Professional Documents
Culture Documents
Khutbah Jum'at - Gempa
Khutbah Jum'at - Gempa
Khutbah Jum'at - Gempa
Khutbah Pertama
. ََّاي بِت َ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون ِ أ ُ ْو،اس
َ ص ْي ُك ْم َوإِي ُ َّيَا أَيُّ َها الن
. َ َيا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإَلَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون:قَا َل ت َ َعالَى
صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن َ ًيَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوَل
ْ ُ ي.س ِد ْيدًا
َ س ْولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا
.ع ِظ ْي ًما ُ ي ُِطعِ هللاَ َو َر
َّ سلَّ َم َو
ش َر َ صلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ ي ُم َح َّم ٍدُ ْ َو َخي َْر ْال َه ْدي ِ َهد،ََاب هللا ُ ث ِكت ِ صدَقَ ْال َحدِي ْ َ أ َ َّما بَ ْعدُ؛ فَإ ِ َّن أ
.ارِ َّضالَلَ ٍة فِي النَ ضالَلَةٌ َو ُك َّل
َ ع ٍة َ عةٌ َو ُك َّل ِب ْد ِ األ ُ ُم
َ ور ُمحْ دَثَات ُ َها َو ُك َّل ُمحْ دَث َ ٍة ِب ْد
Kehidupan manusia di dunia ini hampir tak pernah sepi dari musibah yang datang
silih berganti. Dari yang kecil sampai yang besar. Dari yang ringan sampai yang
berat. Dari yang sedikit hingga yang banyak. Ada musibah yang bersifat individu
dan ada yang bersifat umum.
Dan hari ini, kita bisa menyaksikan betapa dahsyatnya musibah yang Allah
turunkan terhadap saudara-saudara kita di belahan negeri. Di saat rehabilitas pasca
gempa Lombok belum selesai, Allah Ta’ala kembali menurunkan gempa yang
disusul tsunami di Palu, Donggala, Sulawesi Tengah. Entah berapa jumlah korban
yang meninggal dalam bencana itu. Mungkin mencapai ribuan nyawa lenyap
ditelan bumi.
Sebagai umat Islam, kita tentu berharap bahwa sekecil apapun bentuk musibah
dapat mengundang kasih sayang Allah kepada kita. Kita yakin bahwa dibalik itu
ada hikmah yang hendak Allah inginkan untuk kita. Karena itu, kita tidak patut
untuk menyesalkan diri lalu putus harapan untuk berjuang. Sikap optimisme
seperti ini harus selalu menyertai kita. Entah bagaimanapun keadaannya. Karena
begitulah karakter umat Islam yang sesungguhnya. Sebagaimana sabda Rasul
SAW:
Lalu apa yang perlu kita perhatikan saat musibah melanda kita? Setidaknya ada
dua hal pokok yang harus kita lakukan bila musibah menimpa kita.
Seorang mukmin selalu berbaik sangka terhadap taqdir yang menimpa dirinya.
Keyakinan ada Allah di balik setiap musibah merupakan modal dasar bagi
seseorang yang ingin sukses lulus dari ujian dan cobaan Allah. Sebagaimana
firman Allah Ta’ala: “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang)
kecuali denga izin Allah; barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia
akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS: At-Taghâbun [64]: 11).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz. 8, hal. 137, menjelaskan, “Maknanya: seseorang
yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan
ketentuan dan takdir Allah Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan
(balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri
kepada ketentuan Allah Ta’ala tersebut, maka Allah Ta’ala akan memberikan
petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya
dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allah
Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih
baik baginya.”
Karena itu, rasanya tidak pantas jika kita sebagai makhluk Allah menyalahi segala
ketetapan yang Allah turunkan. Baik itu berupa kenikmatan ataupun cobaan.
Justru dengan musibah itu kita yakin bahwa Allah peduli dan sayang terhadap
kita.
ُ س َخ
ط َّ ط فَلَهُ ال
َ س ِخ
َ ضا َو َم ْن ِ ُى فَلَه
َ الر ِ َّللاَ ِإذَا أ َ َحبَّ قَ ْو ًما ا ْبتَالَ ُه ْم فَ َم ْن َر
َ ض َّ ِإ َّن
“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka.
Barang siapa yang ridho terhadap ujian tersebut maka baginya ridha Allah dan
barang siapa yang marah terhadap ujian tersebut maka baginya murka-
Nya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dalam hadis lain Rasulullah SAW menegaskan, “Tidak ada musibah yang
menimpa umat Islam hingga sekecil duri menusuknya, melainkan Allah Azza wa
Jalla akan menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Selain mengharap pahala dibalik musibah yang menimpa, kita juga perlu
bermuhasah terhadap apa yang telah kita lakukan. Sebab, boleh jadi gempa atau
tsunami merupakan bagian dari teguran Allah terhadap amal kita selama ini.
Sejatinya, semua musibah yang terjadi di alam ini, berupa gempa, banjir, tsunami
dan sebagainya tidak lain disebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
َ ت أ َ ْيدِي ُك ْم َو َي ْعفُو
ٍ ع ْن َك ِث
ير َ صي َب ٍة فَ ِب َما َك
ْ س َب َ َ َو َما أ
ِ صا َب ُك ْم ِم ْن ُم
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan
tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu),” (QS. Asy-Syuura: 30)
Makanya kita bisa melihat betapa para salaf shalih begitu takut saat musibah
terjadi. Bahkan Rasulullah SAW sendiri mencontohkan demikian. Dalam sebuah
riwayat disebutkan bahwa suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah
SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, “Tenanglah …
belum datang saatnya bagimu.” Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat
dan berkata, “Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah
(buatlah Allah ridha kepada kalian)!”
Demikian juga dengan Khalifah Umar bin Khattab, Ketika gempa melanda kota
Madinah, beliau berkata kepada penduduk Madinah, “Wahai Manusia, apa ini?
Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai
kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!”
Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi
pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali
negeri, “Amma ba’du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada
hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk
keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah
bersedekah dengannya.”
Demikian para salah mencontohkannya. Ketika musibah terjadi, Selain bersabar
dan mengaharap magfirah dari Allah, kita juga patut bermuhasabah. Melihat-lihat
kembali apa yang pernah kita lakukan sehingga musibah itu Allah Ta’ala turunkan
di atas kita. Sehingga dengan seperti itu, kita selalu dekat dengan petunjuk dan
ridha dari Allah Ta’ala.
لى ت َْوفِ ْي ِق ِه َواِ ْمتِنَانِ ِهَ .وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َلَ اِلَهَ ِإَلَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ دَهُ َلَ
ع َ ش ْك ُر لَهُ َ سانِ ِه َوال ُّ لى ِإحْ َ ع َ ا َ ْل َح ْمدُ هللِ َ
علَى
علَى ُم َح َّم ٍد ِو َص ِل َ إلى ِرض َْوانِ ِه .الل ُه َّم َ س ْولُهُ الدَّا ِعى َ ع ْبدُهُ َو َر ُ
أن ُم َح َّمدًا َ ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهدُ َّ
س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا ا َ ِل ِه َوأ َ ْ
ص َحابِ ِه َو َ
ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه
اس اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ أ َ َّما بَ ْعدُ فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ
لى النَّبِى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ع َ صلُّ ْونَ َ بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل ت َعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ
س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما. صلُّ ْوا َ
علَ ْي ِه َو َ آ َمنُ ْوا َ
علَى ا َ ْن ِبيآئِكَ َو ُر ُ
سلِكَ َو َمآلئِ َك ِة علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َو َ س ِل ْم َو َ صلَّى هللاُ َ
علَ ْي ِه َو َ علَى ُم َح َّم ٍد َ ص ِل َ الل ُه َّم َ
ع ْن بَ ِقيَّ ِة
ع ِلى َو َعثْ َمان َو َ ع َمر َو ُ الرا ِش ِديْنَ أ َ ِبى َب ْك ٍر َو ُ اء َّ ع ِن اْل ُخلَفَ ِ
ض الل ُه َّم َ ار َ اْل ُمقَ َّر ِبيْنَ َو ْ
عنَّا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمتِكَ يَا
ض َ ار َالدي ِْن َو ْان اِلَيَ ْو ِم ِ
س ٍص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِعيْنَ َوت َا ِب ِعي التَّا ِب ِعيْنَ لَ ُه ْم ِب ِاحْ َال َّ
اح ِميْنَ أ َ ْر َح َم َّ
الر ِ
اإن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر
سنَا َو ْ ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ
ارَ .ربَّنَا َ
اب النَّ ِ عذَ َ سنَةً َوقِنَا َ آلخ َرةِ َح َ سنَةً َوفِى اْ ِ َربَّنَا آتِنا َ فِى الدُّ ْنيَا َح َ
ْتآء ذِي ان َو ِإي ِ س ِ ْ
لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ِ .عبَادَهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَأ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َواْ ِإلحْ َ
ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا هللاَ اْل َع ِظي َْم يَذ ُك ْر ُك ْم
ْ شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ
ع ِن اْلفَحْ ِ اْلقُ ْر َ
بى َويَ ْن َهى َ
َ
لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ ْكبَ ْر
ع ََوا ْش ُك ُر ْوهُ َ