You are on page 1of 6

Aplikasi geologi kelautan terhadap perubahan iklim

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan

dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Matahari adalah

kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara

danarus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan

rendah, massa udara, pegunungan,arus laut dan badai. Sedangkan Cuaca adalah keadaan udara

pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang

singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya

beberapa jam saja. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar

24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG),

Departemen Perhubungan.

Faktor-faktor pembentuk iklim antara lain:

1 Radiasi matahari

2 Temperatur udara

3 Tekanan udara

4 Kelembapan udara

5 Awan

6 Curah hujan

7 Angin

Perubahan iklim (climate change)

Dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air adalah :

1. Kenaikan Suhu Udara

Suhu udara meningkat 0,7o C dalam kurun waktu 100 tahun (1906 – 2006) data dari

International Panel Climate Change (2007)

2. Kenaikan Muka Air Laut


Berdasarkan data peningkatan suhu permukaan laut dan pencairan es di daerah kutub,

International Panel Climate Change (1990)

memperkirakan bahwa pada kurun waktu 100 tahun dihitung mulai tahun 2000 muka air laut

akan meningkat setinggi 15-90cm dengan kepastian peningkatan setinggi 48 cm

Proyeksi kenaikan muka air laut terendah, menengah dan tertinggi pada kurun waktu 100

tahun

3. Perubahan Pola Curah Hujan di suatu wilayah

Indian Ocean Dipole Mode Positive yang menyebabkan curah


hujan di wilayah barat Indonesia berkurang

Indian Ocean Dipole Mode Negative yang menyebabkan

curah hujan di wilayah barat Indonesia bertambah

Muara Sungai dan Estuari

Estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut,

sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Estuaria dapat

terjadi pada lembah-lembah sungai yang tergenang air laut, baik karena permukaan laut yang

naik (misalnya pada zaman es mencair) atau pun karena turunnya sebagian daratan oleh sebab

sebab tektonis. Estuaria juga dapat terbentuk pada muara-muara sungai yang sebagian

terlindungi oleh beting pasir atau lumpur. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan

menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi, antara lain:

1. Tempat bertemunya arus air tawar dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan

suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya,

2. Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus

yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut.

3. Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan

komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya;


4. Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya

aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut.

Penutupan Muara Sungai

Terbuka atau tertutupnya muara sungai tergantung pada hubungan antara

kekuatan pembuka / penutupnya, dimana :

1. Yang termasuk komponen kekuatan pembuka adalah debit sungai (river discharges),

kecepatan arus sungai, bentuk muara sungai, perbedaan tinggi air bagian sungai, dan fluktuasi

pasang surut dari muara sungai.

2. Yang termasuk komponen kekuatan penutup adalah pemindahan

sedimen sungai dan pemindahan sedimen pantai Jika terdapat sebuah laguna, akan lebih baik

bila menghubungkannya dengan aliran sungai utama menggunakan saluran penghubung.

Aliran yang masuk dan keluar melalui laguna oleh pengaruh pasang surut akan meningkatkan

debit yang melewati muara sungai utama dan mengurangi sedimentasi yang terjadi di muara

sungai.

Setelah tsunami dilaporkan bahwa beberapa muara sungai cenderung tertutup secara permanen,

padahal sebelum tsunami sering terbuka khususnya pada musim hujan. Meningkatnya

pendangkalan muara sungai Pantai Aceh pasca tsunami dapat disebabkan oleh menurunnya

kekuatan pembuka atau


peningkatan kekuatan penutup :

1. Penurunan kecepatan arus akibat melebarnya daerah arus keluar

2. Penurunan kecepatan arus akibat peningkatan kedalaman air setelah penurunan dasar

sungai

3. Peningkatan pemindahan sedimen sungai akibat pengembalian

sedimen ke daratan selama tsunami

4. Peningkatan pemindahan sedimen pantai kedepa muara setelah

tsunami.

Dinamika penutupan muara sungai Lhoong, pantai baratAceh (dari sebelum, sesaat setelah

dan 2 tahun pasca tsunami)


KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

TUGAS

GEOLOGI KELAUTAN

MOH SOFYAN
F 121 15 015

PALU

2019

You might also like