You are on page 1of 13

Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA

Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan


Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR


TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA
DI KABUPATEN SERUYAN
(Studi Pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan Tahun Pelajaran 2010/2011)

Oleh:
Atik Fibrianti

Abstract: This study aimed to determine the effect of teacher competence and
student learning motivation on student achievement, and the effect of
both of them simultaneously on the learning achievement of high school
students in Seruyan District.
From this survey descriptive analytical methods can be concluded that
competencies possessed by a teacher will affect student learning
outcomes, and that learning motivation or the desire to learn possessed
by students will also influence student learning outcomes.

Keywords: teacher competencies, learning motivation, result of the study

Pendahuluan
Salah satu indikator keberhasilan guru atau pendidik secara umum pada
tingkatan kelas adalah dimana seorang guru mampu membangun motivasi belajar
para siswanya, jika siswa-siswa itu dapat ditumbuhkan motivasi belajarnya, maka
sesulit apa pun materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikuti oleh siswa
pasti mereka akan menjalaninya dengan senang dan bersemangat, dengan demikian
betapa pentingnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Fungsi dari
motivasi belajar adalah memberikan dorongan-dorongan untuk membangkitkan
dan menetukan arah perbuatan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal demi
tercapainya suatu tujuan yang diharapkan. Tujuan dan harapan yang ingin dicapai
tidak lepas dari partisipasi guru dalam memberikan dorongan atau motivasi kepada
anak didiknya, sehingga mereka termotivasi baik melalui mental, pengalaman fisik,
maupun pengalaman sosial. Dalam kegiatan pembelajaran, perhatian dan motivasi
berperan penting sebagai langkah awal memacu aktivitas-aktivitas berikutnya.
Dengan perhatian dan motivasi seseorang berupya memusatkan pikiran, perasan
emosional segi fisik dan unsure psikisnya kepada sesuatu yang menjadi tumpuan
perhatianya.

28 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

Motivasi belajar dapat berasal dari diri siswa sendiri (motivasi


intrinsik/motivasi internal) dan atau berasal dari luar diri pribadi siswa (motivasi
ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua motivasi ini saling berkaitan satu sama lain
sehingga membentuk suatu system motivasi yang menggerakkan siswa untuk
belajar. Dengan demikian betapa pentingnya motivasi belajar bagi siswa, selama ia
menjadi pelajar selama itu pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan
proses pembelajaranya dan pada akhirnya hasil dari motivasi belajar tersebut dapat
dilahat dari prestasi hasil belajar siswa itu sendiri.
Penelitian ini juga merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Nopitahari (2009) dan Nurlela (2010) dimana pembeda penelitian ini dengan
meraka adalah pada objek dan waktu.
Masalah-masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah kompetensi guru berpengaruh nyata terhadap prestasi belajar siswa
SLTA di Kabupaten Seruyan?
2) Apakah motivasi belajar siswa berpengaruh nyata terhadap prestasi belajar
siswa SLTA di Kabupaten Seruyan?
3) Apakah kompetensi guru dan motivasi belajar siswa secara simultan
berpengaruh nyata terhadap prestasi belajar siswa SLTA di Kabupaten
Seruyan?
Uno (2011), Kompetensi guru adalah separangkat kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
berhasil. Dari penjelasan diatas yang dimaksud dengan komptensi professional guru
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang guru dalam menjalakan profesi
keguruanya.
Motivasi dapat diartikan sebagai kondisi psikologis yang merupakan
dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan yang optimal,
atau suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan-rangsangan dari dalam
atau dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan
tingkah laku tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Belajar adalah suatu proses siswa membangun gagasan atau pemahaman
sendiri untuk berbuat, berpikir, berinteraksi sendiri, baik melalui pengalaman

29 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

mental, pengalaman fisik maupun pengalaman emosioanal yang menyebabkan


perubahan tingkahlaku siswa. Perubahan-perubahan tersebut adalah perubahan
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
Motivasi belajar dapat berasal dari pribadi siswa itu sendiri (motivasi
intrinsik/motivasi internal) dan/atau berasal dari luar pribadi siswa (motivasi
ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua motivasi ini saling berkaitan sehingga
menjadi satu membentuk satu sistem motivasi yang menggerakan siswa untuk
belajar, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu usaha-usaha atau
kekuatan seseorang (siswa) untuk menyediakan situasi atau kondisi yang membuat
perubahan tingkah laku siswa, baik perubahan pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap.
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh atau bukti keberhasilan berupa
usaha atau kesan-kesan yang dicapai oleh anak dalam aktivitas belajar yang
mengakibatkan perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku, serta
penguasaan ketrampilan yang ada di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk nilai-
nilai atau prestasi (raport). Sedangkan Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah
hasil belajar yang diambil dari nilai raport semester genap atau nilai raport untuk
kenaikan kelas setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan tes ulangan
kenaikan kelas.
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar seseorang
yaitu: faktor internal /pribadi dan faktor eksternal/lingkunga.
1) Faktor internal/pribadi, adalah faktor yang ada dalam diri individu dalam hal ini
siswa yang sedang belajar. Faktor ini meliputi faktor intelegensi, jasmani
(ksehatan), minat dan motivasi, cara belajar.
2) Faktor eksternal/lingkungan adalah faktor yang berasal dari luar individu.
Faktor ini meliputi faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar
Hipotesis dapat diajukan sebagai berikut:
1) Kompetensi guru berpengaruh nyata terhadap prestasi belajar siswa SLTA di
kabupaten Seruyan.
2) Motivasi Belajar berpengaruh nyata terhadap prestasi belajar siswa SLTA di
Kabupaten Seruyan.

30 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

3) Kompetensi guru dan motivasi belajar secara simultan berpengaruh nyata


terhadap prestasi belajar siswa SLTA di Kabupaten Seruyan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh kompetensi
guru terhadap prestasi belajar siswa SLTA di Kabupaten Seruyan; (2) Pengaruh
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa SLTA di Kabupaten Seruyan;
dan (3) Pengaruh kompetensi guru dan motivasi belajar siswa secara simultan
terhadap prestasi belajar siswa SLTA di Kabupaten Seruyan.

Metode
Jenis penelitian ini adalah survai dengan menggunakan metode deskriptif
analitis. Penulis menarik kesimpulan bahwa metode survai deskriptif sesuai
digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari peneliti, yaitu
untuk memperoleh gambaran tetang Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi
Belajar terhadap Prestai Belajar Siswa SLTA di Kabupaten Seruyan.
Sasaran populasi dari penelitian ini adalah siswa SLTA yang berada di
wilayah Kabupaten Seruyan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
dan jumlah variabel penelitian sebanyak tiga buah maka peneliti menetapkan
ukuran sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa (20 kali jumlah variabel
penelitian).
Tehnik pengambilan sampel digunakan dua cara yaitu, (1) Judge sampling
digunakan untuk memilih kelas sebagai sampel pada setiap sekolah ditentukan oleh
peneliti. (2) Random sampling digunakan untuk memilih siswa sebagai responden
ditentukan secara acak
Dan berdasarkan pengertian diatas peneliti akan mengabil sampel sebanyak
60 responden, yang terbagi: SMAN 1 Kuala Pembuang sebanyak 25 responden,
SMAN 2 Kuala Pembuang 20 responden, SMKN Seruyan 10 responden, dan SMA
Asseruyaniah 5 responden. Dengan kelas ditentukan kemudian pada saat pelaksana
pengambilan data.
Untuk menjelaskan makna variable yang dipakai dalam penelitian ini secara
oprasional variable perlu didefinisikan sebagai berikut:

31 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

a) Kompetensi guru (𝑋1 ) yaitu unsur-unsur yang berfungsi membentuk kecakapan


atau kemampuan yang dimiliki guru, yang diindikasikan dalam empat
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, komptensi
professional, dan kompetensi social.
b) Motivasi belajar (𝑋2 ) yaitu unsur-unsur yang berfungsi untuk mendorong
keinginan belajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk meningktkan prestasi
belajarnya.
c) Prestasi belajar (𝑌) yaitu hasil yang diperoleh siswa setelah mengalimi atau
mengikuti pelajararan disekolah yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan
siswa.
Menguji hipotesis digunakan teknik statistik regresi sederhana; regresi
ganda; korelasi sederhana dan korelasi ganda.
a) Rumus persamaan regresi sederhana: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥
b) Rumus persamaan regresi ganda: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2
c) Rumus korelasi Pearson Product Moment (PPM):

𝑛(∑ 𝑋𝑌 ) − (∑ 𝑋 ). (∑ 𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√{𝑛. ∑ 𝑋 2 } − (∑ 𝑋)2 . {𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
Dimana:
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = koefesien korelasi
X = variabel bebas
Y = variable terikat
n = jumlah responden

Korelasi PPM dilambangkan dengan 𝑟 dengan ketentuan nilai 𝑟 tidak lebih dari
harga (−1 ≤ 𝑟 ≤ 1) apabila nilai 𝑟 = −1, artinya korelasinya sangat negative
sempurna, 𝑟 = 0 artinya dan tidak ada korelasi, dan 𝑟 = 1 berarti korelasinya
sangat kuat. Sedangkan harga 𝑟 akan ditunjukan dengan table 3 berikut:

Interval Koefesien Tingkat Hubungan


0,80 – 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah

32 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan Variable X terhadap Y dapat


ditentukan dengan rumus koefesien determinan sebagai berikut:
𝐾𝑃 = 𝑟 2 𝑥 100%
Dimana:
𝐾𝑃 = Nilai koefesien determinan
𝑟 = Koefesien korelasi

Pengujian lanjutan adalah uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti


ingin mencari makna hubungan variable X terhadapY. maka hasil korelasi PPM
tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus sebagai berikut:
𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟 2
Dimana:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = Nilai 𝑡
𝑟 = Koefesien korelasi
𝑛 = Jumlah sampel

Distribusi (table 𝑡) untuk 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (𝑑𝑘 = 𝑛 − 2),


dengan kaidah keputusan: Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti signifikan dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak signifikan.
Analisis korelasi berganda untuk menguji hipotesis ke 3 yaitu ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan antara kompetensi guru dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar.
a) Rumus Korelasi Ganda
𝑟𝑋21 𝑌 + 𝑟𝑋22 𝑌 − 2(𝑟𝑋1 𝑌 )(𝑟𝑋2 𝑌 )(𝑟𝑋1 𝑋2 )
𝑅𝑋1 𝑋2 𝑌 = √
1 − 𝑟𝑋21 𝑋2
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi korelasi berganda dicari dulu
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kemudian dibandingkan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Mencari 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 demgan rumus
sebagai berikut:
𝑅2
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑘
(1 − 𝑅 2 )
𝑛−𝑘−1
Dimana:
R = Nilai koefesien korelasi berganda
k = Jumlah Variabel bebas (indevenden)

33 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

n = Jumlah sampel
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = Nilai F yang dihitung

Kaidah pengujian signifikansi adalah jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (terima 𝐻𝑎 )


berarti signifikan dan apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak signifikan (tolak 𝐻𝑎 ).
Mencari nilal 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 mengunakan tabel 𝐹 dengan taraf signifikan 𝛼 = 0.05.

Hasil dan Pembahasan


Hasil Uji Coba Intrumen Penelitian
Uji coba instrumen penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas
merupakan proses pengujian yang akan digunakan untuk memperoleh data yang
diinginkan pada penelitian ini, uji coba instrument ini dilakukan pada kelas yang
bukan merupakan daerah kelas yang akan diteliti, agar mendapatkan hasil yang
valid dan reliable dan hasil uji coba sebagai berikut:
Jumlah item uji coba variabel Kompetensi guru (𝑋1 ) adalah 15 buah. Setelah
dianalisis dengan uji validitas dan reliabelitas terdapat item yang gugur yaitu item
nomer 8 (Lampiran 2), sehingga satu item ini dibuang, jadi jumlah item yang akan
disebarkan kepada responden adalah 14 buah.
Jumlah item uji coba variabel Motivasi Belajar (𝑋2 ) adalah 15 buah. Setelah
dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas, maka terdapat item yang gugur yaitu
item nomer 4 (Lampiran 2). Dengan demikian item ini dibuang. Jadi, jumlah item
yang akan disebarkan kepada responden sebanyak 14 buah.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Tujuan dari dilakukannya uji normalitas adalah untuk menggetahui apakah
suatu variabel normal atau tidak, normal disini dalam arti mempunyai distribusi
data yang normal, karena model regresi yang baik adalah memiliki data yang
berdistribusi normal atau mendekati normal. Dari analisis grafik menggunakan
SPSS dapat dilihat normalitas data yaitu dengan melihat grafik pada probability
plot, terlihat sebaran error (berupa dot) masih ada disekitar garis lurus yang
mendekati distribusi normal.

34 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

Normal P-P Plot of Regression Standardized Res


Dependent Variable: Prestasi Belajar
1.00

.75
Expected Cum Prob

.50

.25

0.00
0.00 .25 .50 .75 1.00

Observed Cum Prob

Uji Mulitikolinieritas
Pada model regresi yang bagus, variabel-variabel independen atau variabel
bebas yang diteliti seharusnya tidak berkorelasi satu dengan yang lain, karena
apabila ada mulitikolinieritas dapat mengurangi ketepatan mendifinisikan pengaruh
variabel. Suatu model regresi dikatakan bebas dari mulitikolinieritas jika
mempunyai nilai VIF disekitar anggka 1 dan mempunyai angka toleransi mendekati
1. (Santoso, 2011). Dari data SPSS (lampiran 3) diketahui bahwa koefesien variabel
kompetensi guru nilai VIF sama dengan 1,019 dan koefesien variabel motivasi
belajar juga sama dengan 1,019. Begitu juga anggak toleransi untuk variabel
kompetensi guru sama dengan 0,981(mendekati angka 1) dan anggak toleransi
untuk variabel motivasi juga sama dengan 0,981(mendekati angka 1) hal ini berarti
menujukan dugaan tidak terjadi multikolinieritas.

Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui residu yang ada
seharusnya mempunyai varians yang konstan (homoskedastisitas). Sedangkan
untuk mendekteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilahat
dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola, 2) titik-titik data menyebar di
atas dan di bawah atau sekitar angka 0 dan, 3) titik-titik data tidak mengumpul
hanya di atas atau di bawah saja. (Sujianto, 2007). Dari data SPSS ( lampiran 4)

35 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

pencaran data tidak memperlihatkan sebuah pola tertentu atau pola yang jelas
dimana poin-poin menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini
menujukan model regresi bebas dari heteroskedastisitas.

Analisis Data
Melakukan serangkaian pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan
teknik analisis menggunakan SPSS yang sudah ditentukan semula yaitu analisis
korelasi, regrasi sederhana dan regresi berganda diuraikan sebagi berikut:

Analisis Hipotesis 1
Berdasarkan tabel 5.1 (lampiran 5) pengaruh antara variabel Kompetensi
Guru (𝑋1 ) dengan Prestasi Belajar 𝑌 sebesar 𝑟𝑥1 𝑦 = 0,447 tergolong kuat.
Sedangkan sumbangan (kontribusi) 𝑋1 terhadap 𝑌 atau koefisien determinan =
𝑟𝑥1 𝑦 2 x 100% = (0,447)2 x 100% = 19,98 % = 20 %. (Riduwan, 2005) sedangkan
sisanya 80% ditentukan oleh variabel lain. Sedangkan tingkat signifikan koefisien
korelasi dua sisi (2-tailed) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan
angka 0,000 atau 0 karena probability jauh dibawah 0,050, maka pengaruh antara
antara Kompetensi Guru terhadap Presasi belajar adalah signifikan.
Berdasarkan tabel 5.2 (lampiran 5) dari uji anova atau Ftes, ternyata didapat
Fhitung adalah 10,414 dengan tingkat signifikan 0,000 karena probabilitas (0,000)
jauh lebih kecil dari 0,05, sehingga model regresi dapat dipakai untuk
memperediksi prestasi belajar siswa.
Dari tabel 5.3 (lampiran 5) menujukan bahwa persamaan regresi sebagai
berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 = 63,857 + 0,412 𝑋1
Dari persamaan fungsi regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
konstanta sebesar 63,857 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai variabel
kompetensi guru (𝑋1 ), maka nilai prestasi belajar siswa (𝑌) adalah 63,857. dan
koefisien regresi sebesar 0,412 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena
tanda +) satu sekor atau nilai kompetensi guru akan memberikan peningkatan
sebesar 0,412 untuk prestasi belajar.

36 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (prestasi


belajar). Kreteria uji koefesien regresi dari variabel kompetensi guru terhadap
prestasi belajar sebagai berikut:
Ho: Kompetensi Guru tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi
Belajar.
Ha: Kompetensi Guru berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi Belajar.
Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai t hitung dengan
ttabel sebagai berikut:
1) Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak artinya koefisien regresi signifikan
2) Jika nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima artinya koefisien regresi tidak
signifikan.
Nilai thitung diambil dari table 5.3 (lampiran 5) untuk variabel kompetensi guru
= 3,596, sedangkan nilai ttabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) =
jumlah data (n) – 2 = 60 – 2 = 58 dan uji dilakukan dua sisi adalah 1,67. Telihat
bahwa kolom signifikan table (lampiran 5) terdapat nilai 0,001 atau probabilitas
jauh dibawah dari 0,05. Karena thitung > ttabel atau 3,596 > 1,67, maka Ho ditolak
arttinya koefesien regresi signifikan, ini berarti bahwa kompetensi guru
berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Analisis Hipotesis 2
Berdasarkan tabel 5.1 (lampiran 5) pengaruh antara variabel Motivasi Belajar
(𝑋2 ) dengan Prestasi Belajar 𝑌 sebesar 𝑟𝑥2 𝑦 = 0,318 tergolong lemah. Sedangkan
sumbangan (kontribusi) 𝑋2 terhadap 𝑌 atau koefisien determinan = 𝑟𝑥1 𝑦 2 x 100%
= (0,318)2 x 100% = 10,11 %. Hal ini menujukan pengaruh yang lemah walau
mendekati angka 0,40, antara motivasi belajar terhadap prestasi siswa. Sedangkan
taraf signifikan koefesien korelasi satu sisi (1-tailed) dari output menghasilakan
0,013 karena probabilitas dibawah 0,05. Karena probabilitas dibwah 0,05 maka
pengaruh antara motivasi belajar dengan prestasi belajar signifikan.
Berdasarkan tabel 5.2 (lampiran 5) dari uji anova atau Ftes, ternyata didapat
Fhitung adalah 10,414 dengan tingkat signifikan 0,026 karena probabilitas (0,026)

37 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

jauh lebih kecil dari 0,05, sehingga model regresi dapat dipakai untuk
memperediksi prestasi belajar siswa.
Dari tabel (lampiran 5) menujukan bahwa persamaan regresi sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏2 𝑋2 = 63,857 + 0,262 𝑋2
Dari persamaan fungsi regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
konstanta sebesar 63,857 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai variabel
motivasi belajar (𝑋2 ), maka nilai prestasi belajar siswa (𝑌) adalah 63,857. dan
koefisien regresi sebesar 0,262 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena
tanda +) satu sekor atau nilai motivasi belajar akan memberikan peningkatan
sebesar 0,262 untuk prestasi belajar.
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (prestasi
belajar). Kreteria uji koefesien regresi dari variabel motivasi belajar terhadap
prestasi belajar sebagai berikut:
Ho: Motivasi belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi
Belajar.
Ha: Motivasi Belajar berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi Belajar.
Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai t hitung dengan
ttabel sebagai berikut:
1) Jika nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak artinya koefisien regresi signifikan
2) Jika nilai thitung < ttabel, maka Ho terima artinya koefisien regresi tidak signifikan.
Nilai thitung diambil dari table 5.3 (lampiran 5) untuk variabel motivasi belajar
= 2,290, sedangkan nilai ttabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) =
jumlah data (n) – 2 = 60 – 2 = 58 dan uji dilakukan dua sisi adalah 1,67. Telihat
bahwa kolom signifikan table (lampiran 5) terdapat nilai 0,026 atau probabilitas
jauh dibawah dari 0,05. Karena thitung > ttabel atau 2,290 > 1,67, maka Ho ditolak
artinya koefesien regresi signifikan, ini berarti bahwa motivasi belajar berpengaruh
terhadap prestasi belajar.

Analisis Hipotesis 3
Berdasarkan tabel 5.4 (lampiran 5) terdapat R square adalah 0,268 atau
penkuadratan dari koefisien korelasi 0,517. R square dapat disebut koefesien

38 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

determinasi yang dalam hal ini berarti 26,8% sumbangan (kontribusi) dari variabel
kompetensi guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar sedangkan sisinya
73,2% oleh sebab yang lain. R square berkisar antar 0 sampai dengan 1, dengan
cacatan semakin kecil angka R square semakin lemah pula hubungan kedua atau
lebih variabel tersebut. Jadi kompetensi guru dan motivasi belajar secara simultan
memiliki kontribusi sebesar 26,8% terhadap prestasi belajar.
Model persamaan regresi berganda berdasarkan tabel 5.3 (lampiran 5) adalah:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 = 63,857 + 0,412 𝑋1 + 0,262 𝑋2
Berdasarkan tabel 5.2 (lampiran 5) uji anova atau Ftes, ternyata didapat Fhitung
adalah 10,414 dengan tingkat signifikan 0,000 karena probabilitas (0,000) jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi prestasi
belajar siswa. Dan untuk menguji signifikan kompetensi guru dan motivasi belajar
secara bersama-sama atau secara simultan terhadap prestasi belajar adalah dengan
menggunakan kaidah pengujian signifikansi regresi berganda, dan dasar
pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel sebagai
berikut:
Jika Fhitung > Ftabel, maka signifikan dan jika Fhitung < Ftabel, maka tidak
signifikan. Terlihat pada table 5.2 (lampiran 5) Fhitung = 10, 414 dan Ftabel = 3,15
dengan α = 5% atau 10, 414 > 3,15 maka signifikan.

Simpulan
Berdasarkan pengaruh secara simultan antara variabel Kompetensi Guru (X1)
dan Motivasi Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar (Y) tergolong kuat. Sedangkan
sumbangan (kontribusi) secara bersama-sama variabel (X1) dan (X2) terhadap Y
adalah 26,8% sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lain. Kemudian mengenai
naik turunnya atau besar kecilnya Prestasi Belajar dapat diprediksi melalui
persamaan regresi Y=63,857+0,412 X_1+0,262 X_2. Sehingga dari hasil penelitian
ini dapat ditarik beberapa sub kesimpulan sebagai berikut:
1) Dari uji statistik bahwa besarnya pengaruh variabel kompetensi guru terhadap
pretasi belajar adalah 0,447 sedang kontribusi variabel kompetensi guru
terhadap pretasi belajar adalah sebesar 20% kemudian sisanya dipengaruhi oleh

39 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SLTA
Di Kabupaten Seruyan (Studi pada Siswa SLTA di Kabupatan Seruyan
Tahun Pelajaran 2010/2011)
| 2018

variabel lain. Informasi ini memberikan keterangan bahwa variabel kompetensi


guru memberikan pengaruh cukup kuat terhadap pretasi belajar. Hasil penelitian
ini menginformasi bahwa kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
2) Dari uji statistik bahwa besarnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap
pretasi belajar adalah 0,318 sedang kontribusi variabel motivasi belajar
terhadap pretasi belajar adalah sebesar 10,11% kemudian sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain. Informasi ini memberikan keterangan bahwa variabel
motivasi belajar memberikan pengaruh tetapi lemah walau pun mendekati
angka pengaruh cukup kuat terhadap pretasi belajar. Hasil penelitian ini
menginformasi bahwa motivasi belajar atau keinginan untuk belajar yang
dimiliki oleh siswa juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka

A’la, Miftahul. 2010. Quantum Teaching. DIVA Press.Jogjakarta


Ali, Moh. 1997. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Tarsito. Bandung
Arikunto, Suharsimi, 1986, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, P.T. Bina Aksara,
Jakarta.
Denim, Sudarwan dkk. 2010. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Alfabeta.
Bandung.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.
________. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Cetakan ke-3. Rineka
Cipta. Jakarta.
Effendi, E.usman, Juhaya S. Praja. 1984. Pengantar Psikologi. Angkasa. Bandung.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta
________. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pedekatan Kompetensi, Cetakan ke-6.
Nopitahari, 2009, Pengaruh Kompetensi Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Peralatan Kantor Kelas X Jurusan Administrasi
Perkantiran SMK Antonius Semarang, Universitas Negeri Semarang,Semarang.
Nurlela, Iis. 2010. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Kompetensi Pedagogik Guru
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akutansi Di SMA Pasundan
1 Bandung. Univesitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Purwanto, M.Ngalim. 1998. Psikologi pendidikan, Cetakan ke-13. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukuranya, Cetakan ke-5. Bumi Aksara.
Jakarta.
Uno, Hamzah B. 2011. Profesi kependidikan, Cetakan ke-7. Bumi Aksara. Jakarta.

40 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526

You might also like