Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Latar Belakang : Penggunaan “pampers” pada batita seharusnya lebih berhati–hati karena
dapat menimbulkan beberapa dampak negatif pada kulit salah satunya ruam popok. Ruam
popok merupakan salah satu masalah kulit berupa iritasi dan inflamasi pada area popok yang
banyak ditemukan pada batita dengan frekuensi pergantian popok yang minimal. Untuk
mencegah terjadinya ruam popok, dibutuhkan pengetahuan dan perilaku yang tepat dari
orangtua, terutama para ibu, mengenai cara pemakaian dan lama pemakaian popok sekali
pakai.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemakaian
popok sekali pakai pada batita dengan kejadian ruam popok di wilayah posyandu Kelurahan
Meteseh.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain
penelitian cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 40 ibu dengan batita yang
menggunakan diapers dalam kegiatan posyandu di delapan RW di kelurahan Meteseh yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan
teknik consecutive sampling . Analisa data menggunakan uji chi-square.
Hasil : Analisis data menunjukkan nilai p pengetahuan ibu mengenai pemakaian diapers
dengan ruam popok sebesar 0,031 dan Prevalence Ratio (PR) 0,220. Sementara itu, nilai p
perilaku ibu mengenai pemakaian diapers dengan ruam popok sebesar 0,048 dan Prevalence
Ratio (Pr) 0,266. Nilai p untuk hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku ibu terkait
pemakaian popok sekali pakai pada batitanya sebesar 0,007.
Kesimpulan : Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu, perilaku ibu dalam
pemakaian diapers pada batitanya dengan kejadian ruam popok di wilayah posyandu
kelurahan Meteseh.
Kata Kunci : Ruam popok, Pengetahuan, Perilaku, Diapers
ABSTACT
THE CORRELATION BETWEEN MOTHER'S KNOWLEDGE AND BEHAVIOR IN
DISPOSABLE DIAPERS USING IN INFANT AND TOODLER WITH THE
INCIDENT OF DIAPER RASH
Background : The use of diapers in toddlers should be more careful because of effecting
some negative impacts on the skin. Diaper rash is one of the skin problems of irritation and
inflammation in the diaper area, that is found in toddlers who using diapers with minimum
turnover frequency. To prevent the occurrence of diaper rash, appropriate knowledge and
behavior of parents are needed, especially mothers must know how to use and how the
duration of diapers are used.
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 485-498
485
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Ullya, Widyawati, Desy Armalina
popok yang jarang diganti, kebersihan kulit Angka kejadian ruam popok di
yang tidak terjaga, dan lingkungan yang Indonesia sendiri telah mencapai 7-35%,
tidak baik dan tidak sehat. Kontak yang yang menimpa bayi laki-laki dan
terlalu lama antara kulit dan popok yang perempuan berusia dibawah tiga tahun .
basah dapat mempengaruhi beberapa Selain itu, pada penelitian sebelumnya
bagian dari kulit bayi dan batita yang yang dilakukan di RSUD Tugurejo
masih sensitif dan tipis.10–12 Ruam popok Semarang diketahui bahwa 8% anak yang
yang dibiarkan lebih dari 3 hari tanpa menggunakan diapers selama 2-4 jam
pengobatan dan perawatan maka bagian mengalami ruam popok sehingga dapat
yang terkena ruam popok akan dengan ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh
mudah ditumbuhi jamur Candida yang lamanya pemakaian diapers dengan
dapat menyebabkan terjadi kandidiasis kejadian ruam popok pada bayi dan
popok.10,13 batita.19
Penyebab ruam popok adalah Pengetahuan orangtua terutama Ibu
multifaktorial, antara lain peranan urin, sangat erat kaitannya dengan pendidikan,
feses, gesekan, kelembaban kulit yang sehingga akan mempengaruhi perilaku
tinggi, bahan iritan kimiawi, penggunaan orangtua dalam menjaga kesehatan kulit
popok yang tidak baik dan tidak tepat, dan pada anaknya. Ketepatan dalam perawatan
adanya infeksi bakteri atau jamur.14 daerah perianal memerlukan ketepatan
Peningkatan kelembaban akan perilaku ibu dalam menjaga kesehatan kulit
mempermudah kerusakan pada kulit akibat bayi.20
gesekan kulit dengan popok. Keadaan kulit Pengetahuan dan perilaku orangtua
yang terlampau lembab akan lebih mudah dalam pemakaian popok pada bayi dan
merusak barrier (pertahanan) kulit anak-anak dibawah usia 5 tahun (balita) di
sehingga memudahkan untuk terjadi iritasi Indonesia ternyata masih rendah.
pada kulit. Biasanya ruam popok tidak Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
berbahaya, tetapi dapat menimbulkan rasa responden sebanyak 45,5% memiliki
nyeri dan menyebabkan kegelisahan pada pengetahuan yang cukup, namun masih
bayi maupun batita serta orang tua. Setiap terdapat tindakan yang salah dalam
bayi dan batita yang menggunakan popok perawatan perianal terhadap pencegahan
berpotensi untuk menderita ruam popok ruam popok pada anak.21 Kesalahan dalam
dan infeksi saluran kemih.15,16,17
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 485-498
487
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Ullya, Widyawati, Desy Armalina
pemakaian popok bisa menjadi ancaman rumus besar sampel didapatkan minimal 35
terhadap bayi dan batita. sampel.
Variabel bebas penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN yaitu pengetahuan dan perilaku ibu dalam
Jenis penelitian yang dilakukan pemakaian disposable diapers atau popok
adalah analitik observasional dengan sekali pakai pada batita. Sedangkan
rancangan penelitian cross sectional. variabel terikat penelitian ini adalah
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan prevalensi terjadinya ruam popok pada
April 2017 di Wilayah Posyandu batita.
Kelurahan Meteseh Kecamatan Data yang diperoleh dalam
Tembalang. Kriteria inklusi yaitu Ibu yang penelitian ini diolah dengan software
memiliki batita usia (3 bulan- 3 tahun) komputer. Tingkat kemaknaan untuk
yang menggunakan popok sekali pakai semua uji hipotesis p>0,05%, uji hipotesis
yang hadir pada saat dilakukan mencari faktor risiko dan prevalensi
pengambilan data dan telah mengisi terjadinya skabies dengan menggunakan
informed consent dan bersedia mengisi analisis chi_square, jika tidak memenuhi
kuesioner, Ibu yang sehat secara mental kriteria chi_square maka menggunakan uji
dan fisik dan bersedia batitanya di fisher. Untuk variabel dengan p <0,2
observasi pada saat penelitian berlangsung. dianalisis lebih lanjut secara analisis
Kriteria ekslusi yaitu Ibu yang tidak multivariat menggunakan regresi logistik.
mengisi kuesioner dengan lengkap.
Cara pemilihan sampel penelitian HASIL PENELITIAN
dilakukan dengan cara consecutive Pengambilan data penelitian
sampling berdasarkan kriteria yang telah dilakukan April 2017. Jumlah sampel
ditetapkan oleh peneliti. Peneliti penelitian yang memenuhi kriteria inklusi
melakukan pendataan terhadap seluruh dan eksklusi adalah 40 subjek.
calon subjek penelitian lalu mengambil a. Analisis Univariat
sampel sesuai dengan kriteria penelitian Usia dan Jenis Kelamin Anak
akan dipakai sebagai subjek penelitian.
Pengambilan sampel dihentikan setelah
jumlah sampel terpenuhi. Berdasarkan
Dari tabel 2 di atas, dari 40 anak Dari tabel 4 didapatkan bahwa dari
yang menggunakan popok sekali pakai 40 responden yang mengisi kuesioner
terdapat 22 (55%) anak mengalami ruam sebagian besar ibu tidak bekerja atau ibu
popok dan 18 (45%) anak tidak rumah tangga yaitu sebanyak 28 responden
terdiagnosa mengalami ruam popok pada (70 %) dan sisanya ada yang bekerja
saat observasi penelitian secara langsung. sebagai wiraswasta, pegawai swasta, dan
pegawai negeri sipil.
3 Keluarga 10 25 %
4 Media Elektronik 17 42,5 % Dari Tabel 7 didapatkan bahwa dari
5 Tenaga Kesehatan 9 22,5 % 40 responden yang mengisi kuesioner
pengetahuan terdapat 19 responden (47,5
Dari tabel 5 didapatkan bahwa dari %) memiliki pengetahuan yang kurang
40 responden yang mengisi kuesioner mengenai prosedur pemakaian popok
sebagian besar mendapat informasi sekali pakai dan mengenai ruam popok
mengenai ruam popok pertama kalinya pada anak dan 21 responden (52,5 %)
melalui media elektronik (42,5%) dan memiliki pengetahuan yang baik.
melalui tenaga kesehatan (22,5%). Pertanyaan pengetahuan dalam
Asi Ekslusif pada Anak kuesioner mengenai prosedur dalam
Tabel 6. Distribusi Anak yang mengkonsumsi pemakaian popok sekali pakai dan
ASI Ekslusif (N=40) pengetahuan mengenai ruam popok dalam
No Konsumsi ASI Frekuensi upaya mencegah terjadinya kejadian ruam
Ekslusif N % popok dibagi menjadi dua jenis, yaitu
1 Ya 21 52,5 %
pilihan ganda sebanyak 18 pertanyaaan dan
2 Tidak 19 47,5 %
wawancara langsung mengenai prosedur
pemakaian popok.
Dari tabel 6 di atas, dari 40 anak
Pertanyaan tersebut meliputi
yang menggunakan popok sekali pakai
pengertian, gejala, tanda, dan penyebab
terdapat 21 (52,5%) mengkonsumsi ASI
terjadinya ruam popok, pencegahan ruam
ekslusif dan 19 (47,5%) anak tidak
popok ringan dan berat , perawatan area
mengkonsumsi ASI ekslusif sampai usia 6
popok, cara menjaga kebersihan genitalia
bulan.
eksterna bayi laki-laki dan perempuan serta
dan penggunaan popok sekali pakai dalam Mencegah terjadinya Ruam popok pada Anak
(N=40)
upaya mencegah kejadian ruam popok
No Perilaku Ibu N %
pada bayi dan batita dikategorikan dalam
1 Baik / Benar 22 55 %
dua kelompok berdasarkan total skor
2 Buruk / Salah 18 45 %
jawaban responden dari pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner. Responden
Dari Tabel 8 didapatkan bahwa dari
memiliki tingkat pengetahuan yang baik
40 responden yang mengisi kuesioner
bila skor diatas nilai median dan
perilaku sebagian besar dapat
pengetahuan yang kurang atau dibawah
dikategorikan mempunyai perilaku yang
nilai median.
baik dan benar mengenai prosedur
Berdasarkan data dapat diketahui
pemakaian popok sekali pakai dalam
pengetahuan paling baik dari pertanyaan
mencegah terjadinya ruam popok pada
yang paling banyak dijawab benar oleh
anak , yaitu sebanyak 22 responden (55%),
responden, yaitu pengetahuan mengenai
sedangkan yang memiliki perilaku yang
tanda dan gejala anak yang mengalami
salah sebanyak 18 responden (45%).
ruam popok dengan menjawab hampir
Pertanyaan mengenai perilaku ibu
100% benar yaitu kulit terlihat kemerahan
dalam pemakaian popok sekali pakai pada
dan semakin parah jika terdapat
anak meliputi prosedur pemakaian popok
gelembung-gelembung.
yang tepat, cara mengganti popok anak,
Pengetahuan paling kurang yaitu
cara membersihkan genitalia eksterna,
dari presentase terbesar responden
pemakaian dan kebersihan celana dalam
menjawab soal dengan salah adalah cara
anak, penggunaan krim anti ruam,
untuk membersihkan alat kelamin pada
penggunaan bedak, dan kebersihan tubuh
bayi atau batita laki-laki setelah buang air
serta alat kelamin anak.
kecil.
Perilaku ibu dalam menjaga
kebersihan dan cara penggunaan popok
sekali pakai pada bayi dan batita
dikategorikan dalam dua kelompok
berdasarkan total skor jawaban responden responden bernilai 1 jika menjawab sesuai
dari pertanyaan-pertanyaan dalam untuk perilaku yang tepat dan bernilai 0
kuesioner. Responden memiliki perilaku jika menjawab tidak sesuai dengan
yang baik atau benar bila skor diatas perilaku yang tepat.
median yaitu ≥ 14 dan perilaku yang salah Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
atau buruk bila skor < 14. Jawaban Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 9. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu dalam Pemakaian Popok Sekali Pakai Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Ibu
No Pengetahuan Ibu Total
Pendidikan Ibu Baik Kurang
N=21 N=19
N (%) N (%) N (%)
1 Rendah (SD) 4 (19,0%) 2 (10,5%) 6 (15%)
2 Menengah 7 (33,25%) 10 (47,5%) 17 (42,5%)
(SMP/SMA/Sederajat)
3 Tinggi (Diploma/Sarjana) 10 (47,6%) 7 (36,8%) 17 (42,5%)
Tabel 12. Hubungan Pengetahuan Ibu dalam Pemakaian Popok Sekali Pakai dengan
Kejadian Ruam Popok pada Batita
Kejadian Ruam Popok Cl 95%
Pengetahuan Ya Tidak P PR
Bawah Atas
N % N %
Baik 8 36,4 13 72,2 0,024* 1,934 1,053 3,552
Kurang 14 63,6 5 27,8
Total 22 100,0 18 100,0
Tabel 13. Hubungan Perilaku Ibu dalam Pemakaian Popok Sekali Pakai dengan
Kejadian Ruam Popok
Kejadian Ruam Popok Cl 95%
Perilaku Ya Tidak P PR
Bawah Atas
N % N %
Benar 9 40,9 13 72,2 0,048* 1,765 0,990 3,147
Salah 13 59,1 5 27,8
Total 22 100,0 18 100,0
apakah ruam popok yang terdapat pada 8. Diaper rash. Osteopath Fam
Physician. 2013;5(1):27.
batita disebabkan langsung oleh
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve
mikroorganisme tertentu atau penyebab /pii/S1877573X12002213.
9. Harahap M. Dermatitis Kontak.
ruam lainnya. Sehingga apabila nantinya
Dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Penerbit
penyebabnya adalah mikroorganisme Hipokrates. Jakarta; 2005. h.22-26.
10. Dermatology AOCo. Diaper
berupa jamur atau bakteri maka bisa
Dermatitis. Available at: URL:
dilakukan terapi atau pengobatan lebih http://www.aocd.org/skin/dermatologi
c_diseases/index.html. Accessed 2011.
lanjut sesuai faktor penyebab ruam.
11. Serdaroğlu S, Üstünbaş TK. Diaper
Dermatitis ( Napkin Dermatitis ,
Nappy Rash ). J Turkish Acad
DAFTAR PUSTAKA Dermatology. 2010;4(4):1-4.
1. Januarti I. Pemakaian Disposable 12. Rania Dib, MD Pediatric Senior
Diapers Dengan Terjadinya Diaper Specialist, Procare Riaya Hospital, Al
Rash Pada Bayi Di Posyandu Desa Khobar SA. Diaper Rash. 2016.
Gayaman Kecamatan Mojoanyar http://emedicine.medscape.com/article
Kabupaten Mojokerto. 2014. /801222-overview.
2. Mancini. 2012. Diaper Change: Tips 13. Rook’s, Wilkinson. Eczematou
For Diapering Your Baby. Pampers eruptions in the newborn. In: Burns T,
(http://www.pampers.com. Diakses Breathnach S, editors. Rooks’
Feb 2017). Textbook of Dermatology. 7 ed. USA:
3. Hartini S, Argo M. pengaruh lamanya Blackwell Science Ltd; 2004. p.
pemakaian diapers terhadap ruam 14.22-14.27.
diapers pada anak diare usia 6-12 14. Thiers BH, Editor C, Stolman LP,
bulan di RSUD tugurejo semarang. Frcp C. Current Therapy treatment of
2013:0-7. Hyperhidrosis. 2007;16(4):863-869.
4. Dey S, Purdon M, Kirsch T, et al. 15. Ravanfar P, Wallace JS, Pace NC.
Exposure Factor considerations for Diaper dermatitis. Curr Opin Pediatr.
safety evaluation of modern 2012;24(4):1.
disposable diapers. Regul Toxicol 16. Campbell RL, Seymour JL, Stone LC,
Pharmacol. 2016;81:183-193. Milligan MC. Clinical studies with
5. Manullang, Y.F. 2013. Pengetahuan disposable diapers containing
dan Tindakan Ibu dalam Perawatan absorbent gelling materials:
Perianal terhadap Pencegahan Ruam evaluation of effects on infant skin
Popok pada Neonatus. Skripsi pada condition. J Am Acad Dermatol.
Jurusan Kebidanan USU yang 1987;17(6):978-987.
dipublikasikan, hal. 17-18. 17. Merrill L. Prevention, Treatment and
6. Nursalam. Rekawa Susilaningrum dan Parent Education for Diaper
Sri Utami. Asuhan Keperawatan Bayi Dermatitis. Nurs Womens Health.
dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). 2015;19(4):324-337.
Jakarta : Salemba Medika;2015. 18. Wahyuni, Sri, 2013. Hubungan
7. Shin HT. Diagnosis and Management Perawatan Perianal Bayi dengan
of Diaper Dermatitis. Pediatr Clin Kejadian Dermatitis Diapers pada
North Am. 2014;61(2):367-382. Bayi Usia 0-6 Bulan yang
Menggunakan
Diapers,http://repository.usu.ac.id/bitst
ream/123456789/18663/pdf
19. Maya, D. 2008. Efetivitas Perawatan
Periantal dengan Baby Oil terhadap
Pencegahan Diaper Dermatitis
Neonatus. Diakses pada tanggal 28
Maret 2017.
http://journal.unusa.ac.id/index.php/jh
s/article/viewFile/40/41
20. Ansori. 2010. Macam Macam Model
Pembelajaran. Diakses tgl 7 Maret
2017. Pukul 15.00 WIB.
21. Manulang, Yessi. (2010). Gambaran
pengetahuan dan tindakan ibu dalam
perawatan daerah perianal terhadap
pencegahan ruam popok.
Http://Repository.usu.ac.id.
22. Bulan BU, Prastiana E. Hubungan
pengetahuan dengan pendidikan.
2014. e-
journal.unair.ac.id/index.php/MGI/arti
cle/download/3131/2288.
23. Rizki Alifunddin A (2015). Perilaku
Ibu dalam mencegah diapers rash di
Desa Ngampel , Kecamatan Balong,
Kabuoaten Ponorogo. 2015. Diakses
pada tanggal 25 Maret 2017.
http://eprints.umpo.ac.id/1291/
24. Sugimura T, Tananari Y, Ozaki Y,
Maena Y, Tanak S, Ito S, dkk. 2009.
Association between the frequency of
disposable diaper changing and
urinary tract infection in infants.
Clinical pediatrics. hal:18-20.
25. Notoadmojo S. Kesehatan Masyarakat
Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta;
2007.
26. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2010.
27. Notoatmodjo S. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta,2003.h.120-130.