Professional Documents
Culture Documents
201860119 / II P
motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan
tertentu. Batasan mengenai motivasi sebagai “ The process by which behavior is energized
and directed” (suatu proses, dimana tingkah laku tersebut di pupuk dan diarahkan) para ahli
psikologi memberikan kesamaan antara motif dengan needs (dorongan, kebutuhan). Dari
batasan diatas, dapat disimpulkan bahwa motif adalah yang melatar belakangi individu
untuk berbuat mencapai tujuan tertentu.
Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan
kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar
kecilnya prestasinya.
motivasi kerja adalah dorongan yang menggerakkan seseorang dalam bekerja untuk
melakukan pekerjaan dengan segala upaya dan bekerjaa secara efektif untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai.
Jenis-jenis Motivasi
Dalam kehidupan berorganisasi, motivasi menjadi suatu hal yang sangat penting dan
perlu diadakan karena dengan adanya motivasi mampu merubah perilaku seseorang yang
termotivasi. Berdasarkan hal tersebut jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut :
1. Insentif material
Yaitu insentif atau imbalan yang diberikan kepada karyawan berupa materi, seperti
misalnya uang atau bentuk barang-barang yang lain.
Yaitu insentif atau balas jasa (imbalan) yang diberikan kepada para karyawan
(bawahan) berupa non materi, misalnya pujian, penghargaan, promosi adanya pemberian
sarana atau faktor kemudahan dan lain sebagainya.
Dari semua jenis motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sekalipun memiliki
perbedaan dalam memberikan dorongan namun dari masing-masing jenis tersebut memiliki
tujuan yang sama yaitu meningkatkan motivasi yang ada pada seorang individu agar mampu
melaksanakan tugasnya secara maksimal dan mencapai kepuasan yang diinginkan.
a. Motivation factor (Faktor Intrinsik), faktor-faktor yang berperan sebagai motivator terhadap
karyawan, yakni mampu memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja lebih baik. Faktor
motivator ini terdiri :
1) Prestasi (achievement)
Agar seseorang karyawan dapat berhasil dalam pelaksanaan pekerjaannya, maka pemimpin harus
mempelajari bawahannya
dan pekerjaannya dengan memberikan kesempatan kepadanya agar bawahan dapat berusaha
mencapai hasil. Kesempatan itu harus sedemikian rupa sehingga orang-orang berkembang sendiri.
Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat pada para bawahannya sehingga bawahan mau
berusaha mengerjakan sesuatu yang dirasakan bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila bawahan telah
berhasil mengerjakan pekerjaannya, pemimpin
2) Pengakuan (Recognition)
Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan, pimpinan harus memberi pernyataan pengakuan
akan keberhasilan tersebut. Pengakuan terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu :
b) Surat penghargaan
c) Memberi hadiah berupa uang tunai
Pimpinan membuat usaha-usaha riil dan meyakinkan, sehingga bawahan mengerti akan pentingnya
pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha menghindarkan dari kebosanan dalam
pekerjaan serta mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaanya.
Agar Responsibility benar-benar menjadi faktor motivator bagi bawahan, pemimpin harus
menghindari supervise yang ketat, dengan membiarkan bawahan bekerja sendiri sepanjang
pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi. Diterapkannya prinsip partisipasi
membuat bawahan sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pekerjaanya.
4) Pengembangan (advancement)
Advancement merupakan salah satu faktor motivator bagi bawahan. Faktor Advancement ini benar-
benar berfungsi sebagai motivator, maka pemimpin dapat memulainya dengan melatih bawahannya
untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan selanjutnya pemimpin
memberi rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikkan
pangkatnya, dikirim mengikuti pendidikan atau pelatihan selanjutnya.
Orang belum dapat mengharapkan faktor kepuasan tercapai, sebelum kekecewaan didalam
pekerjaan dapat dihilangkan lebih dahulu. Agar kekecewaan dapat dihilangkan dari pekerjaan maka
pimpinan harus melakukan tindakan sebagai berikut :
Yang menjadi sorotan disini adalah kebijaksanaan personalia. Policy personalia umumnya dibuat
dalam bentuk tertulis. Biasanya yang dibuat dalam bentuk tertulis adalah baik, karena itu yang
utama adalah bagaimana pelaksanaan dan praktek. Pelaksanaan kebijaksanaan dilakukan masing-
masing manejer agar apa yang ditulis benar-benar direalisasikan dalam praktek oleh masing-masing
manejer yang bersangkutan. Dalam hal ini supaya mereka berbuat seadil-adilnya.
karyawan, maka minimal tiga kecakapan harus dimiliki setiap manajer yakni :
a). Technical skill (kecakapan teknis), kecakapan ini sangat penting bagi pimpinan tingkat
terbawah dan tingkat menengah, ini meliputi kecakapan menggunakan metode dan proses, dan
pada umumnya berhubungan dengan kemampuan menggunakan alat.
b). Human skill (kecakapan kemanusiaan), kecakapan kemanusiaan adalah kemampuan untuk
bekerja didalam atau dengan kelompok, sehingga dapat membangun kerja sama dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan.
4). Kondisi kerja (working condition), masing-masing manejer dapat berperan dalam berbagai
hal agar keadaan masing-masing bawahan menjadi lebih sesuai. Misalnya ruangan khusus bagi
unitnya, penerangan, perabotan, suhu udara dan kondisi fisik lainnya. Menurut Hezberg seandainya
kondisi lingkungan yang baik dapat tercipta, prestasi tinggi dapat tercipta, prestasi tinggi dapat
dihasilkan melalui konsentrasi pada kebutuhan-kebutuhan ego dan perwujudan diri yang lebih
tinggi.
5) Gaji (wages), pada umumnya masing-masing manejer tidak dapat menentukan sendiri skala
yang berlaku dalam unitnya. Namun demikian masing-masing manejer mempunyai kewajiban
menilai apakah jabatan-jabatan dibawah pengawasannya mendapat kompensasi sesuai pekerjaan
yang mereka lakukan . para manejer harus berusaha untuk mengetahui bagaimana jabatan di dalam
perusahaannya diklasifikasikan dan elemen-elemen apa saja yang menentukan pengklasifikasian
itu.20
Dari semua faktor yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang
memotivasi karyawan diantaranya faktor intrinsik dan ekstrinsik. Yang keduanya memiliki dasar yang
berbeda, faktor intrinsik lebih dipengaruhi oleh motivasi dalam diri yaitu keinginan dari seorang
individu akan sebuah penghargaan, pengakuan, kepercayaan, tanggung jawab serta kesempatan
pengembangan diri. Sedangkan motivasi ekstrinsik lebih dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti
faktor gaji, lingkungan kerja, hubungan antar manusia dan kebijakan-kebijakan dalam perusahaan.
Proses motivasi sebagai pengarah perilaku dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan
merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen (Sumantri, 2001).[2] Ketiga elemen
tersebut adalah: kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals). Ketiga elemen itu
saling mendukung dan saling mempengaruhi. Ketiga elemen tersebut bisa diuraikan sebagai
berikut:
Gambar di atas merupakan sebuah kerangka kerja untuk memahami sifat dinamik dari
proses motivasi. Terlihat dalam gambar, proses motivasi melibatkan empat komponen
utama, yaitu (1) kebutuhan, keinginan atau ekspektasi-ekspektasi, (2) perilaku, (3) tujuan-
tujuan, dan (4) umpan balik (feedback).
a. Reward
Seorang Sales Promotion Girl (SPG) di salah satu hyper market di kawasan Jakarta
yang pada awalnya mendapat posisi menjadi SPG, sekarang ia menduduki jabatan
sebagai administrasi untuk sebuah produk yang ia kerjakan. Hal tersebut dikarenakan
semasa ia menjadi SPG, ia berhasil memenuhi target yang dicapai bahkan mungkin, ia
menjadi salah satu SPG yang dapat melebihi target di setiap minggunya.
Berdasarkan contoh diatas, hal tersebut termasuk kedalam teori motivasi yaitu drive
reinforcement yang lebih spesifik lagi termasuk kedalam reward. Yakni jika SPG
tersebut dapat memenuhi atau melebihi target, maka ia dijanjikan akan naik jabatan.
b. Punishment
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan
suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi
merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang
bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.
Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka
untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika
seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar,
yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu.
Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk
berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini
mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian
kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta
menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan
ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu
mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
Implikasi praktis dari teori di atas yaitu; dalam kasus Sales Promotion Girl (SPG) misalnya,
ketika SPG tersebut menginginkan kenaikan jabatan yang juga disertai dengan peluang yang
besar untuk kenaikan jabatan maka SPG tersebut akan berusaha semaksimal mungkin tetapi
jika harapan untuk mencapai kenaikan jabatan itu rendah (kemungkinannya kecil) maka SPG
tersebut akan bermalas-malasan dalam mencapai keinginannya. Disinilah teori motivasi
harapan sangat berperan besar dalam mencapai suatu tujuan organisasi.
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan
biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas
dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan
lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan
minatnya.
Contoh pengalamannya : Dulu saya hanya bekerja sebagai notulen, dan gaji saya tidak
mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.Pada akhirnya saya naik jabatan menjadi sekertaris
dan gaji saya pun ikut bertambah dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari saya.
“JOB ENRICHMENT”
Salah satu faktor kunci dalam desain pekerjaan baik pekerjaan pengayaan, terutama
dipromosikan oleh psikolog Frederick Herzberg dalam artikel tahun 1968 “One More Time:
Bagaimana Memotivasi Karyawan Anda?”. Ini adalah praktek untuk meningkatkan pekerjaan
individu untuk membuat tanggung jawab lebih memuaskan dan memberi inspirasi bagi
orang-orang yang melakukannya.
Dengan pengayaan pekerjaan, Anda memperluas tugas mengatur bahwa seseorang
melakukan. Anda memberikan lebih merangsang dan menarik menambah pekerjaan yang
beragam dan tantangan kepada karyawan rutinitas sehari-hari. Hal ini meningkatkan
kedalaman pekerjaan dan memungkinkan orang untuk memiliki lebih banyak kontrol atas
pekerjaan mereka.
Job Depth
Derajat pengaruh atau kebijaksanaan yang dimiliki seorang individu untuk memilih
bagaimana pekerjaan akan dilakukan.
Contoh kasus: Seorang desainer yang pada awal kariernya memulai dengan belajar
membuat suatu busana sederhana, seperti kaos atau celana biasa, dan lain-lain. Tetapi
ketika in telah menemukan suatu ide dan teknik yang cocok yang dapat menciptakan suatu
busana baru yang luar biasa, maka desainer tersebut akan mendalami bidang tersebut
dengan lebih dalam lagi, dan tidak menutup kemungkinan ia bisa menjadi seorang desainer
terkenal.
Job Range
Jumlah tugas seseorang diharapkan untuk melakukan saat melakukan pekerjaan. Semakin
banyak tugas yang diperlukan, semakin besar rentang pekerjaan.
Contoh kasus : Seseorang yang bekerja sebagai Baby Sister yang memiliki tugas untuk
merawat bayi atau anak. Namun pada kenyataannya tugas mereka lebih dari itu, mereka
terkadang harus membersihkan rumah, memasak juga bahkan melakukan pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang sebenarnya bukan menjadi tugas utamanya.
Fokus utama adalah memberikan pengayaan pekerjaan orang-orang lebih banyak kontrol
atas pekerjaan mereka (kurangnya kontrol adalah penyebab utama stres, dan karena itu
ketidakbahagiaan.) Bila memungkinkan, biarkan mereka untuk mengambil tugas-tugas yang
biasanya dilakukan oleh supervisor. Ini berarti bahwa mereka memiliki lebih banyak
pengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi pekerjaan yang mereka
lakukan.
Dalam pekerjaan yang diperkaya, orang-orang kegiatan lengkap dengan meningkatnya
kebebasan, kemerdekaan, dan tanggung jawab. Mereka juga menerima banyak umpan
balik, sehingga mereka dapat menilai dan memperbaiki kinerja mereka sendiri.
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa Anda gunakan untuk memperkaya pekerjaan di
tempat kerja Anda:
• Putar Jobs – Berikan orang kesempatan untuk menggunakan berbagai keterampilan, dan
melakukan berbagai jenis pekerjaan. Cara yang paling umum untuk melakukan ini adalah
melalui rotasi pekerjaan. Gerakkan pekerja melalui berbagai pekerjaan yang memungkinkan
mereka untuk melihat berbagai bagian dari organisasi, belajar keterampilan yang berbeda
dan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Ini dapat sangat memotivasi, terutama bagi
orang-orang dalam pekerjaan yang sangat berulang atau yang berfokus pada hanya satu
atau dua keterampilan.
• Combine Tugas – Gabungkan aktivitas kerja untuk memberikan yang lebih menantang dan
kompleks tugas pekerjaan. Hal ini dapat secara signifikan meningkatkan “identitas tugas”
karena orang melihat pekerjaan melalui dari awal sampai akhir. Hal ini memungkinkan
pekerja untuk menggunakan berbagai macam keterampilan, yang dapat membuat
pekerjaan terasa lebih bermakna dan penting.