You are on page 1of 1

BAB 3

KESIMPULAN

Demensia adalah sindrom penurunan fungsi intelektual dibanding sebelumnya


yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas sosial dan profesional yang tercermin
dalam aktivitas hidup keseharian, biasanya ditemukan juga perubahan perilaku dan tidak
disebabkan oleh delirium maupun gangguan psikiatri mayor. Etiologi dari demensia ini
terbagi menjadi 2 kelompok, yakni demensia irreversibel dan demensia reversibel.
Subtipe dari dimensia terdiri dari penyakit alzheimer, demensia vaskular, demensia Lewy
Body, Demensia penyakit parkinson, Demensia Frontotemporal, dimensia tipe campuran.
Umumnya gejala yang muncul berupa kemerosotan dalam pengendalian emosi, perilaku
sosial, atau motivasi hidup. Penegakan diagnosis dimulai dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Screening juga dilakukan Saat ini sudah ada bukti
yang cukup untuk skrining orang dengan demensia pada usia lanjut. Diagnosis banding
adalah delirium, retardasi mental, penyalahgunaan alkohol, skizofrenia, dan depresi.
Terapi-terapi yang dilakukan bisa berupa terapi farmakologis dan terapi non
farmakologis. Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan adalah dukungan dari
keluarga, manipulasi lingkungan dan penanganan pasien (berupa latihan & rehabilitasi).

You might also like