You are on page 1of 26
Kementerian DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR Perindustrian “lan JenderalGatatSubroto Ka. 52 53 Lantal 9 Jakarta 12950 Kotak Pos : 4478 JKSMG REPUBLKMOOWESA fz1s2sty, 0218255800 ft A003 Fax. : 02182526 Sokretariat Direktorat Ditektorat Direktorat Direktorat Dien BIM Ind Material Dasar Logam —_Ind.Kimia Dasar Ind Kimi ir Ing, Tekst & Aneka TelpiFax. 0215252482 __TelpfFax. 0215252185 "ax. 0218253214 Te (0215274385 __Telp/Fax. 0215253784 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR NOMOR: 04/81M/PER/1/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DAN PETUNJUK PENGAWASAN PELAKSANAAN SISTEM HARMONISASI GLOBAL KLASIFIKASI DAN LABEL PADA BAHAN KIMIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang ; a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal #A ayat (3), Pasal 5 ayat (4), dan Pasal 15 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23/M-IND/PER/4/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/M-IND/PER/9/2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia, perlu disusun Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur tentang Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pengawasan Pelaksanaan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur tentang Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pengawasan Pclaksanaan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia; Mengingat. : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Pejabat Esclon I di Lingkungan Kementerian Perindustrian; 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Esclon | Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007; Menetapkan Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 04/B1M/PER/1/2014 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2011; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2011; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009-2014 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 60/P Tahun 2013; 7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/ PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; 8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/M- IND/PER/9/2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian 23/M- IND/PER/4/2013; MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR TENTANG PETUNJUK TEKNIS DAN PETUNJUK PENGAWASAN PENERAPAN SISTEM HARMONISASI GLOBAL KLASIFIKASI DAN LABEL PADA BAHAN KIMIA. Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur ini, yang dimaksud dengan: 1. Pelaku Usaha adalah setiap orang atau kelompok yang melakukan usaha di bidang produksi dan distribusi. 2. Sistem Harmonisasi Global tentang Klasifikasi dan Pelabelan Bahan Kimia (Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals) yang selanjutnya disingkat GHS adalah Sistem Global dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk standardisasikriteria_ dan mengharmonisasikan sistem klasifikasi Bahaya Bahan Kimia serta mengomunikasikan informasi tersebut pada label dan Lembar Data Keselamatan/LDK (Safety Data Sheet/SDS). 3. Bahan Kimia adalah semua materi berupa unsur, senyawa tunggal, dan/atau campuran yang berwujud padat, cair, atau gas. 10. 11. 12. 13. 14, 15, 16. Peraturan Direktur Jenderal BIM Nomor: 04/BIM/PER/1/2014 Bahaya adalah sifat kemampuan alamiah Bahan Kimia yang dapat memberi dampak negatif. Campuran adalah gabungan dan/atau paduan atau larutan yang terdiri dari dua atau lebih senyawa yang tidak saling bereaksi Label adalah keterangan mengenai Bahan Kimia yang berbentuk Piktogram Bahaya atau simbol, tulisan, atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang juga berisi informasi identitas Bahan Kimia atau produk, identitas produsen atau pemasok, serta klasifikasi Bahan Kimia. Kemasan Bahan Kimia adalah wadah untuk mengungkung dan/atau membungkus Bahan Kimia. Nomor CAS (Chemical Abstract Services) adalah sistem indeks atau registrasi senyawa kimia yang diadopsi secara internasional _—sehingga = memungkinkan —_untuk mengidentifikasi setiap senyawa kimia secara spesifik. Building Block GHS adalah struktur yang berhubungan dengan pembedaan kelas Bahaya dan kategori yang digunakan untuk menggambarkan "hazard endpoints” dan alat komunikasi yang dipilin Otoritas Kompeten negara Indonesia dalam ~—memilih_ ~~ dan_—_-menetapkan Kategori/Divisi/Tipe Bahaya dari Bahan Kimia_ tunggal atau campuran yang berlaku di Indonesia sesuai dengan Kategori/Divisi/Tipe UN GHS Purple Book terbaru atau disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Nilai Batas Kuantitas (Cut-off value) adalah konsentrasi terendah untuk suatu Bahan Kimia baik sebagai bahan tambahan, zat pengotor atau salah satu komponen dalam campuran, yang diperhitungkan untuk tujuan klasifikasi Bahan Kimia. Batas Konsentrasi (Concentration Limit) adalah konsentrasi terendah suatu Bahan Kimia yang menentukan suatu Bahan Kimia tergolong sebagai Bahan Kimia berbahaya. Kata Sinyal adalah suatu kata, yaitu "Bahaya” dan "Awas’, yang digunakan untuk menunjukkan tingkatan relatif suatu Bahaya agar pengguna waspada terhadap potensi Bahaya suatu Bahan Kimia. Pernyataan Bahaya adalah pernyataan yang dimaksudkan untuk tiap kategori dan kelas Bahaya yang menguraikan sifat dasar Bahaya suatu Bahan Kimia dan jika perlu termasuk tingkat bahayanya. Pernyataan Kehati-hatian adalah suatu frasa yang menguraikan tindakan yang dianjurkan untuk dilakukan dalam rangka mengurangi atau mencegah timbulnya resiko, Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pembina Industri Kimia. Direktur Pembina Industri Kimia Terkait adalah Direktur Industri Kimia Dasar, Direktur Industri Kimia Hilir, dan Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan. 3+

You might also like