You are on page 1of 12
Perancangan Sistem Informasi Inventori Pergudangan (Kasus : PT. Japfa Comfeed Indonesia) Tiena G Aman Jurusan Teknik Industri, Universitas Trisakti Jakarta Alex Tribuana Sutanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Trisakti Jakarta Abstract : Accompanied by developing manufacture rapidly in Indonesia, competition intercompany become not avoided, especially PT. Japfa Comfeed Indonesia as the chicken food industry of Unit of Lampung. Generally, customer will to take product quickly and has the process easily and available in anytime, Because customer's demand is probabilistic, so company often feel raw materiel problens and supporting material besides it sources from impor and its lead time is highly, It car cause the loss of conypany's nancial, For its case above, £0 it needs many improving, that is row material’supporting material inventory contr becnase the product demand 18 probabilistic, then design layout of finished product warehouse and mo nuaterial/supporting material warehouse to smooth taking finished product and input raw material/supporting materiat to machine intake, and design the syaters that may fasten information detivery, making the report, and finding material location easly Firstly, finished product demand is changed become making raw materialsupporing material. To preparing raw/supporting material is using ABC Classification which oriented to using material in great quantities. I'a find classification A gives 4 items, Clasifieation B is 7 items, and Classification C is 20 items. For designing of warehouse layout, total of pale, fotl of parcel of land and determine the warehouse aren which needed. Layout for each finished product and rausiqpporting material bosed one Classification ABC oriented by highest demandiosaerial using. The final sway is designing the information system. Its performed by Development Life Cycle Systems which consists of Planning, Analysis, Designing and Implementation. By outputs of finithed product and raw tmaterial/supporting material inventory control, and layout desigrting, the information aystem may Help ‘warehousing activities such as making the report, ordering raw mutterial’support material, and make easy {finding to material location, Keywords: Inventory Control, Warehousing Layout, Information System: Gudang sebagai faktor penunjang dalam se- buah pabrik mempunyai peranan untuk me- nyimpan semua bahan baku yang diguna- kan dalam proses produksi, bahan-bahan pembantu, maupun produk-produk jadi Gudang dibagi atas Gudang Bahan Baku (Log. Mat), Gudang Bahan Pembantu, Gu- dang Komponen Pembantu, dan Gudang Barang Jadi (Log, Par!). Diperlukan informa- si yang akurat untuk mencegah kesalahan Alamat Korespondensit ‘Tiena G Amgan, Ji, Kiyat Tapa No. 1 Jakarta Email: tiene_emraneyahoo.com, 94 dalam pendataan barang, persediaan barang yang berlebihan, lambatnya aliran informasi mengenai barang, maupun kesulitan dalam mencari lokasi barang dengan bagian-ba- gian lain yang terkait. PT. Japfa Comfeed Indonesia Unit Lampung, merupakan perusahaan yang ber- gerak di bidang pembuatan pakan ternak ayam. Terdapat kurang lebih 14 produk pa- kan ternak ayam yang dihasilkan di per- usahaan ini. yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pakan ayam layer (petelur), pakan ayam broiler (pedaging), dan konsentrat (un- tuk campuran broiler dan layer). Bahan baku terdiri dari bahan baku Jokal dan impor, berasal dari pulau Sumatera dan pulau Ja- wa, bahan baku Impor berasal dari negara China, Brazil, USA, New Zealand, dan U.A. Total bahan baku 15 jenis dan bahan pembantu 16 jenis. 7 Perusahaan menggunakan 2 jenis gu- dang, yaitu Gudang Bahan Baku dan Gu- dang Produk Jadi, dimana gudang bahan bakunya meliputi bahan baku itu sendiri dan bahan-bahan pembantu, sedangkan gu- dang produk jadi meliputi produk jadi. Ti- dak ada catatan Jokasi material yang jelas di masing-masing gudang ini, Permasalahan adalah bagaimana mengendalikan inventory agar tidak kekurangan atau kelebihan stok bahan baku, mencari letak produk jadi dan bahan baku serta bahan pembantu serta ku- rangnya informasi antara bagian gudang ba- gian lain yang terkait dan tidak terintegrasi METODE Pengertian Dasar Persediaan Persediaan (inventori) didefinisikan Chase, Aquilano dan Jacobs (2000) sebagai petsediaan dari setiap jenis barang atau ba- han baku yang digunakan di dalam suatu organisasi. Tujuan utama menentukan ka- pan barang harus dipesan, berapa banyak pesanan setiap kali pemesanan: * Untuk memelihara kemandirian dari operasi-operasi. Persediaan dari bahan baku pada pusat kerja menyebabkan adanya fleksibilitas dalam operasi Untuk memenuhi variasi_ permintaan, agar dapat diketahui dengan tepat se- suai dengan permintaan. Untuk menghasilkan sebuah fleksibi- litas dalam penjadwalan produksi. Untuk melakukan pengamanan terha- dap variasi dari waktu pengiriman ba- han baku. ‘Untuk mendapatkan keuntungan dari ukuran pemesanan ekonomis. non aan bia ak uence Jenis-Jenis Persediaan Penanganan modal dalam persediaan mempermudah perusahaan untuk melan- carkan proses produksi dan untuk meng- antisipasi permintaan yang mudah ber- ubah. Persediaan berdasarkan fungsi dan berdasarkan proses yang dialami. (Tersine, 1987) © Working Stock (Cycle atau Lot Size Stock): persediaan yang diperlukan dan disimpan sebelum diperlukan, bertujuan untuk meminimasikan biaya pemesanan dan penyimpanan, dan mendapatkan potongan harga Safety Stock (Buffer atau Fluctuation Stock): persediaan yang disimpan untuk mengantisipasi_ kemungkinan supply dan demand yang tidak pasti. Anticipation Stock (Seasonal atau Stabi zation Stock) :persediaan yang digunakan untuk menghadapi permintaan musim- an yang memuncak, keperluan samping- an (promosi, pemogokan buruh, penu- tupan karena libur) Komposisi Biaya Persediaan Semua metode pengendalian perse- dian selalu mengerah pada minimasi bia~ ya sebagai suatu kriteria optimalisasi agar keuntungan yang diperoleh maksimal. Bia- ye-biaya yang sering berperan adalah : * Biaya pembelian (Purchase Cost) per item: biaya untuk membeli atau mem- produksi satu satuan barang persedia- an secara individu. Biaya Pemesanan/Persiapan (Order/Setup Cos‘): biaya yang timbul setiap kali di- jakukan pemesanan untuk permenuhan Kembali persediaan yang dimiliki. Biaya ini meliputi biaya manufacturing, pe- nyiapan proses produksi, pemrosesan pesanan, pengiriman pesanan, pendis- tribusian pesanan, penanganan material atau proses-proses lainnya (Balloup: 1997). Jika C(x) didefinisikan sebagai ea biaya pemesanan x unit, dan K adalah biaya pemesanan tetap dan c adalah biaya pemesanan variabel untuk satu satuan unit, maka 0 if x=0 Cex) = foe if x>0 Biaya penyimpanan (Holding Cost), bia~ ya penyimpanan adalah biaya-biaya yang diperlukan pengadaan persedia- an dari adanya sejumlah persediaan se- bagai berkut (RH Ballou 1997): - Biaya pergudangan (Spece Cost) yang meliputi biaya sewa gudang, penanganan dan pemeliharaan ba han baku di gudang, dan biaya ad- ministrasi gudang. — Bunga atas modal yang diinvestasi- kan dalam persediaan (Capital Cost), meliputi 80% dari total biaya pe- nyimpanan, — Biaya pelayanan persediaan (Inven- fory Service Cosi), termasuk asuransi atas persediaan yang dimiliki dan pajak kekayaan atas investasi dalam persediaan. - Biaya resiko persediaan (Inventory Risk Cost), termasuk biaya pencegah- an tethadap kerusakan bahan baku, tethadap pencurian, dan penurunan nilai barang dalam persediaan. Biaya Kekurangan Stok (Stockout Cost) atau Shortage Cost adalah biaya yang dikenakan jika tidak terdapat persedia- an yang cukup untuk memenuhi per- mintaan berlebih (Tersine), - Biaya kehilangan penjualan (Lost Sale cost) yang timbul bila pelang- gan dihadapkan pada situasi ke- kurangan stok. = Biaya pemesanan kembali (Backorder Cost) yang timbul jika pelanggan bersedia menunggu agar semua pesanannya terpenuhi, meskipun rencana penjualannya harus diun- dur. Pengujian Distribusi Normal Sebaran peltiang kontinu yang paling penting dalam statistika adalah sebaran/dis- iribusi_ normal dengan kurvanya yang berbentuk genta. Untuk mengetahui apa- kah suatu populasi mengikuti sebaran nor- mal atau tidak, digunakan uji Goodness of Fit, untuk menentukan apakah populasi memiliki suatu distribusi teoritik terten- tu. Mefode Perencanaan Persediaan G. Hadley dan TM. Whitin menge- lompokkan dua jenis model pengendali- an persediaan dengan permintaan stokas- tik, yaitu: * Continuous Review (Q,r) atau Reorder Point Model: Model ini secara umum dikenal dengan sistem pengendalian persediaan model Q, yaitu sistem pe- ngendalian persediaan dengan ukuran tetap. + Periodic Review Model (R, T): Model ini secara umum dikenal dengan sistem pengendalian persediaan dengan wak- tu pemesanan fetap. Pendekatan Model Continuous Review (Q.1) dengan Backorder Cost Algoritma —pengerjaan untuk menghitung jumlah pemesanan optimal Q dan titik pemesanan kembali r adalah (Hadley and Within;p:165-168) * Tentukan.nilai Qy awal dari rumus EOQ. ofr * Dengan mempergunakan nilai Q yang diperoleh dari langkah 1, hitung nilai dengan persamaan: ER ed

You might also like