You are on page 1of 12

MAKALAH

PRAKTIKUM COMPOUNDING AND DISPENSING


“KOMUNIKASI DENGAN DOKTER”
KATARAK

Dosen Pengampu : Dra. Suhartinah, M.Sc., Apt

Disusun Oleh:
Ningrum Sindayani Putri 1920374152

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih dan tembus
cahaya menjadi keruh. Lensa mata yang normal adalah jernih. Bila terjadi
proses katarak, lensa menjadi buram seperti kaca susu. Katarak menyebabkan
penderita tidak bisa melihat dengan jelas. Lensa mata penderita menjadi keruh
dan tak tembus cahaya sehingga cahaya sulit mencapai retina dan akan
menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Sebagian besar katarak terjadi akibat adanya perubahan komposisi
kimia lensa mata yang mengakibatkan lensa mata menjadi keruh. Penyebabnya
dapat faktor usia, paparan sinar ultra violet dan faktor gizi.
Gejala gangguan penglihatan penderita katarak tergantung dari letak
kekeruhan lensa mata. Bila katarak terdapat di bagian pinggir lensa, maka
penderita akan merasa adanya gangguan penglihatan. Bila kekeruhan terdapat
pada bagian tengah lensa, maka tajam penglihatan akan terganggu. Gejala awal
biasanya ditandai adanya penglihatan ganda, peka atau silau terhadap cahaya
sehingga mata hanya merasa nyaman bila melihat pada malam hari. Dan
biasanya mata mengalami perubahan tajam penglihatan sehingga sering
mengganti ukuran kaca mata.
Penelitian-penelitian potong-lintang mengidentifikasi adanya katarak
pada sekitar 10 % orang Amerika Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai
sekitar 50 % untuk mereka yang berusia antara 65 dan 74 tahun dan sampai
sekitar 70 % untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun. Untuk katarak
kongenital sendiri, dari hasil penelitian yang dilakukan di Inggris pada tahun
1995-1996, didapatkan hasil bahwa insidensi dari katarak kongenital dan
infantil tertinggi pada tahun pertama kehidupan, yaitu 2,49 per 10.000
anak.Insidensi kumulatif selama 5 tahun adalah 3,18 per 10.000 , meningkat
menjadi 3,46 per 10.000 dalam waktu 15 tahun. Insidensi katarak bilateral lebih
tinggi jika dibandingkan yang unilateral, akan tetapi juga didapatkan bahwa
insidensi ini tidak diperbedakan oleh jenis kelamin dan tempat.
Katarak harus diangkat sesegera mungkin agar fungsi penglihatan bisa
berkembang secara normal.katarak dibuang melalui pembedahan, yang diikuti
dengan pemasangan lensa intraokuler. Jika penyebabnya diketahui, maka
dilakukan pengobatan terhadap penyebab terjadinya katarak kongenital.

1.2.Definisi Katarak
Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, Inggris cataract dan
Latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa indonesia disebut bular,
dimana penglihatan seperti tertutup air tejun. Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.Biasanya
kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

1.3.Klasifikasi Katarak
Katarak diklasifikasikan berdasarkan beberapa parameter, seperti usia,
saat munculan dan tempat terjadinya. Klasifikasi tersebut dijabarkan sebagai
berikut.
Klasifikasi katarak berdasarkan usia:
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun.
2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun.
Klasifikasi katarak berdasarkan saat munculan :
1. Katarak yang didapat (99% dari keseluruhan kasus katarak), terbagi lagi
menjadi :
a. Katarak Senilis (> 90 % katarak), berkaitan dengan penyakit sistemik,
yakni diabetes mellitus, galaktosemia, insufisiensi ginjal,
mannosidosis, penyakit Fabry, sindrom Lowe, penyakit Wilson, distrofi
miotonik, tetani, dan penyakit kulit. Katarak sekunder dan komplikata,
yakni katarak dengan heterokromia, iridosiklitis kronik, vaskulitis
retinal, dan retinitis pigmentosa.
b. Katarak post-operatif, paling sering terjadi pada kasus vitrektomi dan
tamponade silikon retina, dan operasi filter
c. Katarak traumatik, karena kontusi atau perforasi, radiasi infra merah,
sengatan listrik, radiasi ion.
d. Katarak toksik, yakni katarak diinduksi kortikosteroid (paling sering),
dank arena obat lain seperti klorpromazin, agen miotik, atau busulfan.
2. Katarak Kongenital (kurang dari 1 % kasus katarak), terdiri dari :
a. Katarak herediter, dapat autosomal dominan, autosomal resesif,
sporadik, atau terikat kromosom X
b. Katarak yang disebabkan oleh kerusakan saat masa embrionik dini (via
transplasental), karena infeksi rubella (40-60%), mumps (10-22%),
hepatitis (16%), dan toksoplasmosis (5%). 3
Katarak berdasarkan lokasinya terdiri dari:
1. Katarak nuklear, insidennya 30 % dari keseluruhan kasus katarak senilis
2. Katarak subkapsular, lokasinya di anterior dan posterior, dengan insidennya
50 % dari keseluruhan kasus katarak senilis.
3. Kortikal dengan insidennya 20 % dari keseluruhan kasus katarak senilis

1.4.Etiologi
Penyebab sistemik katarak adalah diabetes, kelainan metabolik lain
(termasuk galaktosemia, penyakit fabry, hipokalsemia), cedera mata, obat-
obatan sistemik (terutama steroid, klorpomazin), infeksi (rubella konginetal),
distrofi miotonik, dermatitis atopik, sindrom sistemik (down, lowe), konginetal,
termasuk katarak turunan, radiasi sinar x.
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya
terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat
oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak
bisa disebabkan oleh: cidera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-
obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika
lahir (atau beberapa saat kemudian). Katarak kongenitalis bisa merupakan
penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa
disebabkan oleh :
1. Infeksi nosokomial, seperti campak jerman
2. Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah :
1. Penyakit metabolik yang diturunkan
2. Riwayat katarak dalam keluarga
3. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan
Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan.
Katarak pada dewasa dikelompokkan menjadi :
1. Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih
2. Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh
3. Katarak hipermatur : bagian permukaan lensa yang sudah merembes
melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata
lainnya.
Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan
yang ringan dan tidak sadar bahwa mereka menderita katarak. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya katarak adalah :
1. Kadar kalsium darah yang rendah
2. Diabetes
3. Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
4. Berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolic
5. Faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet)

1.5.Manifestasi Klinik
1. Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram.
Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap.
2. Kesulitan melihat ketika malam hari.
3. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.
4. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran.
5. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca atau
beraktifitas lainnya.
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak
nyaman menggunakannya.
7. Warna cahaya memudar dan cenderung beubah warna saat melihat,
misalnya cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
8. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat
ganda.
Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang diukur di ruangan gelap
mungkin tampak memuaskan, sementara bila tes tersebut dilakukan dalam
keadaan terang maka tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa
silau dan hilangnya kontras.
Katarak terlihat hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa
dengan oftalmoskopi direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan
katarak secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait
usia biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak
terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain
yang menandakan penyebab okular katarak dapat ditemukan, sebagai contoh
deposisi pigmen pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan
iris menandakan trauma mata sebelumnya.

1.6.Penatalaksanaan
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresivitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan
pembedahan.
Penatalaksanaan Non-Bedah
1. Terapi Penyebab Katarak
Pengontrolan diabetes mellitus, menghentikan konsumsi obat-obatan yang
bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasin, dan miotik kuat,
menghindari iradiasi (inframerah atau sinar-X) dapat memperlambat atau
mencegah terjadinya proses kataraktogenesis.
2. Memperlambat Progresivitas
3. Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipien dan imatur
4. Refraksi : dapat berubah sangat cepat, sehingga harus sering dikoreksi.
5. Pengaturan pencahayaan : pasien dengan kekeruhan di bagian perifer lensa
(area pupil masih jernih) dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan
yang terang. Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya
remang yang ditempatkan di samping dan sedikit di belakang kepala pasien
akan memberikan hasil terbaik.
6. Penggunaan kacamata gelap : pada pasien dengan kekeruhan lensa di bagian
sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dan nyaman apabila
beraktivitas diluar ruangan.
7. Midriatil : dilatasi pupil akan memberikan efek positif pada lateral aksial
dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil seperti fenilefrin 5% atau
tropikamid 1% dapat memebrikan penglihatan yang jelas.

Pembedahan Katarak
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup :
1. Indikasi visus : merupakan indikasi paling sering.
2. Indikasi medis
3. Indikasi kosmetik
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk
memperbaiki lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan
tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa
menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya,
seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran
uvea) terdiri dari 3 struktur :
a. Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam.
b. Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal.
c. Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot
silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan
yang terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Juga operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan
retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh
lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin
terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu
kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Ophtalmology. 2008-2009. Lens and Cataract. San


Fransisco:AAO
Librianty, Nurfanida. 2015. Menjadi Dokter Pertama Panduan Mandiri Melacak
Penyakit. Jakarta : Lintas Kata
James, Bruce. Chris, Chew. dkk. 2003. Lecture Notes Oftalmologi Edisi
Kesembilan. Jakarta : Erlangga
Ilyas, Sidarta. 2000. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2005.
Hollwich, Fritz. 1993. Oftalmologi Edisi Kedua. Jakarta : Binarupa Aksara
Youngsen, Robert. 1985. Segala Sesuatu Mengenai Mata. Jakarta : Arcan
KASUS

KASUS 5: RESEP 5

Bp. Martowijono (56 th) datang ke apotik saudara dengan membawa resep setelah
periksa dari dokter untuk menebus obat-obatnya, Bp. Marto didiagnosa menderita
gangguan pada matanya tanda-tanda katarak.
Setelah membaca resep, saudara selaku farmasis kemudian menghubungi
dokternya untuk menyampaikan permasalahan yang ada pada resep tersebut agar
disamping resep tersebut legal secara administratif juga obat yang diserahkan tepat
obat, tepat bentuk sediaan, tepat cara pemakaian dan tepat dosisnya.

RESEP 5

R/ Catarlent ed fl.I
Iter 2x S. 4 dd gtt.I DOS
R/ Forneuro no. XV
Iter 2x S. 1 dd 1
R/ Latropil no. XV
Iter 2x S. 3 dd 1

PERMASALAHAN PENYELESAIAN
Kekuatan sediaan latropil belum ada Tanyakan ke dokter menggunakan
latropil dengan kekuatan 400 mg, 800
mg atau 1200 mg
Komunikasi dengan dokter :

Pada suatu hari Bp. Martowijono (56 th) datang ke apotik Setia Budi dengan
membawa resep setelah periksa dari dokter untuk menebus obat-obatnya. Setelah
apoteker melakukan skrinning resep tersebut terdapat permasalahan pada resep.
Sehingga apoteker melakukan konfirmasi mengenai resep tersebut kepada dokter.
Apoteker Halo. Selamat siang
Dokter Iya selamat siang
Apoteker Apakah benar ini dengan dokter Risma?
Dokter Iya benar saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?
Apoteker Mohon maaf menganggu waktu dokter. Saya ningrum dari apotek
Setia Budi ingin mengkonfirmasi resep atas nama Bp. Martowijono?
Benar Bp. Martowijono adalah pasien dokter?
Dokter Iya benar bu. Pasien gangguan mata terdapat tanda-tanda katarak
Apoteker Iya dok. Resepnya Catarlent eye drop, Forneuro dan Latropil. Saya
ingin konfirmasi untuk kekuatan sediaan Latropil belum tercantum
diresep terdapat sediaan 400 mg, 800 mg dan 1200 mg dokter ingin
memberikan kekuatan sediaan yang berapa ya?
Dokter Berikan yang 400 mg saja bu 3 kali sehari
Apoteker Baiklah dok. Saya berikan laptropil 400 mg 3 kali sehari ya dok
Dokter Iya. Ada lagi bu saya masih ada pekerjaan lagi
Apoteker Sudah dokter terimakasih atas waktunya dok selamat siang
Dokter Iya
1. Catarlent Eye Drop (Cendo)
Komposisi : K-iodida 5 mg, K-klorida 5 mg, Na-tiosulfat 0,5 mg,
timerosal 0,002 mg/ml
Indikasi : Katarak lentikularis, perdarahan dalam vitreus humour,
opesifikasi vitreous humour
Kemasan : Botol 5 ml; 15 ml
(ISO Vol. 47)

2. Forneuro (Kalbe Farma)


Komposisi : Vit B1 100mg, vit B6 50 mg, vit B12 100mg, vit E natural
200 iu, folic acid 400 mcg
Indikasi : Mencegah dan mengobati defisiensi vit B1, B6, B12, E dan
anemia
Dosis : 1 kapsul/hari
Interaksi : Levodopa, obat anti epilepsy
Kemasan : Kapsul lunak
(MIMS PETUNJUK KONSULTASI Edisi 15)

3. Laptropil
Komposisi : Piracetam
Indikasi : Gejala involusi yang berhubungan dengan usia lanjut,
gangguan daya ingat, lemah dan tidak bertenaga,
alkoholisme, kronik, adiksi, gejala pasca trauma, gangguan
tingkah laku pada anak.
Dosis : Kapl Dws dan anak > 12 tahun Awal 1 kapl 3x sehari. Sirup
anak 6-12 tahun ½-1 sdt, 2-5 thn ¼-1/2 sdt. Doberikan 3 kali
sehari sebelum makan
Interaksi : Ekstr tiroid, warfarin
Sediaan : Kapl salut selaput 400 mg, 800 mg, 1200 mg Sirup
500mg/5ml x 100 ml
(MIMS PETUNJUK KONSULTASI Edisi 15)

You might also like