lapangan kerja (sementara) dan bantuan modal kepada pengusaha kecil
dan menengah (UKM). Sesuai dengan teori basis bagi bantuan penyediaan
lapangan kerja (sementara), dan bantuan modal UKM, harus diarahkan ke
sektor basis (ekspor) dan bukan ke svktor pelayanan (service). Apabila
bantuan itu digunakan untuk sektor pelayanan, dampak penggandanya
bersifat jangka pendek dan tidak membuat volume kegiatan ekonomi
bertambah secara permanen. Unit usaha yang dibantu memang berkembaug,
tetapi dengan korban unit usaha sejexis lainnya yang tidak dibantu. Hal ini
terjadi karena total daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa tidak
bertambah. Hal ini juga terjadi apabila banyak masyarakat yang berusaha
di sektor pelayanan (dagang kecil-kecilan/jasa) karena sulitnya mencari
lapangan kerja di sektor riil, Apabila jumlah usaha bertambah tetapi daya
beli total tidak naik, pendapatan rata-rata per unit usaha menjadi menurun
Apabila bantuan itu ditujukan ke sektor basis, akan tercipta efek pengganda
Hal itu karena unit usaha basis yang dibantu dan beberapa unit usaha
pelayanan akan berkembang, tetapi tidak ada unit usaha yang dirugikan
(menurun volume kegiatannya), Memang tidak mudah menciptakan lapangan
kerja di sektor basis, tetapi masih mungkin apabila direncanakan secara
matang melalui kerja sama berbagai pihak. Misalnya di suatu dacrah
pemerintah merencanakan memberi pekerjaan kepada 500 penganggur
selama 30 hari. Pada saat yang sama, pemerintah juga memberi bantuan
modal kepada 30 UKM masing-masing 30 juta rupiah. UKM yang dibantu
diseleksi hanya yang bergerak di sektor basis atau dapat mengalihkan
usahanya ke sektor basis. Kegiatan sektor basis misalnya: berbagai usaha
kerajinan atau kegiatan sektor pertanian/agribisnis yang produknya laku
dijual ke luar negeri. Selama ini para penganggur hanya diarahkan pada
kegiatan yang sifatnya kepentingan umum seperti pembersihan parit/selokan,
pembabatan rumput jalan, atau pembersihan samnah perkotaan. Kegiatan
ini memang bermanfaat, tetapi bersifat sementara dan belum tentu efisien
dari sudut biaya dan efektif dari sudut hasil kerja. Ada baiknya penganggur
itu diarahkan untuk bekerja pada UKM yang bergerak di sektor basis.
Pemerintah dapat memberikan bantuan modal lunak kepada UKM dan
UKM berkewajiban merekrut penganggur (yang didaftar pemerintah). Upah
para pekerja baru ini, 50% ditanggung pemerintah dan 50% ditanggung UKM
yang bersangkutan, Dengan demikian, penganggur itu dapat dipekerjakan
selama 2 bulan (2 kali lipat dari rencana pemerintah semula), Dengan adanya
tenaga kerja yang upahnya disubsidi diharapkan UKM dapat berproduksi dengan
biaya yang lebih murah sehingga lebih mampu memasarkan produknya ke luar
negeri. Apabila UKM berkembang, UKM diharapkan akan mempekerjakan
tenaga penganggur secara kontinu walaupun tidak ada lagi subsidi upah dari
Bab 4 Teori Pertumbyhan Ekonomi Wilayan #pemerintah. Apabila hal ini terjadi akan tercipta lapangan kerja secara permanen,
UKM itu turut berkembang dan dampak penggandanya berkelanjutan,
Sejalan dengan teori Harrod-Domar, harus diperhatikan produk-produk yang
hanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan lokal. Sebaiknya produk ini juga
diusahakan agar bisa diekspor, misa'nya dengan peningkatan mutu, perbaikan
jalur pemasaran, atau penyediaan volume dalam jumlah ekonomis untuk
dipasarkan ke luar daerah. Akan tetapi, apabila usaha untuk menembus pasar
ekspor masih belum memungkinkan, peningkatan produksi untuk komoditi itu
tidak perlu didorong melebihi kebutuhan lokal karena akan menurunkan harga
dan merugikan produsen, Bisa jadi bahan baku menjadi mahal, seperti pakan
itik pada saat dikembangkan ternak itik, dengan dana IDT (inpres desa
tertinggal) atau bantuan kredit pada pengrajin sepatu yang akhirnya macet
karena produksi meningkat tetapi pasar tidak berkembang. Ada baiknya
beberapa sektor didorong secara bersamaan secara sedikit-sedikit. Apabila
semua sektor berkembang secara seimbang, kenaikan produksi akan dapat
diserap sektor lainnya.
Sejalan dengan teori ekonomi klasik atau Neoklasik, harus diusahakan prasarana
dan sarana perhubungan yang baik dan lancar, mempermudah arus keluar
masuk orang dan barang, serta perbaikan arus komunikasi dan penyebar!
informasi. Diusahakan untuk memenuhi asumsi dasar yang terdapat paca
teori Neoklasik yaitu pasar yang sempurna, baik untuk pasar barang maupun
pasar tenaga kerja.
Memang adanya pasar yang benar-benar sempurna akan sulit dicapai, tetapi
langkah-langkah ke arah itu harus diusahakan, Kondisi yang lebih mendekati
pasar sempurna akan berfungsi membuat faktor-faktor produksi dapat
dimanfaatkan secara lebih optimal. Sebaiknya dihindari adanya peraturan
yang menghambat perpindahan barang dan orang dan dihindari adanya
pengusaha yang diberi wewenang untuk berperan secara monopolistik. Teori
Neoklasik menekankan perlunya peran pemerintah menjaga keamanan dan
aturan main di antara pelaku ckonomi. Faktor keamanan usaha sangat
berperan dalam pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi usaha yang tidak
aman akan membuat biaya usaha menjadi lebih tinggi dan banyak orang
membatasi luas usahanya sampai kepada batas yang bisa diawasi atau
dikendalikan langsui.g olehnya, misalnya untuk menghindari pencurian.
Sejalan dengan model interregional perlu diusahakan masuknya dana investasi
dari pemerintah pusat atau luar negeri sebanyak-banyaknya ke daerah kita.
Hal ini antara lain dapat ditempuh dengan menawarkan program-program
yang bisa dibiayai atau menarik untuk dibiayai. Diusahakan agar banyak
kegiatan yang dibiayai pemerintah pusat atau luar negeri yang berdomisili di
daerah itu. Selain memancing dana-dana pemerintah maka investasi swasta
asan
Ekonomi Regional Teon dan Aplikasijuga harus dirayu baik investasi pengusaha lokal, pengusaha luar daerah atau
pengusaha luar negeri.
5. Daerah tetangga yang berkembang tidak perlu dicemburui, tetapi sebaiknya
didorong dan dimanfaatkan dengan melihat berbagai kemungkinan untuk
menambah ekspor barang atau jasa dari da¢rah kita ke daerah tersebut.
6. Masyarakat didorong untuk mengonsumsi produk lokal dan industri didorong
untuk lebih banyak memakai komponen lokal (tetapi dengan tidak mengor-
bankan mutu agar mudah memasuki pasar ekspor). Sejalan dengan itu, selain
industri yang berorientasi ekspor, industri yang bersifat substitusi impor juga
didorong pembang nannya. Perlu diingat bahwa peuingkatan produksi hanya
bisa berlanjut apabila ada pasar yang menyerap kenaikan produksi.
Pasar ini berupa:
1. ekspor,
2. peningkatan konsumsi lokal, dan
3. penurunan impor apabila jenis produksi bersifat import substitution
Konsumsi lokal terbagi atas:
1. konsumsi akhir (konsumsi rumah tangga),
2. konsumsi pemerintah, dan
3. dipakai untuk investasi,
Konsumsi pemerintah berkaitan dengan belanja pemerintah yang sumbermya
adalah pajak yang dikutip dari masyarakat, yang berarti peningkatannya
berkaitan dengan kemampuan masyarakat untuk membayar pajak. Bagian
yang dipakai untuk investasi berkaitan dengan keinginan pengusaha melakukan
investasi. Hal ini kembali berkaitan dengan ada tidaknya perluasan pasar
dan salah satu faktornya adalah kenaikan konsumsi masyarakat.
Hal ini berarti bahwa masyarakat yang terlalu irit dan selalu ingin membatasi
konsumsinya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Masyarakat harus
rela meningkatkan konsumsinya sejalan dengan meningkatnya pendapatan
Dari rumus multiplier, diketahui bahwa tingkat pajak akan mempengaruh:
besarnya multiplier regional. Tingkat pajak yang tinggi akan menurunkan
multiplier regional. Akan tetapi, di lain sisi diketahui bahwa pajak akhirnya
akan menjadi pengeluaran pemerintah dan makin besar pengeluaran pemerintah
akan mendorong peningkatan pendapatan regional. Pajak yang dipungut dari
masyarakat terbagi atas pajak yang dipungut pemerintah pusat, pajak yang
dipungut pemerintah provinsi, dan pajak yang dipungut oleh pemerintah
kabupaten/kota. Untuk pajak yang dipungut dan ditentukan pemerintah: atasan,
baik jenis maupun besarnya tarif, pemerintah dacrah bawahan tidak memiliki
wewenang apa pun atas pajak tersebul. Pemda kabupaten/kota bersama
DPRD setempat memang memiliki wewenang untuk menetapkan Ungkat
tarif pungutan daerah (pajak dan retribusi) dengan meminta persetujuan
pemerintah di atasnya (gubernur),
Bab 4 Teor! Pertumbuhan Ekonomi Wilavah a