You are on page 1of 6

Vol. 12. No.

2 Maret 2006 ISSN 0854-4263

INDONESIAN JOURNAL OF

CLINICAL PATHOLOGY AND


MEDICAL LABORATORY
Majalah Patologi Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik

SUSUNAN PENGELOLA MAJALAH INDONESIAN JOURNAL OF


CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY

Pelindung (Patron)
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia

Penasehat (Advisor)
Prof. Marsetio Donosepoetro dr., SpPK(K)
Prof. Siti Budina Kresna dr., SpPK(K)
Prof. Dr. Herman Hariman dr., SpPK(K)
Dr. R. Darmawan Setijanto drg., Mkes

Penelaah Ahli/Mitra Bestari (Editorial Board)


Prof. Hardjoeno dr., SpPK(K)
Prof. Dr. Indro Handojo dr., SpPK(K)
Prof. Dr. J B Soeparyatmo dr., SpPK(K)
Prof. Riadi Wirawan, dr., SpPK(K)
Prof. Dr. A A G Sudewa dr., SpPK(K)
Prof. Rahayuningsih, dr., SpPK(K), DSc
Prof. Chatar dr., SpPK(K)
Prof. Tiki Pang, PhD
Prof. Dr. Krisnowati drg., SpPros.

Penyunting Pelaksana (Mananging Editors)


Dr. Prihatini dr., SpPK(K), Marzuki Suryaatmadja dr., SpPK(K), Dr. Adi Prijana dr., SpPK(K),
Budiman dr., SpPK(K), Dr. Kusworini Handono Kalim dr., Mkes, Adi Koesoema Aman dr., SpPK(K),
Dr. Rustadi Sosrosumihardjo, dr., DMM, MS., SpPK(K), Yuli Kumalawati dr., SpPK(K),
Lia Gardenia Partakusuma dr., SpPK, Dr. Ida Parwati dr., SpPK, Dr. FM Yudayana dr., SpPK(K),
Yuli Soemarsono dr., SpPK, Brigitte Rina Aninda Sidharta dr., SpPK, Tjokorde Gde Oka dr., SpPK

Asisten Penyunting (Assistants to the Editors)


Dr. Harsono Notopoero dr., SpPK(K),Yolanda dr., SpPK(K),
Dr. Sidarti Soehita FHS., dr., MS, SpPK(K), Dr. Jusak Nugraha, dr., MS, SpPK,
Endang Retnowati dr., MS, SpPK, Aryati, dr., MS., SpPK

Pelaksana Tata Usaha


Leonita Aniwati dr., SpPK, Yetti Hernaningsih dr., SpPK:
Tab. Siklus Bank Jatim Cabang RSU Dr. Soetomo Surabaya; No AC: 0323551651;
Email: pdspatklin_sby @telkom.net. (PDSPATKLIN Cabang Surabaya),
Bendahara PDSPATKLIN Pusat, RS PERSAHABATAN, Jakarta Timur, Tlp. 62-021-4891708, Fax. 62-021-47869943
Email: pds_patklin@yahoo.com

Alamat Redaksi (Editorial Address)


Laboratorium Patologi Klinik RSU Dr. Soetomo Jl. Prof. Dr. Moestopo 68 Surabaya Tlp/Fax. (031) 5042113,
Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Unair, Jl. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya, Tlp (031) 50202513
Fax (031) 5022472, Email: pdspatklin_sby @telkom.net.
Vol 12. No. 2 Maret 2006 ISSN 0854-4263

INDONESIAN JOURNAL OF

CLINICAL PATHOLOGY AND


MEDICAL LABORATORY
Majalah Patologi Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik

DAFTAR ISI
PENELITIAN
Hasil Tes Laju Endap Darah Cara Manual dan Automatik
(The Manual and Automatic Tests Results of Erythrocyte Sedimentation Rate)
N. Ibrahim, Suci Aprianti, M. Arif, Hardjoeno ........................................................................................................ 45–48
Analisis Kadar Osteokalsin Serum Osteopenia dan Osteoporosis
(The Analysis of Serum Osteocalcin Level on Osteopenic and Osteoporotic Subjects)
N Sennang AN, Mutmainnah, RDN Pakasi, Hardjoeno ........................................................................................ 49–52
Old People and Diabetes Mellitus
(Orang Lanjut Usia dan Diabetes Mellitus)
Hardjoeno ........................................................................................................................................................................ 53–57
Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap Obat Anti Tuberkulosis
(Drug Resistance of Mycobacterium tuberculosis)
A. Nikmawati, Windarwati, Hardjoeno .................................................................................................................... 58–61
Analisis Temuan Basil Tahan Asam Pada Sputum Cara Langsung Dan Sediaan Konsentrasi Pada
Suspek Tuberkulosis
(Analysis of Acid Fast Bacilli (AFB) Findings and Concentrated Slides in Suspected Tuberculosis)
Elisabeth Frida, S. Ibrahim, Hardjoeno ................................................................................................................... 62–64
Pola Mikroorganisme pada Liang Vagina Wanita Hamil di RSU Dr. Soetomo Surabaya
(The Microorganism Pattern in the Vagina of Pregnancy Women in Dr. Soetomo Hospital Surabaya)
Sianny Herawati, Prihatini, M.Y. Probohoesodo .................................................................................................... 65–67
Pengumpulan dan Batas Pemakaian Sampel Popok pada Perbenihan Urin
(Collection and the Limit Time of Using Diapers Samples for Urine Related Culture)
Rini Riyanti, Prihatini, M.Y. Probohoesodo ............................................................................................................. 68–70

TELAAH PUSTAKA
Diagnosis Laboratorik Flu Burung (H5N1)
(Laboratoric Diagnosis of Avian Influenzae (H5N1))
B. Mulyadi, Prihatini ..................................................................................................................................................... 71–81

LAPORAN KASUS
Abortus Habitualis pada Antiphospholipid Syndrome
(The Habitualis Abortion in Antiphospholipid Syndrome)
L. P. Kalalo, S. Darmadi, E. G. Dachlan ..................................................................................................................... 82–87

MENGENAL PRODUK BARU


Evaluasi Pemeriksaan Imunokromatografi untuk Mendeteksi Antibodi IgM dan IgG Demam Berdarah
Dengue Anak
(Evaluation of Immunochromatography Method for Determination of Immunoglobulin M And G Anti-
dengue in Dengue Pediatric Patients)
Ety Retno Setyowati, Aryati, Prihatini, M.Y. Probohoesodo ................................................................................ 88–91

MANAJEMEN LABORATORIUM
Pengendalian Mutu Bidang Mikrobiologi Klinik
(Quality control in clinical microbiology)
Prihatini ........................................................................................................................................................................... 92–98

INFORMASI LABORATORIUM MEDIK TERBARU ................................................................................ 99–101

Dicetak oleh (printed by) Airlangga University Press. (048/0406/AUP-B3E). Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia.
Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail: aupsby@rad.net.id.
Kesalahan penulisan (isi) di luar tanggung jawab AUP
MENGENAL PRODUK BARU

EVALUASI PEMERIKSAAN IMUNOKROMATOGRAFI UNTUK


MENDETEKSI ANTIBODI IgM DAN IgG DEMAM BERDARAH DENGUE
ANAK
(Evaluation of Immunochromatography Method for Determination of Immunoglobulin
M and G Anti-dengue in Dengue Pediatric Patients)

Ety Retno Setyowati*, Aryati*, Prihatini*, M.Y. Probohoesodo*

ABSTRACT

The gold standard diagnosis of DHF by RT-PCR needs a complex technology and is time consuming. Serological tests have been
developed to detect IgM and IgG anti dengue to determine primary as well as secondary acute phase infection. IgM and IgG antidengue
tests by immunochromatography have been used, due to a high diagnostic validity, also because they are simple, practicable, easy, rapid
(15–30 minutes), can be used in a single serum sample. ELISA method has been used as a confirmation method. The aim of this study
is to evaluate the immunochromatography method in detecting IgG and IgM anti dengue of DHF patients. The study was performed
on 50 serum samples from patients of the ICU Department of Paediatrics Dr. Soetomo Hospital, Surabaya during July–August 2005
with dengue virus infection according to the 1997, WHO criterion and 27 serum samples from non dengue virus infection patients.
ELISA method showed positive infection in 44 samples. Immunochromatography method showed positive infection in 43 samples, but
was negative in 1 sample. Diagnostic sensitivity of Immunochromatography is 97.7% (43/44) and the diagnostic specificity is 92.6%
(25/27). Immunochromatography method has a high diagnostic value in assisting the diagnosis of DHF.

Key words: DHF, immunochromatography, ELISA

PENDAHULUAN kasus dari tahun ke tahun, hal ini kemungkinan


disebabkan karena perubahan musim penghujan. Di
Demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini Indonesia, epidemi dimulai sesudah bulan September
masih menjadi masalah kesehatan yang penting di dan mencapai puncaknya pada bulan Desember.
Indonesia. Selama kurun waktu 20–25 tahun sejak Didasari data kasus DBD terakhir tahun 2000,
awal ditemukan kasus DBD, angka kejadian luar kejadian tertinggi di Surabaya sebesar 58,89%.1,2
biasa penyakit ini diperkirakan berulang setiap Berdasarkan serotipe virus dengue yang
5 tahun dengan angka kematian tertinggi pada tahun menjangkiti manusia, maka infeksi virus dengue
1968 dan angka kejadian penyakit DBD tertinggi dapat dibagi menjadi dua (2), yaitu infeksi primer
pada tahun 1988. Berdasarkan jumlah kasus DBD dan infeksi sekunder. Kekebalan seumur hidup
yang dilaporkan di wilayah Asia Tenggara, Indonesia terhadap serotipe homologous muncul setelah
termasuk peringkat kedua setelah Thailand. infeksi primer. Studi epidemiologi di Asia Tenggara
Umumnya, DBD menyerang anak-anak yaitu 95% menunjukkan bahwa DBD atau Sindrom Syok Dengue
kasus yang dilaporkan berumur kurang dari 15 tahun. (SSD) banyak terjadi selama infeksi sekunder, yaitu
Dalam 5 tahun terakhir serangan penyakit cenderung oleh serotipe virus yang berbeda daripada virus
meningkat di golongan orang dewasa. Berbagai penyebab infeksi primer. Penampakan klinis infeksi
negara juga melaporkan bahwa kasus usia dewasa virus dengue sekunder lebih berat dibandingkan
meningkat selama terjadi kejadian luar biasa (KLB). dengan infeksi primer. Di beberapa kepustakaan
Menurut data kasus DBD di Jawa Timur antara tahun tertera bahwa infeksi primer hanya menyebabkan
1996 sampai 2000 menunjukkan variasi peningkatan suatu keadaan yang disebut febrile self limiting disease,
sedangkan infeksi sekunder dapat menimbulkan
komplikasi yang berat. Oleh karena itu sangat perlu
membedakan infeksi dengue primer atau sekunder
untuk prognosis DBD/SSD yang lebih baik dan tidak
* Bagian/Laboratorium Patologi Klinik FK Unair/RSU Dr Soetomo, E-mail: hanya sekedar menemukan hasil positif atau negatif
pdspatklin_sby@telkom.net infeksi dengue.1

88
Diagnosis laboratorium DBD dilakukan melalui bulan Juli 2005 sampai dengan bulan Agustus
isolasi virus, menemukan antigen atau antibodi. 2005 dan 27 penderita non DBD yang terdiri atas
Isolasi virus merupakan cara diagnosis yang terbaik dua (2) penderita tifoid (kultur empedu positif),
karena hasil langsung dapat diketahui sampai dengan lima (5) penderita difteri (kultur difteri loeffler
serotipenya, tetapi cara ini sulit, lama, dan mahal. positif), 10 penderita bronkop-neumonia (foto torak
Penemuan antigen virus dengue dapat ditentukan menunjukkan pneumonia, pemeriksaan darah tepi
dengan cara hibridisasi DNA-RNA atau dengan menunjukkan lekositosis), 10 penyakit infeksi saluran
metode PCR. Cara inipun masih cukup mahal, rumit, kemih (lekosit positif di sedimen urin dan nitrit positif
dan membutuhkan peralatan khusus. Uji serologi di carik celup urin).
didasari timbulnya antibodi di penderita yang Metode immunokromatografi menggunakan
terjadi setelah infeksi. Uji serologi ini antara lain H I Dengue Duo IgM and IgG Rapid Cassette, PanBio
(Hemaglutination Inhibition), CF (Complement Fixation Catalogue No.R-DEN03D & metode ELISA
test), NT (Neutralization test), pemeriksaan antibodi menggunakan Dengue Duo IgM and IgG capture ELISA,
IgM antidengue dan IgG antidengue menggunakan PanBio Catalogue No.E-DEN02G.
metode ELISA dan metode imunokromatografi.1,3 Uji
serologi HI merupakan bakuan emas menurut WHO
1997 untuk diagnosis infeksi virus dengue, tetapi HASIL
tidak spesifik dan membutuhkan sepasang serum
dengan perbedaan waktu tingkatan akut dan baru Sebanyak 50 sampel serum penderita yang
menyembuhkan antara 7 dan 10 hari. bergejala klinis demam berdarah dengue diperiksa
Pemeriksaan antibodi IgM dan IgG antidengue menggunakan Dengue Duo IgM and IgG capture ELISA
merupakan uji serologi yang banyak digunakan. (lihat Tabel 1).
Pemeriksaan ini menggunakan metode ELISA dan
hanya memerlukan serum tunggal untuk diagnosis Tabel 1. Hasil pemeriksaan Dengue Duo IgM and IgG capture
infeksi virus dengue.3 Metode ELISA mempunyai ELISA
sensitivitas 78%, sedangkan uji HI 53%, menggunakan Jenis
sepasang serum sensitivitas metode ELISA di infeksi Ig M + Ig M -
Imunoglobulin
primer 97,9% dan infeksi sekunder 100%.4
Ig G + 26 (S) 11 (S)
Uji serologi yang belakangan ini telah Ig G - 7 (P) 6 (N)
dikembangkan ialah metode imunokromatografi,
karena dapat menemukan antibodi IgM dan IgG Ket: S: sekunder; P: primer; N: negatif
antidengue menggunakan serum tunggal dalam waktu
singkat, caranya mudah dan cepat (15 sampai 30 Tabel di atas menunjukkan bahwa Dengue Duo IgM
menit), praktis serta sederhana. Uji tersebut memiliki and IgG capture ELISA memberikan hasil positif di 44
keandalan diagnostik dengan sensitivitas 100% di sampel (88%) terdiri dari infeksi sekunder 37 sampel
infeksi primer dan 93,3% di infeksi sekunder.5 (74%), infeksi primer tujuh (7) sampel (14%) dan
Diagnosis yang telah ditegakkan dengan hasil negatif di enam (6) sampel (12%).
pemeriksaan klinis dan laboratoris (WHO, 1997), Didasari 44 sampel yang positif terinfeksi virus
ditunjang dengan pemeriksaan serologis antibodi dengue, diperiksa menggunakan Dengue Duo IgM
IgM anti-dengue ataupun IgG anti-dengue akan and IgG Rapid Cassette dan menunjukkan 43 sampel
mempertajam diagnosis DBD. 6 Penelitian ini (97,7%) positif terdiri dari infeksi sekunder 36 sampel
bertujuan mengevaluasi hasil pemeriksaan metode (81,4%), infeksi primer tujuh (7) sampel (16,3%)
imunokromatografi dalam mendeteksi antibodi IgM dan satu (1) sampel (2,3%) negatif (lihat Tabel 2
dan IgG anti-dengue penderita demam berdarah dan Tabel 3).
dengue anak, mengetahui apakah terdapat perbedaan
bermakna antara nilai metode imunokromatografi Tabel 2. Hasil pemeriksaan Dengue Duo IgM and IgG Rapid
Cassette
penderita DBD dan non DBD, menentukan sensitivitas
dan spesifisitas metode imunokromatografi pada Jenis
penderita DBD. Ig M + Ig M -
imunoglobulin
Ig G + 26 (S) 10 (S)
Ig G - 7 (P) 1 (N)
BAHAN DAN CARA KERJA
Ket: S: Sekunder; P: Primer; N: Negatif
Penelitian ini bersifat pengamatan (observasional).
Sampel serum berasal dari 50 penderita DBD yang Sampel penderita non DBD yang berjumlah 27
dirawat di Unit Perawatan Intensif Bagian Ilmu diperiksa menggunakan Dengue Duo IgM and IgG
Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya antara Rapid Cassette menunjukkan hasil positif di dua

Evaluasi Pemeriksaan Imunokromatografi - Setyowati, dkk. 89


(2) sampel (7,4%) dan 25 sampel (92,6%) negatif Diagnosis penunjang infeksi virus dengue yang
(Tabel 3). sampai saat ini masih dianjurkan adalah pemeriksaan
serologis yaitu uji hambatan hemaglutinasi (WHO,
Tabel 3. Hasil pemeriksaan Dengue Duo IgM and IgG Rapid 1997). Metode ini dapat menentukan jenis infeksi
Cassette di penderita non-DBD primer ataupun sekunder, cukup sensitif (80%) tetapi
tidak spesifik (infeksi oleh famili Flavivirus lainnya
Jenis Ig Ig M Ig G
Penyakit + +
Ig M- IgG - juga ditemukan). Diperlukan serum ganda yang
diambil waktu masuk rumah sakit saat akut dan
Tifoid 1 - - -
masa menjadi sembuh yaitu tujuh (7) hari setelah
Bronkopneumonia - - - -
Difteri - 1 - - pengambilan pertama. Kenyataan di lapangan
ISK - - - - membuktikan bahwa apabila penderita sudah pulang
ke rumah, serum ganda yang didapatkan kurang dari
50%.
Nilai diagnostik Dengue Duo IgM and IgG Rapid
Dengue Duo IgM and IgG capture ELISA merupakan
Cassette yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat
salah satu pemeriksaan serologis menggunakan
diringkas dalam Tabel 4.
metode ELISA, digunakan sebagai metode
pengukuhan dalam menemukan antibodi IgM dan IgG
Tabel 4. Hasil pemeriksaan Dengue Duo IgM and IgG Rapid
Cassette di penderita DBD dan penderita non-DBD
antidengue, menggunakan serum tunggal langsung
dapat membedakan infeksi primer maupun sekunder.
ICT Klinis DBD Non DBD Waktu pelaksanaan pemeriksaan kurang lebih 2,5 jam
Positif 43 2 dan memerlukan peralatan lengkap di laboratorium.
Negatif 1 25 Hasil pemeriksaan bersifat kuantitatif, hasil yang
dibaca berupa penyerap masuk (absorben) yang
Hasil penelitian di 44 sampel penderita DBD, kemudian dialihkan menjadi satuan atau rasio.7
menunjukkan bahwa 43 sampel (97,7%) memberikan Pemeriksaan serologis yang banyak digunakan saat
hasil Dengue Duo IgM and IgG Rapid Cassette positif ini menggunakan metode imunokromatografi. Dengue
dan satu (1) sampel (2,3%) memberikan hasil negatif Duo IgM and IgG Rapid Cassette yang menggunakan
(p < 0,0001). metode imunokromatografi ini berbentuk kaset,
Hasil Dengue Duo IgM and IgG Rapid Cassette dapat mendeteksi antibodi IgM dan IgG antidengue
terhadap 27 sampel penderita non DBD didapatkan di serum tunggal, plasma ataupun darah utuh. Cara
bahwa 25 sampel (92,6%) menunjukkan hasil negatif menggunakannya sangat mudah, tidak memerlukan
dan dua (2) sampel (7,4%) menunjukkan hasil positif peralatan lengkap dan untuk membacanya cukup
(p < 0,0001). hanya dengan melihat perubahan warna di garis
Didasari data hasil penelitian tersebut di atas, dalam waktu yang cepat (15 menit), sehingga jauh
ternyata: lebih praktis dibandingkan dengan uji serologis
1. Sensitivitas diagnostik Dengue Duo IgM and IgG lainnya. Cara tersebut memiliki nilai diagnostik yang
Rapid Cassette adalah 97,7% tinggi.5,8
2. Spesifisitas diagnostik Dengue Duo IgM and IgG Penelitian mengenai Dengue Duo IgM and IgG
Rapid Cassette adalah 92,6% Rapid Cassette telah banyak dilakukan di luar negeri
dengan hasil yang memuaskan,5 mengevaluasi infeksi
dengue akut menggunakan Dengue Duo IgM and IgG
capture ELISA dibandingkan dengan Dengue Duo IgM
PEMBAHASAN
and IgG Rapid cassette. Kemampuan menemukan
Imunoglobulin M (IgM) antidengue merupakan infeksi primer di Dengue Duo IgM and IgG capture
respon antibodi primer di penderita yang terinfeksi ELISA memiliki sensitivitas 97,9%, Dengue Duo IgM
virus dengue untuk pertama kali, dapat ditemukan and IgG Rapid cassette 100%, sedangkan di infeksi
saat suhu tubuh turun atau setelah hari ke-3 sampai sekunder sensitivitas Dengue Duo IgM and IgG capture
ke-6 sakit. Kadarnya meningkat selama 1 sampai 3 ELISA 100%, Dengue Duo IgM and IgG Rapid Cassette
minggu dan bertahan 60 sampai 90 hari, sedangkan 93,3%, dengan spesifisitas Dengue Duo IgM and IgG
imunoglobulin G (IgG) baru muncul setelah hari Rapid Casete 94,2%.
ke-14 sakit. Di infeksi dengue sekunder, antibodi yang Peneliti lain,5 membandingkan Dengue Duo IgM
terbentuk pertama adalah IgG dan sesudah dapat and IgG Rapid Cassette dengan Dengue Duo IgG and
ditemukan sejak awal sakit atau sekitar hari ke-2 IgM capture ELISA dalam mendeteksi infeksi dengue
sakit serta dapat bertahan lama hingga seumur hidup. menunjukkan sensitivitas diagnostik Dengue Duo
IgM bila ditemukan kadarnya akan sangat rendah dan IgM and IgG Rapid Cassette 94% (109/116) dengan
biasanya tidak melebihi kadar IgG. spesifisitas diagnostik 93,5% (87/93). Kemampuan
menemukan infeksi primer di Dengue Duo IgM and IgG

90 Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 2, Mar 2006: 8891
Rapid Cassette memiliki sensitivitas 81,8% (27/33), pemeriksaan klinis serta pemeriksaan laboratorium
sedangkan di infeksi sekunder 88% (73/83). lainnya.9
Hasil pemeriksaan Dengue Duo IgM and IgG
Rapid Cassette di penderita DBD dan non DBD
memperlihatkan bahwa dengan uji eksak Fisher SIMPULAN
diperoleh harga p < 0,0001. Jadi didapatkan
perbedaan yang sangat bermakna antara nilai Dengue Metode imunokromatografi Dengue Duo IgM and
Duo IgM and IgG Rapid Cassette penderita DBD dan IgG Rapid Cassette bernilai diagnostik tinggi dalam
non DBD. membedakan penyakit DBD dan non DBD karena
Sensitivitas diagnostik Dengue Duo IgM and IgG sensitivitas diagnostik amat tinggi dan spesifisitas
Rapid Cassette pada penelitian ini adalah 97,7%. diagnostik tinggi.
Berdasarkan karateristik tes uji laboratorium
termasuk kriteria amat tinggi. Hal tersebut di atas
disebabkan karena Dengue Duo IgM and IgG Rapid UCAPAN TERIMA KASIH
Casete menggunakan antigen penggabungan kembali
(rekombinan) yang mengandung DEN 1, 2, 3, dan Para peneliti mengucapkan terima kasih kepada
4, sehingga berspektrum luas dan diharapkan dapat PT Pasific Biotekindo yang telah membantu reagen
melacak antibodi terhadap semua serotipe virus kit Dengue Duo IgM and IgG Rapid Cassette untuk
dengue (DEN 1, 2, 3, 4) yang menginfeksi penderita penelitian ini.
DBD.
Spesifisitas diagnostik Dengue Duo IgM and IgG
Rapid Cassette pada penelitian ini adalah 92,5%. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan karateristik tes uji laboratorium termasuk 1. Suroso, Chrishantoro, T., Informasi Produk PanBio Dengue
kriteria tinggi. Hal tersebut di atas disebabkan karena Fever Rapid Strip IgG dan IgM. Ed ke 2, Jakarta, PT Pacific
Dengue Duo IgM and IgG Rapid Cassette menggunakan Biotekindo Intralab, 2004, 3–16.
antihuman IgM dan IgG monoklonal dan konjugat 2. Soegijanto, S., Sustini, F., Wirahjanto, A.,Epidemiologi Demam
Berdarah Dengue. Dalam: Demam Berdarah Dengue, Tinjauan
colloidal gold labelled monoclonal anti-dengue dan dan Temuan Baru di Era 2003. Cetakan I. Surabaya, Airlangga
diharapkan hanya dapat melacak antibodi terhadap University Press, 2003, 1–10.
flavivirus golongan virus dengue. Berdasarkan hal 3. Gubler, DJ., Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever.Clinical
tersebut di atas penderita non DBD diharapkan Microbiology Reviews. July 1998, 480–96.
4. Aryati., Manfaat tes dengue ELISA pada Demam Berdarah
memberikan hasil negatif di Dengue Duo IgM and IgG Dengue, Dalam: Makalah Lengkap Seminar Penatalaksanaan
Rapid Cassette. Pada penelitian ini dari 27 sampel Demam Berdarah Dengue. Surabaya, Tropical Disease Centre
penderita non DBD terdapat dua (2) sampel (7,4%) Unair, 2001, 9–10.
memberikan hasil positif Dengue Duo IgM and IgG 5. Garcia, M., Devi, P., Evaluation of A Field Test For The Detection
of Dengue Antibodies, 2004, 111–7.
Rapid Cassette yaitu satu (1) penderita tifoid berupa 6. Aryati, Aspek Laboratorium Demam Berdarah Dengue dengan
Ig M positif dan 1 penderita difteri IgG positif, telah Permasalahan dan Interpretasinya. Dalam: Muswil V Patelki,
diperiksa untuk pengukuhan menggunakan Dengue 2005, 1–23.
Duo IgM and IgG capture ELISA yang hasilnya ternyata 7. Panbio, Dengue IgM and IgG Capture ELISA. Catalogue
No. E-DEN02G. 2002; Revised 03/07/02 E -DEN02G.doc.
negatif, kegiatan ini menunjukkan bahwa hasil Dengue 8. Panbio, Dengue Duo IgM and IgG Rapid Cassette 2004;
Duo IgM and IgG Rapid Cassette adalah positif semu. Catalogue No.R-DEN03D.
Hal ini menunjukkan bahwa di infeksi primer peneliti 9. Lam, SK., Evaluation of capture ELISA and Rapid
harus lebih waspada dalam menyimpulkan (terutama Immunochromatographic Test The Determination Of IgM and
IgG Antibodies Produced During Dengue Infection. Clinical and
penyakit tifoid) dan sebaiknya dikukuhkan dengan Diagnostic Virology, 2000, 75–81.

Evaluasi Pemeriksaan Imunokromatografi - Setyowati, dkk. 91

You might also like