Professional Documents
Culture Documents
071012059
Abstract
Abstrak
Penelitian ini berisi analisis keputusan investasi Shell sebagai
perusahaan migas multinasional sehingga memilih tahun 2005 sebagai
tahun dimulainya ekspansi bisnis dari Shell di Indonesia secara masif. Bisa
dikatakan masif karena terhitung sejak tahun 2005 Shell selalu berusaha
Meutia Sabrina
071012059
Power untuk mengeksplorasi peluang yang ada di Indonesia. Tim ini juga
mengkalkulasi rencana pengembangan bisnis menyusul perubahan UU
Migas No 22 tahun 2001. Sebagai hasilnya pada bulan November didirikan
SPBU Karawaci Tangerang yang menyediakan berbagai produk olahan
minyak serta pelayanan teknis untuk sektor industri dan transportasi yang
juga merupakan SPBU milik asing pertama yang beroperasi di Indonesia
(bphmigas.go.id, 2012). Pada tahun yang sama Shell juga mendirikan PT
Shell Solar Indonesia yang merupakan perusahaan wholly owned
subsidiary di bidang pemasaran produk untuk wilayah Indonesia.
Melayu Malaysia sejak tahun 1968 (bcsmalaysia.org, 2012). Selain itu Shell
juga membuka usaha patungan (joint venture) bersama Petronas sebagai
mitra bisnisnya (petronas.com, 2005). Sedangkan di Brunei Darussalam,
sejak tahun 1899 Shell telah mengeksplorasi minyak di daerah Bandar Seri
Begawan dan kemudian membentuk usaha patungan bersama pemerintah
bernama Brunei Shell Petroleum Company Sendirian Berhad untuk sektor
hulu dan Brunei Shell Marketing Company Sendirian Berhad untuk sektor
hilir (bsp.com, 2012).
politik karena pada dasarnya pengembangan bisnis Shell yang fokus pada
sektor minyak dan gas bumi yang notabene berkaitan dengan isu energi
utama saat ini akan banyak dipengaruhi oleh mekanisme, regulasi serta
hubungan lainnya yang bersifat politik.
Konflik antara kedua negara juga masih dapat ditemui pada masa
kepemimpinan Soeharto. Salah satu poin penting dalam hubungan
bilateral Indonesia-Belanda di masa kepemimpinan Soeharto adalah
pendirian Inter Government Group on Indonesia (IGGI). Organisasi ini
berperan mengkoordinir bantuan multilateral ke Indonesia namun
ternyata tidak bertahan lama karena pada tahun 1992 organisasi ini
dibubarkan. Pembubaran ini dipicu oleh penolakan Presiden Soeharto
untuk menerima bantuan luar negeri lagi dari IGGI selama organisasi
tersebut masih dipimpin oleh Belanda. Soeharto memang kecewa dengan
pernyataan Menteri Kerjasama Pembangunan Belanda Jan Pronk yang
mengkritik Indonesia terkait pelanggaran HAM yakni peristiwa
penembakan para demonstran di kompleks pemakaman Santa Cruz di Dili
pada November 1991 (Jakarta Greater, 2012). Atas desakan parlemen
Belanda, IGGI memutuskan untuk menunda sejumlah bantuan ke
Indonesia.
(Sintesis penulis berdasarkan Busse & Hefeker, 2005; dan Petrovic, 2009)
Kondisi politik yang tidak stabil seperti dalam kurun waktu 1998-
2004 ini juga memiliki dampak terhadap iklim bisnis yang tidak kondusif
karena setiap pemimpin tentu memiliki preferensi kebijakan yang
berbeda. Hal ini bisa dilihat dari angka pendapatan dari sektor investasi
asing yang cenderung menurun di tahun 1998 hingga tahun 2001 seperti
yang terlihat pada Grafik 3.1. Nilai pemasukan dari investasi asing tercatat
mulai menunjukkan peningkatan pada tahun 2004 yakni tahun yang
penyelenggaraan pemilu langsung sebagai momentum mulai stabilnya
pemerintahan di Indonesia. Instabilitas pada tahun 1998-2004 membuat
Shell kurang tertarik untuk berinvestasi dalam kurun waktu ini bahkan di
tahun 1998 Shell membatalkan proyek pengolahan pelumas bersama
Pertamina sebagai strategi Shell agar tidak terkena dampak lebih jauh dari
tekanan masyarakat melalui demonstrasi secara masif yang menyebabkan
instabilitas pemerintahan ditandai dengan turunnya Soeharto sebagai
presiden setelah 32 tahun berkuasa (shell.co.id, 2013).
(oecd.org, 2010)
Meutia Sabrina
071012059
Dari segi regulasi dan kerangka kerja, Indonesia pada Era Reformasi
dengan kepemimpinan SBY juga lebih terintegrasi dengan ekonomi pasar.
Masuknya investasi Shell juga tidak bisa dilepaskan dengan adanya
Meutia Sabrina
071012059
BP Migas ini belum memiliki dampak yang berarti terhadap investasi dari
Shell terutama di sektor hulu karena Perpres No. 95 tahun 2012
menyatakan bahwa kontrak dan segala bentuk kerjasama yang telah
dibuat oleh investor dengan BP Migas masih tetap sah sampai batas waktu
yang tertuang dalam nota kesepakatan (sipuu.setkab.go.id, 2012).
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Buku
Busse, Matthias & Carsten Hefeker, “Political Risk, Intitusions and Foreign
Direct Investment”, HWWA Discussion Paper 315, (2005), hal 1-28
dalam www.wiwi.uni-
siegen.de/ewp/research/documents/hefeker/315.pdf (diakses
tanggal 20 April 2012)
Desbordes, Rodolphe & Vincent Vicard. “Foreign Direct Investment and
Bilateral Investment Treaties, an International Political Perspective”,
Journal of Comparative Economics Elsevier vol 37, (2007), hal 1-23
dalam http://halshs.archives-
ouvertes.fr/docs/00/17/60/51/PDF/Bla07045.pdf (diakses tanggal
16 November 2012)
Li, Quan, Aleksandr Vashcilko, & Tatiana Vaschilko. Interstate Political
Relations and Bilateral FDI Flow. (Cambridge: Harvard University,
2010), hal 1-27 dalam
Meutia Sabrina
071012059
https://ncgg.princeton.edu/IPES/2010/papers/S1015_paper2.pdf
(diakses tanggal 16 November 2012)
OECD, OECD Investment Policy Review Indonesia: Overview of Progress
and Policy Challenges, (2010) dalam
http://www.oecd.org/daf/inv/investmentfordevelopment/46314256.
pdf hal 23-28 (diakses tanggal 29 Maret 2013)
Petrovic, Evica. “Country Risk and Effects of Foreign Direct Investment”,
Journal of Facta Universitais series Economics and Organization
Vol 6 no 1, (2009), hal 9-22 dalam
http://facta.junis.ni.ac.rs/eao/eao200901/eao200901-02.pdf
(diakses tanggal 20 April 2012)
http://industri.kontan.co.id/news/tawaran-kerjasama-avtur-untuk-
pertamina (diakses tanggal 11 Maret 2013)
Yazid, Muhammad “Shell Tidak Lolos sebagai Distributor BBM Subsidi”,
Kontan Online, 10 November 2012, dalam
http://industri.kontan.co.id/news/shell-tidak-lolos-sebagai-
distributor-bbm-subsidi (diakses 22 April 2013)