Professional Documents
Culture Documents
ID Terapi Kelompok Untuk Mengurangi Kesepia PDF
ID Terapi Kelompok Untuk Mengurangi Kesepia PDF
ABSTRACT
This study was aimed to reveal the influence of group therapy to reduce loneliness and decrease
blood pressure of old people suffering hypertension. The group therapy in this study used interactive
adaptation and themes used in every therapy session are based on the importance discovery in
logotherapy theory. The subjects in this study were 10 old people suffering hypertension. The
measurement tool in this study was loneliness scale. This research used a quasi-experiment non-
equivalent group design. This research uses K-smirnov to analyze the data and to know whether there
were any influence of group therapy to loneliness decreasing and of old people suffering hypertension.
The result of the study showed the value of p = 0,000 which means the value of p < 0,05. The value
of p showed that there was significant loneliness difference between the experiment group before
and after the group therapy. Data analysis uses K-smirnov to know whether the influence of group
therapy influence the decreasing of blood pressure of old people suffering hypertension. The result
of the study showed the diasystolic blood pressure t value = 0,000 and p = 1,000. According to the
result of the study, it can be said that there was no significant difference of decreased blood pressure
between the group experiment and control after the activation of group therapy.
Keywords: group therapy, loneliness, blood pressure, old people suffering hypertension
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok dalam mengurangi kesepian
dan menurunkan tekanan darah lansia yang menderita hipertensi. Terapi kelompok dalam penelitian
ini menggunakan adaptasi interaktif dan tema yang digunakan dalam setiap sesi terapi didasarkan
pada penemuan penting dalam teori logoterapi. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang lansia
yang menderita hipertensi. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala kesepian dengan desain
penelitian non-setara kelompok kuasi-eksperimen. Analisis data menggunakan K-smirnov untuk
mengetahui apakah ada pengaruh terapi kelompok untuk kesepian menurun dan orang lansia yang
menderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan nilai p = 0,000 yang berarti nilai p <0,05. Nilai
p menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rasa kesepian antara kelompok eksperimen
kelompok kontrol dan sesudah terapi kelompok. Hasil penelitian menunjukkan darah diasystolic
tekanan nilai t = 0,000 dan p = 1,000. Menurut hasil penelitian, tidak ada perbedaan yang signifikan
tekanan darah antara kelompok eksperimen dan kontrol setelah intervensi terapi kelompok.
Kata kunci: Terapi kelompok, kesepian, tekanan darah, orang Lansia penderita hipertensi
Lanjut usia (lansia) adalah sesuatu yang berbagai masalah kesehatan yang perlu
alami dan tidak dapat dihindari oleh setiap penanganan segera dan terintegrasi.
individu yang dikaruniai Tuhan usia yang (Akhmadi, 2009). Periode lansia pada
panjang. Lansia sendiri adalah periode sebagian besar individu dianggap sebagai
pertumbuhan saat organisme telah suatu hal yang tidak menyenangkan,
mencapai kematangan dalam ukuran dan bahkan kadang-kadang dianggap sebagai
fungsi. Selain itu, lansia menunjukkan suatu pengalaman menegangkan yang
kemunduran sejalan dengan waktu. membutuhkan penyesuaian (Hurlock,
Ada beberapa pendapat mengenai 2000). Perubahan-perubahan fisiologis
batasan lansia, yaitu mulai dari 60 tahun, dan perubahan kemampuan motorik yang
65 tahun, dan 70 tahun. Badan kesehatan terjadi, tidak jarang membuat para lansia
dunia (WHO) menetapkan usia 65 memunculkan perasaan tidak berguna
tahun sebagai usia yang menunjukkan kemudian mengalami demotivasi dan
proses penuaan yang berlangsung secara menarik diri dari lingkungan sehingga
nyata dan seseorang telah disebut lansia kebutuhan untuk diperhatikan menjadi
(Akhmadi, 2009). berlebih, dan hal tersebut kemudian
Pada periode akhir masa perkem- memunculkan kesepian pada lansia
bangan ini, setiap individu berharap (Adrian, 2009).
dapat menjalaninya dengan baik Pada umumnya masalah kesepian
tanpa ada permasalahan yang berarti. adalah masalah psikologis yang paling
Kenyataannya lansia banyak menghadapi banyak dialami lansia. Beberapa penye-
bab kesepian adalah (1) longgarnya semakin tinggi pula risiko mengalami
kegiatan dalam mengasuh anak-anak kesepian. Individu yang belum pernah
karena anak-anak sudah dewasa dan menikah, bercerai, dan janda atau duda
bersekolah tinggi sehingga tidak karena kematian pasangan menunjukkan
memerlukan penanganan yang terlampau lebih kesepian dibandingkan individu
rumit, (2) berkurangnya teman/relasi yang memiliki pasangan hidup. Individu
akibat kurangnya aktivitas di luar rumah, yang memiliki kualitas atau kuantitas yang
(3) berkurangnya aktivitas sehingga kurang baik dalam berinteraksi dengan
waktu luang bertambah banyak, (4) sahabat dan keluarga lebih kesepian
meninggalnya pasangan hidup, (5) anak- dibandingkan yang memiliki hubungan
anak yang meninggalkan rumah karena yang lebih baik dengan sahabat dan
menempuh pendidikan yang lebih tinggi keluarga.
atau untuk bekerja, dan (6) anak-anak Frobes (Drennan, dkk, 2008)
telah dewasa dan membentuk keluarga mengungkapkan bahwa kesepian ternyata
sendiri. Beberapa masalah tersebut akan bukan hanya berhubungan dengan kondisi
menimbulkan rasa kesepian lebih cepat psikologis ataupun emosional, tetapi
bagi orang lansia (Ikhsan, 2010). juga secara tidak langsung akan dapat
Hasil penelitian yang dilakukan mempengaruhi kesehatan secara fisik.
Miedema dan Tatemichi (2003) menunjuk- Penelitian yang dilakukan Yang dan Victor
kan bahwa jenis kelamin menentukan (2008) menunjukkan bahwa individu
tingkat kesepian. Hasil penelitian tersebut yang mengalami kesepian sebagian
menyebutkan bahwa ada kecenderungan besar mengalami permasalahan dengan
laki-laki lebih mudah mengalami kesehatan dan bahkan memiliki penyakit
kesepian dibandingkan dengan wanita. tertentu. Seorang pasien mengungkapkan
Status perkawinan secara signifikan juga bahwa ketika ia sering memikirkan dan
berhubungan dengan kesepian. Individu memiliki keinginan yang sangat besar
yang dalam status menjanda/menduda untuk bertemu anak cucu biasanya
(widowed) memiliki kecenderungan lebih muncul keluhan secara fisik, seperti sakit
mudah mengalami kesepian dibandingkan kepala serta badan terasa pegal-pegal.
dengan individu yang masih dalam status Setelah klien melakukan pemeriksaan
perkawinan. Penelitian serupa yang didapatkan tekanan darah klien menjadi
dilakukan di Irlandia oleh Drennan, meningkat (wawancara/27/01/2010).
dkk (2008) menunjukkan bahwa usia, Penelitian yang dilakukan Cacioppo
perubahan status perkawinan, kesehatan, (2006) pada sampel populasi pria dan
serta kontak dengan sahabat dan keluarga wanita usia 50-68 tahun sebanyak 229
berpengaruh secara signifikan terhadap orang menunjukkan bahwa kesepian
kesepian. Semakin tinggi usia seseorang diidentifikasi menjadi salah satu penyebab
60 loneliness
2. Subjek II (NS) 40
20
mulai lemah dengan pendengarannya. SD dengan nilai 57 dan tekanan darah 142/80
terlihat antusias dalam bercerita tentang mmHg. Berdasarkan hasil observasi
masa lalunya dan sekali-kali melenceng selama proses terapi kelompok SJ dapat
dari tema yang dibicarakan. dikatakan merupakan salah satu yang
SD mengaku sangat senang berada paling aktif dibanding anggota kelompok
dalam terapi kelompok ini. Selain lainnya, selalu berinisiatif untuk memulai
mendapat teman-teman baru ia juga dapat pembicaraan dan mampu memberikan
bercerita dan didengar oleh orang lain. umpan balik (feedback) serta komentar
SD menyampaikan banyak pelajaran yang kepada anggota kelompok lainnya.
bisa ia dapatkan dalam pertemuan ini. SJ mengaku bahwa ia sangat
Setelah proses terapi kelompok, nilai senang dapat mengikuti terapi kelompok
kesepian pada SD berkurang menjadi ini. Selain dapat menambah teman SJ
52 (dalam kategorisasi rendah) namun juga bisa saling bercerita dan bertukar
hampir tidak mengalami perubahan informasi baik tentang kesehatan maupun
pada tekanan darah, yaitu menjadi pengalaman kehidupan.
142/88mmHg. Pada saat tindak lanjut, Setelah proses terapi kelompok,
nilai kesepian sedikit naik menjadi 53 nilai pascates kesepian pada SJ berkurang
walaupun masih dalam kategorisasi menjadi 44 (dalam kategorisasi rendah),
rendah. Walau demikian tekanan darah namun hampir tidak mengalami peru-
SR tidak mengalami perubahan yang bahan pada tekanan darah yaitu menjadi
berarti yaitu 140/80mmHg. Berikut 140/80mmHg. Pada saat tindak lanjut
perubahan yang terjadi pada SD selama nilai kesepian sedikit turun menjadi
proses penelitian: 41 walaupun masih dalam kategorisasi
160
rendah. Walau demikian, tekanan darah
140 SJ tidak mengalami perubahan yang
120
100 berarti yaitu 140/80mmHg. Berikut
tekanan darah
80
60 loneliness
perubahan yang terjadi pada SJ selama
40 proses penelitian:
20
0
160
pretest posttest follow up
140
120
Gambar 3. Skor kesepian dan tekanan darah saat 100
(Subjek SD) 80 tekanan darah
60 loneliness
40
4. Subjek IV (SJ) 20
0
SJ berusia 67 tahun. Berdasarkan pretest posttest follow up
40
observasi selama proses terapi kelompok 20
dapat dipisahkan, yaitu belajar bagaimana 100 mmol dapat meningkatkan tekanan
berhubungan dengan orang lain dan darah.
bagaimana memahami diri sendiri. Penelitian ini bila ditinjau secara
Terapi kelompok ini terbukti individual menunjukkan 4 dari 5 subjek
mampu mengurangi kesepian pada kelompok eksperimen mengalami peru-
lansia penderita hipertensi. Penelitian ini bahan, yaitu saat kesepian berkurang
sejalan dengan penelitian sebelumnya, tekanan darah pada subjek ikut menurun.
yaitu penelitian Capuzzi dan Cross Hal ini juga dijelaskan oleh penelitian
(Myers, 1991) yang menunjukkan adanya sebelumnya bahwa kesepian dapat
penurunan kesepian pada lansia setelah memengaruhi aktivitas kardiovaskular
mengikuti terapi kelompok. Penelitian sehingga bisa memengaruhi tekanan
sebelumnya juga menunjukkan bahwa darah (Bhatia, dkk, 2007). Penelitian
untuk penanganan kesepian jauh lebih yang dilakukan oleh Tomaka, Thompson,
efektif ditangani dengan kelompok dan Palacios (2006) menunjukkan
dibandingkan dengan individual (Windle, kesepian secara positif menjadi salah satu
Francis & Coomber, 2011). penyebab gangguan kardiovaskular dan
Hasil analisis data dalam penelitian meningkatnya tekanan darah.
ini juga menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan terhadap PENUTUP
perubahan tekanan darah sistolik maupun Hasil penelitian menunjukkan
tekanan diastolik pada subjek penelitian. bahwa terapi kelompok dapat mengurangi
Hal ini dapat disebabkan faktor-faktor kesepian pada lansia. Hasil analisis
eksternal yang dapat memengaruhi statistik penelitan ini juga menunjukkan
tekanan darah namun tidak dapat bahwa kesepian tidak memengaruhi
dikontrol. Pola makan (dietary) dapat penurunan tekanan darah pada lansia
menjadi salah satu penyebabnya. Hal ini penderita hipertensi secara signifikan.
diperkuat dengan ungkapan dari salah
seorang subjek penelitian “ini pasti naik, DAFTAR PUSTAKA
soalnya beberapa hari ini makan daging
Adrian, D. (2009). Psikologi Perkemba-
kambing terus”. Berdasarkan penelitian
ngan: Lansia. http://www.psikomedia.
Johnson, dkk. (1995) pada 100 gram com/art/ pdf.php?id=2/09/03/2009.
daging kambing terdapat 102, 5 mmol
sampai dengan 115,4 mmol kadar zat Akhmadi. (2009). Permasalahan Lanjut
sodium dan penelitian yang dilakukan Usia. http://rajawana.com/index.php?
oleh Adrogue dan Madias (2007) bahwa view=article&catid=32:health&i
konsumsi sodium antara 50 mmol sampai d=326:permasalahan-lanjut-usia-
lansia& format=pdf /05/06/20.
Androgue, H. J & Madias, N. E. (2007). Drennan, J., Treacy, M., Butler, M., Byrne,
Sodium and Potassium in the A., Fealy, G., Frazer, K., & Irving, K.
Pathogenesis of Hypertension. The (2008). The Experience of Social and
New England Journal of Medicine, Emotional Loneliness Among Older
356, 1966-1978. People in Ireland. Ageing & Society,
28, 1113-1132.
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi:
Psikologi Untuk Menemukan Makna Hawkley, L.C. & Capioppo, J.T. (2010).
Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Loneliness Matters: A Theoretical and
Jakarta: Rajagrafindo Persada. Empirical Review of Consequences
and Mechanisms. The Society of
Bhatia, S. P. S., Swami, H. M., Thakur,
Behavioral Medicine, 40, 218-227.
J. S., & Bhatia, V. (2007). A Study
of Health Problems and Loneliness Hawkley, L.C, Hughes, M.E, Waite,
Among the Elderly in Chandigarh. L.J, Masi, C.M, Thisted, R.A, &
Indian Journal of Community Cacioppo, J. T. (2008). From Social
Medicine, 32, 255-258. Structural Factors to Perceptions of
Relationship Quality and Loneliness:
Brabenden. V. A, Fallon. A. E, & Smolar.
The Chicago Health, Aging, and
A.I. (2004). Essensials of Group
Social Relations Study. Journal of
Therapy. New Jersey: Wiley & Sons,
Gerontology: Social Sciences, 63(6),
Inc.
375-384.
Capioppo, J. T., Hawkley, L.C., &
Holt-Lunstad, J., Uchino, B. N., Smith,
Crawford, L. E. (2002). Loneliness
T. W., Olson-Cerny, C. B., &
and Health: Potential Mechanisms.
Nealey-Moore, J. B. (2003). Social
Psychosomatic Medicine, 64, 407-417.
relationships and ambulatory blood
Cacioppo, J.T. (2006). Loneliness Is a pressure: Structural and qualitative
Unique Predictor of Age-Related predictors of cardiovascular function
Differences in Systolic Blood during everyday social interactions.
Pressure. Psychology and Aging, Health Psychology, 22, 388-397.
21(1), 152-164.
Honeycutt, J.M., Zagacki, K.S., dan
Cornwell, E. Y. & Waite, L. J. (2009). Edwards, R. (1990). Imagined
Social Disconnectedness, Perceived Interaction and Interpersonal
Isolation, and Health Among Older Communication. Communication
Adults. Journal of Health and Social Reports, 3(1), 2-8.
Behavior, 50, 31-48.