You are on page 1of 26
GERILYAMELOLOSKAN / LOBISAWIT UU ANTITERORISME / JALUR VATIKAN INVESTIGASI PAHAM RADIKAL DI KAMPUS KITA WAWANCARA KHUSUS DENGAN MAHASISWI YANG DIDUGA BERNIAT MENUSUK POLIS! DI MARKAS BRIMOB. RADIKALISME LEWAT PERGURUAN TINGG! DAN MEDIA SOSIAL. 28 MEt-3 JUNI 2018 Rp 45.00 va ana Ea ic iN il ill | | i 9770128 427302 wasiowasae BABAK BARU ANTITEROR DEWAN Perwakilan Rakyat akhirnya mengesahkan Undang- Undang Antiterorisme yangbaru.Tentara Nasional Indonesia ipastikan teribat dalam penanganan asus terorisme. Meski begitu, pengerahan tentara bakal diatur lewatregulasiturunan boleid itu. Tarik-ulur wewenang TNidan Polridalam menangani teror belumberes, EKONOM! SINYAL NASIONAL RINGKASAN 20 OPINI PRELUDE ALBUM 12 SENI PAMERAN FOTO S4 INVESTIGAS! | 36 BENIH RADIKALISME DIKAMPUS KITA BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme menyatakan hampir semua kampus di Indonesia terpapar radikalisme sejak 30 tahun silam. Bagaimana paham yang setuju dengan organisasi teror seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bisa masuk jauh ke dunia pendidikan tinggi kita? Tempo mewawancarai Siska Nur Azizah dan Dita Siska Millenia, yang diduga hendak menyerang polisi di Markas Brigade Mobil, Depok, tiga pekan lalu. TEM ve me 40M ERQNOMI7G SPORT 62 ¢ LOBITINGGI GERAI TAKHTA CEPAT AHLI suc MEMANJAT PANJAT UPayapemerintah = TEBING icruapean MENJAD| wee GAMES mengkampanyekan 2018. moment PIAWAI DI eksporsjutatonsawit ~KATEGORI ee TSR CEPAT. a — OPINI Tempo, 28 Mei-3 uni 2018 BIBIT TERORISME DI KAMPUS DA kombinasi mengerikan yang membuat kampus- ‘kampus perguruan tinggi menjadi sarang tumbul- nya paham radikalisme berbasis dogma agama: ga- sgalnya sistem pendidikan dan masifnya teknologi menyebarkan informasi, Munculnya Siska Nur Az zah di Markas Komando Brigade Mobil untuk membantu narapi- dana teroris menunjukkan kerentanan dua faktor itu. Siska ada- ah mahasiswa semester keenam Universitas Pendidikan Indone- sia, Bandung. Siska menganggap para narapidana yang masuk kerangkeng Brimob di Kelapa Dua, Jawa Barat, karena membunuh dan me- nngebom orang lain sebagai bukan teroris. Peremapuan 21 tahun ini ahkan mengidolakan Aman Abdurrahman, mantan pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid ‘yang kini membentukjamaah Ansharud Dau lah, yang divonis mati karena menjadi dalang sejumlah peledakan bom. siska mengakeu be- Iajar gerakan terorisme lewat Internet dan ka- nabkanal diskusidiTelegram. Ta sebetulnya seorang mahasiswa yang kr Us: banyak bertanya akibat mendapat infor ang sedikit. Ia mempelajargtagasan Ne- sara [slam Irak dan Suriah (SIS) lewat kali- ‘an di kampusnya soal politik global. alih-alin ‘mendapatkan penjelasan tuntas tentang apa InaISIS dari sejarah dan perspektif geopolitk, Siska hanya menerima kesimputan dari do: sennya bahwa ISIS itu jahat dan bentukan in- telijen Amerika serta srael ‘Bingung dengan apa yang diterimanya, Sis- ka berselanear di Internet. Ia menemukan informasi sebaliknya di ranah maya. Sudah lama kita tahu ISIS memakai Internet untuk propaganda. Mereka memakai mesin algoritma untuk mempermudah peselancar ber temu dengan Konten-konten propaganda mereka, Dengan tekno- Jogi peramban, Siska dengan mudah mendapatkan informast seal IsISlewat kantor berita kelompokradikal itu. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggolongkan ‘iska sebagai mahasiswa radikal dalam sikap dan tindakan. Ia su- ‘dah melampaut radikal dalam pikiran. Di luar Siska, penelitian BNPT dalam tiga tahun terakhir menemukan bahwa semua ma- hasiswa di perguruan tinggi negeri di Jawa dan Sulawesi telah ter papar paham radikalisme dalam tahap pikiran dan sikap. Mereka ‘menerima begitu saja paham-paham yang bersumber pada tafsir kakuterhadap dogma agama, lalu mempraktikkannya dalam dis -kusi-diskus di organisasiresmi yangdliakui kampus. ‘Menurut BNP, intoleransi merupakan awal radikalisme, Me- eka yang radikal umumnya merasa paling benar. Intoleransime- ‘nutup sikap ragu pada keyakinan sendiri alu menolak suara lain ‘yang berbeda-sebual sikap yang bertentangan dengan norma perguruan tinggi Dengan cara itu, paham radikal cepat menyebar. Kendati BNPT. ‘menemukan persebarannya dimulai 30 tahun lalu, teknologt de- ‘ngan masif mengamplifikasinya di zaman Google seperti seka- rang. Paraagen paham radikaltakharusbertemu dengan sasaran- nya atau menggelar diskusi untuk mengagitasi mereka, Propagan- dis radikalisme cukup menarik calon korban ke grup Telegram ddan Whatspp, lalu mencucl otak mereka de- nganideologrideologisesat. ?Pemerintah harus membuatstrategi untuk ‘menangkal penyebaran radikalisme lewat je ringan Internet. Salah satu yang terpenting: ‘menguatkan perguruan tinggi sebagai pusat mu dan inovasi. Pemerintah harus mencegah radikalis ime sejake dari sumbernya: membuat kutik Jum yang menguatkan logika agar siswa dan rmahasiswa tak mudah teperdaya pada pelba- ‘gai dogma, Pelajaran humaniora dan penge- tahuan pedagogik bagi guru harus diperba- rnyak agar siswa dan mahasiewa punya fonda. si pikiran yang kokoh dalam mengarungi due nia teknologi yang penuh dengan aneka war nainformasiini, ‘Terorisme adalah kejahatan kemanusiaan yang luar biasa. Menghadapinya perlu taktik ddan strategijangka panjang karena menyang- ut ideologt dan pikiran, Universitas Pendidikan Indonesia ber ‘maksud baik dengan membuka mata kuliah kajian geopolitik un- ‘tuk membuka wawasan mahasiswa. Dalam kasus Siska, pelajar- ‘an itu menjadi malapetaka karena dosen tak mampumenjelaskan materi yang kompleks, ‘Sistem pendidikan, dengan kemampuan dosen dan kurikulum vyang padu, akan menyelamatkan perguruan tinggi dari paparan radikalisme yang membunuh akal sehat. Program deradikalisasi takboleh menjadi tanggung jawab BNPT semata, tapisudah harus ‘menjadi tanggungjawab lintas embaga. Penanganan radikalisme di sekolah tak hanya akan menentukan wajah lembaga pendliik- ankita, tapjuga masa depan Indonesia. uni 20'8 | TEMPO 28

You might also like