You are on page 1of 2

Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya

menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistic. Bahasa
merupakan salah satu identitas bangsa yang harus kita jaga. Banyak masyarakat beranggapan bahwa
penggunaan bahasa asing di kehidupan sehari-hari dapat menurunkan rasa nasionalisme.

Namun tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan belajar bahasa asing sejak dini. Kekhawatiran bahwa
hal itu bisa meluruhkan rasa nasionalisme anak tampak terlalu berlebihan.

Mengutip hasil riset J Cummins dalam buku Language, Power, and Pedagogy: Bilingual Children in The
Crossfire, Manajer English First (EF) Indonesia Arleta Darusalam mengatakan, anak yang
mengembangkan dua kemampuan bahasa semasa sekolah akan mendapat pemahaman mendalam
mengenai bahasa dan cara penggunaannya secara efektif. Hasil riset tersebut membuktikan bahwa
kemampuan bilingual membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan untuk anak.

"Riset ini menyimpulkan bahwa anak-anak dengan kemampuan bilingual akan memiliki fleksibilitas
berpikir yang lebih baik sebagai hasil dari pemrosesan informasi dari dua bahasa yang berbeda,"
ungkapnya di sela-sela Kompetisi Nasional EF English First Spelling Bee Tahun 2012 di Jakarta, Minggu
(4/11/2012).

Dia menyadari bahwa pentingnya penggunaan bahasa Inggris yang baik dan benar sejak dini diharapkan
mampu menjadikan generasi muda Indonesia berkualitas, kompeten, dan menjadi pemimpin andal,
serta mampu bersaing di ajang internasional. Selain itu, kompetisi ini diharapkan dapat menjadi
kesempatan emas bagi anak-anak dari penjuru daerah untuk berinteraksi.

"Penting kiranya sedini mungkin anak-anak diperkenalkan dengan budaya lain karena dari situ mereka
akan tumbuh sikap saling menghargai dan menghormati orang lain di luar dirinya. Sebab belajar bahasa
berarti juga belajar kebudayaan," ungkapnya.

Dengan saling menghormati satu sama lain dari latar belakang daerah dan budaya yang berbeda itu,
maka akan tertanam sikap nasionalisme di hati mereka. Ini bisa dimengerti karena nasionalisme adalah
satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dalam mewujudkan
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

"Jadi, walaupun berbeda-beda, tetapi datang dari negara yang satu, Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdaulat," ujarnya lagi.

Orangtua peserta, Harman, ayah dari Jeane Naila Anstyadi, salah satu peserta Kompetisi Nasional EF
English First Spelling Bee Tahun 2012 mengakui, rasa nasionalisme ini tertanam pada anak yang belajar
bahasa Inggris. Ia mengatakan, semakin seseorang mahir dalam bahasa Inggris, semakin ada peluang
menjadi seorang nasionalis.

"Melalui bahasa Inggris, anak kita bisa memperkenalkan Indonesia yang sangat beragam suku dan
budaya kepada orang asing, yang kebanyakan dari mereka bisa berbahasa Inggris. Semakin menguasai
bahasa asing, semakin luas wawasan dan pergaulannya, maka semakin besar pula peluang
memperkenalkan Indonesia ke masyarakat luas, internasional," tandasnya.
Dari beberapa kutipan di atas, bisa dibuktikan bahwa penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-
hari tidak akan menurunkan rasa nasionalisme. Malah sebaliknya penggunaan bahasa asing dalam
kehidupan sehari hari dapat meningkatkan rasa nasionalisme. Dan pentingnya penggunaan bahasa
Inggris yang baik dan benar sejak dini diharapkan mampu menjadikan generasi muda Indonesia yang
berkualitas, kompeten, dan menjadi pemimpin andal, serta mampu bersaing di ajang internasional.

Maka dari itu kita harus bijaksana dalam penggunaan bahasa.kita harus melestarikan bahasa. Indonesia
yang baik dan benar serta tidak perlu mengkhawatirkan penggunaan bahasa asing dalam kehidupan
sehari- hari.

You might also like