You are on page 1of 6

MAKALAH KMB II

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN HIPERTIROID

OLEH

KELOMPOK 3

Ni Nengah Juniarti (183222921)


Ni Kadek Yopi Anita (183222924)
Ni Luh Sutamiyanti (183222933)
Ni Made Sri Damayanti `(183222936)
Ni Putu Ita Martariani (183222941)
Ni Putu Rita Laksmi (183222944)
Ni Wayan Nia Arditya Sari (183222948)
Ni Wayan Sumarni (183222949)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin merupakan salah satu dari dua sistem kontrol utama tubuh. Hormone-
hormon endokrin dibawa oleh system sirkulasi ke sel di seluruh tubuh. Sejumlah hormone
endokrin mempengaruhi banyak jenis sel tubuh. Seperti halnya pada hormone tiroksin (tiroid)
akan mempengaruhi peningkatan kecepatan berbagai reaksi kimia di hampir semua sel
tubuh.Dengan demikian adanya kelainan ataupun gangguan yang terjadi pada kelenjar atau
pusat penyekresi hormone ini maka dapat mempengaruhi segala aktifitas kimia tubuh
(metabolisme). Sehingga pada klien dengan gangguan tiroid (hipertiroiditisme atau
hipotiroidisme) yang mana merupakan suatu penyakit yang menyerang kelenjar tiroid, akan
merasa terganggu untuk melakukan aktifitas dikarenakan efek dari kelainan tersebut yang
sangat mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh. Hipertiroid atau disebut juga
tirotoksikosis merupakan suatu ketidakseimbangan metabolisme yang terjadi karena produksi
yang berlebihan hormone tiroid. Bentuk yang paling umum adalah graves, yang meningkatkan
produksi hormone tiroksin (T4), membuat kelenjar tiroid membesar (goiter; Gondok) dan
menyebabkan perubahan system yang multiple.

Dewasa ini jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan


penyakit hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi
ini serupa dengan kasus di dunia. Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum
dari hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian tahunan
penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode 20-tahun, dengan
terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis)
lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima
yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia dengan
defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).
Insidensi hipertiroid paling tinggi pada wanita berusia antara 30 dan 60 tahun, khususnya
wanita dengan riwayat kelainan tiroid dalam keluarga; hanya 5% pasien berusia di bawah 15
tahun.
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit
tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang
berlebihan. Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah : toksisitas
pada strauma multinudular, adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang), adema
hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis), tumor sel benih,missal karsinoma (yang
kadang dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid
fungsional), tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato) yang keduanya dapat
berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal.

Pengobatan hipertiroid bertujuan untuk membatasi produksi hormon tiroid yang


berlebihan dengan cara menekan produksi hormone tiroid (obat antitiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal). Pemeriksaan laboratorium yang
penting adalah pengukuran kadar T 4 bebas dan TSH dalam darah untuk menegakkan
diagnosis hipertiroid. Pada pasien hipertiroid didapati peningkatan kadar T 4 bebas dan
penurunan kadar TSH. Pemeriksaan laboratorium lain mungkin diperlukan seperti antara lain
pemeriksaan kadar T 3 , antibodi tiroid (terutama TRAbs) dan tes ambilan yodium
radioaktif. Pemeriksaan terakhir ini dilakukan jika diagnosis penyakit Graves belum
meyakinkan. Tujuan pengobatan penyakit Graves adalah untuk mengembalikan kadar hormon
tiroid yang normal. Terapinya mempunyai tiga modalitas untuk pasien dengan penyakit
Graves yaitu obat antitiroid, yodium radioaktif, dan pembedahan.

Pemilihan terapi yang terbaik untuk penyakit Graves tidak mudah, tetapi perlu diingat
bahwa ketiga pilihan terapi di atas sama baiknya dan memberikan hasil yang baik jika
dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Kebanyakan pasien memutuskan untuk memulai
pengobatan dengan PTU atau metimazol bersama dengan beta bloker, dan selanjutnya
mempertimbangkan kembali pilihan terapi lain setelah merasa baik dan tenang. Hal ini
merupakan pendekatan singkat yang baik dalam pengobatan penyakit Graves dan sering
direkomendasikan kepada pasien berdasarkan pengalamannya. pasien merasa nyaman dengan
terapi yang dipilih.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang asuhan keperawatan


pada klien dengan hipertiroid.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mampu mengidentifikasi Laporan Pendahuialm dan Konsep Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Hipertiroid.
2. Mampu mengidentifikasi Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertiroid.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan


Makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan untuk menambah ilmu
pengetahuan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertiroid dan dapat digunakan
sebagai refrensi tambahan untuk mengetahui asuhan keperawatan.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini dapat bermanfaat sebagai refrensi di Institusi Pendidikan dan sebagai bahan
bacaan tentang asuhan keperawatan pada pasien hipertiroid.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin merupakan salah satu dari dua sistem kontrol utama tubuh. Hormone-
hormon endokrin dibawa oleh system sirkulasi ke sel di seluruh tubuh. Sejumlah hormone
endokrin mempengaruhi banyak jenis sel tubuh. Seperti halnya pada hormone tiroksin (tiroid)
akan mempengaruhi peningkatan kecepatan berbagai reaksi kimia di hampir semua sel tubuh.
Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi terjadinya kelebihan sekresi hormone tiroid
sehingga menimbulkan efek terjadinya peningkatan laju metabolisme dalam tubuh. Dimana jika
telah terjadi peningkatan laju metabolisme tubuh, maka akan mempengaruhi semua system-sistem
tubuh. Seperti: jika pada jantung yang mengakibatkan peningkatkan denyut jantung.
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya gangguan homeostatic yang disebabkan oleh
produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi
hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita penyakit
ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang drastic,nafsu makan
meningkat,emosional,dsb.
Setelah dilakukan askep diharapkan klien mampu mempertahankan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan
tingkat energy, menunjukkan berat badan stabil, mempertahankan kelembaban membran mukosa
mata, terbebas dari ulkus, ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi, melaporkan pemahaman
tentang penyakitnya, Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

3.2 Saran

Sebaiknya para pembaca menumbuhkan niat untuk lebih mencari tahu tentang informasi
mengenai “Hipertiroid” tanpa mengacu pada satu referensi. Kami berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran terhadap makalah penulis yang masih banyak kekurangan dan perlu
perbaikan.

You might also like