6.1. MANAJEMEN PERALATAN KONSTRUKSI
Secara umum, faktor-faktor penting yang merupakan permasalahan pokok dalam
‘manajemen peralatan konstruksi mencakup: pemilihan alat, kepemilikan alat, pengoperasian
/ penggunaan’alat, rencana pemeliharaan dan perbaikan alat serta penggantian komponen
peralatan.
* Pemilihan Alat
Pemilihan alat penting untuk dilakukan karena sangat erat kaitannya dengan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat produksi alat. Faktor-faktor tersebut
mencakup masalah: tipe dan ukuran alat, efisiensi alat, kondisi tempat kerja serta
pengaturannya, tipe pekerjaan, serta pengalaman operator. Meskipun satu jenis
peralatan digunakan pada dua proyek berbeda, tingkat produksinya belum tentu sama
tergantung dari jenis pekerjaannya. Secara umum tingkat produksi alat dilihat
berdasarkan per unit peralatan (biasanya dalam satuan produksi per jam). Tingkat
produksi per jam setiap alat (berdasarkan tipe maupun ukurannya) yang telah diketahui
sangat berguna sebagai pertimbangan keputusan terhadap kesesuaian alat dengan
fikasi jenis dan kondisi pekerjaan yang akan dikerjakan. Pada kenyataannya
lokasi pekerjaan serta manajemen konstruksi untuk setiap proyek dapat
berlainan meskipun terdapat kesamaan pada jenis kegiatannya, hal ini dapat
berpengaruh terhadap tingkat produktivitas alat.
Untuk mendapatkan tingkat produksi alat untuk setiap proyek dihitung
berdasarkan siklus waktu kerja ti p alat. Berapa lama total waktu yang dibutuhkan
oleh sebuah alat untuk menyelesaikan satu jenis pekerjaan, Untuk semua tipe alat,
data-data mengenai total waktu ini dikumpulkan dan dibuat rata-rata produksi per
jamnya. Selain tingkat produksi, dipengaruhi juga oleh pengalaman operator maupun
pengawas operasional alat. Operator maupun pengawas operator alat dapat berupa
karyawan perusahaan maupun personal dari luar yang profesional di bidangnya. Hal
ain yang perlu diperhatikan adalah masalah biaya yang harus dikeluarkan termasuk
kaitannya dengan pembelian maupun penyewaan alat, baik untuk keperluan
pemindahan alat dari tempat penyimpanan ke lokasi proyek, termasuk masalah
perakitan alat sebelum digunakan maupun pembongkarannya setelah alat selesai
digunakan.104
* Kepemilikan Alat
‘Terdapat tiga alternatif dalam kepemilikan alat, yaitu:
- Membeli alat konstruksi. Umumnya untuk peralatan dengan pemakaian
yang rutin sehingga dengan membeli alat maka biaya penggunaan alat per
jamnya akan lebih rendah.
- Menyewa peralatan konstruksi (biasanya dengan perjanjian leasing).
Umumnya untuk peralatan konstruksi yang hanya digunakan untuk
pekerjaan dengan waktu relatif singkat. Dengan menyewa, biaya
penggunaan alat per jamnya akan lebih tinggi tetapi resiko terhadap
kontraktor lebih rendah.
- Menyewa peralatan konstruksi dan merencanakan akan membelinya kelak.
Umumnya disebabkan kondisi keuangan yang kurang memungkinkan untuk
membeli peralatan. Tetapi diharapkan bila kondisi keuangan di masa
mendatang diperkirakan membaik, maka alternatif pembelian dapat
dilakukan.
* Pengoperasian | Penggunaan Alat
Dalam pengoperasian alat, direncanakan metoda kerja paling efektif yang dipilih
dari beberapa alternatif cara pengerjaan. Untuk itu dibuat gambar posisi alat, urutan
kerja, cara kerja, dan sebagainya, Gambar dibuat skematis sehingga mudah dibaca,
mudah dimengerti oleh pelaksana atau pengawas yang bertugas di lapangan.
Pembuatan metoda kerja ditunjang oleh faktor-faktor berikut:
- Pengalaman dalam pekerjaan sejenis yang dilaksanakan oleh unit kerja
perusahaan, yang sudah ditulis dan didokumentasi dalam kumpulan
pelaksanaan pekerjaan.
- Manual metoda konstruksi perusahaan yang telah disusun dan
dikembangkan secara bertahap.
Agar supaya alat dapat berproduksi secara maksimal, serta menghindari terjadinya
kerusakan yang berlebihan karena kesalahan pengoperasian diharuskan memperhatikan
buku petunjuk manual pengoperasian alat yang dikeluarkan oleh produsen serta alat
dioperasikan oleh operator yang terlatih, terampil dan mengerti karakteristik alat
bersangkutan.
* Rencana Pemeliharaan dan Perbaikan Alat
Alat-alat berat sebagai asset perusahaan harus dipelihara, dirawat dengan baik
agar selama umur ekonomisnya menguntungkan perusahaan dan bermanfaat
mendukung penyelesaian suatu proyek yang sedang dikerjakan (berdaya guna tinggi).‘Agar kondisi tersebut dapat dicapai, perlu diperhatikan beberapa petunjuk penting sebagai
berikut :
1.
Pelaksanaan pemeliharaan dengan kategori periodik, harus berpedoman
pada jadwal penggunaan dan ketentuan pelaksanaan perawatan yang
dicantumkan di dalam buku petunjuk manual pemeliharaan alat yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Perlu dipahami ketentuan dan cara pemeliharaan sebagaimana tercantum.
dalam buku petunjuk manual pemeliharaan atau petunjuk-petunjuk yang
diperoleh dari literatur-literatur peralatan.
Semua komponen alat harus dikenakan pemeliharaan periodik sesuai jadwal
yang telah ditentukan dalam manual pemeliharaan.
Pemeliharaan harus dilakukan oleh mekanik yang mampu dan kompeten,
agar pemeliharaannya terlaksana dengan benar.
Setiap alat harus dibuatkan buku Riwayat Alat, yang dicatat setiap kali
dilakukan pemeliharaan atau perbaikan alat, Catatan tersebut mencakup:
kapan tanggal pemeliharaannya, mekanik atau bengkel yang
mengerjakannya, dan bahan atau suku cadang yang dipakai/diganti.
Setiap penggantian suku cadang, perlu diteliti terlebih dahulu data
sebelumnya serta penyebab kerusakan.
Untuk pemeliharaan harian, dilakukan sebelum alat beroperasi dan operator
alat dilibatkan.
‘Untuk pemeliharaan mingguan atau bulanan, harus dijadwalkan agar tidak
mengganggu keseimbangan kombinasi alat di lapangan yang berakibat
menurunnya produksi atau progres lapangan.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat dalam buku khusus.
Untuk menunjang peralatan tidak rusak selama dipakai, maka kondisinya
harus dijaga untuk selalu siap operasi sepanjang waktu dengan Preventive
Maintenance Schedule (Jadwal Pemeliharaan Pencegahan).
* Penggantian Komponen Peralatan
Perencanaan program penggantian komponen peralatan yang baik dapat
mereduksi berkurangnya nilai produksi yang dihasilkan. Hal ini berhubungan dengan
masalah waktu penggantian yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Biaya penyusutan (depreciation cost)
Biaya kepemilikan (ownership cost)
Biaya penggantian (replacement cost)
Biaya penurunan nilai produktivitas alat (downtime cost)
Biaya pemeliharaan (maintenance cost)
Biaya pengalihan alat yang sudah tua ( cost of obsolescence).
105