You are on page 1of 11

Perspektif Gender dan Kesehatan Mental)

Oleh: Anggia Kargenti Evanurul Marettih1

Pendahuluan Segala sesuatu yang berkaitan dengan perempuan


dan semua permasalahannya selalu dikaitkan dengan
Peningkatan kualitas hidup perempuan adalah
perspektif gender dan gerakan feminisme. Semakin
lama makin banyak perempuan yang bekerja di luar
perempuan dalam pemenuhan hak dan kebutuhan
rumah, tidak hanya menjadi ibu rumah tangga tetapi
hidupnya sebagai bagian hak asasi manusia dari
juga berkarier. Berbagai peran perempuan tersebut
berbagai bidang pembangunan, terutama pendidikan,
menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi
karier perempuan, terutama perempuan yang sudah
menikah dan memiliki anak. Pada kenyataannya,
di satu sisi ibu tetap terus bekerja dan berkarier,
sementara di sisi lain mereka tidak dapat lepas dari
perempuan memiliki hak sebagai warga negara,
perannya sebagai ibu dan istri, dengan pembagian
salah satunya dengan mendapatkan penghidupan
kerja domestik rumah tangga yang tidak pernah
dan pekerjaan yang layak sebagai sarana untuk
habisnya (Dancer, 1993).
meningkatkan kualitas hidup. Kualitas hidup
berbanding lurus dengan kesejahteraan psikologis Rendahnya komitmen perempuan yang ber-
keluarga ditunjukkan dari hasil penelitian yang
Peningkatan kualitas hidup secara langsung
menyimpulkan bahwa perempuan yang berkeluarga
maupun tidak langsung berkaitan erat dengan besarnya
mempunyai work value yang tinggi tetapi dengan work
tinggi terhadap hidup dan pekerjaannya lebih mampu
adanya hambatan yang dihadapi perempuan (ibu)
bekerjasama dan memiliki jiwa penolong pada rekan
dalam kariernya.
daripada individu yang tidak memiliki kepuasan Perempuan yang menjadi istri dan ibu sekaligus
terhadap hidup dan pekerjaannya. pekerja, cenderung membawa mereka pada situasi

27
Sosial Budaya, Vol. 10 No. 01 Januari – Juni 2013

. Meskipun laki-laki juga dapat baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mengalami namun perempuan mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang atau
lebih mendapat sorotan. Kenapa perempuan? karena barang, mengeluarkan energi dan mempunyai
masyarakat masih menganggap perempuan itu cukup banyak kegiatan di luar rumah, kegiatan di mana
melakukan peran domestik saja. Cinamon dan Rich memungkinkan mereka memperoleh penghasilan
menyatakan bahwa ibu yang bekerja lebih sering bagi keluarganya sebenarnya bukanlah gejala yang
mengalami sehingga akan
mempengaruhi pekerjaan dan dapat berkembang
Mappiare (1983) menyatakan bahwa selain peran
tradisional di dalam rumah tangga, perempuan juga
memiliki peran penting dan bertanggung jawab atas
(WFC) adalah salah satu
dari bentuk yaitu tekanan atau
ketidakseimbangan peran antara peran di pekerjaan untuk mencapai keseimbangan hidup, individu harus
dapat mengaktualisasikan dirinya agar mendapatkan
terjadi pada saat individu berusaha untuk memenuhi penghargaan dari orang lain, salah satunya dengan
tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut menyibukkan diri dengan pekerjaan. Perempuan
dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan di
memenuhi tuntutan keluarganya atau sebaliknya. mana ia bekerja, oleh tipe dan banyaknya pekerjaan,
Pemenuhan tuntutan peran dalam keluarga dan tuntutan yang berkaitan dalam pekerjaan yang
dipengaruhi oleh kemampuan orang tersebut dalam akan berbanding lurus dengan kesehatan mental.
memenuhi tuntutan dengan tekanan yang berasal Secara pembelajaran sosial, perempuan dianggap
dari beban kerja yang berlebihan dan waktu seperti sebagai makhluk yang rentan secara psikologis
pekerjaan yang harus diselesaikan terburu-buru dan
deadline, sedangkan tuntutan keluarga berhubungan
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menangani dengan cara-cara yang sehat akan meningkatkan
tugas-tugas rumah tangga. Tuntutan keluarga kualitas kesehatan mentalnya.
ditentukan oleh sebagian besar keluarga, komposisi
keluarga dan jumlah anggota keluarga yang memiliki
ketergantungan terhadap anggota yang lain.
, semakin banyak
terjadi ketika kehidupan waktu yang digunakan untuk bekerja, maka semakin
rumah individu berbenturan dengan tanggung
jawabnya di tempat kerja, seperti masuk kerja tepat , semakin banyak anggota keluarga, maka
waktu, menyelesaikan tugas harian, atau kerja lembur.
Demikian juga tuntutan kehidupan rumah yang
menghalangi seseorang untuk meluangkan waktu c) Kepuasan kerja, semakin tinggi kepuasan kerja,
untuk pekerjaannya atau kegiatan yang berkenaan
dengan kariernya. mempunyai , ada asumsi bahwa
dua komponen, yaitu urusan keluarga mencampuri wanita bekerja memiliki konsekuensi yang negatif
pekerjaan dan urusan pekerjaan mencampuri urusan , yaitu
keluarga. Seperti banyaknya waktu yang dicurahkan banyaknya pekerja dalam perusahaan mungkin saja
untuk menjalankan pekerjaan menghalangi seseorang
untuk menjalankan kewajibannya di rumah atau
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan,
bagi perempuan khususnya perempuan yang telah
menikah dan memiliki anak, bekerja menjadi sebuah
dilema hidup, antara keharusan untuk bertanggung
harus dihadapi dan dicari jalan keluarnya jika ingin jawab terhadap keluarga, pekerjaan, dan aktualisasi
tetap menjalani kedua peran tersebut. Bekerja diri. Perempuan cenderung lebih memilih pekerjaan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, rumah yang belum selesai dan menyelesaikan tugas

28
Anggia Kargenti Evanurul Marettih

Tabe 1
mengikat mereka, tetapi mereka tidak dapat Usia Masa Kerja
No Responden Tempat tinggal
melepaskan sepenuhnya tanggung jawab terhadap (tahun) (tahun)
1 HA 39 12 Pekanbaru
2 FY 44 16 Pekanbaru
laki-laki, perempuan dianggap memiliki tingkat atau
3 ER 28 5 Pekanbaru
4 SU 37 7 Pekanbaru
dengan keluarga dan mengapa mereka menempatkan 5 MM 36 12 Pekanbaru
diri mereka lebih pada keluarga daripada pekerjaan. 6 YAR 44 13 Pekanbaru
Dengan alasan tersebut penulis ingin mengkaji lebih 7 A 43 16 Pekanbaru
lanjut tentang pada ibu bekerja, 8 DH 35 7 Pekanbaru
9 HC 31 5 Pekanbaru
apa makna pekerjaan bagi ibu bekerja.
10 M 32 9 Pekanbaru
11 YA 32 8 Pekanbaru
Metode Penelitian 12 AD 27 7 Lirik
13 NR 34 12 Lirik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
14 SR 29 9 Lirik
mengekplorasi pola dinamika 15 LP 28 10 Lirik
pada ibu bekerja, dengan menggunakan pendekatan 16 PH 31 7 Lirik
kualitatif fenomenologi. Menurut Craswell,
fenomenologis merupakan metode penelitian yang
menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau Kredibilitas dalam penelitian kualitatif adalah
fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran dengan melakukan triangulasi. Triangulasi adalah
yang terjadi pada beberapa individu (1998). upaya mengambil sumber-sumber data yang berbeda,
Fenomenologi menekankan pada aspek subjektif dari dengan cara berbeda, untuk memperoleh kejelasan
perilaku invdividu, masuk ke dalam dunia konseptual
subjek sedemikian rupa sehingga mengerti apa dan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi
bagaimana suatu pengertian dikembangkan di sekitar data, yaitu digunakan variasi sumber-sumber data
peristiwa dan pada kehidupannya sehari-hari. yang berbeda.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka,
wawancara, , dan dokumentasi. Metode tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita,
pengumpulan data yang beragam akan memperkaya dokumentasi tertulis dan tidak tertulis ataupun bentuk-
data dan informasi yang diperoleh serta memudahkan bentuk non angka lainnya. Berikut ini adalah tahapan
peneliti dalam melakukan triangulasi data. analisis data penelitian kualitatif menurut Kuswarno
Subjek
data yang diperoleh, yaitu kegiatan
Responden dalam penelitian ini tidak diambil
melengkapi data dari berbagai sumber, dan sudut
secara acak. Menurut Sarantakos (dalam Poerwandari,
pandang yang lain. Termasuk pertanyaan lain
1998) prosedur pengambilan sampel pada penelitian
yang relevan dengan topik penelitian, dan data
lain yang memiliki nilai sama.
menjadi responden penelitian. Pemilihan responden b) Membuat daftar makna dan unit makna.
ini berdasarkan asumsi bahwa ibu yang bekerja di c) Mengelompokkan ke dalam kelompok-kelompok
luar rumah tetap melakukan pekerjaan domestik dan
publik, sehingga ibu yang bekerja mempunyai dua sampai ada pertanyaan yang tumpang tindih atau
beban pekerjaan, yaitu pekerjaan di kantor dan di berulang.
rumah. Jumlah responden dalam penelitian ini tidak
diarahkan pada jumlah sampel yang besar. Responden d) Membuat penjelasan atau deskripsi tekstural.
ditemukan dengan cara snowball. Responden dalam e) Membuat deskripsi struktural.
penelitian ini berjumlah 16 orang.

29
Sosial Budaya, Vol. 10 No. 01 Januari – Juni 2013

f) Menyatukan deskripsi tekstural dan struktural Tabel. 2 Alur menemukan tema central
guna menghasilkan makna dan esensi fenomena Upaya yang
yang dikonsentrasikan. Penga- Konsekuensi
dilakukan
Makna
Dinamika untuk
laman Pekerjaan Bekerja
mengatasi
Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara secara keseluruhan Dilema 1. Merasa perlu 1. Manfaat kerja 1. Coping: Bekerja
kepentingan bekerja, dengan Bagi Ibu bekerja: a. Komunikasi adalah
terungkap sebahagian besar responden menyatakan pribadi pertimbangan: a. Mengembang- b. Manajemen peng-
bahwa mereka mengalami dilema ketika memutuskan “keinginan a. Punya potensi kan potensi tugas dan abdian
untuk meng- dan mengem- diri waktu dalam
aktualisasi- bangkan diri b. Memenuhi c. Menikmati bentuk
mengharuskan mereka mencari pengatasan masalah kan diri” b. Sosialisasi kebutuhan peran aktuali-
yang tepat agar peran gandanya dapat dijalankan dengan dengan orang keluarga ganda sasi
kepentingan lain (anak-anak d. Bersyukur diri dan
dengan harmonis. keluarga c. Bentuk dan suami) e. Mencari tanggung
termanifes- pengabdian dan membantu dukungan jawab
Dilema muncul ketika mereka dihadapkan pada tasi dalam kepada perekomonian emosional
dua kondisi yang sama-sama penting. Di satu sisi, bentuk orangtua keluarga
Work Family d. Adanya role c. Kepuasan
dikarenakan adanya kesadaran berupa dorongan hati model pribadi
untuk mengaktualisasikan diri serta sebagai salah e. Keinginan untuk (bekerja
satu bentuk pengabdian kepada orangtua, dan adanya membantu adalah
penghasilan ibadah) dan
tuntutan ekonomi mereka merasa perlu untuk bekerja. suami-keluarga. dapat meng-
Mereka menyadari bahwa diri mereka memiliki 2. Perempuan ekspresikan
sebagai Ibu dan diri dan
potensi, dan dengan bekerja mereka dapat membuat istri mengisi waktu
a. Profesional luang dengan
membagi kesibukan
banyaknya role model perempuan yang berkeluarga waktu antara yang berarti
sekaligus bekerja di sekitar mereka, dan banyaknya pekerjaan dan 2. Dampak negatif
manfaat dari bekerja, baik untuk diri mereka sendiri, keluarga bekerja:
b. Membuat a. Banyaknya
komitmen pekerjaan
keyakinan spiritual bahwa bekerja adalah ibadah, bahwa keluarga membuat
adalah segala- tenaganya
menjadi salah satu faktor pendorong responden untuk galanya terforsir (lelah
bekerja. c. Pengabdian
sebagai ibu b. Bekerja dapat
dan istri (tidak menjadi
utama mereka sebagai ibu dari anak-anak, sebagai melupakan beban jika
kodrat sebagai sering lembur
perempuan) (terpaksa
tersebut para ibu yang bekerja berusaha semaksimal d. Izin suami membawa
pekerjaan ke
mungkin membagi waktu, membuat komitmen rumah)
terhadap keluarga dan pekerjaannya, karena keluarga
dan pekerjaan memiliki arti penting bagi kehidupan Pembahasan
mereka. Para responden mengorbankan kepentingan-
kepentingan pribadi yang lain dan berusaha untuk Berdasarkan penjelasan tema dan pola yang
selalu “ada” buat keluarganya. Satu hal yang mereka telah diuraikan, ditemukan bahwa ada beberapa
syukuri adalah mereka merasa benar-benar terbantu alasan yang mendukung ibu bekerja untuk bekerja di
dengan hadirnya orang-orang dekat, seperti orangtua luar rumah. Sebagai anak, ibu bekerja merasa wajib
atau mertua, saudara atau bahkan pembantu dan baby untuk membalas jasa orangtua dengan bekerja dapat
yang meringankan tugas pengasuhan anak membuat orangtua bangga. Sebagai diri pribadi,
ketika mereka bekerja. Dua sisi kehidupan inilah ibu bekerja merasa dapat melakukan sesuatu untuk
yang menjadi sumber dilema para responden (ibu mengisi waktu dan menjalin hubungan sosial dengan
yang bekerja). Di sinilah makna pekerjaan bagi ibu orang lain, ibu bekerja perlu mengembangkan diri.
Sebagai isteri dan ibu, ibu bekerja merasa perlu
sentral dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 2. membantu suami, mengingat semakin tingginya
kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi, terutama
untuk mempersiapkan kebutuhan pendidikan anak-
anak mereka.

30
Anggia Kargenti Evanurul Marettih

Berdasarkan perspektif gender tradisional itu. Menurut Rogers, pribadi yang sehat adalah
disadari benar bahwa yang bertanggung jawab pribadi berfungsi, yang memiliki kemampuan untuk
terhadap nafkah (kehidupan ekonomi) keluarga adalah mengembangkan potensi dan menjadi diri sendiri,

jawab terhadap perannya sebagai ibu rumah tangga bebas untuk bekerja, karena memiliki potensi yang
yang bertugas mengasuh anak, memasak, memelihara layak dikembangkan. Roger menyatakan bahwa
pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu
mengaktualisasikan dirinya, walaupun prosesnya
sulit dan terkadang menyakitkan (Schulzt, 1991).
masyarakat menganggap bahwa keluarga ideal adalah Seperti yang dikatakan salah seorang responden,
suami bekerja di luar rumah dan istri di rumah dengan bahwa aktualisasi itu menyenangkan walaupun berat.

sesuai perkembangan zaman, karena banyak tuntutan mengaktualisasikan dirinya. Bekerja merupakan
kehidupan dan kebutuhan, maka perempuan tidak salah satu proses menuju aktualisasi diri.
lagi “bermain” di ranah publik (di dalam rumah) saja,
selain peran tradisional yang memang harus dijalani,
publik maupun domestik, ibu bekerja berusaha untuk
perempuan juga memiliki tanggung jawab yang
selalu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan
sama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga
(Mappiare, 1983).
ini terlihat dari jawaban-jawaban responden yang
Keputusan untuk bekerja di luar rumah di- menyatakan bahwa sedapat mungkin mereka akan
pengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki ibu bekerja. mengatur waktu dan menyeimbangkan waktu antara
Sumber daya seperti tingkat pendidikan yang tinggi
(D3 s/d S2), ilmu dan kemampuan serta potensi- menyeimbangkan inilah yang seringkali membuat
potensi yang dimiliki membuat ibu bekerja yakin
dalam melakukan perannya sebagai ibu dan sebagai
keyakinan bahwa dengan bekerja dirinya mampu perempuan bekerja. Di satu sisi, tugas utama mereka
membantu suami dalam meningkatkan perekonomian adalah menjadi ibu dan istri, tetapi di sisi yang lain
keluarga. Keyakinan tersebut menunjukkan bahwa mereka melihat adanya kebutuhan untuk melakukan
ibu bekerja memiliki yang tinggi untuk
mengembangkan diri di luar rumah. ibu bekerja tetap menjalankan peran tradisional
merupakan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki yang melekat pada diri mereka. Sekali lagi, hal
individu untuk mencapai tujuan tertentu pada berbagai ini menunjukkan bahwa ibu bekerja memiliki self
kondisi dengan cara berpikir positif, meregulasi diri, yang tinggi. Bandura (1982) dalam Cooper
dan memiliki keyakinan positif (Bandura, 1997). self
akan mampu mengatasi dan mengendalikan
merupakan salah satu faktor yang
paling penting yang dimiliki ibu bekerja, di mana tekanan-tekanan yang didapatkan pada situasi kerja
secara efektif. Keyakinan yang dimiliki ibu bekerja
mereka yakin dan percaya bahwa mereka memiliki
potensi yang layak untuk dikembangkan. Manusia adalah mereka mampu menjalankan peran gandanya
dengan seimbang menunjukkan bahwa mereka adalah
adalah makhluk yang memiliki potensi dan manusia
orang yang memiliki .
berhak untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki sebagai wujud aktualisasi dirinya. Maslow Pekerjaan dan keluarga merupakan sesuatu yang
(Schultz, 1991) menyatakan bahwa manusia sehat penting bagi mereka, itu sebabnya mereka mengambil
mental adalah manusia yang mampu memanfaatkan risiko dengan menjalankan keduanya. Bila dalam
dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki. keadaan “terpaksa” mereka menyadari bahwa mereka
Kemampuan untuk mengembangkan diri untuk harus memilih keluarga. Bagaimanapun juga, bagi
mencapai keadaan eksistensi ideal ditemukan pada mereka tugas utama adalah bersama keluarga. Bekerja
di luar rumah hanyalah hal “ekstra” yang mereka
yang memiliki potensi akan menjadi produktif dan miliki dalam hidup ini. Merupakan sesuatu yang ekstra
berfungsi ketika mereka memiliki keyakinan bahwa karena ada beberapa syarat, selain potensi (sumber
mereka dapat melakukan sesuatu dengan potensinya daya) yang mereka miliki, yang harus dipenuhi untuk

31
Sosial Budaya, Vol. 10 No. 01 Januari – Juni 2013

mendapatkannya. Salah satu yang menjadi syarat


adalah harus mendapatkan izin dari suami.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa bersalahnya itu dengan mengajak anak-anak berlibur
ketika akhir pekan hingga yang paling ekstrim,
sebagai istri, ibu tidak dapat tinggal diam untuk tidak
membantu suami mereka dalam menghidupi dan untuk menebus rasa bersalah kepada anaknya, ibu
menyekolahkan anak-anak ke sekolah agama, karena
memenuhi kebutuhan keluarga. Suami membutuhkan
dukungan, walaupun tidak pernah suami meminta merasa tidak mampu memberikan pendidikan agama
kepada anak-anaknya karena harus bekerja di luar
langsung kepada istrinya untuk bekerja dan
rumah.
ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi juga menjadi Kelelahan bekerja dan komitmen untuk
faktor eksternal yang mendorong ibu untuk bekerja. tetap mementingkan kepentingan keluarga dapat
Perkara ini sesuai dengan hasil penelitian Wells- menyebabkan timbulnya tekanan bagi ibu bekerja,
hal ini tentu saja akan mempengaruhi kesejahteraan
bahwa salah satu alasan perempuan bekerja adalah psikologis ibu bekerja. Seperti yang dikatakan para
harapan untuk mencapai kemandirian ekonomi, ibu bekerja, bahwa mereka sering mengabaikan
mereka tidak peduli dengan jabatan manajerial.

meningkatkan pendapatan ekonomi merupakan komitmen tinggi akan melibatkan diri secara penuh
alasan individu untuk bekerja, baik laki-laki maupun untuk mencapai tujuan dan mampu mengambil risiko

diungkapkan dengan kata-kata ketika ibu bekerja


memiliki pendapatan sendiri. Selain dapat menambah
penghasilan suami, dengan bekerja, responden dapat
membuktikan baktinya kepada orangtua yang telah

ketika mereka dapat membahagiakan orangtua dan


keluarga yang membutuhkan.
coping
komitmen bahwa keluarga adalah segala-galanya. merupakan usaha individu untuk mengatasi tuntutan
dari dalam dan tuntutan dari luar. Ketika ibu bekerja
dua kepentingan, yaitu kepentingan pribadi dengan
kepentingan keluarga sehingga dapat memicu mereka memilih antara pekerjaan dan keluarga, mereka
cenderung akan menerima konsekuensi dari situasi
ibu bekerja untuk mengembangkan diri, meniti karier
dan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk
antara pekerjaan dan keluarga. Perilaku pengatasan
sisi lain ibu bekerja juga mempunyai peran sebagai masalah berfungsi sebagai yang
seorang istei dan ibu yang memiliki tanggung jawab membantu ibu bekerja menyesuaikan diri dengan
untuk merawat anak-anaknya seperti memasak,
mencuci, dan merapikan rumah. Ketidakmampuan ibu bekerja berusaha semaksimal mungkin untuk
ibu bekerja dalam menyeimbangkan dua kepentingan memajemen tugas dan waktu antara pekerjaan dan
keluarga secara profesional. Ketika di rumah mereka
fokus pada pekerjaan rumah, dan ketika di kantor
ganda erat kaitannya dengan munculnya gangguan mereka fokus pada pekerjaan kantor. Senada dengan
kecemasan, depresi dan perasaan bersalah, terutama hasil triangulasi data dari para suami yang menyatakan
bahwa istri mereka adalah sosok perempuan yang
kerap merasakan perasaan bersalah kepada anak- memiliki kemampuan manajemen waktu yang
anaknya, untuk menebus rasa bersalah tersebut ibu
bekerja tetap melaksanakan kewajiban akan tugasnya
sebagai ibu rumah tangga di rumah, meskipun satu upaya yang dilakukan oleh perempuan bekerja

32
Anggia Kargenti Evanurul Marettih

untuk mengatasi stres kerja adalah dengan mengatasi


masalah berfokus pada permasalahan dengan cara
Ketika ibu bekerja dihadapkan pada situasi yang
merubah situasi stres itu sendiri, salah satunya dengan
membuatnya harus memutuskan antara keluarga
melakukan manajemen waktu dan tugas antara
atau pekerjaan, misalnya ketika anak atau suami
keluarga dan pekerjaan, sehingga tercipta work family
sakit sedangkan ibu harus bekerja, maka para ibu
bekerja melakukan pengatasan masalah dengan
mencari dukungan sosial dari atasan maupun teman
Setiap manusia memerlukan dukungan sosial sejawat. Seperti yang dituturkan oleh sebagian
besar ibu bekerja bahwa mereka memilih untuk
meminta izin kepada atasan ataupun mendelegasikan
Fiksenbaum dan Tauberr (1999) melaporkan bahwa tugas kepada teman sejawatnya ketika tidak masuk
perempuan bekerja akan mencari dukungan sosial kerja karena anak sakit. Senada dengan temuan
berupa nasihat, informasi, bantuan praktis dan di lapangan, hasil penelitian Carlson dan Perrewe
dukungan emosional dari orang-orang terdekat (1999) mengungkapkan bahwa dukungan sosial dari
pekerjaan (atasan, rekan sejawat, bawahan) pada
di lapangan, bahwasanya ibu bekerja lebih banyak perempuan bekerja dapat mempengaruhi perfomance
mengandalkan keluarga besar atau orang-orang yang dan well-beingnya. Dukungan sosial yang diberikan
menurut mereka dapat dipercaya untuk membantu dapat mengurangi stres yang disebabkan work-family
mereka dalam hal pengasuhan anak, terutama ketika
mereka harus bekerja dan meninggalkan anak-anak
mereka di rumah. Orangtua merupakan orang yang pekerja yang mendapatkan dukungan sosial dari
mereka percayai sebagai tempat mereka menitipkan rekan sejawat ataupun supervisor dapat mengurangi
hal ini akan berhubungan dengan
mengharapkan pengertian dan dukungan keluarga meningkatnya kepuasan terhadap pekerjaan.
atas keputusannya untuk bekerja di luar rumah.
Berdasarkan analisis gender, fakta yang ditemukan melakukan manajemen waktu dan mencari dukungan
bahwa perempuan lebih sensitif dan tergantung sosial dari keluarga maupun dukungan sosial dari
secara konsisten ke (orang) yang lain akan mencari
dan mendapatkan dukungan dibandingkan laki-laki.
manusia yang sehat perempuan bekerja mampu
bekerja berusaha untuk mengkomunikasikan menentukan strategi pengatasan masalah apa yang
permasalahan yang terjadi agar permasalahan tidak akan digunakan sebagai cara penyelesaian terhadap
melebar dan mengganggu kehidupan keluarga. masalah yang dihadapi, terutama malasah yang
Beberapa responden mengatakan bahwa mereka disebabkan . Cooper dan Fielden
kerap mengkomunikasikan kepada keluarga (suami menyimpulkan bahwa manajemen waktu, mencari
dan anak-anak) jika mereka terpaksa harus lembur di dukungan sosial, mengikuti pelatihan-pelatihan
kantor, walaupun kadang kala keluarga kurang dapat yang sesuai kebutuhan ataupun melakukan relaksasi
menerima alasan yang dikemukakan. Dilema, namun dapat menghidari perempuan bekerja dari stres
ibu bekerja harus tetap menentukan sikap, karena kerja. Terhindarnya ibu bekerja dari stres kerja, akan
mereka juga memiliki komitmen pada pekerjaan meningkatkan work well being dan meningkatkan life

seimbang, ibu bekerja mengharapkan dan memerlukan


dukungan penuh dari keluarga. Dukungan keluarga
merupakan kekuatan bagi ibu bekerja untuk Spiritualitas adalah sebuah pengalaman individu
mengurangi tekanan-tekanan yang didapatkan dalam terhadap sesuatu yang melampaui kekuatan manusia
bekerja di luar rumah. Dukungan sosial dari keluarga
besar akan meningkatkan kesejahteran emosional ibu Sebagian ibu bekerja percaya dan meyakini bahwa
bekerja adalah ibadah, dengan begitu mereka dapat
membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah
tangganya. Sebagai muslimah, membantu suami

33
Sosial Budaya, Vol. 10 No. 01 Januari – Juni 2013

merupakan bagian dari ibadah sehingga mereka tetap memiliki arti penting terhadap perjalanan hidupnya.
berpegang teguh pada ketetapan itu. Selain itu, dalam Seiring perjalanan waktu, komitmen dan pengalaman
untuk tetap menomorsatukan keluarga dapat
mengurangi rasa hormat kepada suami, ibu bekerja diselaraskan dengan peran pekerjaannya, sehingga
tetap memerlukan izin dari suami untuk bekerja di
luar rumah. Sabar dan ikhlas menjalani apa yang telah karena peran ganda yang diembannya. Keyakinan
mereka putuskan, merupakan kekuatan spiritual yang yang dimiliki membantu para ibu bekerja untuk
dimiliki ibu bekerja untuk dapat menjalankan peran dapat berfungsi sebagai pribadi utuh yang memiliki
sehat dengan segala multi peran yang
bersalah kepada keluarganya. Sebagai perempuan, dimilikinya. Dengan bekerja, responden merasa
dirinya berarti bagi keluarga dan responden merasa
karena kodrat perempuan adalah bekerja di rumah berhak untuk mengembangkan diri melalui karier
menjadi ibu bagi anak-anak. Merasa yang dilakukan pekerjaannya.
salah, seorang responden mengatakan bahwa
Mengembangkan potensi-potensi menandakan
sebagai perempuan bekerja harus banyak-banyak
individu memiliki orientasi produktif yang akan
meminta ampun kepada Tuhan, karena bekerja diluar
produktif adalah individu yang bertanggunjawab pada
Pada kenyataannya itulah jalan yang dipilih orang lain, cinta, perhatian, respek dan pengetahuan
oleh para responden. Mereka memilih untuk tetap (Fromm dalam Schulzt, 1991). Bekerja merupakan
bekerja meskipun membuat mereka dalam posisi proses untuk mengembangkan potensi-potensi yang

pekerjaannya sebagai proses menuju aktualisasi diri


faktor yang mempengaruhi keputusan para responden yang dilakukan secara internal maupun eksternal.
Bekerja merupakan tanggung jawab, baik sebagai
bukti anak yang berbakti kepada orangtuanya, maupun
1) Responden merasa mampu menjalankan kedua-
nya, karier dan keluarga. pengabdian istri kepada suaminya. Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
2) Bekerja banyak manfaatnya, jadi pengorbanan perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja.
yang dilakukan masih dapat ditoleransi. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
3) Mendapat dukungan penuh dari keluarga (ter- perwujudan kesadaran akan kewajiban. Sehingga
utama izin suami), tidak menyia-nyiakan dalam penelitian ini makna
kesempatan untuk bekerja. bekerja bagi ibu bekerja adalah tanggung jawab dan
pengabdian ibu bekerja kepada keluarga. Berikut
Bagi para responden, keluarga dan pekerjaan bagan konseptualisasi dijelaskan pada gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Konseptual


Faktor-Faktor:

potensi yang dimiliki Peran Domestik = Memasak,


2. Ekonomi Mengurus anak, Melahirkan,
3. Bakti Kepada Orangtua Mengurus Rumah tangga 1. Dukungan Sosial
4. Dukungan Keluarga COPING 2. Manjemen Waktu
Peran Publik = Bekerja di luar 3. Spiritual
rumah, Berkarier
BEKERJA
Positif:
Work Family
1. Pengembangan Diri
Balanced
2. Pendapatan
Komitmen = = Life Satistaction
3. Sosialisasi
Mengutamakan
4. Kepuasan Pribadi
Kepentingan
Konsekuensi Dari Keluarga
Negatif:
Pekerjaan
2. Terbebani tugas Aktualisasi Pengabdian dan
3. Blaming self Diri Tanggungjawab

34
Anggia Kargenti Evanurul Marettih

Kesimpulan Catatan: (Endnotes)


Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian
ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan
Daftar Referensi
bahwa mereka mempunyai potensi untuk bekerja,
adanya keinginan untuk meningkatkan perekonomian Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat
keluarga, mendapat dukungan dari keluarga (izin dari Wanita Rumah Sakit (Studi Pada Rumah
suami dan anak-anak), adanya role model, dan adanya Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang)”.

untuk bekerja di luar rumah karena memiliki self

dan kesempatan bekerja yang ada di depan mata tidak


disia-siakan begitu saja. Secara pribadi, ibu bekerja

berharap, dengan bekerja mereka menjadi pribadi


yang mandiri, yang dapat membantu perekonomian Tidak diterbitkan.
keluarga dan dapat membanggakan kedua orangtua
dengan Kebahagiaan Pada Pasangan Suami
permasalahan muncul ketika benturan terjadi antara
kepentingan pribadi dan kepentingan keluarga yang

Ketika ibu dituntut untuk mengerjakan kewajiban-


nya di kantor, namun pada saat yang bersamaan ibu juga
dituntut untuk tidak melupakan kodratnya sebagai ibu
dan istri, ibu bekerja tetap berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dan memberikan pelayanan yang terbaik Fenomenologi terhadap .
bagi suami dan anak-anaknya. Kepiawaian ibu dalam
melakukan manajemen tugas dan manajemen waktu
antara peran domestik dan peran publik membantu

sehingga stres dapat dihindari dan menciptakan work Publisher.


family balanced
strategi coping yang efektif.
Sebagai pribadi, ibu bekerja berhak untuk meng-
aktualisasikan dirinya. Bekerja dianggap sebagai

bekerja berusaha untuk membuktikan potensi diri Journal


kepada keluarga bahwa ia adalah pribadi yang

itu, ibu bekerja memerlukan dukungan sosial dari


keluarga, terutama dari suami dan anak-anak. Dengan
bekerja, ibu memberikan segenap tenaga sebagai
perwujudan bakti, cinta, kasih sayang, hormat, dan
www.looksmart.com.
semua itu dilakukan dengan ikhlas sebagai bentuk
pengabdiannya kepada keluarga. Pengabdian itu
hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila ibu
bekerja untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti
mengabdi kepada keluarga.

35
Sosial Budaya, Vol. 10 No. 01 Januari – Juni 2013

Creswell, J. W. (1998).
.

Oaks.
7

Status Pekerjaan.

Journal of Applied Psychology, 82, 3, 359-375.

.
Journal of Applied Psychology
E. K. Poerwandari, (1998).

Young Children on Critical Career Outcomes of

www.looksmart.com
Moustakas, C. (1994).
Padjadjaran.
Thousand Oaks.

Toward Family and Career Roles.


. Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kualitas
com.

facilitation, and individual coping styles across


the work and family domains. Journal of

1. pp. 76-88. Subjective Well-Being.

organisasi
Perempuan serta Pengaruhnya terhadap
Kesejahteraan Subjektif. Jurnal Ilmu Keluarga

Pemberdayaan Perempuan dan Perlinduangan


Anak
Successful Families. Schultz, D. (1991).

36
Anggia Kargenti Evanurul Marettih

of Time. Work and Occupations, 28, 1, 17-39.


Power on Perceived Social Support.
.
Working Mother. com.
Michigan.

. Central

Occupation. .
Kepemimpinan Dalam

Development of control of outcome scales and

54, pp. 564-


575.

37

You might also like