You are on page 1of 24
SIFAT DAN PROSPEK PENGGUNAAN REFRIGERAN CAMPURAN R12DANR 22 Aryadi Suwono dan Amir Sambodo 1) 1 PENDAHULUAN Diversifikasi dalam industri mesin pendingin dan pengkondisian udara menuntut untuk dikem- ‘bangkennya fluida Kerja yang baru untuk disesuai- kan dengan pemakaian yang khusus. Untuk me- ‘menuhi tuntutan tersebut, telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kemungkinan penggunaan refti- {geran campuran sebagai alternatif untuk meningkat- kan performansi mesin-mesin pendingin. Usaha untuk menggunakan refrigeran campur- fn dalam skis roftgea telah llaclcan sea tahun 1888 oleh Pictet). ta merencanakan meng- gunakan campuran Karbon dioksida dan sulphur ioksida sebagai fiuida Kerja mesin pendingin, dengan tujuan untuk mengurangi ukuran kompresor ‘melalui pengurangan perbandingan kompresinya, Tetapi usaha awal untuk menerapkan refrigeran campuran tersebut tidak sepenufnya didasarkan pada teoriteort termodinamika, schingga akhimya tidak berhasil_ memunjukkan performansi seperti yang diharapkan, Dalam tahun 1933 Stradelli(2) ‘menguji penggunaan dari campuran reftigeran di atas dan memperlihatkan bahwa untuk temperatur coperasi yang same, perbendingan kompresi akan ‘meningkat seiring dengan penambahan karbon diokside ke sulphur dioksida, Dalam tahun 1939 penelitian tentang campuran reftigeran dilanjutkan dengan Kaji teoritik tentang euntungan dari campuran-sefrigeran yang mendidih dalam suata daerah temperatur tertentu pada mesin pendingin ‘non-isotermal. Maiusi(2) mencoba menerapkan teori fersebut pada campuran ethylene dan metane ‘namun menemui Kegagelan, Carr() dalam tahun 1949 menulis suatu Kertas kerja yang didasari dengan pandangan dari sudut termodinamika ke- ‘mungkinan untuk menghemat energi dengan meng- ambil Keuntungan dari perubahan temperatur selama proses evaporasi Stoecker dan Walukas‘®) dalam review lite- raturnya mengenai berbagai siklus reftigerasi telah mengungkapkan secara teoritik behwa pemakaian campuran refrigeran R-12 dan R-114 memungkin- kan untuk dapat menurunkan daya pada proses Kompresi sebesar 12% tanpa merubah efek pen- inginan yang berarti peningkatan KP (Koefisien performansi) sebesar 12%, Semonjak itu berbagat ai teoritik mengenaikemungkinan peningkatan KP mesin pendingin melalui penggunean refrigeran 1) Laboratorium Teknik Pendingin dan Pengkondisian Udara, Susan Mesin ITB, 22 campuran telah digunakan untuk berbagai jenis refrigeran(5-®), Meskipun dari segi teoritik diniti layak, namun ternyata penerapan_praktis masih terbatas, Kecuali pada proses pencairan gas alam. Suatu hambatan utama dalam penggunsan campuran reftigeran adalah sedikitnya data-data ‘termodinamika yang tersedia, Data termodinamika eksperimental yang tersedia umumnya berupa tekanan uap dari campuran, sedangkan komposisi Kesctimbangan fasa ap, enthalpi dan volume wap jenuh serta enthalpt dari cairan jenuh, kemudian ihitung dengan pertolongan data-data tekanan vap ari camparan dan sifat-ifat termodinamika refti- geran-tunggal(!!-13), Refrigeran Campuran pada seat ini telah diakut mempunyal peluang yang baik untuk diterapkan, Beberapa camparan azeotropik Freon seperti R-500, R-501 dan R-S02 telah men- Jadi populer. Campuran Freon non azeotropik tidak ‘banyak mendapat perhatian dari industriindustri mesin pendingin terutama kerena'tidak tersedianys data-data termodinamika, Dalam tulisan ini akan ibahas aspek termodinamika deri _refrigeran campuran, Pembahasan skan ditekankan pada + campuran R-12 dan R-22. Tulisan ini juga akan merupakan landasan dari tulisin mendatang yang, rmembahas hasil studi teori dan eksperimental dari penerapannya mesin pendingin 2. KLASIFIKASI CAMPURAN Campuran dapat diklasifikesikan secara umum dalam dua jenis yaitu campuran miscible (ber- camptr) dan campuran imiscible (tidak bercampur).. Camparan miscible dapat juga berupa campuran deal atau non-ideal. Campuran nondideal dspat ‘mempunyai deviasi positif atau deviasi negatif dari hhukum Raoult, sebagsimana akan dijelaskan pada bagian selanjutnya, Campuran non-ideal dapat juga membentuk ‘campuran aeotiop. Azeotrop adalah campuran dengan temperatur pendidikan konstan, Azeotrop ‘mungkin berupa azeotrop pendidihan minimum atau azeotiop pendidihan maksimum, tergantung apakah devigsi dari hukum Raoult positip atau negatif, 2.1, Campuran ideal Hukum yang mengatur campuran ideal adalah hhukum Raoult untuk fasacairan dan hukum Dalton ‘untuk fesa uap. Menurut hukum Reoult, tekanan ‘ee arsial dari dua komponen dalam campuran cairan pada temperatur, T diberikan oleh : Pps ¥y Pye Z o Py = Yp Py Menurut hukum Dalton uituk fasa uap, tekanan parsial diberikan oleh : Pr = YY) Py Pz = YV2 Py Tekanan total dapat ditentukan melalui persamean = @ = ¥, 2° Poe YP 4 y, Pe @) Kaiteria. yang lain dari campuran ideal adalah bahwa pencampuran dari unsur-unsur pokok me- nycbabkan tidak ada perubahan dalam gaya-gaya inter molekuler reta-rata dari Kejadian itu, Sesuai dengan keadaan di atas, maka campur- ‘an ideal tidak akan timbul panas evolusi atau absorpsi selama proses pencampuran jadi enthalpi dari campuran ideal dapat diperolch dengan men- jumlahken enthalpi-enthalpi dari kedua komponen tunggal_ pada temperatur dan tekanan campuran dalam perbandingan fraksi Mole, yaitu : Hg = YyH) + YoH, @ 2.2, Campuran non ideal Campuran non-ideal dapat dibedakan dari campuran ideal dalam dua hal, yaitu : i, Memperlihatkan suatu™ perubahan volunie pada pencampuran fasa uap. ii, Dalam fasa cair terjadi timbul panas absorpsi atau evolisi selama proses pencampuran Hal tersebutlah yang membuat terjadinya penyim- pangan dari hukum Raoult, Camparan dengan pe- ayimpangan positif dari fiukum Raoult untuk temperatur dan fraksi mol yang sama menghasilkan tekenan uap yang lebih tinggi dari pada yang di- dapatkan dari penetapan hukum Raoult, Keadaan ini dipetlthatkan oleh kurva (+) keadaan cairan jenuh dalam diagram P-Y Gb. 1, Kondisi yang sama juga diperlihetkan oleh kurva (#) pada diagram T-Y dalam Gb.2. Pencampuran dari Komponen-komponen yang mem- bentuk campuran non-ideal, akan disertai dengan absorpsi panas, Oleh Karena itu enthalpi dari ‘campuran cairan akan lebih tinggi dibandingkan dengan enthelpi campuran yang didapatkan dengan penjumlahan dari enthalpienthalpi cairan dari Kedua Komponen dalam perbandingan fraksi mole, Jadi enthalp! dari campuran non-ideal dalam fase ccairan dinyatakan oleh = Hom = YH) + Yip + Hy (5) KONSTAN 7 PRaoutt PCPRaoult =P, TEKANAN > L FRAKSI HOLE —ae Gambar 1. Penyimpangan titik didih dari hukum Raoult pada diagram P-Y. P= KONSTAN TEMPERATUR —> T >Tb.Raoutt on FRAKSI HOLE —> i Gambar 2, Penyimpangan tiik didih dart hukurn Raoult pada diagram T-¥. 23 Enthalpi dari campuran dalam fasa uap tidak-ber- ubah, yoitu sama dengan jumlah dari enthalpi- enthalpi komponen tunggal, hal ini membawa pengurangan dalam panas laten dari _penguapan campuran, ‘Sebaliknye dari fenomena di atas, campuran dengen penyimpangan negatif dari hukum Raoult, akan mempunysi Karakteristik sebagai berikut : i, Menghasilkan tekanan uap yang lebih rendah dari pada yang diberikan oleh hukum Raoult pada tekanan dan frakst Mole tertentu. Hal ini diperlihatkan oleh kurva (—) pada Gb. 2.1 i, Temperatur titik didih dari campuran akan lebih tinggi pada tekanan dan temperatur tertentu seperti diperlihatkan oleh kurva (—) dalam Gb. 2, fil, Peneampuran dari _-komponen-komponen menghasilkan evolusi panas. Enthalpi dari campuran cairan harus dlikurang! panas pen- campuran, berarti akan menghasilkan pe- nambahan panas laten penguapan. Contoh dari campuran yang mempunyat penyim- pangan positif adalah campuran R-22 dan R-14, sedangkan sistem NH; + H,0 adalah contoh dari campuran yang mempunyai penyimpangan negatit dari hukum Raoult(14), 2.3, Campuran azeotropik Seperti teleh dikemukakan terdahulu, azeo- trop adalah campuran non-ideal. Azeotrop umum- nya dihasilkan jike perbedasn dalam titik didit dari kedua Komponen tidak terlalu besar dan jika penyimpangan dari sifatsifat ideal cukup bese. Sebagai contoh dari azeotrop yang _mempunyai penyimpangan positif dari hukam Raoult adalah azeotrop R-22 dan R-12, Campuran azeotrop ini ‘mempunyai titik didih atau titik embun yang lebih, rendah dari titik didih tiap-tigp Komponen, seperti diperiihatkan pada Gb. 3. Campuran azcotrop ini disebut azeotrop pendidihan minimum. Pada sisi yang lain, azeotrop dengan penyimpangan negatif dari hukum Raoult mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada titik didih tisp-tisp komponen, seperti diperlitatkan pada Gb. 4, Campuran azcotrop ini disebut azeotrop _pendidihan. smaksimum. 3. SIFATSIFAT TERMODINAMIKA CAMPUR- AN R-22 DAN R-12 Untuk meramalkan sifat-sifat termodinamike campuran rofrigeran, diperluken data refrigeran ‘unggal tiap Komponen, Data-data ini dapat diambil dari pustaka (16, 17, 18 dan 19). Untuk tujuan penjabaran persamaan tingkat keadaan dari refriger- an campuran, data refrigeran tunggal untuk masing- 24 ‘masing Komponen akan dinyatakan dalam. bentuk persamean aljabar. Apabila data tersebut tersedia dalam bentuk persamaan, akan dipergunakan secara langsung, Dalam kesus data yang telah disajikan dalam bentuk tabel, persamsan aljabar yang memenuhi untuk suatu temperatur akan dibuat, 3.1. Persamaan tingkat keadaan fasa gas Bilan? telah memperlihatkan bahwa untuk refvigeran tunggal persamzan Martin-ifou yang dic sedeshanakan dapat mengkorclasian P-V-T dengan ketelitian yang cukup tinggi. Bentuk persamaan yang diusuikan adalah, er, Ag*BytcyekTITe W-) (vb)? + ‘AgtB3T. KTT, AStB3T | AgtBytCgeST!Te wy wt Dengan hargasharga dari Konstanta A, Bo, C- A. Ag, Bg, Cg, b dan k dari R-22 dan R-I urna aon el ©) TEMPERATUR ——pe T ‘areo 1 FRAKSI MOLE Gambar 3, Diagram campuran azeotrop pen- didihan minimum,

You might also like