You are on page 1of 6
PERBANDINGAN IDEAL ANGGARAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) DAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP) DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA, Siti Sundarit, Hendrianto sno Wibowo!, Erry!, Noor Edi Widya Sukoco, Yuyus Rusiawatit, Riswatit ABSTRACT The Community Health Efforts (Usaha Kesehatan Masyaraka/UKM) and Individual Health Efforts (Usaha Kesehatan Perorangar/UKP) Programs were established fo enhance services towards more promotive and preventive than curative and rehabilitative services. Accordingly, the budget allocated for the UKM should be more than or balanced with the UKP ‘budget. Due fo the abscence of benchmark for ideal proportion of the UKM and the UKP budget at the DistrictMunicipal levels. the budget allocated for both efforts were highly depending on decision of local authorities and the budget allocated by the Central level. This study aimed to determine the ideal proportion of UKM and UKP budget at the Districts/Municipalities having Index Poverty Level level equal or above 34.4. This was an observational study using a retrospective design. Data were collected at 6 (six) Distric’Municipal Health Offices on Health Budgets allocated during year 2003-2005 and analyzed quantitatively and qualitatively. Results showed that the proportions of budget allocated for the UKM and UKP were varied from 49.9%-57.2% for the UKM and 42.8%-50. 1% for the UKP. Eventhough there was an increased of UKM budget which meant more services toward promotive and preventive activities, the services provided by the UKM were ‘more towards curative than preventive functions. Furthermore, both efforts have continuum services from promotive ‘o rehabilitative services. To conclude, the concept of UKM and UKP needs to be redesign in order to accomplish the Department of Health Grand Strategy for promotive and preventive services before stating the benchmark for the UKM and the UKP budget proportions. Key words: the UKM, the UKP, heaith-budget, districst, municipalities PENDAHULUAN Sesuai dengan 4 (empat) strategi utama pembangunan kesehatan, kebijakan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 dengan masyarakat lebih Mandiri dan Hidup Sehat diarahkan pada upaya promotif dan preventif yang dipadukan seimbang dengan upaya kuratif dan rehabiltatif Khususnya di daerah tertinggal, bencana, penduduk miskin dan kesetaraan jender (RPJMN, Perpres 7, 2005). dan efekti. Untuk itu pengalokasian dan pembelanjaan pembiayaan kesehatan pusat dan daerah perlu diarahkan dan dipadukan untuk mencapai sasaran pembangunan Kesehatan yang telah ditetapkan. Dalam sub Sistem Upaya Kesehatan ada 2 (dua) unsur yang harus diberikan prioritas dalam perencanaan dan penganggarannya yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap Upaya percepatan pencapaian Indonesia Sehat 2010 dilaksanakan melalui, antara lain pemberlakuan perencanaan program yang berbasis kinerja agar dapat mengatasi permasalahan kesehatan dan dapat melaksanakan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW/SPM) secara lebih efisien kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan atau masyarakat serta dunia usaha untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah timbulnya masala kesehatan dimasyarakat. Kegiatan initerutama dilakukan oleh Pemerintah dan peran aktif masyarakat. Indikator keberhasilan UKM diukur dari adanya 1 Pusat Penelian dan Pengembangan Sistem dan Kebjaksanaan Kesehatan J Percstakan Negara No. 23A, Jakarta 10560 Korespondensi: Sti Sundari Pusat Peneltian dan Pengembangan Sistem dan Keblaksanaan Kesehatan J. Percetakan Negara No. 23, Jakarta 10560 E-mail sicun@itbang depkes god 10 Perbandingan Ideal Anggaran Upaya Kesehatan Masyarakat (Siti Sundari dkk.) 1) Peningkatan pemerataan dan jangkauan puskesmas dan jaringannya, 2) Peningkatan cakupan pelayanan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya, 3) Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya, 4) Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan dasar yaitu 6 (enam) upaya pokok dan perawatan kesehatan masyarakat, dan 5) Proporsi yang seimbang antara biaya operasional dan pemeliharaan. Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan atau masyarakat serta dunia usaha untuk menyembuhkan Penyakit serta memulihkan Kesehatan perorangan, terutama diselenggarakan oleh Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, Indikator keberhasilan UKP diukur dari adanya 1) Peningkatan cakupan Pelayanan keluarga miskin (gakin) di kias Ill Rumah SakitRS, 2) Penambahan atau tersedianya sarana dan prasarana RS di daerah tertinggal, 3) Peningkatan anggaran perbaikan sarana dan prasarana RS secara proporsional, 4) Ketersediaan obat dan perbekalan RS yang sesuai kebutuhan, 5) Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, dan 5) Proporsi yang seimbang antara biaya operasional dan pemeliharaan. Saat ini pengalokasian anggaran untuk kedua Upaya tersebut tergantung pada keinginan daerah dan program serta dana yang ditetapkan oleh Pusat. Belum diketahui berapa proporsi anggaran yang seimbang atau ideal untuk tiap upaya pelayanan. Selain itu UW/ SPM yang ditetapkan untuk dilaksanakan memerlukan dana dan tenaga yang sangat besar. ‘Studi ni dilakukan untuk mengetahui perbandingan ideal anggaran program UKM dan UKP agar dapat dijadikan ‘benchmark dalam perencanaan kebutuhan dana pembangunan kesehatan di setiap tahun dan teridentifikasinya faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyusunan dan penetapan anggaran UKM dan UKP di tingkat kabupaten/kota, Tujyan umum studiini untuk mendapatkan proporsi ‘anggaran yang ideal untuk program UKM dan UKP di tingkat kabupaten/kota, Sedangkan tujuan khususnya untuk mengetahui proporsi anggaran UKM dan UKP yang dialokasikan dari dana anggaran pembangunan Kesehatan, menurut definisi fungsi UKM dan UKP, menurut batasan kegiatan UKM dan UKP, menurut jenis pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan anggaran UKM dan UP. METODE Jenis penelitian ini observasional dengan menggunakan disain retrospektif. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatit. Sampel ditetapkan dari seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Indonesia berdasarkan nilai ‘Human Poverty Indeks’ /HPI atau Indeks Kemiskinan tahun 2004, di mana nilai rata-rata HPI kabupaten sebesar 27,12 + 7,29 SD. Dengan memperhatikan dana dan waktu yang tersedia, penelitian ini difokuskan pada 60 kabupaten yang mempunyai nilai HPI di atas 34,4, kecuali Kabupaten di Provinsi Nangro Aceh Darussalam dan Papua karena kondisi wilayahnya masih dalam fase pemulinan setelah bencana, masin adanya kon, dan dalam proses pemekaran kabupaten. Sampel terpilin adalah Kota Singkawang dan Kabupaten Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat, Kota Pamekasan dan Kabupaten Probolinggo di Provinsi Jawa Timur, serta Kota Dumai dan Kabupaten Siak Indrapura di Provinsi Riau, Data yang dikumpulkan termasuk data perencanaan tahun 2003-2005 (DASK Kabupaten dan Rumah Sakit, DAK, DAU), profi/taporan kabupaten dan RS tahun 2003-2005 serta peraturan, kebijakan dan petunjuk teknis serta data demografi. Pemanfaatan anggaran UKM dan UKP dianalisis menurut fungsi (pemelinaraan, peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan); Batasan kegiatan (Kegiatan Pelayanan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya, pengadaan, pengingkatan dan perbeikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya, pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan, Promosi Kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan Penyakit Menular, Pengobatan Dasar, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Operasional UKM, Pemeliharaan UKM, Pelayanan Kesehatan bagi penduduk miskin di klas III RS, Pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah bencana dan tertinggel, Perbaikan sarana dan prasarana RS, Pengadean ‘Obat dan perbekalan RS, Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan; Pengembangan pelayanan dokter keluarga, Operasional UKP, Pemelinaraan UKP, Peningkatan peran serta sektor swasta dalam UKP, dan Investasi Rumah Sakit); serta Jenis Pelayanan/ Standar Pelayanan Minimum n Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2003 2008 Vol. 10 No, 1 Januari 2007: 10-15 guKw mux Gambar 1. Proporsi anggaran UKM dan UKP di 6 (enam) Kabupaten/Kota, tahun 2003-2005 HASIL DAN PEMBAHASAN ai 12 Proporsi anggaran UKM dan UKP ds Pembangunan Kesehatan Proporsi anggaran UKM berkisar antara 49,9%-57,2% dan UKP antara 42,8%-50,1% Secara rinci proporsi anggaran UKM dan UKP ‘menuruttahuncukup bervariasi. Halinimenunjukkan bahwa ada kecenderungan proporsi anggaran UKM akan relatif lebih tinggi dari anggaran UKP selama di wilayah tersebut tidak lagi memerlukan instalasi/asilitas pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakitdan sudah tersedia peraiatan canggih minimal yang harus dimilikioleh instalasi tersebut Proporsi anggaran UKM dan UKP mempunyai trend yang berbeda sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1 anggaran . Proporsi anggaran UKM dan UKP menurut definisi fungsi UKM dan UKP Gambar 2 menunjukkan bahwa anggaran terbesar, 54%, digunakan untuk fungsi penyembuhan. Disini dapat dikatakan bahwa walaupun secara global dana UKM mempunyai kecenderungan meningkat dibandingkan dana UKP tetapi pemanfaatan dana lebih besar untuk Penyembuhan (kuratif) daripada pencegahan (promotif dan preventif. Proporsi anggaran menurut batasan kegiatan UKM dan UKP Proporsi terbesar 18,9%, dana UKM. dialokasikan untuk Farmasi (pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar dan pengawasan); diikuti dengan 12,6% untuk P2M; 12,1% untuk kesling: 11,6% untuk Pengadaan sarana prasarana puskesmas; 7.3% untuk Gizi dan; 6,9% untuk pelayanan penduduk miskin di Puskesmas. Proporsi anggaran terbesar UKP dialokasikan 28,2% untuk Investasi Rumah Sakit; 25,7% untuk Operasional: 9,2% untuk pelayanan penduduk miskin di puskesmas dan 7,8% di rumah sakit; serta 7%-7,8% perbaikan sarana dan prasarana serta pengadaan obat dan perbekalan Bila dibandingkan antara frekuensi kegiatan dan proporsi dana yang dialokasikan untuk kegiatan, didapatkan adanya kegiatan yang mempunyai frekuensi besar tetapi persentase anggarannya kecil dan ada yang frekuensinya besar juga mendapatkan persentase anggaran yang besar seperti kegiatan Farmasi. Oleh karena itu bentuk kegiatan dan jumlah anggaren yang dialokasikan untuk upaya kesehatan berpengaruh pada penetapan dana UKM dan UKP. Kegiatan dengan frekuensi banyak belum tentu mendapat proporsi anggaran yang banyak pula, contohnya kegiatan Promosi kesehatan dengan kegiatan banyak tetapi mendapatkan dana operasional yang kecil. Dilain pihak ada kegiatan dengan frekuensinya sedikit seperti pembangunan Rumah Sakit mendapat proporsi anggaran yang sangat besar. Oleh karena itu akan sulit menetapkan berapa proporsi ideal bila mengacu pada batasan kegiatan UKM dan UKP.

You might also like