You are on page 1of 2

Nama : Ribka Cristabel

NIM : 21116134

RESUME BUKTI AUDIT DAN PENDUKUNGNYA


Referensi : Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar (Edisi 3). Jakarta:
Erlangga.

Bukti audit didefinisikan sebagai semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Informasi ini
beragam tergantung pada tingkat pengaruhnya terhadap keputusan auditor mengenai apakah laporan
keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, apakah kinerja auditan
telah sesuai dengan yang diharapkan, atau tujuan audit lainnya. Bukti audit mencakup informasi yang
tingkat pengaruhnya tinggi seperti hasil perhitungan auditor terhadap persediaan, dan juga informasi
yang kurang berpengaruh seperti jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor kepada
auditan. Audit haruslah relevan dengan tujuan audit yang diuji oleh auditor sebelum bukti audit itu
dapat diandalkan. Masalah utama pengambilan keputusan atas bukti audit adalah penentuan jenis dan
jumlah bukti audit yang memadai untuk mengambil kesimpulan.
Sifat dan jenis Bukti Audit
a. Bukti pendukung laporan keuangan (Data Akuntansi)
Data akuntansi berupa jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi,
memorandum, dan catatan tidak resmi, seperti daftar lembaran kerja yang mendukung alokasi biaya,
perhitungan dan rekonsiliasi secara keseluruhan.
b. Pengendalian Intern Sebagai Bukti
Pengendalian intern yang dibentuk dalam setiap kegiatan perusahaan dapat digunakan untuk
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Auditor harus mengetahui bahwa klien telah
merancang pengendalian intern dan telah melaksanakannya dalam kegiatan usahanya setiap hari, hal
ini merupakan bukti yang kuat bagi auditor mengenai keandalan informasi yang dicantumkan dalam
laporan keuangan.
c. Catatan Akuntansi Sebagai Bukti
Auditor melakukan verifikasi terhadap suatu jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan,
dengan melakukan penelusuran kembali jumlah tersebut melalui catatan akuntansi. Dengan
demikian, catatan akuntansi merupakan bukti audit bagi auditor mengenai pengolahan transakasi
keuangan yang telah dilakukan oleh klien.
d. Bukti Penguat
Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat,
konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang diperoleh auditor
melalui permintaan keterangan/mengajukan pertanyaan (inquiry), pengamatan (observasi), inspeksi
(inspection), dan pemeriksaan fisik (physical examination); serta informasi lain yang dikembangkan
oleh atau tersedia bagi auditor yang memungkinkannya untuk menarik kesimpulan berdasarkan
alasan yang kuat.
Dalam memilih prosedur audit yang akan digunakan, auditor dapat memilih 7 (tujuh) kategori bukti
audit, yaitu:
a. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan atau penghitungan yang dilakukan oleh auditor atas tangible asset.
b. Konfirmasi , penerimaan tanggapan dari pihak ketiga yang independen baik dalam bentuk
wawancara maupun tertulis untuk memverifikasi ketepatan dari informasi yang dinyatakan oleh
auditor.
c. Dokumentasi , pemeriksaan yang dilakukan auditor atas catatan dan dokumen auditan untuk
membuktikan informasi dalam laporan keuangan atau yang seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan.
d. Prosedur Analitis, memperkirakan apakah saldo akun atau data yang lain telah disajikan dengan
layak.
e. Wawancara dengan auditan, proses untuk mendapatkan informasi baik tertulis maupun lewat
kalimat langsung sebagai tanggapan atas pertanyaan auditor.
f. Pelaksanaan kembali , pengecekan kembali terhadap sampel dari penghitungan dan informasi yang
diberikan oleh auditan selama periode audit.
g. Pengamatan, penggunaan panca indera untuk memperkirakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Kompetensi bukti audit yang berupa informasi penguat tergantung pada beberapa factor, yaitu:
a. Relevansi
b. Sumber bukti
c. Ketepatan waktu
d. Objektivitas

You might also like