You are on page 1of 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Penampang Suhu

Gambar 4.1 Profil Penampang Suhu

Gambar di atas menunjukkan profil suhu terhadap jarak perpindahan panas


pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari percobaan. Dalam
gambar di atas dapat dilihat bahwa semakin besar jarak perpindahan panas maka
profil suhu fluida panas pada aliran co-current dan counter-current akan semakin
menurun. Sedangkan, profil suhu fluida dingin aliran co-current akan meningkat
sampai suhu keluaran yang mendekati suhu keluaran aliran co-current . Pada fluida
dingin aliran counter-current, profil suhu akan semakin menurun seiring
bertambahnya jarak perpindahan panas karena fluida dingin aliran counter-current
mengalir masuk dari jarak 1,5 m dan keluar pada jarak 0 m.

4.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas


4.2.1 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Panas yang Dilepaskan

Gambar 4.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Panas yang Dilepas

Gambar 4.2 menunjukkan pengaruh laju alir fluida panas terhadap panas yang
dilepaskan pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari
percobaan. Dalam gambar di atas dapat dilihat bahwa keenam kurva untuk aliran co-
current dan counter-current dengan masing-masing variasi laju alir fluida dingin 500
cm3/menit, 1500 cm3/menit dan 2500 cm3/menit menunjukkan bahwa semakin besar
laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang dilepaskan (WE) juga meningkat.
Secara teori, semakin besar laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang
dilepaskan (WE) juga akan meningkat. Hal ini berdasarkan persamaan WE =
QH.ρ Cph.(Thi-Tho). Dengan kata lain, besarnya panas yang dilepaskan adalah
H.

sebanding dengan besarnya laju alir fluida panas (Geankoplis, 1983).


Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh telah sesuai
dengan teori dimana panas yang dilepaskan meningkat sesuai dengan pertambahan
laju alir fluida panas.

4.2.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Panas yang Diserap Fluida
Dingin

Gambar 4.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Panas yang Diserap

Gambar 4.3 menunjukkan pengaruh laju alir fluida panas terhadap panas yang
diserap pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari percobaan.
Dalam gambar di atas dapat dilihat bahwa kurva untuk aliran co-current dengan laju
alir fluida dingin 500 cm3/menit dan aliran counter-current dengan laju alir fluida
dingin 500 cm3/menit dan 1500 cm3/menit menunjukkan semakin besar laju alir
fluida panas (Qh) maka panas yang diserap (WA) juga meningkat. Namun untuk
aliran co-current dengan laju alir fluida dingin 1500 cm3/menit grafik menurun pada
selang Qh=2000-3000 cm3/menit. Untuk aliran co-current dan counter-current
dengan masing-masing laju alir fluida dinginnya 2500 cm3/menit grafik konstan pada
selang Qh=2000-3000 cm3/menit.
Secara teori, semakin besar laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang diserap
(WA) juga akan meningkat karena jika laju alir fluida panas semakin besar maka
panas yang dilepaskan fluida panas juga akan semakin besar. Dengan kata lain,
besarnya panas yang diserap oleh fluida dingin adalah juga sebanding dengan
besarnya laju alir fluida panas (Geankoplis, 1983).
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa percobaan yang dilakukan telah
sesuai dengan teori dimana panas yang diserap meningkat sesuai dengan
bertambahnya laju alir fluida panas. Penyimpangan hanya terjadi pada saat aliran co-
current dengan laju alir fluida dingin 1500 cm3/menit dan aliran co-current dan
counter-current dengan masing-masing laju alir fluida dinginnya 2500 cm3/menit.

4.2.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Koefisien Perpindahan Panas
Menyeluruh

Gambar 4.4 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas Terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh

Gambar di atas menunjukkan pengaruh laju alir fluida panas terhadap


koefisien perpindahan panas menyeluruh pada aliran co-current dan counter-current
yang diperoleh dari percobaan. Dalam gambar di atas dapat dilihat bahwa semakin
besar laju alir fluida panas (Qh) maka koefisien perpindahan panas menyeluruh (U)
juga akan meningkat untuk laju alir fluida dingin (Q c) sebesar 500 cm3/menit aliran
co-current dan 500 cm3/menit, 1500 cm3/menit aliran counter-current. Sedangkan
untuk laju alir fluida dingin (Qc) 1500 cm3/menit aliran co-current terjadi beberapa
penurunan koefisien perpindahan panas menyeluruh (Uo). Pada laju alir fluida dingin
(Qc) 2500 cm3/menit aliran co-current dan 2500 cm3/menit aliran counter-current
koefisien perpindahan panas naik pada selang Qh=1000-2000 cm3/menit dan tetap
pada selang 2000-3000 cm3/menit.
Secara teori, koefisien perpindahan panas menyeluruh (Uo) adalah sebanding
dengan laju alir fluida panas (Qh) dan juga sebanding dengan laju alir fluida dingin
(QC) (Geankoplis, 1983).
Dari gambar diperoleh bahwa hasil percobaan telah sesuai dengan aturan
teoritis. Penyimpangan hanya terjadi pada laju alir fluida dingin (Qc) 1500 cm3/menit
aliran co-current, 2500 cm3/menit aliran co-current dan 2500 cm3/menit aliran
counter-current.

4.2.4 Hubungan Laju Alir Fluida Panas Terhadap Efisiensi Daya

Gambar 4.5 Hubungan Laju Alir Fluida Panas Terhadap EFFD

Gambar di atas menunjukkan hubungan antara laju alir fluida panas (Qh)
dengan effisiensi daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current. Dari
grafik dapat dilihat bahwa semakin besar Qh maka EFFD pun cenderung naik lalu
turun kecuali pada laju alir fluida dingin Qc=2500 cm3/menit counter-current yang
grafiknya semakin menurun dengan bertambah laju alir fluida panas.
Secara teoritis, seharusnya efisiensi daya dan laju alir fluida panas
mempunyai suatu hubungan yang linear, artinya, dengan bertambahnya laju alir
fluida panas maka besarnya efisiensi daya juga akan meningkat (Geankoplis, 1983).
Dari gambar diperoleh, hasil percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai
dengan teori. Dimana terjadi penyimpangan dari teori yaitu pada laju alir fluida
panas selang Qh=1000-2000 cm3/menit grafik naik lalu pada selang Qh=2000-3000
cm3/menit grafik turun, untuk laju alir fluida dingin (Qc) . Sedangkan grafik pada
laju alir fluida dingin Qc=2500 cm3/menit counter-current makin menurun.
Penyimpangan yang terjadi ini disebabkan:
1. Peralatan heat exchanger yang digunakan mempunyai kondisi yang kurang
bagus, sehingga terjadi kebocoran fluida dari pipa selama percobaan,
2. Flowmeter dan termometer yang terpasang pada alat juga sudah tidak bagus,
yakni terdapat kerak pada kaca flowmeter sehingga pembacaan skala sulit
dilakukan,
3. Kaca termometer yang sudah buram menyulitkan pembacaan skala suhu yang
terukur pada termometer, terutama untuk Thm dan Tcm.

4.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin


4.3.1 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Panas yang Dilepas

Gambar 4.6 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Panas yang Dilepas

Dari gambar terlihat bahwa pengaruh laju alir fluida dingin terhadap panas
yang dilepas pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari
percobaan mempunyai suatu hubungan yang linear, yakni untuk grafik peningkatan
laju alir fluida dingin (QC) disertai dengan peningkatan jumlah panas yang dilepas
(WE).
Secara teori, semakin besar laju alir fluida dingin (Qc) maka panas yang
dilepas juga akan meningkat. Dengan kata lain, besarnya panas yang dilepas oleh
fluida dingin adalah juga sebanding dengan besarnya laju alir fluida dingin. Dari
gambar yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil percobaan telah sesuai dengan
teori (Geankoplis, 1983).
Dari gambar yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil percobaan telah
sesuai dengan teori kecuali untuk laju alir fluida panas (Qh) 1000 cm3/menit aliran
co-current , grafik yang diperoleh konstan, untuk laju alir fluida panas (Qh) 2000
cm3/menit aliran co-current dan 1000 cm3/menit aliran counter-current grafik
konstan dengan laju alir fluida dingin (Qc) pada selang 500-1500 cm3/menit dan
kemudian naik pada selang 1500-2500 cm3/menit. Pada grafik dengan laju alir fluida
panas (Qh) 3000 cm3/menit aliran counter-current , menunjukkan hubungan linear
pada laju alir fluida dingin (Qc) dengan selang 500-1500 cm3/menit dan kemudian
konstan pada selang 1500-2500 cm3/menit.

4.3.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Panas yang Diserap

Gambar 4.7 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Panas yang Diserap

Dari gambar terlihat bahwa pengaruh laju alir fluida dingin terhadap panas
yang diserap pada aliran co-current dan counter-current yang diperoleh dari
percobaan mempunyai suatu hubungan yang tidak stabil, yakni untuk grafik dengan
laju alir fluida panas Qh=1000 cm3/menit, Qh=2000 cm3/menit aliran co-current dan
Qh=3000 cm3 pada counter-current peningkatan laju alir fluida dingin (QC) disertai
dengan peningkatan jumlah panas yang dilepas (WE) tetapi setelah itu grafik
mengalami penurunan. Untuk grafik dengan laju alir fluida panas Qh=3000
cm3/menit co-current dan Qh=2000 cm3/menit counter-current, grafik menunjukkan
hubungan linear yaitu peningkatan laju alir fluida dingin (QC) disertai dengan
peningkatan jumlah panas yang dilepas (WE). Namun untuk laju alir fluida panas
Qh=1000 cm3/menit counter-current grafik turun lalu naik lagi untuk peningkatan
laju alir fluida dingin (QC).
Secara teori, semakin besar laju alir fluida dingin (Qc) maka panas yang
diserap juga akan meningkat. Dengan kata lain, besarnya panas yang diserap oleh
fluida dingin adalah juga sebanding dengan besarnya laju alir fluida dingin
(Geankoplis, 1983).
Dari gambar yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil percobaan tidak
sesuai dengan teori kecuali untuk laju alir fluida panas (Qh) 3000 cm3/menit aliran
co-current dan 2000 cm3/menit aliran counter-current.

4.3.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Koefisien Perpindahan Panas
Menyeluruh
Gambar 4.8 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Koefisien
Perpindahan Panas Menyeluruh

Gambar di atas menunjukkan pengaruh laju alir fluida dingin terhadap


koefisien perpindahan panas menyeluruh pada aliran co-current dan counter-current
yang diperoleh dari percobaan. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa koefisien
perpindahan panas menyeluruh (U) umumnya menurun dengan bertambahnya laju
alir fluida dingin (QC).
Secara teori, koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) selain sebanding
dengan laju alir fluida panas (Qh) adalah juga sebanding dengan laju alir fluida dingin
(QC) (Geankoplis, 1983).
Dengan demikian, gambar menunjukkan bahwa hasil percobaan tidak sesuai
dengan aturan teoritis, dimana untuk setiap grafik Qh, koefisien perpindahan panas
menyeluruh senantiasa menurun dengan bertambahnya laju alir fluida dingin. Pada
Qh= 1000 cm3/menit aliran co-current ,garik menurun secara linear. Pada Qh= 2000
cm3/menit aliran co-current ,grafik akan naik pada selang laju alir fluida dingin (Qc)
500-1500 cm3/menit dan kemudian turun pada selang laju alir fluida dingin (Qc)
1500-2500 cm3/menit. Pada Qh= 3000 cm3/menit aliran co-current dan Qh= 1000
cm3/menit, Qh= 2000 cm3/menit aliran counter-current, grafik turun pada selang laju
alir fluida dingin (Qc) 500-1500 cm3/menit dan kemudian naik pada selang laju alir
fluida dingin (Qc) 1500-2500 cm3/menit. Sedangakn pada Qh= 3000 cm3/menit
aliran counter-current, grafik konstan pada selang laju alir fluida dingin (Qc) 500-
1500 cm3/menit dan kemudian turun pada selang laju alir fluida dingin (Qc) 1500-
2500 cm3/menit. Penyimpangan yang terjadi ini disebabkan oleh:
1. Peralatan heat exchanger yang digunakan mempunyai kondisi yang kurang
bagus, sehingga terjadi kebocoran fluida dari pipa selama percobaan,
2. Flowmeter dan termometer yang terpasang pada alat juga sudah tidak bagus,
yakni terdapat kerak pada kaca flowmeter sehingga pembacaan skala sulit
dilakukan,
3. Kaca termometer yang sudah buram menyulitkan pembacaan skala suhu yang
terukur pada termometer, terutama untuk Thm dan Tcm.

4.3.4 Hubungan Laju Alir Fluida Dingin Terhadap Efisiensi Daya

Gambar 4.15 Hubungan Laju Alir Fluida Dingin Dengan EFFD Pada Aliran
Co-current dan Counter-urrent

Gambar di atas menunjukkan menunjukkan hubungan antara Laju alir fluida


dingin dengan effisiensi daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa semakin besar Qc maka EFFD semakin
menurun
Secara teoritis efisiensi daya selain sebanding dengan laju alir fluida panas,
juga sebanding dengan laju alir fluida dingin. Artinya, besarnya efisiensi daya akan
senantiasa meningkat dengan bertambahnya laju alir fluida dingin (Geankoplis,
1983).
Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi penyimpangan dalam percobaan. Untuk
laju alir fluida panas (Qh) 1000 cm3/menit dan 2000 cm3/menit aliran co-current,
grafik yang diperoleh akan naik pada selang laju alir fluida dingin (Qc) 500-1500
cm3/menit dan kemudian turun pada selang laju alir fluida dingin (Qc) 1500-2500
cm3/menit. Sedangkan untuk laju alir fluida panas (Qh) 3000 cm3/menit aliran co-
current dan 1000 cm3/menit, 2000 cm3/menit, 3000 cm3/menit aliran counter-current,
grafik akan turun secara linear. Penyimpangan yang terjadi ini disebabkan
1. Peralatan heat exchanger yang digunakan mempunyai kondisi yang kurang
bagus, sehingga terjadi kebocoran fluida dari pipa selama percobaan,
2. Flowmeter dan termometer yang terpasang pada alat juga sudah tidak bagus,
yakni terdapat kerak pada kaca flowmeter sehingga pembacaan skala sulit
dilakukan,
3. Kaca termometer yang sudah buram menyulitkan pembacaan skala suhu yang
terukur pada termometer, terutama untuk Thm dan Tcm.
BAB V
KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan Heat Exchanger, maka dapat diperoleh beberapa


kesimpulan, yaitu:
1. Pengaruh Laju Alir Fluida Panas:
➢ Semakin besar laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang dilepaskan
(WE) juga akan meningkat.
➢ Semakin besar laju alir fluida panas (Qh) maka panas yang diserap (WA)
juga akan meningkat.
➢ Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) secara keseluruhan
semakin meningkat dengan bertambahnya Qh dan Qc.
➢ Efisiensi daya (EFFD) cenderung menurun dengan bertambahnya Qh dan
Qc.
2. Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin:
➢ Semakin besar laju alir fluida dingin (Qc) maka panas yang dilepaskan
(WE) juga akan meningkat.
➢ Semakin besar laju alir fluida dingin (Qc) maka panas yang diserap (WA)
juga akan meningkat.
➢ Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) secara keseluruhan
semakin meningkat dengan bertambahnya Qh dan Qc.
➢ Efisiensi daya (EFFD) cenderung menurun dengan bertambahnya Qh dan
Qc.
3. Faktor – faktor dapat yang mempengaruhi percobaan ini adalah :
➢ Peralatan heat exchanger yang digunakan juga mempunyai kondisi yang
kurang bagus, sehingga terjadi kebocoran fluida dari pipa peralatan
selama percobaan dan karena bagian dalam pipa yang sudah kotor
➢ Flowmeter dan termometer yang terpasang pada alat juga sudah tidak
bagus, yakni terdapat kerak pada kaca flowmeter sehingga pembacaan
skala sulit dilakukan, begitu juga kaca termometer yang sudah buram
menyulitkan pembacaan skala suhu yang terukur pada termometer,
terutama untuk Thm dan Tcm
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN

A.1 Aliran Co-Current


Tabel A.1.1 Data Percobaan untuk Thi = 38°C aliran Co-Current

Qh QC Temperatur Panas (°C) Temperatur Dingin (°C)


(cm3/menit) (cm3/menit) Thi Thm Tho Tci Tcm Tco
500 38 37,5 36,5 27,5 32 35
1500 1000 38 36,5 36 28 30 32
1500 38 35,5 35 28 29,5 31
500 38 36,5 36,8 28,5 32 35,2
2000 1000 38 36,5 36,1 28 30 32,5
1500 38 36 35,5 28 30 31,5
500 38 37 36,8 28,5 32 35,4
2500 1000 38 36 36,3 28,5 30,5 33
1500 38 36 36 28 30 32

Tabel A.1.2 Data Percobaan untuk Thi = 43°C aliran Co-Current

Qh QC Temperatur Panas (°C) Temperatur Dingin (°C)


(cm3/menit) (cm3/menit) Thi Thm Tho Tci Tcm Tco
500 43 40 39,5 28,5 33 36
1500 1000 43 40 39 28,5 31,5 34
1500 43 40 38,8 28,5 30,5 32,5
500 43 40,5 40 28,5 33,5 36,5
2000 1000 43 40,5 39,8 28,5 32 34,5
1500 43 40 40 28,5 31 33
500 43 41,5 41 28,5 34,5 38
2500 1000 43 40,5 40,5 28,5 32,5 35,5
1500 43 41 40,2 28,5 31 33,2

A.2 Aliran Counter-Current


Tabel A.2.1 Data Percobaan untuk Thi = 38°C aliran Counter-Current

Qh QC Temperatur Panas (°C) Temperatur Dingin (°C)


(cm3/menit) (cm3/menit) Thi Thm Tho Tci Tcm Tco
500 38 37,5 36,5 28,5 31 33,5
1500 1000 38 36 35,5 28,5 30 32
1500 38 36 35,5 28,5 29,5 31
500 38 36,5 37 28,5 31,5 34,5
2000 1000 38 36,5 36 28,5 30 33
1500 38 37 36 28,5 30,5 32
500 38 37 37 28,5 31,5 34,5
2500 1000 38 37 36,5 28,5 30,5 33
1500 38 36 36 28,5 29,5 32

Tabel A.2.2 Data Percobaan untuk Thi = 43°C aliran Counter-Current

Qh QC Temperatur Panas (°C) Temperatur Dingin (°C)


(cm3/menit) (cm3/menit) Thi Thm Tho Tci Tcm Tco
500 43 41 40 28,5 33 37
1500 1000 43 40,5 39 28,5 31 34
1500 43 40 38,5 28,5 30 32,5
500 43 41,5 40,5 28,5 33,5 38
2000 1000 43 40,5 39,8 28,5 31,5 35,5
1500 43 40 39 28,5 30 32,5
500 43 42 41 28,5 34,5 39
2500 1000 43 41,5 40 28,5 33,5 36
1500 43 40 39 28,5 30 32,5
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN

B.1 Aliran Co-Current


Percobaan I
Thi = 43oC = 316 K
Thm = 40oC = 313 K
Tho = 39,5°C = 312,5 K
Tci = 28,5°C = 301, 5 K
Tcm = 33°C = 306 K
Tco = 36oC = 309 K
Qh = 1500 cm3/menit
QC = 500 cm3/menit
Dari App. A.2-3 [Geankoplis, 1983]

Suhu (oC) Densitas Air (gr/cm3)


25 0,99708
30 0,99568
40 0,99225
50 0,98807

Densitas fluida panas (ρh) pada 43oC adalah:

43 − 40 ρ h − 0,99225
=
50 − 40 0,98807 − 0,99225

gr/cm3
ρ h = 0,991

Densitas fluida dingin (ρC) pada 28,5oC adalah:

28,5 − 25 ρ c − 0,99708
=
30 − 25 0,99568 − 0,99708

gr/cm3
ρ c = 0,9961
Dari App. A.2-5 [Geankoplis, 1983]

Suhu (oC) Kapasitas Panas (J/g.K)


25 4,182
30 4,181
40 4,181
50 4,183

Kapasitas panas air (Cph) pada 43oC adalah:

43 − 40 Cp h − 4,181
=
50 − 40 4,183 − 4,181

J/g.K
Cp h = 4,1816

Kapasitas panas air (Cpc) pada 28,5oC adalah:

28,5 − 25 Cp c − 4,182
=
30 − 25 4,181 − 4,182

J/g.K
Cpc = 4,1813

1. Perhitungan Panas Yang Dilepaskan (WE)

Q H .ρ H .Cph (Thi - Tho)


WE =
60
1500.0,991.4,1816.(316 − 312,5)
=
60
= 362,597 Watt

2. Perhitungan Panas Yang Diserap (WA)


Q C .ρ C .Cpc (Tco - Tci)
WA =
60
500.0,9961.4,1813.(309 − 301,5)
=
60
= 260,312Watt

Wloss = WE – WA = 362,597 – 260,312 = 102,285 Watt

3. Perhitungan efisiensi
a. Efisiensi daya

WA 260,312
EFFD = x 100 % = x 100 % = 71,791%
WE 362,597

b. Efisiensi temperatur fluida

Thi - Tho
EFFH = x 100 %
Thi - Tci
316 - 312,5
= x 100 %
316 - 301,5
= 24,1379%

c. Efisiensi temperatur fluida dingin

Tco - Tci
EFFC = x 100 %
Thi - Tci
309 - 301,5
= x 100 %
316 − 301,5
= 51,7241%

d. Efisiensi rata-rata

EFFH + EFFC
EFFM =
2
(24,1379+ 51,7241) %
=
2
= 37,931%
4. Perhitungan LMTD

LMTD =
( Tho − Tco) − ( Thi − Tci)
 Tho − Tco 
ln 
 Thi − Tci 
LMTD =
( 312,5 − 309) − ( 316 − 301,5)
 312,5 − 309 
ln 
 316 − 301,5 
LMTD = 7,7389K

5. Perhitungan koefisien perpindahan panas keseluruhan (U)

WA
U=
∆Tm . A

260,312
U= = 502,0405W / m 2 K
7,7389.0,067

B.2 Aliran Counter-Current


Percobaan I
Thi = 43oC = 316 K
Thm = 41oC = 314 K
Tho = 40 °C = 313 K
Tci = 28,5°C = 301, 5 K
Tcm = 33°C = 306 K
Tco = 37oC = 310 K
Qh = 1500 cm3/menit
QC = 500 cm3/menit

1. Perhitungan Panas Yang Dilepaskan (WE)


Q H .ρ H .Cph (Thi - Tho)
WE =
60
1500.0,991.4,1816.(316 − 313)
=
60
= 310,797 Watt

2. Perhitungan Panas Yang Diserap (WA)

Q C .ρ C .Cpc (Tco - Tci)


WA =
60
500.0,9961.4,1813.(310 − 301,5)
=
60
= 295,02 Watt

Wloss = WE – WA = 310,797 – 295,02 = 15,777 Watt


3. Perhitungan efisiensi
a. Efisiensi daya :

WA 295,02
EFFD = x 100 % = x 100 % = 94,9237%
WE 310,797

b. Efisiensi temperatur fluida

Thi - Tho
EFFH = x 100 %
Thi - Tci
316 - 313
= x 100 %
316 - 301,5
= 20,6897%

c. Efisiensi temperatur fluida dingin

Tco - Tci
EFFC = x 100 %
Thi - Tci
310 - 301,5
= x 100 %
316 − 301,5
= 58,6207%

d. Efisiensi rata-rata
EFFH + EFFC
EFFM =
2
(20,6897+ 58,6207) %
=
2
= 39,6552%

4. Perhitungan LMTD

LMTD =
( Tho − Tco) − ( Thi − Tci)
 Tho − Tco 
ln 
 Thi − Tci 
LMTD =
( 313 − 310) − ( 316 − 301,5)
 313 − 310 
ln 
 316 − 301,5 
LMTD = 7,2991 K

5Perhitungan koefisien perpindahan panas keseluruhan (U)

WA
U=
∆Tm . A

295,02
U= = 603,2645W / m 2 K
7,2991.0,067

You might also like