You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang pendidikan pada umumnya dan bidang pengajaran pada khususnya, tes
diartikan sebagai alat, prosedur atau rangkaian kegiatan yang digunakan untuk memperoleh
contoh tingkah laku seseorang yang memberikan gambaran tentang kemampuannya dalam
suatu bidang ajaran tertentu.
Tes dalam berbagai pelajaran tidak akan lepas dengan yang namanya soal. Soal
merupakan salah satu bentuk tes untuk mengukur kemampuan anak yang telah mengikuti
pembelajaran. Tes yang berupa soal merupakan wahana yang digunakan sebagai pengukur
kemampuan anak dapat disusun biasa disusun oleh guru yang biasanya digunakan untuk
ulangan harian, tugas ataupun ujian sekolah. Bentuk-bentuk soal pun ada berbagai macam,
ada yang berupa lisan, ada juga yang tulis. Jenis dari tes lisan dan tes tulis pun sangat
bervariasi.
Tes tulis sebagai tes yang sampai saat ini dianggap sebagai tes yang lebih mudah
dalam pelaksanaan dan pengolahan hasilnya sering memiliki kendala-kendala dalam
penggunaanya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengetahui penerapan berbagai
macam tes tulis agar tujuan dari tes yang akan diadakan mempunyai validitas yang tinggi.
Namun dalam kenyataanya dalam penyusunan soal seorang guru atau pembuat soal
terkendala dalam urusan teknis pembuatan. Guru sebagai seorang yang bertugas menyusun
soal dalam upaya mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran terkadang malah tidak
mengetahui bagaimana cara membuat soal yang baik. Bahkan tidak mengetahui bentuk soal
apa yang paling cocok digunakan sebagai pengukur kemampuan anak sesuai kompetensi
dasar yang diajarkan. Penyusunan soal yang begitu kompleks dan masih kurang dipahami
tersebut kemungkinan yang mendasari beberapa kegagalan siswa dalam mengikuti ujian
nasional yang merupakan soal yang telah memenuhi standar yang ditetapkan. Karena
demikian pentingnya suatu keterampilan teknis yang harus dimiliki oleh para guru atau calon
guru dalam pengajaran sehingga kami akan mengulas mengenai “Teknik Penyusunan Bentuk
Soal Pilihan Ganda.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup pembahasan tersebut, maka dapat di identifikasi masalah-


masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik dan kaidah penyusunan soal?
2. Bagaimana teknik penyusunan soal bentuk pilihan ganda?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui teknik dan kaidah penyusunan soal.
2. Mengetahui bagaimana teknik penyusunan soal bentuk pilihan ganda.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan bagi pembaca mengenai teknik penyusunan soal dan dapat memberikan
wawasan lebih mendalam mengenai cara menyusun soal yang baik. Selain itu bagi penulis
sendiri makalah ini untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam penulisan
makalah serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknik penyusunan
soal, khususnya bentuk soal pilihan ganda.

2
BAB II

PEMBAHASAN

I.Teknik dan Kaidah Penyusunan Soal

Pengertian soal dalam pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan pengertian tes.
Soal sebagai bentuk tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dengan cara dan aturan aturan yang sudah ditentukan. Bentuk soal dapat
bermacam-macam, maka dari itu dalam pengerjaan soal tergantung dari petunjuk yang
diberikan. Misalnya melingkari salah satu jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang
salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya. Bentuk soal
tersebut diantaranya Pilihan Ganda
Maka dalam membuat soal untuk mengevaluasi proses pmbelajaran, diperlukannya
suatu aturan, kaidah, teknis agar bisa menyusun soal yang baik. Kaidah-kaidah penyusunan
soal merupakan petunjuk atau petunjuk teknis yang harus diikuti agar butir soal yang
dihasilkan memiliki kualitas baik. Seperti halnya bentuk soal yang lain, penyusunan soal
pilihan ganda harus didasarkan pada spesifikasi soal yang terdapat dalam kisi-kisi soal. Soal
pilihan ganda dapat ditingkatkan kualitasnya apabila penulisannya, disamping berlandaskan
kisi-kisi, juga mengikuti kaidah-kaidah penulisan soal yang baik. Kaidah penulisan soal
meliputi isi materi soal yang ditanyakan, konstruksi rumusan soal, dan penggunaan bahasa.
Secara umum, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan soal :
a. Mengikuti langkah-langkah dan prosedur yang benar
b. Mengikuti berbagai kaidah yang ada agar soal-soal yang dihasilkan membentuk
perangkat tes yang valid;
c. Mengikuti syarat-syarat dalam penyusunan soal

II. Teknik Penyusunan Soal Pilihan Ganda


1. Pengertian
Tes pilihan ganda adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dipilih dari alternatif
yang lebih dari dua. Alternatif jawaban kebanyakan berkisar antara 4 (empat) dan 5 (lima).
Tes pilihan ganda merupakan jenis tes obyektif yang paling banyak digunakan oleh para
guru.Tes ini dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang
bervariasi.beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Soal pilihan ganda atau
dengan kata lain multiple choise, terdiri atas suatu pertanyaan atau keterangan tentang suatu

3
pengertian yang belum lengkap, dan untuk melengkapiny aharus memilih satu dari terdiri atas
bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative (option).
Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar (sebagai kunci jawaban) dan
beberapa pengecoh (distractor).
Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
1) Stem, yaitu pernyataan yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan
2) Option, yaitu sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
3) Kunci, yaitu jawaban yang benar atau paling tepat
4) Distractor (pengecoh), yaitu jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban
Menurut Gronlund (1981) “alternatif jawaban empat kurang baik dibandingkan
dengan yang lainnya. Makin banyak alternatif jawaban, makin kecil kemungkinan peserta
didik menerka” Jadi, jumlah alternatif jawaban sebenarnya tidak ada aturan baku. Guru bisa
membuat 3,4,5 alternatif jawaban. Semakin banyak maka akan semakin bagus.
Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur batasan atau devinisi
pengetahuan yang sudah jelas, sedangkan untuk batasan pengetahuan yang masih kurang
jelas para guru dianjurkan untuk menggunakan item tes menjodohkan. Soal tes pilihan ganda
juga dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan
dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.Soal tes bentuk
pilihan ganda terdiri dari pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban.

2. Jenis-Jenis Bentuk Soal Pilihan Ganda


Sampai saat ini multiple Choice item dapat dibedakan menjadi delapan model, yakni:
a. Model Melengkapi Lima Pilihan
Terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan yang belum lengkap, disertai oleh
5 kemungkinan jawaban yang dapat melengkapi jawaban tersebut.Tugas teste adalah memilih
salah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang menurut keyakinan tester paling tepat
(merupakan jawaban yang benar).
Contoh
1.Puasa yang dikerjakan pada tanggal 1 Syawal hukumnya.......
A.Haram D. Makruh
B.Wajib E. Mubah
C.Sunnah

4
b. Model Melengkapi Berganda
Soal jenis ini pada dasarnya sama dengan multiple choice model melengkapi lima
pilihan, yaitu terdiri atas pernyataan yang belum lengkap, disertai beberapa kemungkinan
jawaban. Perbedaannya adalah, bahwa pada butir soal jenis ini, kemungkinan jawaban betul
bias satu, dua, tiga, atau empat.
Contoh
Tulislah:
A.Bila (1), (2), dan (3) betul
B.Bila (1) dan (3) betul
C.Bila (2) dan (4) betul
D.Bila hanya (4) yang betul
E.Bila semuanya betul
Soal:
1.Cara-cara untuk menyucikan diri dari hadats adalah:
(1) Berwudlu
(2) Mandi besar
(3) Tayamum
(4) Berkumur

c. Model Asosiasi Dengan Empat Atau Lima Pilihan


Terdiri dari empat atau lima istilah/pengertian, yang diberi tanda huruf abjad
didepannya, dan diikuti beberapa pernyataan yang diberi nomor urut didepannya. Dari setiap
pernyataan tersebut, tester diminta memilih salahsatu istilah/pengertian yang berhuruf abjad,
yang menurut keyakinan tester paling tepat.
Contoh
Untuk soal-soal berikut ini, cocokkanlah istilah yang terdapat di belakang huruf abjad dengan
pernyataan yang terdapat pada masing-masing soal:
A. Haram B. Makruh C. Wajib D. Sunnah E. Mubah
1.Hukum mengantarkan jenazah hingga ke makam atau berziarah untuk wanita
2.Hukum melakukan shalat tahiyatul masjid
3.Hukum memakan bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan tidak
menyebut nama Allah.
4.Hukum zakat bagi orang yang mampu membayarnya.
5.Hukum jual beli

5
d. Model Analisis Hubungan Antar Hal
Terdiri atas satu kalimat pernyataan yang diikuti oleh kalimat keterangan.Yang
ditanyakan kepada teste adalah, apakah pernyataan tersebut betul, dan apakah keterangan
tersebut juga betul, teste harus memikirkan, apakah pernyataan tersebut disebabkan oleh
keterangan yang diberikan, ataukah pernyataan tersebut tidak disebabkan oleh keterangan
tesebut.
Contoh
Soal di bawah ini terdiri atas tiga bagian, yakni pernyataan, sebab, dan alasan yang disusun
secara berurutan.
Pilihlah:
A.Jika pernyataan BETUL, Alasan BETUL dan keduanya menunjukkan HUBUNGAN
SEBAB AKIBAT
B.Jika pernyataan BETUL, Alasan BETUL dan keduanya TIDAK MENUNJUKKAN
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
C.Jika pernyataan BETUL, dan Alasan SALAH
D.Jika pernyataan SALAH, dan Alasan BETUL
E.Jika pernyataan SALAH, dan Alasan SALAH
Soal:
1.Bersuci merupakan syarat sah dari shalat
SEBAB
Tidak sah jika sebelum melakukan shalat tidak bersuci
2.Aspek yang didahulukan saat memilih jodoh adalah agamanya
SEBAB
Wali merupakan syarat sah pernikahan
3.Syahadat merupakan rukun Islam yang pertama
SEBAB
Iman Kepada Allah adalah rukun iman yang ke tiga
e. Model Analisis Kasus
Pada butir soal jenis ini, seolah-olah tester dihadapkan kepada suatu kasus.Dari kasus
tersebut, tester ditanya mengenai berbagai hal dan kunci-kunci jawaban itu tergantung pada
tahu atau tidaknya teste dalam memahami kasus tersebut.
Contoh :

6
Ikutilah kasus dibawah ini dan pilihlah jawaban yang tepat untuk soal-soal berikut ini:

1.Allah memerintahkan manusia untuk mengerjakan shalat sejak peristiwa isra’ mi’raj yang
merupakan penegasan Allah bagi umat Islam atas perintah wajib ini. Pada saat nabi
Muhammad menghadap Allah, beliau diperintahkan untuk mengerjakan shalat pada waktu-
waktu tertentu. Seperti salah satunya adalah shalat subuh yang dikerjakan pada saat terbitnya
fajar. Shalat merupakan ibadah yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, ia menjadi kewajiban
mutlak bagi orang muslim. Dalam keadaan apapun seorang muslim tidak boleh meninggalkan
shalat. Dengan catatan ia masih dalam keadaan sadar dan masih berfungsi akal fikirannya.
Meskipun jika seorang Islam itu tidak bisa bergerak karena sakit atau sibuk karena urusannya
sangat padat maka hal ini shalatnya tetap tidak boleh ditinggalkannya walau hanya dapat
dilakukan dengan isyarat kedipan mata bagi yang sakit itu.
Soal:
1. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwasannya peristiwa isra’ mi’raj itu:
A.Merupakan tanda di mana Muhammad SAW diangkat sebagai nabi dan rasul
B.Adalah peristiwa di mana Allah menciptakan bumi dan langit beserta isinya
C.Merupakan penegasan Allah bagi umat Islam atas perintah shalat wajib
D.Waktu yang dipilih Allah untuk menurunkan al-Quran
E.Untuk menentukan waktu shalat Subuh saja

f. Model Hubungan Dinamik


Model tes jenis ini menuntut teste untuk memiliki bekal pengertian/pemahaman tentang
perbandingan kuantitatif dalam hubungan dinamik. Model tes ini lebih cocok diterapkan pada
kelompok matapelajaran eksak, seperti: Biologi, kimia, Fisika, dsb.
Contoh:
Pilihlah:
A. Jika (1) naik maka (2) naik.
Jika (1) turun maka (2) turun.
B. Jika (1) naik maka (2) turun.
Jika (1) turun maka (2) naik.
C.Jika perubahan pada (1) tidak mempengaruhi (2).
Soal:
1. (1) Volume urine.
(2) Berat jenis urine.

7
2. (1) Kadar protein plasma.
(2) Tekanan koloid osmotic plasma. Jawaban : 1.C 2.A
g. Model Hal Kecuali
Pada model tes jenisini, kolom sebelah kiri dicantumkan 3 macamgejala/kategori (A,
B, atau C), sedangkan pada kolom sebelah kanan ada 5 hal/keadaan (1, 2, 3, 4, 5), dimana
empat diantaranya cocok dengan satu hal yang berada disebelah kiri. Jawaban yang
dikehendaki oleh teste adalah, agar teste menentukan hal berabjad mana yang dipandang
cocok dengan empat keadaan yang bernomor, dan keadaan yang tidak cocok dengan
hal/keadaan itu.Jadi, teste diminta untuk memberikandua buah jawaban, yaitu 1 huruf abjad
dan 1 nomor.
Contoh
Untuk soal di bawah ini anda diminta dua jawaban. Pada kolom sebelah kiri terdapat tiga
macam kategori, sedangkan pada kolom sebelah kanan terdapat lima macam hal, dimana
empat diantaranya berhubungan erat dengan salah satu kategori di kolom sebelah kiri.
Kategori manakah yang berhubungan erat dengan empat hal tersebut, dan pilihlah hal yang tidak
termasuk kelompok hal dimaksud di atas!
Soal:
A. Kriteria untuk menjadi Khalifah 1. Shiddiq
dalam pemerintahan Islam. 2. Amanah
B. Sifat-sifat orang yang sombong. 3. Khianat
C. Sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasul. 4. Tabligh
5. Fathanah
(Kunci: C.3)
h. Model pemakaian diagram, grafik, peta, atau gambar
Pada tes obyektif model ini, terdapat gambar/ diagram/ peta/ grafik yang diberi tanda
huruf abjad A, B, C, dan sebagainya.Kepada teste ditanyakan tentang hal-hal tertentu yang
berkaitan dengan tanda-tanda tersebut.

3. Kaidah Penyusunan Soal Bentuk Pilihan Ganda

Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian. Hal
yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan
pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat
kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu,

8
untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya
perlu mengikuti langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya,
langkah kedua adalah menuliskan kunci jawabannya, kemudian langkah ketiga adalah
menuliskan pengecohnya.
Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaida-kaidah sebagai berikut:
a. Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. Artinya, soal harus menanyakan
perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator soal.
2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya semua pilihan
jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang terkandung dalam pokok soal,
penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Artinya,
satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa pilihan jawaban yang
benar, maka kunci jawabannya adalah pilihan jawaban yang paling benar.

b. Konstruksi
1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya kemampuan/materi yang
hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang
berbeda dari yang dimaksudkan penulis, dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap
nomor. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga mudah dimengerti peserta didik.
Apabila tanpa harus melihat dahulu pilihan jawaban, peserta didik sudah dapat mengerti
pertanyaan/ maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan bahwa pokok soal tersebut sudah
jelas.
2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan
saja. Artinya, apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan,
maka rumusan atau pernyataan tersebut dihilangkan saja.
3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya pada pokok
soal jangan sampai terdapat kata, frase, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke
arah jawaban yang benar.
4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Artinya, pada
pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif.
Penggunaan kata negatif ganda dapat mempersulit peserta didik dalam memahami maksud
soal, oleh karena itu perlu dihindari. Namun untuk keterampilan bahasa, penggunaan kata

9
negatif ganda diperbolehkan kalau yang ingin diukur justru pengertian tentang negatif ganda
itu sendiri.
5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini perlu diperhatikan karena
adanya kecenderungan peserta didik untuk memilih jawaban yang paling panjang, karena
seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
6) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah",
atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya, dengan adanya pilihan jawaban seperti
ini, maka dari segi materi pilihan jawaban berkurang satu, karena pernyataan itu hanya
merujuk kepada materi dari jawaban sebelumnya.
7) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus
disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari nilai angka paling kecil ke nilai
angka paling besar atau sebaliknya. Pengurutan waktu berdasarkan kronologis waktunya.
Pengurutan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat dan memahami
pilihan jawaban.
8) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan
berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca,
dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat
gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau
tabel tersebut tidak berfungsi.
9) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada
soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab benar soal pertama
tidak akan dapat menjawab dengan benar soal berikutnya.

c. Bahasa
1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2) Jangan menggunaan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah
lain atau nasional.
3) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan
pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.

Soal bentuk pilihan ganda sangat berguna untuk mengukur tingkat hasil pembelajaran
dari sebuah ilmu pengetahuan, tingkat pemahaman, serta tingkat
pengaplikasiannya/penerapannya. Karena berbagai bentuk kecerdasan yang terdapat

10
didalamnya, soal pilihan ganda sering digunakan dalam jenis soal objektif. Dimana harus
memilih satu jawaban, bukan memberikan jawaban, oleh sebab itu langkah awal adalah
dengan menulis soal pilihan ganda. Perubahan bentuk soal dari tipe yang satu ke tipe yang
lainnya, harus dipertimbangkan karena hanya bisa dilakukan jika ada beberapa keuntungan
yang sama. Sebagai contohnya, dimana ketika hanya ada dua pilihan (up/down), lebih tepat
jika diubah menjadi bentuk soal benar atau salah. Sama halnya, ketika ada kelompok yang
homogen (sejenis) yang saling dihubungkan (contoh: simbol peta dengan namanya), diubah
dalam bentuk soal pencocokan akan lebih bermanfaat. Selain hal khusus tersebut,
bagaimanapun juga, soal pilihan ganda lebih baik digunakan dalam tipe soal pilihan dalam
bentuk apapun yang cocok untuk mengukur hasil pembelajaran.

3. Kelebihandan kelemahan Tes SoalPilihanGanda:


a. Kelebihan Tes Soal PilihanGanda
a) Sifatnya lebih representatif dalam hal mencakup atau mewakili materi yang telah
diajarkan kepada peserta didik
b) Memungkinkan bagi tester untuk bertindak lebih obyektif
c) Lebih mudah dan cepat dalam mengoreksi
d) Memberi kemungkinan orang lain untuk ditugasi/dimintai bantuan mengoreksi hasil tes
tersebut
e) Butir soal pada tes obyektif jauh lebih mudah dianalisis
f) Sangat tepat untuk ujian yang peserta banyak sedangkan hasilnya harus segera seperti
ujian akhir nasional maupun ujian sekolah.
b. Kelemahan Tes Soal PilihanGanda
a) Pokok soal tidak cukup jelas sehingga terdapat kemungkinan ada lebih dari satu jawaban
yang benar
b) Kadang – kadang jawaban soal dapat diketahui siswa meskipun belum diajarkan karena
adanya petunjuk jawaban yang benar atau karena butir soal itu mengukur sikap dan bukan
mengukur pengetahuan
c) Sampai suatu tingkat tertentu keberhasilan atas suatu jawaban dapat diperoleh melalui
tebakan
d) Sulit membuat pengecoh (distractor) yang berfungsi yakni yang mempunyai peluang
cukup besar untuk dipilih oleh siswa
e) Membutuhkan waktu yang lama untuk menulis soal-soalnya
f) Siswa cenderung mengembangkan cara belajar terpisah-pisah menurut bunyi tiap soal.

11
Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus berlatih untuk menulis tes
objektif yang baik, sehingga penulis benar-benar terampil dalam menulis terutama untuk
menulis tes objektif yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari hanya
sekedar ingatan.

12
PERBEDAAN ITEM TES DARI BERBAGAI JENIS TES
Berikut ini adalah perbedaan item tes dari bentuk pilihan ganda, benar salah dan
menjodohkan:

Karakteristik PilihanGanda Benar-Salah Menjodohkan


PenulisanSoal Sukar Mudah Mudah
Jumlah pokok bahasan (materi) Luas Luas
Aspek yang diukur Banyak Terbatas Terbatas
Persiapanpesertadidik Penekananpadakelu Penekananpad Penekanan pada keluasan
asanmateri akeluasanmat materi
eri
JawabanPesertadidik Memilihjawaban MemilihBena Menjodohkanjawaban
ratau Salah
Faktor yang merusakskor Kemampuanmemba Kemampuan Kemampuanmenebaktinggi
cadanmenebak menebaktingg
(guessing) i
Penskoran Mudah, cepat, Mudah, cepat, Mudah, cepat, obyektif
sangatkonsisten, obyektif
reliabilitastinggi,
danobyektif

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu tes dinyatakan obyektif multiple choice apabila :
1. Hanya satu jawaban yang benar untuk setiap alternative jawaban
2. Dalam menskor tidak ada perbedaan waktu diperiksa oleh lebih dari satu orang
3. Dalam menjawab testee tinggal hanya melakukan pilihan sesuai dengan petunjuk
4. Norma pilihan sudah ditentukan terlebih dahulu

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami dapat mengetahui dan memahami tentang
Multiple Choice Item Test (Pilihan Ganda), dan kami mengaharapkan pada mahasiswa
dapat memahami materi ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat menambah
pembendaharaan perpustakaan, meskipun kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami mohon maaf dan kami mengharapkan masukan
dari pambaca untuk penyempurnaan Makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/denpasar/index.php?option=com_content&view=art
icle&id=296:bagaimana-menyusun-soal-yang-baik, diakses pada 05 Maret 2018.
SuharsimiArikunto, Dasar-DasarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2006),hal.168.
http://literaturkti.blogspot.com/2014/04/kaidah-penulisan-soal.html, diakses pada 05
Maret 2018.
Wakhinuddin S. Tes Objektif, http://wakhinuddin.wordpress.com/2010/06/03/tes-objektif/, diakses
tanggal 05 Maret 2018.
Silverius, Suke. 1991. EvaluasiHasilBelajardanUmpanBalik. Jakarta: PT.Grasindo. h. 67.
DimyatidanMudjiono, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: RinekaCipta, 1999), h. 210
ZainalArifin, EvaluasiPembelajaran, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2012), hlm. 135-137.
http://wardahthoyyibatul.blogspot.com/2011/05/evaluasi-pembelajaran.html, diakses
pada 05 Maret 2018.
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm.167, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, Ed. Revisi, Cet. 5 (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) hlm. 162.
Op.Cit, http://literaturkti.blogspot.com/2014/04/kaidah-penulisan-soal.html.
S.EkoPutroWidoyoko, Evaluasi program Pembelajaran, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2009), hlm. 51-
53.
http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2012/01/alat-evaluasi-tes.html, diakses pada
05 Maret 2018.
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm.172
Prof. Dr. SuharsimiArikunto, Op.cit, hlm. 164
Op.Cit, http://literaturkti.blogspot.com/2014/04/kaidah-penulisan-soal.html.
]https://www.academia.edu/4943047/Menuliskan_Item-

Item_Test_Untuk_Berbagai_Jenis_Tes, diakses pada 05 Maret 2018.


Gronlund, N.E. 1976. Measurement an Evaluation in Teaching. New york : Macmillan Publishing CO
(Dalam Buku Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Dr. Suke Silverius, 1991, Jakarta, PT. Grasindo)

15
16

You might also like