Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Khairunnisa Lubis
1090833200012
Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Khairunnisa Lubis
Nim: 109033200012
Pembimbing,
2014
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri rufN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri OfN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
S yari f Hidayatullah J akarta.
Khairunnisa Lubis
111
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
J akarta, 24 J anuari 20 I 4
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
lv
PENGBSAHAN PANITIA UJIAN
SKRIPST
Oleh
Khairunnisa Lubis
109033200012
telah diujikan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 lanuali, zAM. Skripsi ini telah
diterima sebagai salatr satu syarat mennperoleh gelar Sarjana Sosial pada
1^S.Sos)
Program Studi llmu Politik.
Sekretaris,
nn zapfuu6-'rbk M.si
NrP. 1965 1212 1992031004 NrP. 1 973 A9272AA5,0 I 1 008
Penguji II,
'--jtrt*
--/t
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 24 Jarruan Z0l4
Dr. Ali
r2t21992031004
ABSTRAKSI
Skripsi ini menganalisis tentang eksistensi Partai Golkar dalam politik lokal dengan studi
kasus pada dewan pimpinan daerah Partai Golkar Kabupaten Simalungun pasca reformasi.
Penelitian ini menemukan bahwa Elektabilitas Partai Golkar di tingkat Legislatif di Kabupaten
Simalungun cenderung stabil dan meningkat pada dua periode yaitu 1999-2004 dan 2004-2009,
sementara perolehan suara Partai Golkar di kabupaten lain cenderung menurun. Namun pada
tahun 2009 Partai Golkar Kabupaten Simalungun mengalami kemerosotan walaupun Partai
Golkar tetap menjadi pengisi kursi legislatif terbanyak di DPRD Kabupaten Simalungun.
Kerangka Pemikiran yang digunakan dalam skripsi ini adalah Partai Politik dan Politik
Lokal dengan mengutip beberapa sumber. Konsep Partai Politik dan Politik Lokal digunakan
untuk menganalisis elektabilitas Partai Golkar dan mengukur Eksistensi Partai Golkal di Dewan
Pimpinan Daerah Kabupaten Simalungun serta melihat strategi yang digunakan Partai Golkar
dalam mencapai dan mempertahankan tingkat elektabilitas pada pemilu legislatif.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan data primer dan data sekunder.
Dari hasil analisis dengan menggunakan kedua konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa
eksitensi Partai Golkar di Kabupaten Simalungun disebabkan oleh dua faktor, yakni: Pertama
strategi pemenangan Pemilu yang efektif dan terorganisir hingga level akar rumput. Kedua Visi,
Misi serta implementasi program kerja yang berbasis pada pembangunan baik infrastruktur,
ekonomi dan pariwisata maupun pendidikan.
Kata kunci: Partai Golkar, Elektabilitas, Eksistensi, Pemilu, Partai Politik, Legislatif, Kabupaten
Simalungun.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi Ilmu Politik.
Dalam penulisan skripsi ini penulis haturkan rasa terima kasih banyak kepada keluarga
penulis, kepada Ayah, Abdul Karim Lubis, ibunda Kholilah Parinduri, S.Ag, abang penulis satu-
satunya Taufik Azhari Lubis, SH. Terima kasih untuk semua bimbingan dan kesabaran yang
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini bukan hanya hasil karya penulis seorang diri,
melainkan juga karena bimbingan, saran, motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
1. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2. Bapak Dr. Ali Munhanif,M.A selaku dosen pembimbing skrispi saya merangkap ketua
program studi Ilmu politik. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, dan nasihatnya selama
ini.
3. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si selaku sekertaris Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial
4. Bapak Dr. Iding Rasyidin dan Bapak A. Bakir Ihsan, M.Si selaku Dosen Penguji
vii
5. Bapak Idris Thaha, selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas waktu luang
periode 2012-2013, Panitia FISIP DAYS 2012, Panitia Sekolah Kader Kopri Nasional 2013,
Teman-teman KKN BBM 2012, Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara (KMSU), teman-
teman Ilmu Politik,HI dan Sosiologi diantaranya Nyimas Diah Permatasari, Imam Fitra,
Muhammad Faruqi, Indra Ramadhan, Novita sari, Amizar Isma, Arif rahman, Ahmad
Baihaqi, Muhammad Nabil, Kuntum, Saskya, Riza, Fajar Sidi, Edwin, Rizky Noor Alam,
Rizky Ramadhani, Elva Farhi Qolbina, Risky Assegaf, Muhibin, Friska Ditha, Muhammad
Iqrom Copersiz, Esti Afdinda, Mahyar Diani, M. Fadli, Eka, Ikhsan, Arfina, Fikri, Ahsan,
Surya, Riski, Clara, Anggun, Icenk, Sutisna, Zamiral, Roy, Adi Budiman, Rafsanjani, Alya,
Dinar. Tidak satu pun kenangan bersama kalian yang akan penulis lupakan. Terima kasih
atas doa, saran serta motivasi selama ini. Terlebih untuk Ardhy Dinata Sitepu, Andi Dian
Roosahandita, Yuri Handayani, Ayu Elvandari, Miftahulia, Meutia Rahmawati, yang sudah
banyak mengorbankan waktu untuk tidak sekedar membantu motivasi rela membagi tenaga
untuk saya agar bisa menyelesaikan skripsi. Tidak lupa juga kepada senior yang selalu
memberi penulis masukan-masukan bermakna seperti Elisha, Hudaf, Bana, Derry Kaffa,
7. Sahabat penulis selama 10 tahun lamanya Yosephin Sihotang S.Ab, Avry Khairunnisa
Sapalia Harahap SH, Dwi Rahayu Ningtias SE, Arief Hakim Parlaungan Lubis SE, Ade
Elisa Damanik ST. Terimakasih sudah menerima segala kekurangan saya selama 10 tahun
ini dan jangan bosan mendengarkan keluh kesah. Teruntuk Hanafiantho Dahlan Kurnio ST,
terimakasih telah memberikan pelajaran yang sangat berarti dalam hidup saya dan
viii
memberikan motivasi secara tidak langsung serta sudah mendengarkan setiap keluh kesah
8. Kepada Bapak Mantri selaku staff Humas KPU Pusat dan Bapak Abu Sofyan selaku staff
Humas KPU Sumatera Utara terima kasih telah memberi banyak informasi selama
mengerjakan skripsi.
9. Terimakasih kepada Seluruh Pegawai DRPD Kabupaten Simalungun dan Seluruh Pegawai
Fraksi Partai Golkar yang sudah mau direpotkan berkali-kali untuk kepentingan data skripsi
saya.
10. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga segala
dukungan dan bantuan kalian mendapat imbalan dari Allah SWT dan menjadi amal
kebaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis
menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan di masa mendatang. Mudah-
mudahan, skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan bagi pembacanya dan
Khairunnisa Lubis
Nim 109033200012
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ........................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Partai Politik.................................................................................................................. 15
B. Politik Lokal.................................................................................................................. 22
x
BAB III DESKRIPSI UMUM PARTAI GOLKAR DI KABUPATEN SIMALUNGUN
2. Tinjauan Luas.......................................................................................................... 38
xi
Pemilihan Legislatif ................................................................................................ 49
BAB V KESIMPULAN
1. Kesimpulan ................................................................................................................ 62
2. Saran .................................................................................................................................. 65
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Salah satu warisan sejarah demokrasi Indonesia ketika zaman Orde Baru adalah
Partai Golkar. Keberadaan Partai Golkar merupakan fenomena unik dalam dinamika
politik Indonesia pasca reformasi. Sejak bergulirnya reformasi yang dimotori oleh
dengan menurunnya perolehan suara partai di tingkat nasional pada pemilu legislatif
tahun 1999. Penurunan perolehan suara Partai Golkar ini tidak terlepas dari
masyarakat atas kepemimpinan Soeharto di bawah Partai Golkar selama lebih dari 30
tahun.
Pada pemilu legislatif tahun 1999, Partai Golkar menduduki posisi kedua dalam
perolehan suara nasional dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara
sah atau mengalami penurunan sebesar 0,86 dibanding pemilu legislatif tahun 19971.
Sementara itu, reformasi tahun 1998 telah melahirkan pemenang baru dalam pemilu
legislatif tahun 1999. Ketika itu PDIP berhasil memperoleh simpati masyarakat
1
“Materi Pendidikan dan Latihan Kader Penggerak Teritorial Desa”. (Jakarta: Lembaga
Pengelola Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar 18Oktober 2009)
1
dengan mendominasi perolehan suara di 11 Provinsi atau memperoleh 33,7% secara
Pada pemilu legislatif tahun 2009, Partai Golkar kembali mengalami kekalahan.
Pada tahun 2009, Partai Golkar hanya berhasil memperoleh 5.533.214 suara atau
19,11% dari total suara sah nasional. Perolehan suara ini masih jauh dibawah
perolehan suara Partai Demokrat, yakni 21.703.137 suara atau 26,79% dari total suara
sah nasional3.
pemilu legislatif pasca reformasi, namun posisi Partai Golkar masih selalu menempati
lima besar dalam perolehan suara nasional.4 Penurunan elektabilitas Partai Golkar di
era reformasi pada kenyataannya tidak serendah persepsi sejumlah orang yang
Faktanya, Selama pemilu tahun 1999, 2004, dan 2009 perolehan suara Partai
Golkar masih tinggi dalam perhitungan nasional.5 Perolehan suara ini tidak terlepas
2
Kisah Sukses Partai Politik Baru di Pemilu 1995. 5 April 2004. Liputan 6.com news
(http://news.liputan6.com/read/75500/kisah-sukses-parpol-baru-di-pemilu-1999). Diunduh 30
November 2013
3
“Pemilu Kacau Balau” . Berita Indonesia, 14 April 2009
http://www.beritaindonesia.co.id/utama/619-pemilu-kacau-balau?start=2 . Diunduh 30 November
2013
4
Aulia Rachman, Citra Khalayak tentang Partai Golkar (Jakarta: PSAP 2003),40
5
Makrum Holil, Dinamika Politik Islam Golkar di Era Orde Baru (Tangerang: Gaya Media
Pratama, 2009),42
2
dari keutuhan perolehan suara, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, yang
mengalami penurunan cukup drastis sepanjang 10 tahun terakhir, yakni sebesar 10%.7
Penurunan perolehan suara dalam pemilu legislatif tahun 1999-2004 dan 2004-2009,
Tabel I.A.1
Hasil Pemilu Legislatif Kabupaten di Sumatera Utara
Tahun 1999 dan 2004
1999-2004 2004-2009
Total Anggota Total Anggota
Kabupaten anggota legislatif dari anggota legislatif dari
legislatif Partai Golkar legislatif Partai Golkar
Toba 25 orang 4 orang 25 orang 2 orang
Samosir 16 % 12 %
Labuhan 50 orang 6 orang 50 orang 5 orang
Batu 12 % 10 %
Tapanuli 35 orang 3 orang 35 orang 3 orang
utara 8,6 % 8,6 %
Tebing 25 orang 5 orang 25 orang 2 orang
tinggi 20 % 8%
Deli 60 orang 6 orang 50 orang 5 orang
Serdang 12 % 10 %
Langkat 50 orang 6 orang 45 orang 5 orang
12 % 11, 1 %
Serdang 45 orang 5 orang 45 orang 4 orang
Bedagei 11 % 8,9 %
Simalungun 50 orang 15 orang 45 orang 16 orang
30 % 37,2 %
6
Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar Di Tengah Turbulensi Politik Era
Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),64
7
H. Syaifukkallah yusuf , “Belajar pada Golkar”. 2003
(http://www.polarhome.com.pipermadlnavonal-m/2003) diakses 30 November 2013
3
Asahan 45 orang 7 orang 45 orang 5 orang
15,6 % 11,6 %
Samosir 25 orang 2 orang 25 orang 2 orang
8% 8%
Batubara 28 orang 4 orang 25 orang 2 orang
14, 3 % 8%
Sibolga 25 orang 4 orang 25 orang 2 orang
16 % 12 %
Tanjung 25 orang 6 orang 25 orang 2 orang
Balai 24 % 16 %
Karo 35 orang 4 orang 35 orang 3 orang
11,4 % 8,6 %
Sumber : Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara
menurun dari tahun ke tahun. Namun demikian, perolehan suara Partai Golkar di
tahun 1999 dan 2004 perolehan suara Partai Golkar di Kabupaten Simalungun terlihat
meningkat.
Utara dengan luas wilayah 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah Sumatera Utara
pemilihan Sumatera Utara (SUMUT) III yang memiliki jumlah kursi sebanyak 10
buah. 9 Selain Kabupaten Simalungun yang termasuk kedalam bagian SUMUT III
8
Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan:
Garuda Maju Cipta, 2001) 43
9
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara
4
adalah Asahan, Tanjung Balai, Pematangsiantar, Simalungun, Pak-Pak Barat, Dairi,
Karo, Binja, Langkat, Batubara. Berikut gambar pembagian daerah pemilihan umum
Gambar I.A.1
berjumlah 50 kursi yang terbagi dalam 6 daerah pemilihan. Dari ke-enam daerah
pemilihan yang ada di Kabupaten Simalungun jumlah kursi yang paling sedikit
adalah Simalungun 6 yaitu 6 kursi. Berikut peta dapil dan persentase anggota
5
Gambar I.A.2
Daerah Pemilihan di Kabupaten Simalungun
diantaranya berasal dari Partai Golkar atau sebesar 30 % dari total anggota10. Begitu
pula pada tahun 2004, Partai Golkar berhasil memperoleh 16 kursi di DPRD
Simalungun atau sebesar 37,2 % total anggota legislatif. Sementara itu, perolehan
suara Partai Golkar Simalungun pada pemilu legislatif tahun 2009 mengalami
penurunan namun pengisi kursi legistatif terbanyak tetap dipegang oleh Partai
berlambangkan pohon beringin ini. Secara persen Partai Golkar merosot ke angka
20% dari 16 orang hanya tersisa 9 orang saja. Dibandingkan dengan partai politik
10
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Simalungun
6
Selain mendapatkan suara mayoritas dalam pemilu legislatif tahun 1999 dan
sepanjang tahun 1999-2004 maupun 2004-2009. Pada dua periode tersebut, Ketua
H.Syamidun Saragih, S.Sos. Tidak hanya itu, Partai Golkar Kabupaten Simalungun
kepala daerah tahun 2009, koalisi Partai Golkar dengan Partai Demokrat telah
periode 2010-2015.
Merujuk pada deskripsi di atas, dapat dilihat bahwa perolehan suara Partai
suara terbanyak di DPRD Simalungun pada masa reformasi, dengan judul penelitian
“Eksistensi Partai Golkar dalam Politik Lokal (Studi pada Dewan Pimpinan
7
B. Pertanyaan Penelitian
perolehan suara pada pemilu legislatif di Kabupaten Simalungun pada tahun tahun
2004-2009?
a. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah bersifat formal akademis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami strategi yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan calon legisatif Partai Golkar yang dipilih masyrakat
Kabupaten Simalungun dengan melihat tereaisasi atau tidaknya program kerja yang
terlihat pada tahun 2009 mengalami kemerosotan salah satu tujuan dari penelitian
Kabupaten Simalungun.
8
b. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar hasil penelitian ini menjadi
sebuah sumbangan bagi lembaga/institusi, yaitu: partai politik, LSM atau institusi
Simalungun.
2. Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah sebagai suplemen baru dalam
pengembangan studi relevansi teori-teori politik bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, khususnya mahasiswa Departemen Ilmu Politik yang tertarik
D. Tinjauan Pustaka
Kabupaten Simalungun maupun tingkat nasional, seperti salah satu skripsi yang
Toraja Utara 2010”, yang ditulis oleh Dedy Alamsyah Mannaroy mahasiswa dari
perwakilan Partai Golkar menjadi kepala daerah meskipun upaya yang dilakukan
Kabupaten Simalungun yang selalu menduduki kursi terbanyak dari segi tahun
9
penelitian juga berbeda yang akan diteliti disini adalah tahun1999-2009 selain itu
Skripsi tahun 2009 yang ditulis Iswarizona Purba, mahasiswa Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara berjudul “Kiprah Partai Golkar dalam pentas Politik
kemajuan yang cukup pesat. Banyak golongan percaya akan kinerja beliau, bahkan
partai ini sempat menjadi partai yang paling diagungkan pada masanya. Penulis
diantaranya mengenai objek penelitian bahwasanya objek yang diteliti oleh si penulis
sebelumnya adalah Partai Golkar secara Nasional. Sedangkan pada objek penelitian
ini adalah Partai Golkar di Kabupaten Simalungun. Kemudian, pada subyek yang
diambil oleh penelitian sebelumnya adalah anggota fraksi Partai Golkar secara
Nasional sedangkan subyek yang penulis ambil adalah meliputi Partai Golkar di
mengenai objek ataupun subjek dengan berbagai macam informasi media dan
literatur-literatur kepustakaan.
Selain skripsi diatas, terdapat buku yang mengkaji tentang masalah yang sama
yaitu “The Golkar Way, Survival Partai Golkar di Tengah Tubulasi Politik Era
Transisi” yang ditulis oleh Akbar Tandjung pada tahun 2007. Tidak berbeda dengan
skripsi di atas, buku ini juga menuliskan tentang kejayaan Akbar Tandjung dalam
10
penelitian yang penulis buat diantaranya mengenai objek penelitian bahwasanya
objek yang diteliti oleh si penulis sebelumnya adalah Partai Golkar secara Nasional.
Sedangkan pada objek penelitian ini adalah Partai Golkar di Kabupaten Simalungun.
Kemudian, pada subyek yang diambil oleh penelitian sebelumnya adalah anggota
fraksi Partai Golkar secara Nasional sedangkan subyek yang penulis ambil adalah
Terdapat satu buku lagi yang berjudul “Politik Komunikasi Partai Golkar di
Tiga Era” oleh Rully Chairul Azwar. Buku setebal 206 halaman ini diterbitkan oleh
Grasindo tahun 2009. Buku ini menjelaskan tentang upaya Partai Golkar tetap
bertahan di era presiden yang berbeda. Adapun hal yang membedakan dari penelitian
ini adalah bahwasanya penulis lebih berfokus pada beberapa aspek tentang
bagaimana juga terkait dalam bahasan penulis akan tetapi yang membedakan dalam
buku ini adalah tentang data maupun analisa strategi pemilu legislatif di Kabupaten
Simalungun. Dan tentu saja hal ini didukung kuat oleh berbagai macam bukti literatur
E. Metodologi Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan pelaksanaan studi ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor,
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian
11
kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi dalam situasi wajarnya. Masalah
yang diungkapkan dapat disiapkan sebelum mengumpulkan data dan informasi, akan
Studi literatur dan dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan data mengenai
masalah-masalah yang bersangkutan melalui literatur buku, surat kabar, internet dan
dan informasi melalui tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang
tidak berstruktur kepada pihak-pihak yang berkompeten mengenai kasus ini seperti
Hj. Sri Hardianty selaku Anggota legislatif DPRD Kabupaten Simalungun karena
peneliti anggap mampu menjelaskan mengenai kasus ini secara mendalam dan Bitner
SH dan Agus Parlaungan selaku Sekretaris Partai Golkar dan Ketua Badan
pengetahuan serta data-data yang peneliti perlukan untuk membahas kasus ini. Teknik
ini memberikan informasi secara langsung dari narasumber yang berkompeten dalam
Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analisis, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat gambaran terhadap
12
terhadap data-data tersebut. Dengan menggunakan teknik penelitian ini berharap
dapat memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai
strategi apa yang dilakukan Partai Golkar dalam mempertahankan Perolehan suara
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Panduan
Penyusunan Proposal dan Skripi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang akan
diuraikan secara ringkas, rincian dari masing-masing bab adalah sebagai berikut :
Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari sub-sub bab yang
Pengertian Partai Politik, Fungsi Partai Politik, Klasifikasi Partai Politik dan Politik
Lokal.
Partai Golkar di Kabupaten Simalungun, Tugas Pokok Partai Golkar, Visi, Misi,
13
Tinjauan Lokasi, Tinjauan Luas, Tinjauan Topografi, Tinjauan Geologi, Tinjauan
Bab keempat akan memaparkan alasan Partai Golkar mampu bertahan pada
masa reformasi di Kabupaten Simalungun. Bab ini juga berisi Strategi Kemenangan
Bab kelima adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan, saran dan kritik
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Partai Politik
Partai politik muncul pertama kali di Eropa Barat. Kemunculan partai politik
faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan sebagai proses politik, maka
partai politik berkembang dengan fungsi sebagai penghubung antara rakyat di satu
Menurut Lipset dan Rokkan, dasar pembentukan partai politik di Eropa adalah
industriawan dan pengusaha-buruh. Dalam ketegangan sosio kultural ini, orang akan
melakukan identifikasi diri dan pada akhirnya memilih suatu representasi politik bagi
Setelah Perang Dunia I dan diakuinya hak pilih universal, pembelahan sosial
telah menjadi konstelasi politik yang mapan, yang membentuk sistem kepartaian di
Eropa dengan mengakar pada struktur sosial yang ada. 13 social cleavages sendiri
memiliki makna dimana agama, bahasa, etnisitas dan kelas bersifat hierarkis dan
11
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2003),5
12
Robert Michael, Partai Politik : Kecenderungan Oligarkis dalam Birokrasi (Jakarta:
Rajawali Press 1984),8
13
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2003),19
15
dapat berubah sewaktu-waktu. Pada perkembangannya perilaku pemilih dalam
memberikan dukungan kepada suatu partai politik ditentukan oleh faktor status sosial,
Mereka melihat kemerdekaan sebagai hak setiap orang dan sekelompok orang yang
terlingkup di dalam suatu bangsa, tanpa perlu menghubungkannya dengan aliran yang
untuk golongan Islam yang membentuk Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(MASYUMI). Pada masa Demokrasi Terpimpin telah tampak sekali bahwa PKI
1965).16
Pemilu 1997 diselenggarakan pada 29 Mei 1997 untuk memilih anggota DPR
dan DPRD tingkat I dan II. Pemilu ini dimenangkan oleh Golongan Karya. Pemilu ini
merupakan pemilu terakhir pada masa Orde Baru. Setelah gelombang reformasi,
Indonesia bersistem multi partai dan terus berlanjut hingga sekarang.17 Presiden dan
Wakil Presiden dipilih setiap 5 tahun sekali melalui pemilihan yang dilaksanakan
14
Ahmad Farhan Hamid, Partai Politik Lokal di Aceh (Kemitraan Jakarta 2008),16-17
15
Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia : Sesudah Potret Pasang Surut
(Rajawali, Jakarta 1983),54
16
Sigit jatmika, Partai Kebijakan dan Demokrasi (Pustaka pelajar, Yogyakarta 1999),32
17
Toto Pribadi, Sistem Politik Indonesia (Universitas Terbuka, Jakarta 2007),38
16
secara LUBER serta JURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia serta Jujur dan
Adil) yang diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional
Partai politik umumnya menjadi manifestasi dari suatu sistem politik yang
sudah modern atau yang sedang dalam proses memodernisasikan diri. Eksistensi
1. Anggota/kader partai yang jumlahnya lebih besar kader yang loyal terhadap
partai bersifat normatif dan tingkat kesetiaan terhadap partai tidak benar-benar
mengakar.
3. Kelompok elite partai yang mempunyai wewenang dan dapat menentukan garis
kebijakan partai.
1) Organisasi
suatu organisasi, hal ini dilihat dari individu yang secara langsung masuk dan
18
A Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia(Yogyakarta,Graha Ilmu, 2007),43
19
Afan Gaffar,Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
1999) ,38.
17
mengaitkan diri dalam partai politik tertentu, dan melihat dari keikutsertaan dalam
2) Keanggotaan
Keanggotaan dalam partai politik dibedakan antara partai kader dan partai
massa. Dalam partai kader, proses seleksi terhadap anggotanya dilakukan secara ketat
3) Kepemimpinan
politik, sarana sosialisasi politik, sarana rekruitmen politik dan pengatur konflik. Dari
fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa partai politik terdiri dari orang-orang yang
mempunyai tujuan yang sama yaitu mempertahankan atau merebut suatu kekuasaan
20
Maurice duverger, Partai Politik dan Kelompok Penekan (Jakarta: Rineka Cipta,1994),56.
21
Miftah, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi (Jakarta: PT Grafindo Persada),22.
22
Maurice duverger, Partai Politik dan Kelompok Penekan (Jakarta: Rineka Cipta,1994),59.
23
Maurice duverger, Partai Politik dan Kelompok Penekan (Jakarta: Rineka Cipta,1994),62.
24
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2003)365
18
2. Fungsi Partai Politik
a. Komunikasi politik
dalam pembentukan opini publik dan biasanya komunikator adalah pemimpin dari
pendapat dan aspirasi masyarakat ditampung lalu diolah dan dirumuskan dalam bentuk
yang lebih teratur setelah itu partai politik merumuskannya menjadi sebuah usulan
b. Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik merujuk pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola
25
Ramlan surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia,1992),119
26
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2003),405
27
Gabriel A. Almond G.B. Powell Jr., Compartive Politics: A Development Approach (Boston:
Little Brown and Co., 1966),92-94
19
politik juga merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakat.28
c. Partisipasi politik
dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta secara langsung
berupa kegiatan individu atau kelompok yang bertujuan ikut aktif dalam kegiatan
d. Pendidikan politik
Namun, terdapat salah satu fungsi partai politik menurut Sukarna yang dikutip
dari Maurice Duverger bahwa partai politik juga berfungsi sebagai sarana pendidikan
politik kepada masyarakat.30 Kemudian, fungsi partai politik juga dapat dikategorikan
menjadi dua dalam wadah internal organisasi dan eksternal organisasi. Fungsi dari
pembinaan, edukasi, pembekalan dan kaderisasi agar partai politik menjadi lebih
kuat.
28
Ramlan surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia,1992),122
29
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 2003) 17-19.
30
Maurice Duverger, Partai Politik dan Kelompok Penekan (Jakarta : Rineka Cipta, 1994) ,24
20
Fungsi partai politik yang kedua yaitu eksternal organisasi, dimana organisasi
ini berkontribusi bagi masyarakat, bangsa dan negara agar moral dan etika
menurut jumlah partai yang ada dalam suatu negara. Dengan cara konvensional
Di dalam suatu negara hanya ada satu partai yang dominan di antara beberapa
variasi tertentu. Sistem ini menunjukkan adanya satu partai yang dominan di
Biasanya digunakan untuk menunjukkan adanya dua partai poltik dalam suatu
negara atau dengan beberapa variasi tertentu menunjuk adanya beberapa partai
Sistem ini menunjukkan adanya banyak partai politik dalam satu negara, tanpa
dalam pemerintahan.
31
Firmanzah, Mengelola Partai politik (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2008),69
32
Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, (Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM,
1991),195-199
21
B. Politik Lokal
Politik lokal adalah sistem politik demokratis yang bekerja pada tingkat lokal
atau daerah. Institusi yang membentuknya adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
dimana partai politik, kelompok kepentingan juga media massa sering dijadikan
komunikator. Politik lokal mencakup aspek yang luas seperti ekonomi, politik dan
sosial.33
a) Extractive Capability
yang tidak memiliki kemampuan extractive capability karena daerah tersebut masih
sangat bergantung pada pusat sehingga daerah tersebut tidak tercapai otonomi
daerahnya.
33
Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia: Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan Pembangunan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1993),48
34
SL Harjanto, Dinamika Birokrasi dan Politik Lokal (Jakarta: PT Media Mahkota Utama,
2004),79-89
35
Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, (Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM,
1991) ,197
22
b) Regulative Capability
individu atau kelompok. Seringkali daerah belum mampu untuk mengatur dan
c) Distributive Capability
anggaran kerja menuntut pengalokasian dana jauh lebih besar dan banyak untuk
d) Symbolic capability
setiap sekolah diadakan upacara bendera di setiap hari Senin. Dalam upacara tersebut
desa dan ke masyarakat juga sering dilakukan, baik untuk memberikan bantuan
23
pada kehidupan sehari-hari sangat kurang. Terbukti, para pejabat di daerah sering
diminta untuk mundur dari jabatannya. Perihal demonstrasi dapat dinilai sebagai
suatu perkembangan partisipasi politik dan demokrasi yang baik. Baik di satu sisi,
namun juga menandakan bahwa dukungan terhadap sistem politik mengalami erosi,
menjadi bukti bahwa kemampuan symbolic capability ini kurang efektif dalam
penerapannya.
e) Responsive Capability
tinggi kemampuan untuk memberian respons terhadap berbagai tuntutan dari luar,
maka semakin tinggi pula dukungan yang akan diperoleh sistem politik dari luar.39
Politik lokal harus diterapkan di dalam partai politik. Sesuai tujuan setiap partai
apabila partai politik dapat menarik simpati masyarakat untuk memberikan hak
Pada tahap penyelenggaraannya, politik lokal dan politik nasional hampir sama
karena berpusat pada satu pemimpin. Pada level nasional dipimpin oleh pemimpin
nasional (presiden), sedangkan pada tatanan lokal dipimpin oleh pemimpin setempat.
39
Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, (Yogyakarta: Tiara wacana YP2LPM,
1991),207
40
R. Widodo Triputro, Supardal, Pembaharuan Otonomi Daerah (Jakarta : Program Studi Ilmu
Pemerintahan, STPMD "APMD" dan APMD Press, 2005) ,13
24
Tata cara pelaksanaan prosedural pelaksanaan politik lokal pun hampir sama dengan
politik nasional. Tetapi, pada level lokal pelaksanaannya tidak boleh menyalahi
prosedur nasional. Hal ini dimaksudkan bahwa politik lokal hanya berlaku pada
dan sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Simalungun guna kesejahteraan.
Partai Golkar semakin memiliki rasa tanggung jawab untuk pengembangan daerah
tersebut.
41
SL Harjanto, Dinamika Birokrasi dan Politik Lokal (Jakarta: PT Media Mahkota Utama,
2004) 93.
25
BAB III
DI KABUPATEN SIMALUNGUN
Golkar mengikuti pemilu di tahun 1971 (pemilu pertama dalam Orde Baru).
Dalam pemilu pertama tersebut, Golkar tampil sebagai pemenang dan begitu
seterusnya pada pemilu 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997.42 Kemenangan Golkar
yang terus menerus ini dipicu oleh keberpihakan Soeharto dalam membuat kebijakan
Era Soeharto berakhir dan Era Reformasi lahir, Golkar berubah nama menjadi Partai
Golongan Karya (Partai Golkar) dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa
Partai Golkar turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P. Karena pemerintahan
Megawati Soekarnoputri dinilai tidak terlalu baik, maka para pemilih kembali
menaruh harapan kepada Partai Golkar serta partai-partai lainnya seperti Demokrat,
42
Imam Pratigno, Ungkapan Sejarah Lahirnya Golkar (Jakarta: Yayasan Bhakti, 1984),5
43
Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia : Sesudah Potret Pasang Surut (Jakarta.:
Rajawali, 1983),39.
44
Secara harfiah Incumbent berasal dari bahasa latin yang memiliki arti Petahana melainkan
Tahana yang berarti kedudukan, martabat (kebesaran, Kemuliaan) Kata ini dipopulerkan oelh Salomo
Simanungkalit. Kata Incumbent pertama dipakai dalam literature popular berbahasa Inggris bermakna
“yang sedang mngemban jabatan” atau “Pengemban jabatan” (Harian Kompas yang dimuat pada 6
februari 2009).
26
PKB, dll. Partai Golkar menjadi pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif
pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara
sah. 45
Pemilu 1999 mereka kalah bersaing dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari
suara sah. Sekilas, Partai Golkar mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari
prosentase turun sebanyak 0,86%. Kemudian, Partai Golkar mendapat 107 kursi
(19,2%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat
sebanyak 15.037.757 suara (14,5%). Perolehan suara dan kursi Partai Golkar
menempatkannya pada posisi kedua dalam Pemilu ini. 46 Pada Pemilu 2004 Partai
keamanan, sebagai kekuatan sosial politik dan pertahanan keamanan. Pada saat itu,
segala organisasi politik harus bergabung dalam suatu wadah yang disebut dengan
Front Nasional dan organisasi-organisasi yang tidak berafiliasi dengan partai politik
45
Aulia Rachman, Citra Khalayak tentang Partai Golkar (Jakarta: PSAP, 2003) ,82
46
Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era
Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),29
27
serta yang berorientasi pada karya dan kekaryaan juga harus berada dalam barisan
Front Nasional. Terlebih, keadaan dan kondisi di Kabupaten Simalungun saat itu
PKI telah berhasil menyusun kekuatan di segala sektor dan bidang, di tengah-tengah
pada tanggal 26 Juli 1965. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, terbentuklah
yang bernama Sekber Golkar yang didukung oleh ABRI dan masyarakat. Seluruh
pembentukan itu didukung oleh ABRI, karena ABRI lahir dari rakyat, dan
Oleh karenanya, ABRI turut serta dan tidak dapat tinggal diam dalam setiap gerakan
47
Pangihutan Sirumapea, Perkembangan Partai Golkar di Sumetera Utara, (Medan: Garuda
Maju Cipta, 2008),84
48
Rully Khairul Azwar, Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era, (Jakarta: Grasindo,
2008),75
28
dalam musyawarah tersebut terpilih A. Kadir Pohan dari Angkatan Darat sebagai
ketua, dan O.K. Soeratoellah dari SOKSI menjadi sekretaris. Kemudian di awal tahun
1968, A. Kodir Pohan mendapat tugas baru dari KODAM I/Iskandar Muda sehingga
jabatan ketua Sekber Golkar ditugaskan kepada Kol. M. Saleh Arifin. Tugas tersebut
Sekber Golkar belum mempunyai wewenang dan prosedur yang cukup kuat untuk
dapat berjalan dengan baik walaupun terdapat beberapa hambatan yag tidak berarti.50
Dengan demikian, seluruh wilayah yang berada di Sumatera Utara dalam waktu yang
relatif singkat terbentuk oleh Sekber Golkar, dan memang dinantikan oleh masyarakat
Pancasilais. 51
49
Pangihutan Sirumapea, Perkembangan Partai Golkar di Sumetera, (Medan: Garuda Maju
Cipta, 2008),96
50
Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era
Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),41
51
Pangihutan Sirumapea, Perkembangan Partai Golkar di Sumetera, (Medan: Garuda Maju
Cipta, 2008),77
29
Sekber Golkar mendapat banyak dukungan masyarakat melalui organisasi-
organisasi yang berafiliasi tidak dengan partai politik, melainkan yang berorientasi
pada karya dan kekaryaan seperti MKGR, SOKSI, KOSGORO 52 , dan organisasi
1945.
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
52
MKGR adalah salah satu partai politik di Indonesia yang pernah menjadi peserta di pemilihan
umum tahun 1999. Singkatan dari MKGR adalah Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong.
SOKSI adalah singkatan dari kata Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia. Organisasi ini
terbentuk di Jakarta pada 20 mei 1960.
Kosgoro adalah singkatan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong yang berdiri pada tahun
1957 (Pa8rtai Golkar dalam Masa Transisi).
53
Harmoko, Quo vadis Golkar : Mencari Presiden Pilihan Rakyat, (Jakarta:Kintamani
Publishing,2009),6-7
54
Leo Suryadinata, Golkar dan Militer : Studi Tentang Budaya Politik, (Jakarta:LP3ES,
1992),144
30
4) Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengembangkan kehidupan
“ KARYA SIAGA GATRA PRAJA”.55 Terkait hal ini, upaya untuk memperkokoh
Partai Golkar berjuang menciptakan sistem dan format politik yang di dalamnya
Sejalan dengan tuntutan pembaharuan dan tuntutan zaman maka Partai Golkar
kekukuhan Partai Golkar untuk tetap berideologi Pancasila dan berpegang teguh pada
doktrin karya kekaryaan. Paradigma baru Golkar adalah jati diri yang lahir tahun
1964 yang tertuang dalam Ikrar dan Doktrin Perjuangan Golkar yang diaktualisasikan
dengan semangat baru dalam lingkungan strategis yang telah berubah dan merupakan
55
Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat
Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tahun 2009.
56
Bambang Setiawan, Partai-Partai Politik Indonesia, Ideologi dan Program, 2004-2009
(Jakarta: Kompas, 2004) ,281
31
wujud reformasi eksternal dalam mengembangkan orientasi baru yang tak terlepas
Lahirnya paradigma baru Partai Golkar dipengaruhi oleh kondisi eksternal yaitu
krisis moneter yang menimpa kawasa Asia Tengggara yang berdampak kepada
paradigma baru Partai Golkar. Fitrah Partai Golkar sebagai pembaharu mendorong
Pembaharuan ini guna meluruskan bebrapa isu negatif yang sempat berkembang
seperti isu adanya kecurangan yang dilakukan Partai Golkar, tentnya ini diarahkan
untuk Partai Golkar yang lebih baik lagi. Paradigma baru ini diupayakan sebagai
penghapus keyakinan bahwa partai politik tidak hanya menjadi mesin pemilu atau
Selain itu pembaharuan ini juga dipicu oleh fitrah Partai Golkar itu sendiri,
seperti yang dijeaskan pada urutan ke empat dalam Ikrar Panca Bhakti Golongan
57
Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era
Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), 148
58
Kholid Novianto, Partai Golkar dalam Masa transisi (Jakarta: Benda Press, 2003), 162.
59
Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era
Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), 202
60
Harmoko, Quo vadis Golkar : Mencari Presiden Pilihan Rakyat, (Jakarta:Kintamani
Publishing,2009),16
32
KaryaBAHWA SEMANGAT PEMBAHARUAN SEJATINYA MERUPAKAN
terhadap struktur dan kelembagaan organisasi yang dapa memberi batasan pada
kemandirian Partai Golkar melalui akses yang terlalu besar pada organisasi.62
Untuk mencapai tujuan di atas, tugas pokok Partai Golkar seperti yang tertulis
peningkatan segala aspek kehidupan yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, agama,
sosial budaya, setia pertahanan dan keamanan nasional guna mewujudkan cita-cita
nasional.63
61
Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era
Transisi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),124
62
Aulia A.Rahman, Citra Khalayak tentang Golkar, (Jakarta: Pusat Studi Agama dan
Peradaban, 2006),48
63
Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat
Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tahun 2009.
33
lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam tatanan
masyarakat madani.64
Indonesia.
dunia. 65
mengatasi perbedaan paham, golongan dan kelompok atas dasar suku, etnis,
agama, aliran dan budaya sehingga seluruh bangsa Indonesia terhimpun dalam
kekuatan besar.
64
Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat
Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tahun 2009.
65
Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat
Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tahun 2009.
34
c. Mengembangkan ciri pluralisme dalam kesatuan dengan menampung
Tunggal Ika.
dan konstitusional.
4. Pengurus Kecamatan dan Kelurahan, serta Kelompok Kerja (Pokar) yang berada
66
Hasil MUNAS VIII Partai Golkar Tahun 2009 “Suara Rakyat Suara Golkar”, 82 sekretariat
Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tahun 2009.
35
Berikut adalah Komposisi dan Personalia DPD Partai Golkar Kabupaten
Tabel III.A.1
Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar
Kabupaten Simalungun
Masa Bhakti 1999-2004
Struktur Nama
Penasehat H. Syamidun Saragih
Ketua Drs. Pangihutan Siagian
Wakil Ketua Marinsen Saragih, SH
Sekretaris Janter Sirait, SE
Wakil Sekretris Hj. Siti Aminah Lubis
Bendahara Ny. Damertina Saragih
Anggota Siswanto KS
Drs. Edy Irianto Sipayung
Drs. Edy Achyar
St. Hermanus Lumbanraja, BA
Kumpul Sakim
Sumber : Memori Pelaksanaan Tugas DPRD Kabupaten Simalungun 1999-2004
Tabel III.A.2
Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar
Kabupaten Simalungun
Masa Bhakti 2004-2009
Struktur Nama
Penasehat H. Syamidun Saragih
Ketua Janter Sirait, SE
Wakil Ketua Timbul Jaya Sibarani, SH
Sekretaris Drs Niwar
Wakil Sekretris Masdin Saragih, SH
Bendahara Eko Sulistiyowati, SPd
Anggota Ir. Makmur Damanik
Binton Tindaon
Esman, S.Ag
Endang Wirdawaty, SE
Makmur
Nasom Damanik, BA
Rudolf Girsang
Chairul Siregar
Sumber : Memori Pelaksanaan Tugas DPRD Kabupaten Simalungun 2004-2009
36
Tabel III.A.3
Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar
Kabupaten Simalungun
Masa Bhakti 2009-2014
Struktur Nama
Ketua Janter Sirait, SE
Wakil Ketua Timbul Sibarani, SH
Sekretaris Ir. Makmur Damanik
Wakil Sekretaris Togi Samos
Bendahara Priahken Tarigan, SE
Wakil bendahara Sabaruddin Sitorus, ST
Anggota Bidner Butar-Butar, SH
Ovrita Tanjung
Pianus Sinaga
Sanju MJ Sidabutar
Humuntal Rajaguk-guk
Tiurma Saragih, SPd.
Sumber : Memori Pelaksanaan Tugas DPRD Kabupaten Simalungun 2009-2014
a. Tinjauan Letak
Utara terletak pada 980 32” BT- 99O 34” BT dan 2O 36‟ LU dan 2O 36”LU-3O 18” LU,
sebagai berikut :
67
Palupi P Astuti, Profil Daerah Kabupaten dan Kota Jilid 3 (Jakarta: Kompas, 2003),26-29
37
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tobasa.
b. Tinjauan Luas
Lahan pertanian yang subur dan luas menjadi modal utama perekonomian
Simalungun dan menjadikan daerah ini lumbung padi terbesar kedua di Sumatera
Utara setelah Kabupaten Deli Serdang. Terletak pada ketinggian 369 meter di atas
permukaan laut, Simalungun mampu menarik perhatian masyarakat luar daerah sejak
zaman kolonial.
sawah termasuk ladang tersebar merata di setiap kecamatan. Tahun 2001 misalnya,
petani Simalungun memproduksi beras 293.179 ton, 190 persen dari kebutuhan lokal.
Simalungun setiap tahun surplus beras yang disalurkan ke daerah sekitarnya melalui
Swasembada pangan Simalungun teruji puluhan tahun dan masih akan terus
berlangsung. Tahun 1995, petani bersemangat menanam kelapa sawit sehingga tidak
sedikit lahan sawah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Alih
68
Dolog adalah depot logistik atau Instansi vertical dari BULOG di Provinsi atau Daerah
Tingkat I. (digilibs.its.ac.id).
38
fungsi lahan ini tidak mengganggu Simalungun sebagai penghasil beras. Produksi
Selain padi, daerah ini juga penghasil utama palawija. Jagung, ubi jalar, ubi
kayu, dan kacang tanah menempati urutan pertama dan kedua produksi terbesar di
Sumatera Utara. Dukungan tenaga kerja pertanian tanaman pangan sangat besar.
Kecamatan Dolok Panribuan dan Tanah Jawa yang berbatasan dengan Kabupaten
menjadi penyedia tenaga kerja pertanian tanaman pangan terbesar (83,4 persen).
Serdang menjadi daerah dengan sebaran penduduk merata dalam lapangan pekerjaan:
Kegiatan ekonomi daerah tahun 2001 Rp 4,2 triliun, 62 persen disumbang oleh
pedagang dan tengkulak, yang sebagian besar dari luar daerah. Kehadiran industri
besar seperti PT Good Year Sumatra Plantations yang didirikan tahun 1970 cukup
69
Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan :
Garuda Maju Cipta, 2001),61
70
Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan :
Garuda Maju Cipta, 2001),61
39
membantu petani memasarkan hasil panen mereka. Meskipun memiliki perkebunan
sendiri, perusahaan pengolahan karet ini mampu menampung karet hasil perkebunan
rakyat. Setelah diolah menjadi bahan setengah jadi, produknya dijual ke luar daerah
dan ekspor.71
721,6 miliar. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam bidang ini di berbagai
kecamatan masih sedikit, satu sampai empat persen. Satu-satunya kecamatan dengan
jumlah tenaga kerja besar dalam bidang ini adalah Tapian Dolok yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Deli Serdang, dengan 12,7 persen tenaga kerja.72
industri, sebagai wahana pemberi nilai tambah dan perdagangan akan menjadikan
71
Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan :
Garuda Maju Cipta, 2001),73
72
Pangihutan Sirumape, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.( Medan :
Garuda Maju Cipta, 2001) ,76
73
Memori Pelaksanaan Tugas DPRD Kabupaten Simalungun
40
1. Permukiman / perkampungan : 13.231 Ha
2. Persawahan : 64.909 Ha
7. Alang-alang : 34.660 Ha +
Jumlah : 438.660Ha
c. Tinjauan Topografi
Kabupaten Simalungun memiliki daerah yang terdiri dari atas dataran tinggi dan
dataran rendah dimana dataran tinggi terletak di bagian barat daya, barat dan barat
laut dan dataran rendah pada bagian utara, timur, selatan, timur laut dan tenggara.
Pada daerah dataran tinggi terdapat beberapa gunung serta bukit dan areal hutan
dimaksud, yaitu :
1. Gunung Simbolon
2. Gunung Singgalang
3. Gunung Sipiso-piso
4. Gunung Simanuk-manuk
Simalungun merupakan daerah hulu sungai baik sungai besar maupun sungai kecil.
41
d. Tinjauan Geologi
terutama pada dataran tinggi terbentuk akibat letusan gunung Danau Toba di masa
Kabupaten Simalungun, baik batu kerikil, batu padas, batu kapur, batu granit dan batu
e. Iklim
tinggi, secara statistik pada tahun 2003 tercatat sebesar 3.267 mm.
f. Tinjauan Hidrologi
berupa pegunungan terdapat kawasan hutan lindung maupun hutan produksi terbatas
serta cagar alam. Hal ini menunjukkan bahwa daerah ini merupakan daerah hulu
sungai dengan 157 buah sungai diantaranya yang terpanjang adalah Sungai Bah
Bolon (118 km), Bah Lombut (89,50 km) dan Bah Tongguran (91 km).
42
Tabel III.A.4
Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Simalungun
tahun 2006-2010
43
BAB IV
tahun 2004-2009
Pada pemilu 1999 yang lalu, Partai Golkar mengalami berbagai masalah yang
stigma dan kesan negatif, dimana stigma tersebut telah mempengaruhi perolehan
suara pada pemilu 1999. Selain itu, terdapat oknum tertentu, seperti organisasi massa,
LSM, dan partai yang mengecam bahwa Partai Golkar telah melakukan pelanggaran
pada pemilu 1999, bahkan mereka menuntut ke Mahkamah Agung agar Partai Golkar
secara krusial karena Mahkamah Agung memutuskan bahwa tidak ada dasar hukum
Pada kenyataannya, Partai Golkar masih eksis dan kuat selama satu dekade
terakhir. Dukungan politik di tingkat elit termasuk birokrasi dan konstituen masih
tinggi meskipun sistem politik sudah berubah. Partai Golkar telah menjadi faktor
74
Nung Runua, Dinamika Politik Indonesia dari Pemilu 1992 sampai Kabinet Pembanguan vi,
(Jakarta: PT Bina Rena Perwira, 1994),133
44
determinan dalam setiap proses politik, terutama di sidang parlemen. Hal ini juga
meyakini kesejahteraan yang dinikmati saat ini sebagian besar merupakan hasil usaha
anggota legislatif dari Partai Golkar sejak Orde Baru. Oleh karena itu, para pemilih
memiliki keterikatan untu tetap memilih calon legislatif dari Partai Golkar.
Selain hal tersebut kekuatan Partai Golkar juga diakui oleh anggota Fraksi
sebagian besar perkebunan. Basis dari Partai Golkar adalah dari pegawai perkebunan.
Sejak masa pemerintahan Soeharto banyak pegawai perkebunan tersihir untuk lebih
condong pada Partai Golkar, hal ini telah mengakar dan menjadikan Partai Golkar
sampai sekarang partai yang tangguh. Sumber daya manusia dari Partai Golkar juga
diakui mempunyai keunggulan lebih, calon legislatif selalu mempunyai nilai tinggi di
masyarakat.76
75
Pemilih memiliki orientasi tinggi pada policy-problem-solving dan berorientasi rendah untuk
faktor ideologi. Pemilih dalam hal ini lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau calon
kontestan dalam program kerjanya. Program kerja atau platform partai bisa dianalisis dalam dua hal :
1) Kinerja partai di masa lampau (backward looking) dan 2) tawaran program untuk menyelesaikan
permasalahan nasional yang ada (forward looking).Kinerja partai atau kontestan biasanya
termanifestasikan pada reputasi dan citra (image) yang berkembang di masyarakat. Dalam konteks ini
yang lebih utama bagi partai politik dan kontestan adalah mencari cara agar mereka bisa membangun
reputasi di depan publik dengan mengedepankan kebijakan untuk mengatasi permasalahan nasional.
Pemilih jenis ini menggunakan analisis kognitif dan pertimbangan logis yang sangat dominan dalam
proses pengambilan keputusan. Hal yang terpenting bagi mereka adalah apa yang bisa (dan yang telah)
dilakukan oleh sebuah partai atau kontestan. (Firmanzah, Marketing Politik antara Pemahaman dan
Realitas. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2008),120
76
Hasil wawancara dengan Khoirul, Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan melalui
telefon 18 Januari 2014. Pukul 14.19 WIB.
45
Di Kabupaten Simalungun, Partai Golkar memiliki tingkat kepercayaan publik
yang tinggi. Hal tersebut dijadikan sebagai modal perjuangan Partai Golkar dalam
Pertama, potensi historis. Partai Golkar telah berusia lebih dari tiga setenga
Kedua, Partai Golkar memiliki infrastruktur yang sangat kuat dan masih
Keempat, Partai Golkar adalah partai yang mengakar dan responsif. Sejumlah
anggota dan kader Partai Golkar tumbuh dan berkembang dari bawah dan berprestasi.
Sebagai partai yang didirikan oleh kelompok-kelompok dari dalam masyarakat. Partai
Golkar tumbuh dan berkembang dari rakyat dan didukung oleh rakyat.
mewujudkan doktrin, visi, misi, platform dan pokok pokok strategi perjuangan
46
Partai Golkar memiliki strategi khusus dalam pemenangan pemilu legisatif di
tahapan kegiatan pemenangan pemilu yang terfokus pada tahun 1999-2004 kemudian
Tahapan ini dilakukan untuk meneruskan program kerja sebelum periode 1999 dan
a. Tahapan konsolidasi
77
Hasil wawancara dengan Bitner, SH selaku Wakil Sekretaris Partai Golkar Kabupaten
Simalungun melalui pembicaraan telefon 18 Oktober 2013
47
keanggotaan akan meningkat, guna memperluas jangkauan terhadap masyarakat yang
b. Tahapan penggalangan
penggalangan fungsional atau khusus, dalam rangka meraih simpati masyarakat luas.
Kegiatan penggalangan dilakukan secara intensif oleh seluruh jajaran Partai Golkar di
wilayah basis. Sehingga, tercapai basis dukungan yang cukup luas terhadap Partai
c. Tahapan mobilisasi
Anggota legislatif. Melalui tahapan yang dilakukan maka Partai Golkar di Kabupaten
Simalungun mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada pemilihan legislative tahun
2004
78
Hasil wawancara dengan Dra. Hj. Sri Handriarty Anggota DPRD Kabupaten Simalungun dari
Fraksi Partai Golkar melalui pembicaraan telefon 18 Oktober 2013.
48
Pendukung atau kekuatan
kelurahan.
atau tempat pemungutan suara dalam bentuk kelompok kader dengan personil
penggalangan.
sebagai saluran yang menyampaikan pesan politik, melainkan juga sebagai agen
politik. 81 Media melakukan proses pengemasan pesan dan proses inilah yang
79
Partai Golongan Karya memiliki suatu Organisasi Sayap Perempuan yaitu Kesatuan
Perempuan Partai Golonga Karya (KPPG) di setiap tingkatan memiliki struktur organisasi dan
kewenangan untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan organisasi di bidang kelompok strategisnya,
yang dalam pelaksanannya dipertanggungjawabkan pada Dewan Pimpinan Partai sesuai tingkatannya.
80
AMPG adalah Angkatan Muda Partai Golkar. Ide dasar pembentukannya untuk menghimpun
dan memberdayakan kader-kader partai yang militan dan berdedikasi tinggi serta sebagai garda depan
dalam menjaga artabat dan kewibawaan partai. (The Golkar Way : Survival Partai Golkar di Tengah
Turbulensi Politik Era Transisi, 116).
81
Eriyanto, Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta, LKiS,
2002), 155
49
ini, media dapat memilih fakta yang akan atau tidak dimasukkan ke dalam teks berita
politik. Di samping itu, dalam membuat berita politik media juga bisa memilih
Selain itu yang menyebabkan Partai Golkar selalu menduduki urutan pertama di
Kabupaten Simalungun karena daftar nama calon dalam surat suara dari Partai
Golkar selalu berada di urutan teratas. Dalam sistem proposional yang seharusnya
ditonjolkan dalam kampanye politik adalah program partai dan ketokohan para
kandidat karena yang dipilih oleh rakyat adalah tanda gambar partai. Justru itu partai
politik harus menampilkan program dan tokoh-tokoh yang menarik, disukai dan
Media politik adalah salah satu unsur komunikasi politik. Sarana perjuangan
berbicara langsung kepada sasaran publik tertentu, tanpa perantara. Tetapi, media
segmen politik yang dituju, yaitu massa politik yang bersifat homogen, heterogen
82
Suyuti Budiharsoni, Politik Komunikasi, (Jakarta: PT Gramedia, 2003), 55
83
Prof.Dr. Anwar Arifin, Pencitraan Dalam Politik (Jakarta: Pustaka Indonesia, 2006),41
84
Ibnu Hamad, Kontruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta: Granit,2004),24
85
Dan Nimmo, Komunikasi Politik, (Bandung,: PT Remaja Rosdakarya,1998),46
50
Media massa memiliki kekuatan untuk membentuk budaya dan wacana politik
sebagai salah satu pilar penting dalam demokrasi. Strategi pemberitaan media massa
bahkan ikut menentukan “hitam-putih” nya kekuatan politik untuk merebut hati
rakyat. 86 Berita politik memang dapat menjangkau segmen pembaca dari berbagai
Seperti kita lihat, kenyataan bahwa berita politik yang disajikan oleh surat kabar
akan digemari. Menjelang pemilu, banyak fenomena yang diulas dan disajikan
sehingga dapat dijadikan berita menarik untuk diketahui khalayak. Semakin menarik
suatu berita, maka frekuensi penerbitan berita tersebut pun semakin sering. Dalam
calon legislatif dan segala nilai positif yang terkandung dalam Partai Golkar. Hal ini
menarik bagi masyarakat Kabupaten Simalungun, karena Partai Golkar telah bekerja
Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan,
hal ini terjadi karena dua faktor, yakni: Pertama, saat ini media massa sangat
mustahil dipisahkan dengan kehidupan politik, sampai para aktor politik senantiasa
dari media.87 Kedua, peristiwa politik dalam bentuk tingkah laku dan pernyataan para
86
Ibnu Hamad, Kontruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakartaa: Granit,2004),52
87
Ibnu Hamad, Kontruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta: Granit,2004),82
51
aktor politik lazimnya selalu mempunyai nilai berita, sekalipun peristiwa politik itu
bersifat rutin belaka, seumpamanya rapat partai atau pertemuan seorang tokoh politik
legislatif juga menarik perhatian media untuk mengangkatnya menjadi sebuah berita,
menarik para pembaca yang ingin mengetahui berita mengenai Partai Golkar. Karena
itu, pembicaraan Partai Golkar dalam media cetak (harian ANALISA) juga diusahakan
semenarik mungkin sehingga pembentukan opini publik dapat terbentuk dengan baik.
Oleh karena itu, media sangat berperan penting dalam pemenangan Partai Golkar, dan
menjadi salah satu faktor yang membuat Partai Golkar dapat bertahan menjadi
Sektor Pemerintahan dan Keamanan pada tanggal 25 Maret 2004 yang dimuat di
kehidupan yang lebih baik di Kabupaten Simalungun. Hal ini menunjukkan bahwa
88
HAW Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),17.
89
Harian Analisa, “Edisi Kampanye Partai Golkar di sejumlah Kabupaten Simalungun” dimuat
pada 22 -26 Maret 2004.
52
Partai Golkar menarik perhatian massa melalui jaminan perlindungan keamanan dan
Sektor Ekonomi pada tanggal 21 Maret 2004 yang dimuat di Harian Analisa pada
Dilihat dari kedua isi kampanye di atas, dapat disimpulkan Partai Golkar sangat
ingin menciptakan keadaan ekonomi yang baik bagi kehidupan masyarakat, terlihat
banyaknya isu mengenai bidang ekonomi yang diangkat oleh komunikator Partai
Golkar.
90
Harian Analisa, “Edisi Kampanye Partai Golkar di sejumlah Kabupaten Simalungun” dimuat
pada 22 -26 Maret 2004.
91
Harian Analisa, “Edisi Kampanye Partai Golkar di sejumlah Kabupaten Simalungun” dimuat
pada 22 -26 Maret 2004.
53
Bukti wacana pembangunan ekonomi ini dapat dilihat dari keadaan kota Parapat
yang mengalami perbaikan dan pembangunan di sekitar Danau Toba yang secara
harian tersebut termasuk anggota Fraksi Partai Golkar. Disini terlihat Partai Golkar
benda melalui simbol-simbol baik verbal maupun non verbal untuk menggambarkan
kenyataan yang ada. Penyusunan realitas secara subjektif terjadi dalam pembuatan
dan penulisan berita. Suatu isu yang awalnya berbentuk data atau fakta acak, dikemas
Tidak hanya itu, Partai Golkar juga menggunakan strategi komunikasi politik
Simalungun. Kebiasaan yang ada, terutama terlihat dari proses pemenangan partai
Simalungun disebabkan oleh kandidat dari partai lain tidak terpilih karena namanya
dalam daftar calon berada di urutan bawah, sementara calon yang di urutan teratas
program partai dan ketokohan para kandidat karena yang dipilih oleh rakyat adalah
54
tanda gambar partai. Oleh karena itu, partai politik harus menampilkan program dan
gerakan organisasi secara masif. Secara umum, Partai Golkar di tingkat pusat
mendorong sejumlah program kerja utama yang berbasis pada pembangunan dan
yang berkeadilan antara pemerintah pusat dan daerah, mengatasi segala bentuk
konflik horizontal maupun vertikal, serta mengatasi segala bentuk upaya pemisahan
terdapat tiga program unggulan Partai Golkar tahun 2004-2009 yang menjadi model
bidang pendidikan.93
92
Prof.Dr. Anwar Arifin, Pencitraan Dalam Politik (Jakarta: Pustaka Indonesia, 2006),41
93
Hasil wawancara dengan Dra. Hj. Sri Handriarty Anggota DPRD Kabupaten Simalungun dari
Fraksi Partai Golkar melalui pembicaraan telefon 18 Oktober 2013.
55
Pertama, pembangunan dalam bidang infrastruktur dilaksanakan dengan
proyek pembangunan pelebaran jalan menuju Danau Toba dan Perapat yang
pembangunan jalan raya tersebut berhasil disepakati setelah 35 orang dari 45 orang
(15 diantaranya berasal dari Partai Golkar) memilih untuk menyetujui rencana
keberhasilan ini adalah dukungan dari sejumlah petinggi Partai Golkar di tingkat
94
Hasil wawancara dengan Dra. Hj. Sri Handriarty Anggota DPRD Kabupaten Simalungun dari
Fraksi Partai Golkar melalui pembicaraan telefon 18 Oktober 2013.
56
koperasi yang menjadi agenda Partai Golkar telah menarik simpati masyarakat,
terutama dari kalangan PNS.95 Selain itu, pembangunan dalam bidang ekonomi juga
salah satu kabupaten yang fokus pada pembangunan pendidikan. Partai Golkar dalam
hal ini memiliki prioritas untuk memberikan sejumlah beasiswa dan dana hibah
mumpuni. Kebijakan ini tertera dalam rapat tahunan Partai Golkar Simalungun pada
tahun 2009.96 Hasil pembahasan dalam rapat tersebut menyepakati bahwa pendidikan
merupakan faktor utama pembangunan daerah, oleh karena itu sejumlah dana hibah
untuk sekolah harus bisa disepakati dalam rapat anggaran daerah pada tahun 2009.
Maka dari itu banyak pendukung Partai Golkar tersebar luas dan dari bermacam
ragam profesi.
95
Hasil wawancara dengan Dra. Hj. Sri Handriarty Anggota DPRD Kabupaten Simalungun dari
Fraksi Partai Golkar melalui pembicaraan telefon 18 Oktober 2013.
96
Hasil wawancara dengan Dra. Hj. Sri Handriarty Anggota DPRD Kabupaten Simalungun dari
Fraksi Partai Golkar melalui pembicaraan telefon 18 Oktober 2013.
57
Selain strategi yang dikemukakan diatas Partai Golkar juga diberikan perhatian
khusus dari Bupati Kabupaten Simalungun. Bupati Simalungun dua periode (1999-
pemberian airan dana yang secara transparan langsung turun untuk pemberdayaan
sejumlah program unggulan yang diajukan anggota legislatif dari Partai Golkar.
Disini kader Partai Golkar bertugas menyampaikan aspirasi kepada anggota legislatif
masa menjelang pemilu untuk terjun ke masyarakat dari tingkat nagori (Kabupaten
bulannya demi melihat peningkatan apa yang bisa dihasilkan anggota legislatif Partai
tersendat maka kader Partai Golkar berinisiatif menulis surat kepada Bupati tentunya
yang diusung oleh Partai Golkar Kabupaten Simalungun sangat berdampak besar
Simalungun dari Partai Golkar. Semua kegiatan berjalan lancar dan baik dikarenakan
97
Pokkar akan bekerja untuk mempengaruhi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat
yang berada di sekitarnya. Itu dilakukan untuk menggalang suara sebanyak-banyaknya saat di TPS
nantinya, (Paloponews.co.id 19 November 2012) Diunduh 27 Januari 2014
58
lebih dari setengah anggota DPRD Kabupaten Simalungun diduduki oleh kader Partai
Golkar itu sendiri. Bupati juga menyetujui program yang memang bertujuan
Simalungun, tentunya dengan sosialisasi yang tak terputus dari level akar rumput dan
kerja sama sesama kader baik anggota legilatif maupun anggota yang terfokus pada
pemenangan pemilu namun Partai Golkar tetap unggul dibandingkan dengan partai
sedangkan Partai Golkar berhasil mendapatkan 9 kursi. Ada beberapa kendala yang
dihadapi Partai Golkar pada tahun 2009 seperti kepengurusan BAPILU yang tidak
teroganisir dengan baik hal ini dikarenakan banyaknya pengurus baru yang tidak
yang semakin berkembang teah mengikis potensi historis yang dimiliki Partai Golkar.
Banyak masyarakat yang dinilai terbujuk rayu oleh pengembangan opini di media
cetak maupun televisi untuk memilih kandidat yang bukan berasal dari Partai Golkar.
98
Hasil wawancara dengan Agus Parlaungan selaku Ketua Badan Pemenangan Pemilu 1999-
2004 Partai Golkar Kabupaten Simalungun melalui pembicaraan telefon 26 Januari 2014
59
Masyarakat Kabupaten Simalungun mencoba perubahan dengan memilih yang bukan
tahun 2009 anggota DPRD Kabupaten Simalungun dari Partai Golkar mengalami
dijanjikan akan teralisasi dalam waktu dekat tidak kunjung terlihat nyata yaitu
program pembuatan KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk ) secara
gratis. SUMUT III termasuk daerah yang memiliki perekonomian yang cukup rendah
semakin banyak, yang mereka suarakan adalah pembebasan biaya pendidikan sampai
beregenarasi dengan wajah-wajah baru yang di usung Partai Golkar. Partai Golkar
mulai lemah dikarenakan pada tahun 2009 yang terpilih kader yang kurang kompeten.
Selain itu Bupati 2009 tidak lagi dari Partai Golkar ini menurunkan tingkat
kegiatan pemenangan pemilu dan merealisasikan program unggulan yang selama ini
99
Hasil wawancara dengan Agus Parlaungan selaku Ketua Badan Pemenangan Pemilu 1999-
2004 Partai Golkar Kabupaten Simalungun melalui pembicaraan telefon 26 Januari 2014
100
Hasil wawancara dengan Agus Parlaungan selaku Ketua Badan Pemenangan Pemilu 1999-
2004 Partai Golkar Kabupaten Simalungun melalui pembicaraan telefon 26 Januari 2014
101
Hasil wawancara dengan Agus Parlaungan selaku Ketua Badan Pemenangan Pemilu 1999-
2004 Partai Golkar Kabupaten Simalungun melalui pembicaraan telefon 26 Januari 2014
60
Selain itu Partai Golkar Kabupaten Simalungun juga mengalami kendala di
pembangunan, diantaranya:102
102
Hasil wawancara dengan Dra. Hj. Sri Handriarty Anggota DPRD Kabupaten Simalungun
dari Fraksi Partai Golkar melalui pembicaraan telefon 18 Oktober 2013.
61
BAB V
1. Kesimpulan
Penelitian ini menemukan bahwa Partai Golkar adalah salah satu partai yang
mampu bertahan pasca reformasi 1998. Sejak berakhirnya Pemerintahan Orde Baru,
Penurunan ini mulai terlihat terutama sejak diadakannya pemilihan umum secara
langsung pada tahun 2004, dimana Partai Golkar tidak lagi menjadi partai pemenang
pemilu.
Namun demikian, warisan kekuasaan orde baru masih manjadi modal utama
eksistensi Partai Golkar di Indonesia. Salah satu warisan kekuasaan orde baru dan
sekaligus menjadi keunggulan Partai Golkar adalah kekuatan pendukung yang berada
di level daerah. Selama masa Pemerintahan Orde Baru, Partai Golkar memiliki basis
hingga ke pedesaan, sementara partai lainnya hanya berada di daerah tingkat II.
Golkar di daerah. Kemenangan Partai Golkar selama era reformasi, terhitung sejak
diadakannnya pemilihan secara langsung memang tidak setinggi ketika masa orde
baru. Kondisi ini bisa dilihat dari perolehan suara di Propinsi Sumatera Utara pada
pemilu 1999-2004 dan 2004-2009 yang cenderung dinamis. Namun demikian, lain
hal nya dengan perolehan suara di Kabupaten Simalungun. Sejak tahun 1999 sampai
62
Kemenangan Partai Golkar di Kabupaten Simalungun tidak terlepas dari
Selain itu, upaya pemenang selama masa kampanye juga menjadi faktor
kampanye Partai Golkar disejumlah media lokal seperti pada Harian Analisa.
Pencitraan melalui media ini juga didukung oleh sejumlah kader Partai Golkar yang
Golkar di tingkat Legisatif dibuktikan dengan adanya opini positif dari masyarakat
simalungun, terutama dari kalangan PNS yang merasa Partai Golkar berhasil
pemilu yang efektif dan terorganisir. Partai Golkar menyadari bahwa masyarakat
63
tidak hanya melihat lembaga eksekutif sebagai satu-satunya motor penggerak
2. Saran
mengharuskan seluruh fungsionaris partai mulai pusat, provinsi, hingga daerah harus
memantapkan kondolidasi internal, dan eksternal. Ini harus jadi perhatian bila ingin
Partai Golkar kembali berjaya. Dalam membentuk kader tidak perlu banyak tapi
harus berkualitas. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.
melengkapi kekurangan skripsi ini dan dapat mengkaji secara lebih khusus dan
tahun 1999-2009. Dan bagi Pemerintah penulis berharap agar dapat lebih bijak dan
64
Daftar Pustaka
Buku :
Afadflal 2003, Dinamika Birokrasi Lokal Era Otonomi Daerah. Penerbit : Pusat
Penelitian LIPI. Jakarta
Alfian 2001, Masalah dan Prospek Pembangunan Politik di Indonesia. Penerbit
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Arfin, Anwar 2006, Pencitraan Dalam Politik. Penerbit : Pustaka Indonesia. Jakarta
Astuti, Palupi 2003, Profil Kedaerahan Kabupaten dan Kota Jilid 3. Penerbit
Kompas. Jakarta
Azed, Abdul Bari (Ed), 2000, Sistem-sistem Pemilihan Umum Suatu Himpunan
Pemikiran, Jakarta; FH UI.
Azwar, Khairul, Rully 2008, Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era. Penerbit
Grasindo. Jakarta
Baker,A 1986, Metodologi Kualitatif. Fakultas Pasca sarjana UGM.Yogyakarta
Budiarjo, Miriam 1992, Dasar- Dasar Ilmu Politik, Penerbit Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Budiarjo,Miriam 1994, Demokrasi Di Indonesia Demokrasi Parlementer dan
Demokrasi Pancasila. Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Budiharsoni 2003, Sayuti. Politik Komunikasi. Penerbit PT Gramedia. Jakarta
Bulkin, Farchan, 1998, Analisa Kekuatan Politik di Indonesia, Jakarta; LP3ES
Bungin,B 1983, Metode Penelitian Sosial Format-Format Kualitatif dan Depannya,
Penerbit : Ghalia Indonesia. Jakarta
Duverger, Maurice 1994, Partai Politik dan Kelompok Penekan. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta
E. Kosim. Metode Sejarah, Arah dan Proses. Bandung: Fakultas Sastra Unversitas
Padjajaran, 1983.
Eriyanto 2002, Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, LKiS,
Yogyakarta
Fatah, Eep Saefulloh Tiga Tingkat Otonomi, Harian Republika 20 September 2004
Faturohman, Deden dan Sobari, Wawan. 2004, Pengantar Ilmu Politik, UMM
Malang
Firmanzah 2008, Mengelola Partai Politik. Penerbit Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta
Gaffar, Affan 1999, Politik Indonesia: Transisi menuju Demokrasi. Penerbit Pustaka
Pelajar. Jakarta
Habibie, B. Jusuf. 2006. Detik-Detik yang Menentukan, Jalan Panjang Indonesia
Menuju Demokrasi. Jakarta: THC Mandiri.
Hamad, Ibnu 2004, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Penerbit
Granit. Jakarta
65
Hamid, Farham, Ahmad 2008, Partai Politik Lokal di Aceh. Penerbit Kemitraan.
Jakarta
Hamko 2009, Quovadis Golkar : Mencari Presiden Pilihan Rakyat. Penerbit
Kintamani Publishing. Jakarta
Harian Analisa, “Edisi Kampanye Partai Golkar di sejumlah Kabupaten Simalungun”
dimuat pada 22 -26 Maret 2004
Haricahyono, Cheppy 1991, Ilmu Politik dan Perspektifnya. Penerbit Tiara Wacana
YP2LPM. Jakarta
Haris, Herdiansyah 2010, Metodeogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Penerbit
Salemba Hermanika, Jakarta
Harjanto, SL 2004, Dinamika Birokrasi dan Politi Lokal. Penerbit PT Media
Mahkota Utama. Jakarta
Hestu CH, 2005, “Mencari Makna Representasi DPD dalam Rangka Pelaksanaan
Otonomi Daerah”, Makalah pada Seminar Nasional Peningkatan Eksistensi DPD-
RI dalam rangka Otonomi Daerah diselenggarakan kertjasama DPD RI dan BEM
KM UGM, 16 Juni 2005 di Magister Management UGM.
Holil, Makrum 2009, Dinamika Politik Islam Golkar di Era Orde Baru. Penerbit
Gaya Media Pratama. Jakarta
Ichlasul Amal 1998, Teori-teori Mutakhir Partai Politik, Penerbit Tiara Wacana,
Yogyakarta,
Imawan, Rishwanda 1997, Membedah Politik Orde Baru. Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Jr, Powell,Gabriel Almond 1966, Comparative Politics A Development Aprroach.
Little Brown. Boston
Karim, Rusli 1983, Perjalanan Partai Politik di Indonesia : Sesudah Potret Pasang
Surut. Penerbit Rajawali. Jakarta
Kartaprawira, Rusadi 1988, Sistem Politik Indonesia suatu Modal Pengantar, Cet. V,
Penerbit Sinar Baru, Bandung
Koiruddin 2005, Sketsa Kebijakan Desentralisasi di Indonesia Format Masa Depan
Ekonomi Menuju Kemandirian Daerah. Penerbit Avereos Press. Malang
Mahrus Irsyam, Lili Romli (ed). Menggugat Partai Politik. Jakarta: Laboratorium
Ilmu Politik FISIPOL UI, 2003.
Marbun, B.N. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005
Materi Pendidikan dan Latihan Kader Penggerak Teritorial Desa, Lembaga
Pengelola Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar,Jakarta
MF Syarofin Arba 1998, ed, Demitologisasi Politik Indonesia, Mengusung Elitisism
dan Orde Baru, Penerbit PT Pustaka CIDESINDO. Jakarta
Michael, Robert 1984, Partai Politik: Kecendrungan Oligarkis dalam Birokrasi.
Penerbit Rajawali Press. Jakarta
66
Miftah 1993, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi. Penerbit Grafindo
Persada. Jakarta
Murtopo, Ali 1987, “Strategi Pembangunan Nasional”, CSIS, 1981, dalam Bintan R.
Saragih, Lembaga Perwakilan dan Pemilihan Umum di Indonesia,Penerbit
Gaya Media Pratama. Jakarta
Nasir, Moh 1983, Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta
Nimmo, Dan 1998, Komunitas Politik. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung
Novianto, Kholid 2003, Partai Golkar Dalam Masa Transisi. Penerbit Benda Press.
Jakarta
Nurcholis, Hanif 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Nurhasim, Moch dan Ikrar Nusa Bhakti 2009. Sistem Presidensial dan Sosok
Presiden Ideal. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Pratignyo, Imam 1984, Ungkapan Sejarah Lahirnya Golkar. Penerbit Yayasan
Bhakti. Jakarta
Purba, Izwarizona 2009, Kiprah Partai Golkae dalam Pentas Politik Nasional
dibawah Kepemimpinan Akbar Tandjung. Universitas Sumatera Utara. Medan
Rachman, A, H 2007, Sistem Politik Indonesia. Penerbit Graha Ilmu. Jakarta
Rachman, Aulia 2003, Citra Khalayak Tentang Partai Golkar. Penerbit PSAP.
Jakarta
Runua, Nung 1994, Dinamika Politik Indonesia dari Pemilu 1992 sampai Kabinet
Pembangunan IV. Penerbit PT Bina Rena Perwira. Jakarta
Sanit , Arbi 1985, Perwakilan Politik Indonesia, Penerbit CV. Rajawali. Jakarta
Sanit, Arbi 1993, Sistem Politik Indonesia : Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan
Pembangunan. Penerbit PT Grafindo Persada. Jakarta
Saragih Bintan R 1983, Lembaga Perwakilan dan Pemilihan Umum di Indonesia,
Penerbit Gaya Media Pratama, Jakarta
Setiawan, Bambang 2004, Partai-Partai Politik Indonesia, Ideologi dan Program
2004-2009. Penerbit Kompas. Jakarta
Siagian, Sondang P 1998, Teori dan Praktik Kepemimpinan. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta
Sinar Indonesia, “Ada Apa dengan Partai Golkar?” dimuat 15 September 2008
diunduh pada 16 Oktober 2013
Siregar, Evendoy M 2000, Akbar Tandjung Anak Desa Sorkam. Penerbit Pustaka
Mari belajar. Jakarta
Sirumapea, Pangihutan 2001, Keistimewaan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Simalungun. Medan Garuda Maju Cipta
67
Sirumapea, Pangihutan 2008, Perkembangan Partai Golkar di Sumatera Utara.
Penerbit Garuda Maju Cipta. Jakarta
Supardi, Triputro, Widodo, R 2005, Pembaharuan Otonomi Daerah. Penerbit
Program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD, APMD dan APMD Press. Jakarta
Surbakti, Ramlan 1999, Memahami Ilmu Politik. Penerbit Grasindo. Jakarta
Suryadinata, Leo 1992, Golkar dan Militer : Studi Tentang Budaya Politik. Penerbit
LP3ES. Jakarta
Tandjung, Akbar 2003, (Edisi : Hajriyanto Y. Tohari) Moratorium Politik : Menuju
Rekonsiliasi Nasional. Penerbit Golkar Pres. Jakarta
Tandjung, Akbar 2007, The Golkar way : Survival Partai Golkar di tengah
Turbulensi Politik di Era Transisi . Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Usman,Hunaini 1996, Metode Penelitian Sosial, Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Widjaja, Haw 2000, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Politik. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta
Internet :
http://www.cetro.com , 4 Agustus 2003
http://news.liputan6.com/read/75500/kisah-sukses-parpol-baru-di-pemilu-1999
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0202/18/opi01.html, 18 Februari 2002
www.KabupatenSimalungun.go.id
www.kpu.go.id
www.kpu-Sumut.go.id
www.tempointeraktif.com
68