Professional Documents
Culture Documents
Kimdas Kation
Kimdas Kation
Ag+ dalam
KI Ag2+ + 2I- → AgI↓ Endapan hijau muda
AgNO3
KI berlebih AgI↓ + I-→ AgI↓ Endapan hijau muda
Ag+ dalam Ag2+ + 2CO32- + H2O → Ag2Co3↓ +
Na2CO3 Endapan putih kkuningan
AgNO3 CO2 + H+
Pb2+ dalam
NaOH Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ + 2 Na+ Terbentuk endapan putih.
Pb(NO3)2
Pb2+ dalam
Na2HPO4 3Pb2+ + 2HPO42- ↔ Pb2(PO4)2↓ + 2H+ Terbentuk endapan putih
Pb(NO3)2
3
Kation Pereaksi Reaksi Pengamatan
Endapan hijau tua
NaOH 0.1N Fe3+ + 3OH-→ Fe(OH)3↓coklat kemerahan
dan koloid di dinding
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓coklat
NH4OH + Endapan biru tua
kemerahan + 3NH 4
Golongan-golongan Kation
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida,
dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat
kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990).
o golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam
golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
o golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral
encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium,
bismuth, stibium, timah.
o golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation
golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
o golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
o golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia
golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium,
natrium, kalium, dan ammonium. (Vogel, 1990).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah
dilakukan penyaringan terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa
masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat
pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan
berbeda sifat fisiknya. (W. Harjadi, 1993).
Olah 1 ml larutan oksina 2 % dalam asetat 2M dengan 5 ml larutan ammonia 2M. Jika perlu
panaskan untuk melarutkan setiap oksina yang diendapkan. Tambahkan NH4Cl kepada larutan
uji, diikuti dengan reagensia oksina amoniakal yang telah dibuat. Kemudian panaskan sampai
mendidih selama 1-2 menit (bau NH3 harus terbedakan). Adanya endapan kuning muda
menandakan adanya Mg oksinat.
Bagian yang lebih sedikit.
Sekitar 3-4 tetes sampel tambahkan 2 tetes reagensia ‘magneson’ diikuti dengan beberapa tetes
NaOH sampai basa. Adanya endapan biru memastikan adanya Mg. Uji ini bergantung pada
adsorpsi reagensia, yang merupakan suatu zat pewarna, diatas Mg(OH)2 dalam larutan basa
maka akan dihasilkan bahan pewarna biru.
Semua logam, kecuali logam-logam alkali tidak boleh ada. Garam ammonium mengurangi
kepekaan uji ini dengan mencegah pengendapan Mg(OH)2, dan karenanya harus dihilangkan
terlebih dahulu.
c. Identifikasi Kation Natrium (Na+)
Filtrat bagian pertama digunakan untuk mengidentifikasi kation Na. filtrate ditambahkan sedikit
uranil magnesium asetat, kocok, dan diamkan selama beberapa menit. Adanya endapan kristalin
kuning menandakan Na ada.
Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya :
1) Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan HCL encer. Contoh ion ini adalah
Pb2+, Ag+, Hg+.
2) Golongan II: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan HCL, tetapi membentuk endapan dengan
H2S (hidrigen sulfida)dalam suasana asam mineral encer. Contoh ion ini adalah Hg2+, Bi2+, Cd2+,
As3+, As 5+, Sb3+,Sb 5+, Sn2+ , SN3+.
3) Golongan III: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan HCL encer, ataupun dengan H2S dalam
suasana mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan NH4S (ammonium sulfida)
dalam suasana netral/amoniakal. Kation golongan ini adalah Co2+, Fe2+, Fe 3+, Ni2+ , Al3+, Cr3+,
Co2+, Mn2+, Zn2+.
4) Golongan IV: Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan (NH4)2CO3 (ammonium karbonat) dengan adanya ammonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Contoh ion golongan ini adalah Ba2+, Ca2+, Sr2+.
5) Golongan V: Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan
sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi Mg, NH4+, Na,
Li, H.
Golongan IIA: endapan sulfida kation golongan ini tidak larut dalam larutan amonium
polisulfida. Mereka adalah Hg2+, Cu2+, Bi3+, dan Cd2+.
Gologan IIB: endapan sufida kation golongan ini larut dalam larutan amonium polisulfida.
Mereka adalah: As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, dan Sn3+.
Golongan III[sunting | sunting sumber]
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer maupun hidrogen sulfida dalam
suasana asam, tetapi mereka mengendap dalam amonium sulfida dalam suasana netral atau
sedikit amoniakal. Kation-kation dalam golongan ini
adalah: Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Al3+, Zn2+, dan Mn2+.[1]
Golongan IV[sunting | sunting sumber]
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan pereaksi golongan I, II, dan III. Mereka mengendap
dengan amonium karbonat dengan keberadaan amonium klorida dalam suasana netral atau
sedikit asam. Kation golongan ini adalah: Ca2+, Sr2+, dan Ba2+.[1]
Golongan V[sunting | sunting sumber]
Biasa disebut golongan sisa yaitu kation-kation yang tidak bereaksi dengan pereaksi golongan-
golongan sebelumnya. Mereka adalah: Mg2+, Na+, K+, Li+, H+, dan NH4+.