Professional Documents
Culture Documents
Gambar 4.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Panas yang Dilepas
Gambar 4.2 menunjukkan pengaruh laju alir fluida panas terhadap panas yang
dilepaskan pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari
percobaan. Dalam gambar di atas dapat dilihat bahwa keenam kurva untuk aliran co-
current dan counter-current dengan masing-masing variasi laju alir fluida dingin 500
cm3/menit, 1500 cm3/menit dan 2500 cm3/menit menunjukkan bahwa semakin besar
laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang dilepaskan (WE) juga meningkat.
Secara teori, semakin besar laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang
dilepaskan (WE) juga akan meningkat. Hal ini berdasarkan persamaan WE =
QH.ρ Cph.(Thi-Tho). Dengan kata lain, besarnya panas yang dilepaskan adalah
H.
4.2.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Panas yang Diserap Fluida
Dingin
Gambar 4.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Panas yang Diserap
Gambar 4.3 menunjukkan pengaruh laju alir fluida panas terhadap panas yang
diserap pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari percobaan.
Dalam gambar di atas dapat dilihat bahwa kurva untuk aliran co-current dengan laju
alir fluida dingin 500 cm3/menit dan aliran counter-current dengan laju alir fluida
dingin 500 cm3/menit dan 1500 cm3/menit menunjukkan semakin besar laju alir
fluida panas (Qh) maka panas yang diserap (WA) juga meningkat. Namun untuk
aliran co-current dengan laju alir fluida dingin 1500 cm3/menit grafik menurun pada
selang Qh=2000-3000 cm3/menit. Untuk aliran co-current dan counter-current
dengan masing-masing laju alir fluida dinginnya 2500 cm3/menit grafik konstan pada
selang Qh=2000-3000 cm3/menit.
Secara teori, semakin besar laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang diserap
(WA) juga akan meningkat karena jika laju alir fluida panas semakin besar maka
panas yang dilepaskan fluida panas juga akan semakin besar. Dengan kata lain,
besarnya panas yang diserap oleh fluida dingin adalah juga sebanding dengan
besarnya laju alir fluida panas (Geankoplis, 1983).
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa percobaan yang dilakukan telah
sesuai dengan teori dimana panas yang diserap meningkat sesuai dengan
bertambahnya laju alir fluida panas. Penyimpangan hanya terjadi pada saat aliran co-
current dengan laju alir fluida dingin 1500 cm3/menit dan aliran co-current dan
counter-current dengan masing-masing laju alir fluida dinginnya 2500 cm3/menit.
4.2.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Koefisien Perpindahan Panas
Menyeluruh
Gambar 4.4 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh
Gambar di atas menunjukkan hubungan antara laju alir fluida panas (Qh)
dengan effisiensi daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current. Dari
grafik dapat dilihat bahwa semakin besar Qh maka EFFD pun cenderung naik lalu
turun kecuali pada laju alir fluida dingin Qc=2500 cm3/menit counter-current yang
grafiknya semakin menurun dengan bertambah laju alir fluida panas.
Secara teoritis, seharusnya efisiensi daya dan laju alir fluida panas
mempunyai suatu hubungan yang linear, artinya, dengan bertambahnya laju alir
fluida panas maka besarnya efisiensi daya juga akan meningkat (Geankoplis, 1983).
Dari gambar diperoleh, hasil percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai
dengan teori. Dimana terjadi penyimpangan dari teori yaitu pada laju alir fluida
panas selang Qh=1000-2000 cm3/menit grafik naik lalu pada selang Qh=2000-3000
cm3/menit grafik turun, untuk laju alir fluida dingin (Qc) . Sedangkan grafik pada
laju alir fluida dingin Qc=2500 cm3/menit counter-current makin menurun.
Penyimpangan yang terjadi ini disebabkan:
1. Peralatan heat exchanger yang digunakan mempunyai kondisi yang kurang
bagus, sehingga terjadi kebocoran fluida dari pipa selama percobaan,
2. Flowmeter dan termometer yang terpasang pada alat juga sudah tidak bagus,
yakni terdapat kerak pada kaca flowmeter sehingga pembacaan skala sulit
dilakukan,
3. Kaca termometer yang sudah buram menyulitkan pembacaan skala suhu yang
terukur pada termometer, terutama untuk Thm dan Tcm.
Gambar 4.6 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Panas yang Dilepas
Dari gambar terlihat bahwa pengaruh laju alir fluida dingin terhadap panas
yang dilepas pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari
percobaan mempunyai suatu hubungan yang linear, yakni untuk grafik peningkatan
laju alir fluida dingin (QC) disertai dengan peningkatan jumlah panas yang dilepas
(WE).
Secara teori, semakin besar laju alir fluida dingin (Qc) maka panas yang
dilepas juga akan meningkat. Dengan kata lain, besarnya panas yang dilepas oleh
fluida dingin adalah juga sebanding dengan besarnya laju alir fluida dingin. Dari
gambar yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil percobaan telah sesuai dengan
teori (Geankoplis, 1983).
Dari gambar yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil percobaan telah
sesuai dengan teori kecuali untuk laju alir fluida panas (Qh) 1000 cm3/menit aliran
co-current , grafik yang diperoleh konstan, untuk laju alir fluida panas (Qh) 2000
cm3/menit aliran co-current dan 1000 cm3/menit aliran counter-current grafik
konstan dengan laju alir fluida dingin (Qc) pada selang 500-1500 cm3/menit dan
kemudian naik pada selang 1500-2500 cm3/menit. Pada grafik dengan laju alir fluida
panas (Qh) 3000 cm3/menit aliran counter-current , menunjukkan hubungan linear
pada laju alir fluida dingin (Qc) dengan selang 500-1500 cm3/menit dan kemudian
konstan pada selang 1500-2500 cm3/menit.
4.3.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Panas yang Diserap
Gambar 4.7 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Panas yang Diserap
Dari gambar terlihat bahwa pengaruh laju alir fluida dingin terhadap panas
yang diserap pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari
percobaan mempunyai suatu hubungan yang tidak stabil, yakni untuk grafik dengan
laju alir fluida panas Qh=1000 cm3/menit, Qh=2000 cm3/menit aliran co-current dan
Qh=3000 cm3 pada counter-current peningkatan laju alir fluida dingin (QC) disertai
dengan peningkatan jumlah panas yang dilepas (WE) tetapi setelah itu grafik
mengalami penurunan. Untuk grafik dengan laju alir fluida panas Qh=3000
cm3/menit co-current dan Qh=2000 cm3/menit counter-current, grafik menunjukkan
hubungan linear yaitu peningkatan laju alir fluida dingin (QC) disertai dengan
peningkatan jumlah panas yang dilepas (WE). Namun untuk laju alir fluida panas
Qh=1000 cm3/menit counter-current grafik turun lalu naik lagi untuk peningkatan
laju alir fluida dingin (QC).
Secara teori, semakin besar laju alir fluida dingin (Qc) maka panas yang
diserap juga akan meningkat. Dengan kata lain, besarnya panas yang diserap oleh
fluida dingin adalah juga sebanding dengan besarnya laju alir fluida dingin
(Geankoplis, 1983).
Dari gambar yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil percobaan tidak
sesuai dengan teori kecuali untuk laju alir fluida panas (Qh) 3000 cm3/menit aliran
co-current dan 2000 cm3/menit aliran counter-current.
4.3.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Koefisien Perpindahan Panas
Menyeluruh
Gambar 4.8 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Koefisien
Perpindahan Panas Menyeluruh
Gambar 4.15 Hubungan Laju Alir Fluida Dingin Dengan EFFD Pada Aliran
Co-current dan Counter-urrent
43 − 40 ρ h − 0,99225
=
50 − 40 0,98807 − 0,99225
gr/cm3
ρ h = 0,991
28,5 − 25 ρ c − 0,99708
=
30 − 25 0,99568 − 0,99708
gr/cm3
ρ c = 0,9961
Dari App. A.2-5 [Geankoplis, 1983]
43 − 40 Cp h − 4,181
=
50 − 40 4,183 − 4,181
J/g.K
Cp h = 4,1816
28,5 − 25 Cp c − 4,182
=
30 − 25 4,181 − 4,182
J/g.K
Cpc = 4,1813
3. Perhitungan efisiensi
a. Efisiensi daya
WA 260,312
EFFD = x 100 % = x 100 % = 71,791%
WE 362,597
Thi - Tho
EFFH = x 100 %
Thi - Tci
316 - 312,5
= x 100 %
316 - 301,5
= 24,1379%
Tco - Tci
EFFC = x 100 %
Thi - Tci
309 - 301,5
= x 100 %
316 − 301,5
= 51,7241%
d. Efisiensi rata-rata
EFFH + EFFC
EFFM =
2
(24,1379+ 51,7241) %
=
2
= 37,931%
4. Perhitungan LMTD
LMTD =
( Tho − Tco) − ( Thi − Tci)
Tho − Tco
ln
Thi − Tci
LMTD =
( 312,5 − 309) − ( 316 − 301,5)
312,5 − 309
ln
316 − 301,5
LMTD = 7,7389K
WA
U=
∆Tm . A
260,312
U= = 502,0405W / m 2 K
7,7389.0,067
WA 295,02
EFFD = x 100 % = x 100 % = 94,9237%
WE 310,797
Thi - Tho
EFFH = x 100 %
Thi - Tci
316 - 313
= x 100 %
316 - 301,5
= 20,6897%
Tco - Tci
EFFC = x 100 %
Thi - Tci
310 - 301,5
= x 100 %
316 − 301,5
= 58,6207%
d. Efisiensi rata-rata
EFFH + EFFC
EFFM =
2
(20,6897+ 58,6207) %
=
2
= 39,6552%
4. Perhitungan LMTD
LMTD =
( Tho − Tco) − ( Thi − Tci)
Tho − Tco
ln
Thi − Tci
LMTD =
( 313 − 310) − ( 316 − 301,5)
313 − 310
ln
316 − 301,5
LMTD = 7,2991 K
WA
U=
∆Tm . A
295,02
U= = 603,2645W / m 2 K
7,2991.0,067