Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai
Pemenuhan Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas i
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas ii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas iii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas iv
KATA PENGANTAR
Penulis
By :
ANNISA BADRIYYAH HAKIMAH
ABSTRACT
Low back pain (LBP) is defined as pain, muscle tension, or stiffness
localized below the 12th costal and above the inferior gluteal folds that is in
lumbar or lumbosacral region, with or without leg pain. Low back pain is the one
of the most common problem healths and is the common reason for medical
consultations in primary health care. Imaging modalities are performed to
evaluate LBP and identified the diagnosis. Magnetic Resonance Imaging (MRI) is
preferred than conventional because it is useful in depicting intra-extradural and
soft tissue pathologies. This research is aimed to know the lumbosacral MRI
findings in patients with low back pain at Dr. M Djamil Padang hospital in April
2016 – April 2018.
This research was descriptive retrospective design. Data retrieval was held
in Radiology Department of Dr. M. Djamil Padang hospital during April –Mei
2018 . Sample size was 479 samples of patient’s MRI lumbosacral investigation
reports. Data is processed and displayed in frequency distribution.
This research showed that LBP occured mostly in women (55,5%) and
patients between 51-60 years of age (30,5%). Hernia Nucleus Pulposus (HNP) is
the most frequent findings with 36,2%, Spondylolisthesis (13,6%) and
Spondylosis and Spondyloarthrosis (12,2%). Abnormal lumbosacral MRI findings
were mostly seen on L5 (24,8%) and L4 (24,2%). The conclusion is the most
frequent finding in patients with LBP is HNP and the abnormal findings were
mostly seen on L4 and L5.
Oleh:
ANNISA BADRIYYAH HAKIMAH
ABSTRAK
Halaman
Sampul Depan
Sampul Dalam i
Pernyataan Orisinalitas ii
Persetujuan Skripsi iii
Pengesahan oleh Tim Penguji Skripsi iv
Kata Pengantar v
Abstract vi
Abstrak vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Singkatan xii
Daftar Lampiran xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Masalah 3
1.4 Manfaat Penelitian 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Vertebra 5
2.2 Defenisi Nyeri Punggung Bawah 8
2.3 Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah 8
2.4 Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah 8
2.5 Etiologi Nyeri Punggung Bawah 9
2.5.1 Nyeri Punggung Bawah Diskogenik 9
2.5.2 Nyeri Punggung Bawah Non Diskogenik 12
2.6 Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah 13
2.7 Manifestasi Klinis Nyeri Punggung Bawah 15
2.8 Diagnosis Nyeri Punggung Bawah 16
2.8.1 Anamnesis 16
2.8.2 Pemeriksaan Fisik 16
2.8.3 Pemeriksaan Penunjang 17
2.9 MRI pada Nyeri Punggung Bawah 17
2.10 Tatalaksana Nyeri Punggung Bawah 19
2.11 Kerangka Teori 21
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 22
3.2.1 Tempat Penelitian 22
3.2.2 Waktu Penelitian 22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 22
3.3.1 Populasi 22
3.3.2 Sampel 22
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel 22
AP = Anteroposterior
CES = Cauda Equina Syndrome
CSS = Cairan Serebrospinal
CT = Computed Tomography
DDD = Degenerative Disc Diseases
FLAIR = Fluid Attenuated Inversion Recovery
HNP = Hernia Nukleus Pulposus
IMT = Indeks Massa Tubuh
MRI = Magnetic Resonance Imaging
NPB = Nyeri Punggung Bawah
OAINS = Obat Anti Inflamasi Non Steroid
PD = Proton Density
TB = Tuberkulosis
T1WI = T1 Weighted Image
T2WI = T2 Weighted Image
Struktur keseluruhan
Ukuran diskus Relatif tebal dibanding Relatif tipis dibanding Paling tebal
intervertebralis ukuran corpus vertebra ukuran corpus vertebra
Gambar 2.7 Gambaran MRI dari kolumna vertebralis normal (kiri) dan yang
mengalami herniasi (kanan).30
Onset akut retensi urin atau inkontinensia Cauda equine syndrome atau
luapan (overflow incontinence)
gangguan neurologis berat
Hilangnya tonus sfingter ani atau
inkontinensia alvi
Hilangnya sensasi sensoris pada area
bokong, perineum, dan permukaan paha
bagian dalam (saddle anesthesia)
Kelemahan motorik global atau progresif
pada tungkai bawah
Diagnosis bergantung kepada anamnesis.9 Hal-hal yang perlu ditanyakan
berkaitan dengan keluhan utama, riwayat keluarga, penyakit-penyakit
sebelumnya, penyakit sekarang dan riwayat psikososial. Cara ini dapat
mendeteksi kondisi-kondisi yang lebih berat seperti redflags.8,9
Gambar 2.8 MRI lumbal normal. (A) Potongan sagital T1WI, epidural dan lemak
subkutan hiperintens, CSS hipointens. (B) Potongan sagital T2WI, lemak
subkutan, epidural dan CSS hiperintens.41
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa MRI berguna
untuk melihat kelainan intra maupun ekstradural dan jaringan lunak. MRI juga
digunakan untuk melihat adanya metastasis ke vertebra.8 MRI dengan kontras
sangat berguna untuk deteksi dugaan infeksi dan neoplasma. Selain itu, MRI
dengan kontras juga digunakan sebagai follow up pada pasien post operasi dan
NPB berulang.10,13 MRI merupakan teknik pencitraan yang paling baik untuk NPB
kronik karena kontras jaringan dan resolusinya yang tinggi serta tanpa efek radiasi
ion.8,19
Tabel 2.4 Sensitivitas dan spesifitas MRI dalam diagnosis NPB.8,19
Sensitivitas Spesifisitas
Degenerasi diskus 60%-100% 43%-97%
Stenosis spinal 77%-90% 72%-100%
Infeksi 96% 92%
Spondilitis ankilosa 25%-85% 90%-100%
Metastasis 83%-100% 92%
Fraktur kompresi 95% 95%
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Nyeri lokal
Nyeri alih
Nyeri radikular
Pemeriksaan Penunjang
Prognosis Tatalaksana
3.5.2 Usia
Defenisi : Lama waktu yang dihitung sejak tanggal lahir sampai
dengan waktu pemeriksaan di rumah sakit yang dinyatakan
dalam tahun.
Cara Ukur : Observasi hasil pemeriksaan radiologi MRI lumbosakral.
Alat Ukur : Data hasil pemeriksaan radiologi MRI lumbosakral.
Hasil Ukur : 1-10 tahun, 11-20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun
41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, >71 tahun.2,11,12,16
Skala Ukur : Ordinal
Permohonan Izin
Penelitian
Sampel
Pengolahan data
Hasil Penelitian
>71 th 12,3%
61-70 th 29,9%
51-60 th 31,8%
41-50 th 14%
31-40 th 6,5%
21-30 th 3,2%
11-20 th 2,2%
1-10 th 0,2%
Gambar 4.2 Distribusi Gambaran MRI Lumbosakral NPB pada Usia 1-10 Tahun
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 29
Pada kelompok usia 1-10 tahun hanya terdapat 2 orang pasien dengan
gambaran MRI yang ditemukan adalah spondilitis dan HNP dengan persentase
masing-masingnya 50%.
Kel. Kongenital;
4,5%
DDD;
9,1%
Fraktur
Kompresi; 9,1%
Normal; 27,3%
Metastasis;
9,1%
Spondilitis;
Tumor;
18,2%
9,1%
HNP; 4,5%
Stenosis Spinal;
9,1%
Gambar 4.3 Distribusi Gambaran MRI Lumbosakral NPB pada Usia 11-20 Tahun
Pada kelompok usia 11-20 tahun gambaran MRI yang paling banyak
ditemukan adalah normal (tidak ada kelainan) yaitu 27,3% diikuti oleh spondilitis
18,2%. Stenosis spinal, tumor, metastasis, fraktur kompresi dan Degenerative
Disc Diseases (DDD) menempati urutan ketiga dengan persentase masing-masing
9,1%.
Trauma M.
Spinalis; 6,3% Normal; 3,1%
Hematom; 3,1%
DDD; 6,3%
Spondilitis;
Fraktur 18,8%
Kompresi; 9,4%
Stenosis Spinal;
Tumor; 6,3% 18,8%
HNP; 28,1%
Gambar 4.4 Distribusi Gambaran MRI Lumbosakral NPB pada Usia 21-30 Tahun
Trauma M.
DDD; 4,6%
Fraktur Spinalis; 1,5%
Kompresi; 4,6% Normal; 7,7%
Metastasis;
3,1%
Spondilitis;
12,3%
Spondilosis;
4,6%
Spondilolistesis;
7,7%
HNP; 47,7%
Stenosis Spinal;
6,2%
Gambar 4.5 Distribusi Gambaran MRI Lumbosakral NPB pada Usia 31-40 Tahun
Pada kelompok usia 31-40 tahun gambaran MRI yang paling banyak
ditemukan adalah HNP yaitu 47,7% diikuti oleh spondilitis 12,3%.
Spondilolistesis menempati urutan ketiga dengan persentase 7,7%.
Hematom;
0,7%
Trauma
Tumor; 1,4%
M.
Metastasis; Spinalis;
DDD;
1,4% 0,7%
HNP; 44,0% 5,7%
Lain-
Other; 14,9% lain;
2,1%
Normal; 3,5%
Stenosis
Spinal; Fraktur
Spondilitis; 2,1%
10,6% Spondilolistesis; Spondilosis; Kompresi; 5,7%
10,6% 11,3%
Gambar 4.6 Distribusi Gambaran MRI Lumbosakral NPB pada Usia 41-50 Tahun
Trauma M.
Spinalis; 0,3%
Tumor; 2,2% Lain-lain; 5,0%
HNP; 38,1% Metastasis;
0,3% DDD;
Stenosis
3,4%
Spinal; Other; 14,3%
10,9%
Normal; 2,8%
Spondilitis; 2,8% Fraktur
Spondilolistesis; Spondilosis; Kompresi; 5,6%
16,9% 11,6%
Gambar 4.7 Distribusi Gambaran MRI Lumbosakral NPB pada Usia 51-60 Tahun
Pada kelompok usia 51-60 tahun gambaran MRI yang paling banyak
ditemukan adalah HNP yaitu 38,1% diikuti oleh spondilolistesis sebesar 16,9%.
Spondilosis dan spondiloarthrosis menempati urutan ketiga dengan persentase
11,6%.
Trauma M.
Tumor; 0,3% Spinalis; 0,7%
HNP; 33,2% Metastasis;
Stenosis 1,7% Lain-lain;
DDD;
Spinal; 5,0%
5,6%
12,3% Other;
17,6%
Normal; 1,0%
Spondilitis; 2,7% Fraktur
Spondilolistesis; Spondilosis; Kompresi; 6,3%
15,6% 15,6%
Gambar 4.8 Distribusi Gambaran MRI Lumbosakral NPB pada Usia 61-70 Tahun
Tumor; 0,8%
Metastasis;
0,8% Trauma M.
Spinalis; 0,8%
Fraktur
HNP; 31,5% Kompresi;
10,5% Lain-lain; 4,0%
Spondilolistesis;
12,9% Spondilosis;
16,1%
Gambar 4.9 Distribusi Gambaran MRI Lumbosakral NPB pada Usia >71 Tahun
Pada kelompok usia diatas 71 tahun gambaran MRI yang paling banyak
ditemukan adalah HNP yaitu 31,5% diikuti oleh spondilosis dan spondiloarthrosis
sebesar 16,1%. Spondilolistesis menempati urutan ketiga dengan persentase
12,9%.
Tabel 4.6 Gambaran MRI Lumbosakral NPB berdasarkan Segmen Antar Vertebra
L1-2 L2-3 L3-4 L4-5 L5-S1 Total
Gambaran
MRI
f % f % f % f % f % f %
HNP 60 81,1 129 78,7 211 85,1 326 71,8 199 79 925 77,6
Total 74 6,2 164 13,8 248 20,8 454 38,1 252 21,1 1192 100
L1 L2 L3 L4 L5 S1 S2
60,1
57,1
47
42,6
40,8
38,9
33,3
33,3
29,8
28,7
22,6
16,7
16,7
14,9
12,8
11,6
10,6
9,1
8,7
7,7
7,2
6,6
6,4
5,1
4,4
4,3
3,9
3,8
3,5
3,5
3,3
2,7
1,5
1,4
0
L1 L2 L3 L4 L5 S1 S2
17
14,9
12,5
12,3
8,1
7,8
7,5
5,9
4,3
2,7
1,7
0,9
0,7
0,5
0,4
0,4
0,4
0,3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
BAB 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 36
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
1. Gambaran MRI lumbosakral NPB yang paling banyak ditemukan
adalah HNP yang diakibatkan oleh proses degeneratif (HNP murni,
HNP dengan spondilolistesis, HNP dengan spondilosis dan
spondiloarthrosis).
2. Gambaran MRI lumbosakral NPB yang ditemukan bervariasi dalam
berbagai rentang usia. Pada usia 1-10 tahun gambaran yang ditemukan
adalah HNP dan Spondilitis. Pada usia 11-20 tahun gambaran yang
paling banyak ditemukan adalah normal diikuti oleh spondilitis. Pada
usia diatas 21 tahun HNP menjadi gambaran MRI lumbosakral yang
paling banyak ditemukan. Pada pemeriksaan MRI lumbosakral dengan
klinis NPB ditemukan kelompok usia terbanyak adalah usia 51-60
tahun.
3. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ditemukan secara seimbang antara
laki-laki dan perempuan. Spondilolistesis lebih banyak ditemukan pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Namun spondilosis dan
spondiloarthrosis lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan
perempuan.
4. Perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki terutama pada usia 51-
60 tahun diakibatkan oleh proses degeneratif yang dipengaruhi hormon
terutama hormon estrogen. Pada usia diatas 65 tahun proses degeneratif
yang terjadi pada laki-laki dan perempuan sama.
5. Segmen vertebra yang paling sering menjadi lokasi kelainan pada
pemeriksaan MRI lumbosakral dengan klinis nyeri punggung bawah
adalah L4 dan L5.
6.2 Saran
1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang
berpotensi menyebabkan NPB serta menganalisis hubungannya dengan
kejadian NPB.
1. Ehrlich GE. Low Back Pain. Bulletin of the World Health Organization.
2003;81:671-676.
3. Goethem JV, Hauwe LVD, Parizel PM. Evidence based medicine for low
back pain. In: Spinal imaging diagnostic imaging of the spine and spinal
cord. 1st ed. Belgia : Springer; 2007. P. 112.
4. Muñoz IC, Conesa AG, Meca JS. Prevalence of low back pain in children
and adolescents: a meta-analysis. BMC Pediatrics. 2013; 13:14.
7. Suhadi I, Gambaran klinik dan radiologi kasus low back pain di rumah
sakit Immanuel Bandung periode tahun 2002-2005 (skripsi). Universitas
Kristen Maranatha; 2006.
10. Bradley WG. Low back pain. AJNR Am J Neuroradiol. 2007; 28: 990–
992.
11. Purba JS, Rumawas AM. Nyeri punggung bawah : studi epidemiologi,
patofisiologi dan penanggulangan. Berkala Neurosains. 2006; 7: 85-93.
14. Deyo RA, Jarvik JG, Chou R. Low back pain in primary care. BMJ. 2014;
349: 1-6.
15. Mutmainna SC, Ali RH, Loho E. Gambaran foto lumbal pasien dengan
gejala klinis nyeri punggung bawah di bagian/SMF radiologi RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2012 – Desember 2012. Jurnal
Biomedik (JBM). 2014; 6(1): 46-49.
16. Ahidjo A, Ayough SN, Nwobi IC, Garba I, Njiti MM, Abdullahi A.
Common radiographic findings in patients with low back pain a major
nigerian teaching hospital. Journal of Association of Radiographers of
Nigeria. 2012; 26: 35 – 41.
17. Rusjdi DA. Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan hernia
nukleus pulposus (HNP) lumbal menggunakan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) 1,5 Tesla di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung (tesis).
Universitas Padjajaran; 2014.
18. Sheehan NJ. Magnetic resonance imaging for low back pain: indications
and limitations. Ann Rheum Dis. 2010;69:7–11.
19. Roudsari B, Jarvik JG. Lumbar spine MRI for low back pain: indications
and yield. AJR. 2010; 195:550–559.
22. Tortora GJ, Derrickson B. The skeletal system: the axial skeleton. In:
Roesch B, editor. Principles of anatomy and physiology. 13th ed. USA :
John Wiley & Sons, Inc; 2012. p. 233-236.
23. Lateef H, Patel D. What is the role of imaging in acute low back pain?.
Curr Rev Musculoskelet Med 2009;2:69–73.
25. Huiges AS, Groenhof F, Winters JC, Wijhe MV, Groenier KH, Meer
KVD. Radiating low back pain in general practice: Incidence, prevalence,
diagnosis, and long-term clinical course of illness. Scandinavian Journal of
Primary Health Care, 2015; 33: 27–32.
26. Thiese MS, Hegmann KT, Wood EM, Garg A, Moore JS, Kapellusch J et
al. Prevalence of low back pain by anatomic location and intensity in an
occupational population. BMC Musculoskeletal Disorders 2014; 15:283.
29. Wong AYL, Karppinen J, Samartzis D. Low back pain in older adults: risk
factors, management options and future directions. Scoliosis and Spinal
Disorders. 2017;12:14.
30. Universitas Hasanudin. Bahan ajar hernia nukleus pulposus. Available at:
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-
Ajar-4_Hernia-Nucleus-Pulposus.pdf - Diakses pada Februari 2018.
32. Gaya LL. Pengaruh aktivitas olahraga, kebiasaan merokok, dan frekuensi
duduk statis dengan kejadian low back pain. J Agromed Unila. 2015;
2(2):186-189.
33. Septadina IS, Legiran. Nyeri pinggang dan faktor-faktor risiko yang
mempengaruhinya. J Keperawatan Unsri. 2014;1;2-4.
38. Apriantoro NH, Christianni. Analisis perbedaan citra MRI brain pada
SEKUENT1SE dan T1FLAIR. SINERGI. 2015;19(3):206-210.
40. Radiology Masterclass. MRI interpretation T1 and T2 images it’s all about
fat and water. Available at:
https://www.radiologymasterclass.co.uk/tutorials/mri/t1_and_t2_images -
Diakses pada Januari 2018.
42. Last AR, Hulbert K. Chronic low back pain: evaluation and management.
Am Fam Physician. 2009;79(12):1067-1074.
43. Koes BW, Tulder MWV, Thomas S. Diagnosis and treatment of low back
pain. BMJ. 2006;332:1430–4.
44. Pinzon R. Profil klinis pasien nyeri punggung bawah akibat hernia nukleus
pulposus. CDK-198. 2012; 39: 749-751.
56. Dang L, Liu Z. A review of current treatment for lumbar disc herniation in
children and adolescents. Eur Spine J. 2010;19:205-214.
57. Schepper EIT, Damen J, Meurs JBJ, Ginai AZ, Popham M et al. The
association between lumbar disc degeneration and low back pain the
influence of age, gender, and individual radiographic features. SPINE.
2010; 35(5): 531–536.
58. Lailani TM. Hubungan antara peningkatan indeks massa tubuh dengan
kejadian nyeri punggung bawah pada pasien rawat jalan di poliklinik saraf
RSUD Dr. Soedarso Pontianak (skripsi). Universitas Tanjungpura; 2013.
59. Ko SB, Lee SW. Prevalence of spondylolysis and its relationship with low
back pain in selected population. Clinics in Orthopedic Surgery.
2011;3:34-38.
61. Spine Health. All about the L4-L5 spinal segment. Available at :
https://www.spine-health.com/conditions/spine-anatomy/all-about-l4-l5-
spinal-segment - Diakses pada Mei 2018.
2017 2018
No. Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Tahap Persiapan Penelitian
A. Pengesahan Judul
B. Penyusunan Proposal
C. Ujian Proposal
D. Revisi Proposal
2. Tahap Pelaksanaan
A. Pengumpulan Data
B. Analisis Data
4. Ujian Skripsi
Stenosis Spinal 14 7,7% 20 11,6% 52 22,6% 84 28,7% 81 29,8% 20 42,6% 3 16,7% 274 22,6%
Tumor 7 3,8% 6 3,5% 8 3,5% 4 1,4% 4 1,5% 5 10,6% 6 33,3% 40 3,3%
Metastasis 8 4,4% 11 6,4% 9 3,9% 8 2,7% 9 3,3% 6 12,8% 6 33,3% 57 4,7%
Fraktur Kompresi 31 17% 14 8,1% 18 7,8% 22 7,5% 16 5,9% 0 0% 0 0% 101 8,3%
Hematom 1 0,5% 0 0% 1 0,4% 1 0,3% 1 0,4% 0 0% 0 0% 4 0,3%
Kel. Kongenital 0 0,0% 0 0% 1 0,4% 0 0,0% 0 0,0% 0 0% 0 0% 1 0,1%
Trauma MS 5 2,7% 3 1,7% 2 0,9% 3 1% 2 0,7% 0 0% 0 0% 15 1,2%
lain-lain 0 0% 0 0% 10 4,3% 36 12,3% 34 12,5% 7 14,9% 0 0% 87 7,2%
Total 182 15% 173 14,2% 230 18,9% 293 24,1% 272 22,4% 47 3,9% 18 1,5% 1215 100%
N Laki-laki :1-10 th (2 org), 11-20 th (18 org), 21-30 th (18 org), 31-40 th (28 org), 41-
50 th (62 org), 51-60 th (107 org), 61-70 th (125 org), >71 th (63 org).
N Perempuan :1-10 th (0 org), 11-20 th (4 org), 21-30 th (14 org), 31-40 th (37 org), 41-
50 th (79 org), 51-60 th (213 org), 61-70 th (176 org), >71 th (61 org).