyah (MA).
Pendidikan MA sama dengan pendidikan SMA, hal yang membedakan adalah
pada MA terdapat muatan ilmu agama Islam yang lebih banyak. Lulusan MA
juga dipersiapkan untuk mampu melanjutkan studi pada pendidikan tinggi baik
pada perguruan tinggi yang berbasis Islam mapun perguruan tinggi umum.
Latar belakang pendidikan yang dipilih dan dijalani oleh peserta didik
berhubungan erat dengan ilmu dan wawasan yang diperolehnya. Latar belakang
pendidikan juga akan mempengaruhi kelanjutan studi pada perguruan tinggi.
Kelanjutan studi pada tingkat perguruan tinggi akan dapat berjalan dengan baik
apabila mahasiswa berasal dari latar belakang pendidikan yang relevan dan linier
dengan jurusan yang dipilihnya di perguruan tinggi. Jurusan yang tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikan mahasiswa, akan membutuhkan penyesuaian
dan proses belajar yang lebih mendalam untuk dapat mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan dengan baik. Sesuai4 menyebutkan pemilihan jurusan
yang sesuai bertujuan untuk memfokuskan minat dan potensi siswa pada bidang
keilmuan supaya lebih berkembang.
Pada jenjang pendidikan D-III Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik, latar
belakang pendidikan IPA adalah yang paling sesuai dengan jurusan kebidanan.
Hal ini dapat dijelaskan karena pendidikan IPA yang telah diperoleh di bangku
SMA menjadi dasar untuk mengembangkan bidang keilmuan kebidanan yang
dipilih sebagai jenjang pendidikan lanjutan. Sampai saat ini belum terdapat aturan
yang resmi dari Kemendiknas RI tentang latar belakang pendidikan masuk
jurusan D-III Kebidanan dan D-IV Bidan Pendidik. Adanya otonomi kampus
memberikan keleluasaan bagi kampus dan universitas untuk menerapkan
kebijakan dalam seleksi mahasiswa baru. Seperti yang dilakukan oleh UNRIYO,
dimana mahasiswa baru dari berbagai latar belakang pendidikan dapat masuk di
jurusan D-III Kebidanan dan D-IV Bidan pendidik, dengan satu aturan yaitu
adanya matrikulasi bagi mahasiswa yang berasal dari latar belakang pendidikan
non SMA IPA1.
1. BAAK, 2011. Data Jumlah Mahasiswi Semester I Program Studi Diploma III
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.
2. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
3. Danin dan Khairil. 2008. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jakarta :
Rineka Cipta.
10. PP IBI. 2009. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI Pusat.
11. Syah, M. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
13. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.