Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1
remaja maupun dewasa. Sedangkan dampak anak ADHD pada keluarga dapat
menyebabkan keluarga merasa bersalah, depresi, mengalami stres yang berat, isolasi
sosial, dan bahkan bisa mengalami masalah perkawinan maupun pekerjaan. (1)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan
perilaku yang ditandai inattentiveness atau gangguan pemusatan perhatian dan
gangguan konsentrasi, impulsivitas yaitu berbuat dan berbicara tanpa
memikirkan akibatnya, disertai hiperaktif (overactivity) yang tidak sesuai dengan
umur perkembangannya (Davinson,1994; Sadock, 2003). Pola perilaku ini
menimbulkan gangguan dalam fungsi sosial dan akademisnya, serta
mengakibatkan penderitaan yang nyata bagi yang bersangkutan maupun
lingkungannya.(3)
3
b. Impulsifitas
Yang dimaksud adalah suatu gangguan perilaku berupa tindakan yang tidak
disertai dengan pemikiran. Mereka sangat dikuasai oleh perasaannya
sehingga sangat cepat bereaksi. Mereka sulit untuk memberi prioritas
kegiatan, sulit untuk mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu
perilaku yang akan ditampilkannya. Perilaku ini biasanya menyulitkan yang
bersangkutan maupun lingkungannya.
c. Hiperaktivitas
Yang dimaksud adalah suatu gerakan yang berlebuhan melebihi gerakan yang
dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya sejak bayi mereka banyak
bergerak dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan dengan individu
yang aktif tapi produktif, perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka
tidak mampu mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas
motoriknya, sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting dan tidak
penting. Gerakannya dilakukan terus menerus tanpa lelah, sehingga kesulitan
untuk memusatkan perhatian. (3)
B. EPIDEMIOLOGI
Anak-anak ADHD didapatkan pada semua golongan sosio ekonomi dan lebih
sering didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan (dengan
perbandingan 3-6 kali lebih banyak). Onset timbulnya gejala ADHD sebelum
usia 7 tahun. (1)
Prevalensi anak ADHD berkisar antara 3-10% pada anak-anak usia sekolah,
dan 35-50% kasus ADHD dapat berlanjut ke masa remaja atau dewasa. Dari 34
juta kasus ADHD di USA, Eropa dan Jepang, diperkirakan 31% menjadi kasus
ADHD dewasa (usia > 19 tahun) dan 69% kasus ADHD pada usia 3-19 tahun. (1)
4
Gejala ADHD sering nampak pada usia 3 tahun, tetapi diagnosis seringkali
baru bisa ditegakkan pada masa sekolah, seperti pada prasekolah atau Taman
Kanak Kanak, yaitu ketika guru dan teman mengeluh akan kurangnya perhatian
dan impulsivitasnya. (1)
C. ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi sesungguhnya dari ADHD memang belum jelas
diketahui.(1) Banyak peneliti mencurigai faktor genetik dan biologis sebagai
penyebab ADHD, meskipun lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang
juga membantu menentukan perilaku anak yang spesifik.(6)
Beberapa faktor yang diduga berhubungan atau sebagai penyebab ADHD antara
lain :
Faktor Genetik
Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan faktor penting
dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu pertiga dari anggota keluarga
5
ADHD memiliki gangguan, yaitu jika orang tua mengalami ADHD, maka
anaknya beresiko ADHD sebesar 60 %. Pada anak kembar, jika salah satu
mengalami ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga beresiko mengalami
ADHD.(3)
Pada studi gen khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa molekul
genetika gen-gen tertentu dapat menyebabkan munculnya ADHD.Dengan
demikian temuan-temun dari aspek keluarga, anak kembar, dan gen-gen tertentu
menyatakan bahwa ADHD ada kaitannya dengan keturunan. (3)
Faktor Neurobiologis
Anak-anak dengan ADHD tidak terbukti mengalami kerusakan berat di
otak. Banyak anak dengan kelainan neurologis yang disebabkan oleh trauma
kapitis berat justru tidak menunjukkan adanya gejala-gejala angguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas. Faktor-faktor yang justru menyokong timbulnya
gejala ADHD adalah faktor prenatal (infeksi, keracunan logam berat/ bahan
toksik lain), prematuritas, trauma kelahiran, maupun komplikasi kehamilan
karena ibu banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol saat hamil yang
berpengaruh terhadap perkembangan sistim saraf.(1)
Faktor lingkungan
Aspek lingkungan baik lingkungan biologis maupun psikososial telah
banyak diteliti sebagai salah satu faktor resiko untuk ADHD. Ide bahwa
makanan tertentu dapat menyebabkan ADHD mendapat cukup banyak perhatian.
Beberapa peneliti mengklaim dapat menyembuhkan ADHD dengan
menghilangkan bahan-bahan aditif makanan dari diet. Teori populer lainnya
menyebutkan bahwa intake gula yang berlebihan akan menuju pada
simptomatologi ADHD. Berbeda dengan sebagian studi negatif tentang faktor-
faktor makanan, beberapa toksin telah terbukti berpengaruh dalam etiologi
ADHD. Beberapa kelompok studi telah menunjukkan bahwa kontaminasi timah
terbukti terkait dengan kebingungan, hiperaktivitas, kegelisahan, dan
pemfungsian intelektual yang lebih rendah (Needleman, 1982).(1)
6
Faktor psikososial
Palfrey et al 1985, Barkley 1998 menunjukkan hasil penelitiannya bahwa
pendidikan ibu yang rendah, kelas sosio-ekonomi yang rendah, dan orangtua
tunggal (single parenthood) adalah faktor yang penting sebagai penyebab
timbulnya gejala ADHD. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ibu-ibu dari
anak-anak dengan ADHD menunjukkan pola komunikasi yang lebih buruk
dengan anak, lebih sering marah, dan lebih sering terjadi konflik dengan anak
dibanding ibu-ibu dari anak yang normal. Biederman et al, 1995 menyatakan
bahwa konflik yang khronis, keakraban keluarga yang menurun, adanya kelainan
psikopatologis orangtua terutama ibunya, lebih sering terjadi pada keluarga anak
ADHD dibanding keluarga anak yang normal.(1)
D. DIAGNOSIS
Tanda utama hiperaktivitas dan impulisvitas didasari pada riwayat pola
perkembangan awal pranatal yang rinci bersama dengan pengamatan langsung
pada anak, terutama pada situasi yang memerlukan perhatian. Diagnosis ADHD
memerlukan gejala hiperaktivitas/impulsivitas yang persisten dan mengganggu
atau keadaan tanpa atensi yang menimbulkan hendaya pada sedikitnya dua
keadaan yang berbeda.(7)
Pada saat ini kriteria diagnostik dan karakteristik utama ADHD yang
digunakan sebagai pedoman dalam pendidikan dokter dan praktik klinik adalah
yang tersusun dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder
Edisi IV, (DSM IV, American Psychiatric Association, 1994).(8)
7
Inatensi
sering gagal memberikan perhatian penuh sampai terperinci atau selalu
berbuat kesalahan saat melakukan aktivitas pekerjaan di sekolah, tempat
pekerjaan atau aktivitas lain
sering mengalami kesukaran dalam mempertahankan perhatian dalam
tugas tertentu atau aktivitas bermain (mudah bosan)
sering tidak mendengarkan bila diajak bicara secara langsung kepadanya
sering tidak mengikuti perintah secara sungguh-sungguh dan gagal
menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah tangga atau
kewajiban di tempat pekerjaan (hal ini bukan disebabkan karena sikap
menentang atau kurang memahami isi perintah)
sering mengalami kesukaran dalam mengatur tugas-tugasnya dan
aktivitasnya
sering menghindar, tidak menyenangi atau segan melakukan tugas-tugas
yang membutuhkan perhatian mental yang cukup lama (misalnya
pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah)
sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas atau
aktivitas tertentu
(misalnya pensil, alat-alat sekolah, buku, alat permainan dsb.)
sering perhatian mudah teralih oleh rangsangan di luar
sering lupa melakukan aktivitas sehari-hari (membersihkan rumah,
mencuci piring).
2) Enam (atau lebih) dari gejala hiperaktivitas-impulsivitas berikut ini yang
telah berlangsung sedikitnya selama 6 bulan hingga suatu derajat yang
maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan :
Hiperaktivitas
sering gelisah dengan tangan atau kaki atau sering bergerak-gerak saat
duduk
sering meninggalkan tempat duduk saat di dalam kelas atau situasi lain
dimana duduk diam diperlukan atau diharapkan
sering lari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak
sesuai (tak bisa diam)
8
sering mengalami kesukaran mengikuti permainan atau aktivitas yang
membutuhkan ketenangan (main catur, halma dsb.)
selalu dalam keadaan bergerak atau sering melakukan aktivitas seolah-
olah mengendarai motor
sering berbicara berlebihan.
Impulsivitas
sering cepat menjawab sebelum pertanyaan selesai diutarakan
sering memiliki kesulitan dalam menunggu giliran bermain
sering mengganggu orang lain (menyela pembicaraan, mengacau
permainan anak lain).
B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatensi yang menyebabkan hendaya
terjadi sebelum usia 7 tahun
C. Beberapa hendaya akibat gejala ada dalam dua atau lebih keadaan (misal,
disekolah [atau tempat kerja] dan di rumah)
D. Harus ada bukti khas adanya hendaya di dalam fungsi sosial, akademik, atau
pekerjaan yang secara klinis bermakna.
E. Gejala tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan perkembangan pervasif,
skizofrenia, atau gangguan psikotik lain serta tidak disebabkan oleh gangguan
jiwa lain (misal, gangguan mood, gangguan ansietas, gangguan disosiatif, atau
gangguan kepribadian).(7)
9
Di Indonesia sebagai penggolongan dan diagnosis untuk gangguan ini dan
gangguan psikiatri lainnya adalah pedoman penggolongan dan dignosis Gangguan
Jiwa Edisi 3 (PPDGJ III, Departemen kesehatan RI, 1993). Sesuai dengan PPDGJ
III gangguan ini disebut sebagai gangguan hiperkinetik, termasuk dalam kelompok
utama gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa kanak-
kanak dan remaja, dengan nomor kode klasifikasi F90.(8)
10
Gambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidak diperlukan bagi suatu
diagnosis, namun demikian ia dapat mendukung. Kecerobohan dalam
hubungan-hubungan sosial, kesembronoan dalam situasi yang berbahaya dan
sikap yang secara impulsif melanggar tata tertib sosial (yang diperlihatkan
dengan mencampuri urusan atau mengganggu kegiatan orang lain, terlampau
cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap diucapkan
orang, atau tidak sabar menunggu gilirannya), kesemuanya merupakan ciri
khas dari anak-anak dengan gangguan ini.
Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering terjadi dan haruslah
di catat secara terpisah (di bawah F80-F89) bila ada; namun demikian tidak
boleh dijadikan bagian dari diagnosis aktual mengenai gangguan hiperkinetik
yang sesungguhnya.
Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan kriteria eksklusi
ataupun kriteria inklusi untuk diagnosis utamanya, tetapi ada tidaknya gejala-
gejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dari gangguan tersebut (lihat
di bawah).(9)
E. PENATALAKSANAAN
1). Terapi perilaku
Terapi perilaku sebaiknya dilakukan pada anak ADHD yang ringan gejalanya
(mild ADHD)
anak ADHD dengan komorbiditas yang tidak berespons baik dengan
pengobatan stimulansia (anak depresi, gangguan tingkah laku, gangguan
sikap menentang dll)
keluarga yang tidak mau menggunakan obat untuk terapi anaknya
anak ADHD yang tak berespons secara adekuat dengan obat-obatan
anak ADHD yang tidak tahan dengan obat-obatan (alergi, reaksi ADHD/efek
samping keadaan tambah buruk).(1)
11
Terapi perilaku terdiri dari beberapa langkah yakni
a. fase pemberian informasi (information phase)
Memberi informasi pada orangtua mengenai keadaan anak sebenarnya
termasuk kesukaran tingkah laku anak.
b. fase penilaian (assessment phase)
Menilai seberapa berat gangguan interaksi anak dengan saudara atau orangtua
c. fase pelatihan (training phase)
Menawarkan pelatihan keterampilan sosial pada anak, orangtua, bila
memungkinkan gurunya.
d. fase evaluasi (review progress)
Menilai kemajuan atau perbaikan tingkah laku anak ADHD.(1)
12
Behaviors (Perilaku)
Perilaku yang tidak di inginkan
Hal-hal yang dilakukan anak akan diubah oleh orangtua dan guru
Misalnya,bagaimana mereka dengan konsisten mengubah cara mereka dalam
menaggapi perilaku anak-anak, dan mengajarkan anak-anak cara-cara baru
dalam berperilaku. (10,11)
Consequences (Konsekuensi)
Hal-hal yang terjadi setelah perilaku
Pemikiran tentang terjadinya akibat dari perilaku.
Misalnya, bagaimana mereka bereaksi ketika seorang anak mematuhi atau
tidak mematuhi perintah.(10,11)
13
(tablet)
* Short Acting
Amphetamine/Dextroamphetamine
- Tablet/spansul 2,5 – 25 mg 4 – 6 jam 1 x/hari
- Elixir 2,5 – 25mg 4 – 6 jam *tab. @ 5mg
* Pemoline (Cylert) 18,75 – 112,5 6 – 10 jam *spansul @
mg 5mg, 10mg,
15mg
*Elixir:
2x/hari
5mg/5cc
tablet @
18,75 mg
37,5 mg
75 mg
F. PROGNOSIS
Perjalanan gangguan ADHD bervariasi. Gejala dapat ada hingga remaja atau
dewasa; gejala ini dapat pulih setelah pubertas; atau hiperaktivitas dapat hilang,
tetapi berkurangnya rentang atensi dan masalah pengendalian impuls dapat
bertahan.(7)
Pada masa remaja awal dan tengah, defisit relatif terlihat dalam fungsi akademik
dan sosial, gejala ADHD tetap bermasalah dalam 2/3 hingga 3/4 dari anak-anak.
Kebanyakan masalah tersebut bertahan sampai usia remaja akhir. Sekitar 2/5
terus mengalami gejala ADHD pada tingkat yang signifikan secara klinis. 1/3
14
sampai 1/4 didiagnosa memiliki gangguan antisosial, dan 2/3 yang ditangkap.
Juga, penyalahgunaan narkoba yang diamati secara signifikan pada minoritas
dari mereka. Ketika dievaluasi di pertengahan dua puluhan, beberapa tidak dapat
menyelesaikan pendidikan, memiliki jabatan yang rendah dalam pekerjaan, dan
berkurangnya keterampilan sosial. Selain itu, menunjukkan kepribadian antisosial
dan, mungkin gangguan penggunaan zat di masa dewasa. Selain itu, beberapa
telah mencapai pendidikan tingkat tinggi (misalnya, menyelesaikan gelar Master,
terdaftar di sekolah kedokteran) dan pekerjaan (misalnya, akuntan, broker
saham). Selain itu, 2/3 dari anak-anak ini tidak menunjukkan bukti adanya
gangguan mental di masa dewasa.(12)
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16