You are on page 1of 8
ISSN 2086-6550 TINDAKAN PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT HEPATITIS B YANG. DILAKUKAN OLEH PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT ‘TELOGOREJO SEMARANG Sri Hartini MA” ” Dosen Program Studi limu Keperawatan, STIKES Telogorejo Semarang ABSTRAK Penyakit Hepatitis B adalah radang hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, menimbulkan Kerusakan pada sel parenkhim hati, dan dapat mengakibatkan nekrosis serta_merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang serius. Manifestasinya berupa hepatitis Virus B akut dengan segala komplikasi dan lebih berbahaya adalah jika sebagai pengidap (karier) kronik HbsAg (Hepatitis B Surface Antigen) dapat merupaken sumber penularan bagi lingkungannya. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan penyakit yang dapat ditemukan di seluruh dunia dan merupakan masalah Kesehatan masyarakat yang serius. Akibat lengsung yang fatal dari kejadian infeksi ini amat kecil. schingga penyakit ini kurang mendapat perhatian serius. Seperti diketahui, infeksi virus Hepatitis B dapat mengakibatkan penyakit hati kronik seperti Sirosis Hepatitis. dan Karsinoma Hepatoselular. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman dan tindakan pencegahan penularan penyakit Hepatitis B. Disain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi melalui wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan pendukung (guide line) serta melakukan observasi langsung terhadap perawat yang sedang berdinas mengelola klien dengan hepatitis di unit rawat inap RS Telogorejo Semarang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bersifat terbuka, tidak disediakan Katagori jawaban sehingga informan dapat memberikan jawaban sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar informan memahami dan melaksanakan tindakan pencegahan penularan penyakit Hepatitis B pada perilaku tertentu yaitu : cuci tangan, pembuangan jaram suntik, pemisahan dan sterilisasi dat makan; namun demikian pada perilaku lainnya sebagian informan kurang memahami bahwa penularan penyakit hepatitis B dapat pula melalui: alat tenun yang terkontaminasi, termometer, cairan tubuh, alat mandi, dan Kontak Iangsung dengan darah pada saat ada luka yang terbuka. Dengan semakin tingginya angka kesakitan pada penyakit Hepatitis B, maka tindakan pencegahan penularan di RS Telogorejo perlu ditingkatkan, Rekomendasi yang bisa diberikan yaitu perlunya diberikan pelatihan atau’ pengarahan tentang prinsip-prinsip pelaksanaan pencegahan penularan Hepatitis B kepada perawat dan seluruh personil keschatan di RS Telogorejo Semarang pada khususnya dan rumah sakit-rumah sakit lain pada umumanya, ABSTRACT Hepatitis B isa viral inflamation disease of the liver caused by Hepatitis B virus, generating damage of parenchyme cells of the liver, and can result nekrosis and also represent cause of serious morbidity and mortality. Its manifestation could be an acute hepatitis infection with all its complications or more dangerous than the first is a Hbsag chronic carrier (HbSag/Hepatitis B Surface Antigen) can represent the source of infection to its environment. Infection of Hepatitis B virus (VHB) represent disease able to be found in all the world and represent the serious health problem of the society. Fatal direct effect its infectionis realtively smaal_ teeny, so that thisdisease lack of getting serious attention. Like known, virus infection of Hepatitis B can result chronic liver disese like Cirrhosis Hepatis and Hepatocelluler carcinoma. This Research have a purpose (© obiain an illustration about precaution and understanding infection of Hepatitis B infection. Research design is based on the use of descriptive and qualitative analysis: The Way in getting the information through interview with questions accompanied by (guide line) and also conducts direct observation to the nurse which are in charge to manage 46 J. Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol! No.1, Desember 2009 : 46-53 client with hepatitis B in the care unit of RS Telogorejo Semarang. The Questions have open characterization, therei is no specific category of answers so that the informan can give answer as according as his mind. Result this of research show most informan comprehend and execute precaution infection of disease of Hepatitis B at certain behavior that is cleaning hand, dismissal of hypodermic needle, appliance sterilization and dissociation of eaing tools. By the increment of morbidity rate hepatitis B , the prevention action at Telogorejo Hospital necessary to be promoted. The important recommendation should be provided to the nursesand medical co-workers. at Telogorejo hospital PENDAHULUAN Penyakit Hepatitis B adalah cadang hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, menimbulkan —kerusakan pada sel parenchim hati, dan dapat mengakibatkan nekrosis serta-merupakan — penyebab morbiditas dan mortalitas yang serius Manifestasinya berupa hepatitis Virus B akut dengan segala komplikasi dan lebih berbahaya adalah jika sebagai pengidap (karier) kronik HbsAg (Hepatiis B Suifaceantigen) dapat merupakan sumber penularan bagi lingkungannya. Indonesia merupakan negara dengan resiko endemisitas sedang sampai tinggi. Di Mataram saja tereatat jumlah penduduk terinfeksi Hepatitis B + 25-50% dengan tingkat pengidap 5-20%. Karena akibat langsung yang fatal dari kejadian infeksi ini amat kecil, sehingga penyakit ini kurang mendapat —perhatian —serius. — Seperti diketahui, infeksi vrus Hepatitis B.dapat mengakibatkan penyait hati kronik seperti Chirosis Hepatitis (CH) dan Karsinoma Hepatoselular (KHS).Kedua — penyakit tersebut merupakan penyakit yang sering dijumpai dan sering disertai_ komplikasi berat seperti perdarahan_ saluran bagian atas atau koma hepatik, merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia (Noer HMS, Sulaiman A, Hadi S, 1991). Sumber penularan infeksi_ VHB adalah individu dengan HbsAg (+) dan terutama HbsAg positif pada fase akut penderita Hepatitis kronis, serosis hati dan kanker hati. Transmisi penyakit ini dapat secara vertikal dani ibu ke janin yang dikendung, secara horisontal dari seorang individu ke individu lainnya, seperti melalui tusukan jarom ataw alat intra vena Tainnya yang terkontaminasi_- VHB. Penularan " secara horisontal ini perlu serna mendapat perhatian dari personil kesehatan Khususnya perawat, Perawat adalah seorang yang memiliki —pengetahuan dan ketrampilan —keperawatan, melalui pendidikan formal, bertanggung jawab perawat profesional dan mempunyai perhatian terhadap diagnosa, respon pengobatanserta-membantu, merawat orang sakit dengan ramah, sabar, caring, db. Tetapi bila tidak memahami cara penularan dan melaksanakan pencegahan penyakit Hepatitis B. maka kemungkinan besar akan memindahkan infeksi VHB dari seseorang ke individu lainnya, Dati pengamatan yang selama ini penulis Takukan, belum semua personil Kesehatan Khususnya perawat melakukan tindakan secara benar dalam menangani _pasien dengan VHB. Salah satu contoh, dalam pengambilan darah atau membuang urine Klien dengan VHB belum semua perawat menggunakan sarung tangan.Sejak tahun 193 hingga tahun 2001, RS. Telogorejo merawat klien dengan Hepatitis B sebanyak 117 orang, 5 diantaranya adalah karyawan RS, Telogorejo. Dengan latar belakangan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “sejauh mana tindakan pencegahan penularan penyait Hepatitis B yang dilakukan oleh perawat pelaksana atau ketua tim dengan pendidikan Akademi Keperawatan di unit rawat inap, di RS, ‘Telogorejo Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gamharan tentang pemshaman dan tindakan—pencegahan —_penularan penyakit Hepatitis B. METODOLOGI PENELITIAN Disain dalam yang digunakan adalah deskriptif penelitian penelitian ini Tindakan Pencegahan penularan Penyakit Hepatitis B (8, Hartini) 47 kualitatif, untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan bertujvan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman dan tindakan pencegahan penularan penyakit Hepatitis B yang dilakukan oleh perawat. Cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi melalui wawaneara dengan pertanyaan-pertanyaan pendukung. (guideline) serta melakukan — observasi langsung terhadap perawat yang sedang berdinas mengeloln klien dengan hepatitis yang ada di unit rawat inap seat itu, Pertanyaan-pertanyaan tersebut _bersifat lerbuka, tidak disediakan katagori jawaban sehingga informan dapat memberikan Jawaban sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Informan yong digunakan dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana/ketua tim yang berdinas di unit rawat inap, pendidikan D3_keperawatan, dan bersedia menjadi responden dengan menanda-tangani surat persetujuan menjadi informan, Jumlah informan sebanyak 10. Penelitian dilakukan dj unit rawat inap RS. Telogorejo Semarang, Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tape-recorder yang dipergunakan untuk merekam saat wawaneara. Data yang (eth dibuat transkripnya akan dipitih untuk ditabulasi atau klasifikasi dan analisa isi (content analysis). HASIL PENELITIAN Pengetahuan Tentang Cuci Tangan Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, didapatkan data bahwa semua informan adalah lulusan Akademi Keperawatan, mereka mengetahui dengan baik, mengapa harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada Klien. Menjelaskan dengan baik bagaimana cara mencuci tangan dengan benar, Merekit selalu melakukan cuci tangan dengan benar.yaity—* menggunakan anti septik atau sabun dengan menyikat tangan dari siku ke jari-jari tangan dibawah air -mengalir..". Mereka mengatakan itu hal yang sangat penting, Karena cuci_—tangan sebagai ‘pencegahan..", agar tidak — terjadi infeksi. ——nosokomial..", untuk desinfektan,..","... menjaga Kebersilan, bebas kuman dan agar tetap sehat...". Sebagian informan mengatakan cuci tangan uniuk “... menghindari penularan, Hasil observasi pada saat penelitian didapatkan, bahwa semua informan perawat telah melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah mereka sudah melakukan tindakan uci tangan scsuai dengan prosedur cuci tangan yang benar. Pembahasan aspek cuci tangan, menurut WHO (1996) mengatakan bahwa cuci tungan merupakan satu-satunya, pencegahan yang paling penting dalam penyebaran infeksi. Pengetahuan tentang isolasi ruang Jawaban yang diperoleh dari informan dalam menjawab —pertanyaan apakah Klien Hepatitis B harus diisolasi atau disendirikan adalah heterogen, Sebagian besar informan _mengatakan setuju.." bila Klien Hepatitis B harus lisendirikan atau diisolasi karena, “.penularannya melalui darah, urine, feses sehingga menyebabkan infeksi nosokomial,..”, Mereka juga mengatakan rung isolasi dapat"... mengurangi penvlaran... "..karena virus atau human dapat berpindah tempat dari satu orang ke orang yang lainnya..". Juga dikatakan akan "lebih balk Klien Hepatitis B dicampur dengan Hien dengan kasus yang sama... ”. Sebagian informan mengatakan *..tidak dengan alusan penularan Hepatitis tidak secara langsung tapi hanya ‘melalui darch.... Pemakaian ruang isolasi bila Klien “..besarbenar dalam kondisi lemah, tidak kooperatif dan kesadaran menurun, juga penyakit kulit..” (Steven Johnsen, HIV), Sebagian kecil informan ini mengatakan "minder atau matu kepada Klien sebelahnya, tapi kasihan klien di sebelahinya bila dicampur dengan klien Hepatitis B.." ‘Tingkat pengetahuan tentang pemisahan darah atau cairan tubub Sebagian besar informan mengstakan etuju untuk dipisahkan...". tapi selama ini tidak dipisahkan, Alasannya penularan jewat darah sehingga tindakan itu tidak terjadi nosokomial infeksi..". Pengitiman harus dibefi identitas dan diagnosa yang jelas, sehingga tidak terjadi kesalahan ‘dengan tertukarnya darah Klien Hepaitis B dengan penyakit yang lain, Satu orang informan mengatakan “..tidak hares 48 J. Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Volt No.t, Desember 2009 : 46-53

You might also like