You are on page 1of 6

PENELITIAN

PEMENUHAN HAK-HAK PASIEN DI SEBUAH RUMAH


SAKIT DI JAKARTA

Diwa Agus Sudrajat*, Dewi Irawaty**, Mustikasari***

Abstrak
Penelitian deskriptif korelasi dengan desain cross sectional ini bertujuan mendapatkan gambaran hubungan karakteristik dan
pengetahuan perawat pelaksana tentang aspek hukum praktik keperawatan dengan pemenuhan hak-hak pasien. Populasinya
seluruh perawat pelaksana sebuah RS di Jakarta dengan jumlah sampel 106. Analisis hubungan variabel menggunakan uji koefisien
korelasi Pearson dan t test. Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan hak-hak pasien sudah baik; perawat pelaksana mayoritas
berusia produktif, berpendidikan D-III, jenis kelamin perempuan, dan rerata lama kerja 7,35 tahun; pengetahuan aspek hukum
praktik keperawatan masih rendah. Penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan karakteristik dan pengetahuan perawat
pelaksana tentang aspek hukum praktik keperawatan dengan pemenuhan hak-hak pasien. Pelatihan tentang hak-hak pasien dan
evaluasi sistem penilaian kerja perlu dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan hak-hak pasien oleh perawat pelaksana.
Kata kunci: hak-hak pasien, aspek hukum praktik keperawatan
Abstract
This research was a descriptive research using a cross sectional design to describe the relationship between nurse’s characteristics
and knowledge concerning legal aspect of nursing practice and the gratification of patient’s rights. 106 respondents were taken
from the total nurse population in a hospital in Jakarta. Analysis of variables relationship was conducted using the coefficient
test of Pearson correlation and t-test. The result indicated that the accomplishment of patient’s rights was good; majority of nurse
providers were at productive age; had nursing diploma background, woman, and the mean of the job period was 7,35 years; the
knowledge of nurse providers about the legal aspects of nursing practice were still low. This research concluded that there was
no relationship between the nurse’s characteristics and the knowledge of the nurse concerning legal aspects of nursing practice
and the accomplishment of patient’s rights. Training about patient’s rights, and improvement of the performance evaluation
system can be conducted to improve accomplishment of patient’s rights of nurse providers.
Key words: patient’s rights, legal aspect of nursing practice

pelayanan keperawatan akan berdampak hukum


LATAR BELAKANG tertentu, sebagaimana tercantum pada Pasal 55 UU
No. 23/1992, setiap orang berhak atas ganti rugi
Doktrin pelayanan kesehatan mengharuskan
akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
tenaga kesehatan memahami dan menerima
oleh tenaga kesehatan.
lima hak asasi manusia secara umum yaitu
hak memilih atau menolak tindakan/pelayanan Notoatmodjo (2007) menyatakan perilaku
kesehatan, hak mendapatkan pelayanan kesehatan, seseorang dipengaruhi dan ditentukan oleh
hak mendapatkan informasi, hak mendapatkan pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan karakteristik
perlindungan privasi, serta hak mendapatkan individu. Dengan demikian, faktor pengetahuan
pendapat kedua tentang kondisi kesehatannya akan sangat mempengaruhi perawat dalam
(Purnomo, 1996). Hak asasi pasien tersebut pemenuhan hak-hak pasien. Perawat tampaknya
harus menjadi dasar utama kerangka pelayanan belum begitu terpapar dengan pemahaman tentang
keperawatan. Tidak terpenuhinya hak pasien dalam aspek-aspek hukum terkait praktik keperawatan.
Kondisi tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian Hak pasien adalah kewenangan seseorang
Hariyati (1999) di sebuah Rumah Sakit di Depok pasien untuk memenuhi tuntutannya sesuai dengan
yang menunjukkan bahwa 64,29 % perawat prinsip-prinsip moral atau etika. Metode COPE
memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang aspek (Client Oriented Provider Efficiency) adalah
hukum praktik perawat. suatu proses yang membantu tenaga kesehatan
meningkatkan kualitas dan efisiensi jasa yang
Aspek hukum praktik keperawatan adalah
diberikan dan membuat pelayanan lebih responsif
perangkat hukum yang secara khusus menentukan
dalam memenuhi kebutuhan pasien secara
hal-hal yang seharusnya dilakukan atau larangan
berkelanjutan (EngenderHealth, 2008).
melakukan perbuatan sesuatu bagi profesi perawat
dalam menjalankan profesinya. Aspek hukum yang Proses COPE didasarkan pada asumsi utama
terkait langsung dengan praktik keperawatan adalah yaitu menerima jasa perawatan kesehatan bukan
UU No. 23/1992 tentang kesehatan; PP No. 32/1996 pasien pasif yang akan ditemui oleh ahli. Pasien
tentang tenaga kesehatan; Kep.Men.Pan/II/2001 adalah konsumen/klien penerima layanan perawatan
tentang jabatan fungsional perawat dan angka kesehatan yang diberi hak untuk membuat
kreditnya; Kep.Men.Kes 1239/XI/2001 tentang keputusan tentang perawatan kesehatannya sendiri,
registrasi dan praktik perawat; Kep.Dir.Yan.Med. memiliki hak mendapat perawatan kesehatan
No. Y.M.00.03.2.6.956 tentang hak dan kewajiban berkualitas tinggi, lebih banyak haknya dihargai
perawat. Sampai saat ini profesi keperawatan di dan hasilnya dipenuhi, sehingga kualitas pelayanan
Indonesia belum memiliki Undang-Undang Praktik yang lebih tinggi akan terjadi (EngenderHealth,
Keperawatan. Berbagai peraturan tersebut secara 2008). Kerangka kerja COPE menetapkan tujuh
langsung akan menimbulkan konsekuensi hukum hak pasien sebagai penuntun bagi manajemendan
dalam praktik keperawatan. staf penyelenggara pelayanan kesehatan dalam
upaya perbaikan kualitas pelayanan, yaitu hak
Pasal 53 ayat (2) UU No. 23/1992 jo. Pasal 21
mendapatkan informasi, akses layanan kesehatan,
ayat (1) PP No. 32/1996 tenaga kesehatan dalam
informed consent, pelayanan aman, kenyamanan
melaksanakan tugasnya diwajibkan memenuhi
dan dihargai, hak privasi dan kerahasiaan, dan
standar profesi dan menghormati hak pasien.
perawatan yang berkelanjutan.
Profesi perawat dikatakan akuntabel secara hukum
bila benar-benar kompeten dan melaksanakan Penelitian ini dilakukan di sebuah RS di
profesinya sesuai dengan etika dan standar Jakarta dengan dilatarbelakangi oleh masih belum
profesinya. Pelaksanaan tugas tenaga kesehatan maksimalnya pemenuhan hak-hak pasien di RS
sesuai dengan standar profesi sekaligus memberikan tersebut yang ditunjukkan dengan angka keluhan
perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan pelanggan 3 pasien/bulan (Tim RS X, 2007).
maupun pasien, sebagaimana ketentuan pada pasal Jumlah pasien ke UGD menurun dari rerata 120
53 ayat (1) UU 23/1992 jo. Pasal 24 ayat (1) PP pasien perhari sebelum bulan September 2007
No. 32/1996. menjadi hanya sekitar 40-50 pasien perhari, sampai
memasuki tahun 2008 (Sudrajat, 2007). Data
Perlindungan hukum bagi pasien diatur dalam
lain menunjukkan belum optimalnya hak second
Pasal 55 ayat (1) UU No. 23/1992. Perlindungan
opinion, hak untuk memilih perawat, dan hak
hukum bagi tenaga kesehatan diatur dalam Pasal
mendapatkan informed consent (hasil wawancara
23 ayat (1) PP No. 32/1996 yang menentukan
dengan perawat UGD). Berdasarkan kondisi
pemberian perlindungan hukum bagi tenaga
tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini
kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai
adalah apakah ada hubungan antara karakteristik
standar profesinya. Tenaga kesehatan yang sudah
dan pengetahuan perawat pelaksana tentang aspek
menjalankan tugasnya sesuai standar profesinya
hukum praktik keperawatan dengan pemenuhan
tidak dapat digugat oleh pasien atas kegagalan
hak-hak pasien.
upaya pelayanan kesehatan yang dilakukannya.
METODE PENELITIAN
72 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 2, Juli 2008; hal 70-75

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif uji validitas dan reliabilitas.


korelasi dengan rancangan cross sectional. Variabel
Analisis univariat digunakan untuk
independen mencakup karakteristik perawat
mendeskripsikan masing-masing variabel. Variabel
pelaksana (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan
numerik dilakukan analisis nilai mean, median,
lama kerja) dan pengetahuan tentang aspek hukum
standar deviasi, nilai minimum dan maksimum
praktik keperawatan. Sedangkan variabel dependen
dengan CI 95% atau α = 0,05. Variabel yang bersifat
dalam penelitian ini yaitu pemenuhan hak-hak
data katagorik disajikan dalam bentuk distribusi
pasien.
frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi.
Penelitian dilakukan bulan April sampai Juni Analisis bivariat dengan uji T dan koefisien koerlasi
2008. Penelitian ini dilakukan di seluruh ruangan Pearson digunakan untuk mendapatkan nilai
rawat inap sebuah RS di Jakarta. Populasi penelitian kemaknaan hubungan (korelasi) antara variabel
adalah seluruh perawat pelaksana sejumlah 302 independen dengan variabel dependen.
orang dengan tingkat pendidikan yang bervariasi,
sedangkan sampel diambil dengan metode simple
random sampling. Kriteria inklusi meliputi perawat HASIL PENELITIAN
pelaksana dengan status pegawai tetap pada ruang
Hasil analisis univariat diperoleh hasil bahwa
rawat inap, pendidikan minimal D-III, tidak sedang
rerata umur perawat pelaksana adalah 29,73 tahun.
cuti hamil atau melahirkan, tidak sedang cuti
Rerata lama kerja perawat pelaksana adalah 7,35
belajar yang meninggalkan dinas di rumah sakit.
tahun. Nilai rerata variabel pengetahuan perawat
Jumlah sampel yang diambil adalah 115 orang
pelaksana tentang aspek hukum praktik keperawatan
dengan tingkat keikutsertaan yang cukup tinggi
adalah 27,47. Ini menunjukkan sebagian besar
terbukti dengan jumlah kuesioner yang kembali
perawat pelaksana memiliki pengetahuan yang
dan dinyatakan lengkap mencapai 106 orang.
kurang tentang aspek hukum praktik keperawatan
Etika penelitian diawali dengan penjelasan karena nilai median pada pengetahuan aspek hukum
manfaat dan risiko yang mungkin muncul dalam praktik keperawatan berada di bawah nilai rerata.
penelitian yang merupakan prinsip beneficence. Karakteristik responden menurut jenis kelamin dan
Peneliti juga menjelaskan dan meyakinkan bahwa pendidikan digambarkan dalam tabel 1.
tidak ada risiko khusus terhadap responden terkait
Tabel 1. Distribusi responden menurut jenis
dengan status, jabatan, dan segala aspek yang
kelamin dan pendidikan
menyangkut pekerjaannya. Selanjutnya peneliti
(n = 106)
meyakinkan responden dengan menunjukkan aspek-
aspek self determination. Peneliti menyampaikan
kepada responden bahwa dalam penelitian ini
responden tidak perlu menuliskan nama pada lembar
kuisioner. Peneliti juga menjelaskan tentang adanya
hak privasi bagi responden. Setelah responden
bersedia maka responden menandatangani informed
consent menjadi responden.
Pengumpulan data menggunakan tiga jenis
kuesioner yaitu kuisioner data karakteristik
Variabel pemenuhan hak-hak pasien yang
perawat, pengetahuan perawat tentang aspek
dilakukan oleh perawat pelaksana diperoleh
hukum praktik keperawatan, dan pemenuhan
nilai 161,56. Ini berarti sebagian besar perawat
hak-hak pasien yang dipersepsikan oleh perawat
pelaksana di ruang rawat inap sudah memenuhi
pelaksana. Kuisioner tersebut telah melalui tahap
hak-hak pasien dengan baik karena nilai median
pada pemenuhan hak-hak pasien berada di atas Mayoritas responden pada penelitian ini berada
nilai rerata. pada usia produktif. Kondisi ini positif untuk
pengembangan kinerja. Hasil analisis menunjukan
Hasil analisis hubungan antara umur dan
bahwa umur tidak berhubungan dengan pemenuhan
pemenuhan hak-hak pasien dengan uji koefisien
hak-hak pasien. Umur pada rentang usia produktif
korelasi Pearson diperoleh nilai r = 0,134. Ini
perawat pelaksana tidak mempengaruhi perawat
menunjukkan hubungan yang lemah antara umur
pelaksana dalam memenuhi hak pasien, artinya
dengan pemenuhan hak pasien dengan p value =
semua rentang usia perawat pelaksana sudah
0,169. Hasil analisis hubungan antara lama kerja
mampu melakukan pemenuhan hak pasien dengan
dengan pemenuhan hak-hak pasien dengan uji
baik. Aspek lain adalah bahwa tuntutan pekerjaan
koefisien korelasi Pearson diperoleh nilai r = 0,135.
perawat dalam memenuhi hak-hak pasien didasari
Tidak ada hubungan signifikan antara lama kerja
oleh profesionalisme.
dengan pemenuhan hak pasien dengan p value =
0,168. Perawat dengan jenis kelamin perempuan
lebih baik dalam pemenuhan hak-hak pasien.
Hasil uji T untuk menganalisis hubungan
Ini dapat disebabkan oleh komitmen, disiplin,
jenis kelamin dengan pemenuhan hak-hak pasien
dan sikap perawat perempuan dalam penelitian
menunjukkan bahwa rerata perawat berjenis kelamin
ini, tetapi hal ini perlu pembuktian lebih lanjut.
perempuan dapat memenuhi hak pasiennya lebih
Hasil analisis yang menunjukkan tidak adanya
baik dibandingkan laki-laki dengan nilai 162,16
hubungan jenis kelamin dengan pemenuhan
dengan p value = 0,441. Akan tetapi, hasil ini pun
hak-hak pasien didasarkan pada alasan bahwa
tidak menunjukkan adanya hubungan signifikan
perkembangan profesi keperawatan dari pelayanan
antara faktor jenis kelamin dengan pemenuhan
konvensional kepada pelayanan profesional
hak-hak pasien.
menekankan pada keilmuan keperawatan. Ini
Perawat pelaksana berlatar belakang pendidikan sesuai dengan Gibson (1996) yang berpendapat
S-1 secara rerata dapat memenuhi hak-hak bahwa kemampuan melakukan suatu pekerjaan
pasiennya lebih baik dibanding perawat pelaksana lebih banyak dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,
yang berlatar belakang D-III dengan nilai 173,50. pengalaman, potensi, dan tanggung jawab yang
Namun, sebagaimana faktor jenis kelamin, hasil diberikan dibandingkan dengan pengaruh jenis
uji T juga tidak menunjukkan hubungan signifikan kelamin.
tingkat pendidikan perawat pelaksana dengan
Hasil analisis yang menunjukkan tidak ada
pemenuhan hak-hak pasien (p value = 0,302).
hubungan bermakna antara lama kerja dengan
Faktor tingkat pengetahuan perawat juga pemenuhan hak-hak pasien tidak sejalan dengan
teridentifikasi tidak mempengaruhi pemenuhan konsep yang disampaikan oleh Robbin (2006).
hak pasien. Hasil uji koefisien korelasi Pearson Robbin menyatakan bahwa semakin lama
menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara seseorang bekerja akan semakin produktif dan hasil
pengetahuan perawat pelaksana tentang aspek pekerjaannya berkualitas. Perawat pelaksana yang
hukum praktik keperawatan dengan pemenuhan memiliki masa kerja yang lama maupun yang baru
hak-hak pasien dengan nilai r = - 0,131 dan p memiliki uraian tugas dan tanggung jawab yang
value = 0,182. sama sebagai perawat pelaksana dalam melayani
pemenuhan hak pasien dan mengedepankan
PEMBAHASAN penampilan kerja bagi tenaga perawat, sehingga
a. Karakteristik perawat (umur, jenis baik tenaga yang lama maupun yang baru dituntut
kelamin, pendidikan, dan lama kerja) dan menghasilkan kualitas pekerjaan yang tinggi.
hubungannya dengan pemenuhan hak-hak
Penelitian ini tidak menemukan hubungan
pasien
bermakna antara tingkat pendidikan dan pemenuhan
74 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 2, Juli 2008; hal 70-75

hak-hak pasien, tetapi pada kenyataannya pelatihan atau pendidikan khusus tentang materi
pemenuhan hak pasien sudah baik. Hal ini aspek hukum terkait praktik keperawatan. Selain
mengandung arti bahwa pendidikan bukan faktor itu, belum adanya peraturan setingkat undang-
utama bagi perawat pelaksana untuk melakukan undang yang mengatur praktik keperawatan juga
pemenuhan hak-hak pasien tetapi lebih dipengaruhi membuat perawat jarang atau tidak pernah terpapar
oleh tingkat pemahaman perawat pelaksana oleh peraturan-peraturan tersebut.
terhadap hak pasien yang sudah baik.
Pihak manajemen RS juga belum secara
b. Pemenuhan hak-hak pasien optimal menerapkan aturan yang terkait praktik
keperawatan dan UU Praktik Kedokteran yang
Pemenuhan hak-hak pasien yang sudah
sudah diberlakukan karena pada pelaksanaannya
dinyatakan baik dapat dipengaruhi oleh beberapa
masih banyak tugas-tugas dokter yang dikerjakan
faktor antara lain bahwa perawat sudah memahami
oleh perawat. Kondisi ini tampaknya menjadi salah
dan mengerti tentang pemenuhan hak-hak pasien,
satu penyebab rendahnya sikap atau kepedulian
motivasi bekerja yang cukup baik disertai dengan
perawat pelaksana terhadap aspek hukum praktik
motivasi religius (Norjanah, 2006). Faktor
keperawatan.
lainnya yaitu sudah diterapkannya standar asuhan
keperawatan sebagai pedoman kerja, dan penilaian Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
kinerja yang sudah dilakukan walaupun belum pengetahuan perawat pelaksana tentang aspek
berkelanjutan. Penerapan sistem penghargaan hukum praktik keperawatan bukan merupakan
yang sudah dilakukan walaupun belum dirasakan faktor utama yang mempengaruhi perawat dalam
secara optimal oleh perawat pelaksana juga dapat memenuhi hak-hak pasien. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi pemenuhan hak-hak pasien. mempengaruhi diantaranya aspek legal praktik
keperawatan belum dipahami dan dilaksanakan
Hal selanjutnya yaitu belum terpenuhinya hak-
dengan baik. Perawat dalam praktiknya tidak
hak pasien secara maksimal dapat dikarenakan
memiliki kemandirian/otonomi dan kewenangan
paradigma perawat dalam melayani pasien yang
yang jelas. Perawat masih banyak mengerjakan
masih belum berorientasi pada kebutuhan konsumen.
tindakan-tindakan non keperawatan. Faktor lain
Perawat masih lebih banyak melaksanakan
yang menjadi motivasi yang baik dalam melayani
pelayanan keperawatan prosedural, sehingga hanya
pasien khususnya dalam memenuhi hak-hak pasien
tugas dan fungsi pokok sajalah yang menjadi tolok
yaitu faktor religius/kepercayaan agama.
ukur dalam melayani pasien bukan berdasarkan
kebutuhan pasien sebagai konsumen.
c. Pengetahuan perawat pelaksana tentang KESIMPULAN
aspek hukum praktik keperawatan dan
Perawat dalam penelitian ini sudah memberikan
hubungannya dengan pemenuhan hak-hak
pemenuhan hak-hak pasien dengan baik tetapi
pasien
pengetahuan perawat tentang aspek hukum praktik
Hasil analisis variabel pengetahuan perawat keperawatan masih rendah. Penelitian ini juga
pelaksana tentang aspek hukum praktik keperawatan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
menunjukkan rerata nilai termasuk ke dalam karakteristik umur, jenis kelamin, pendidikan, dan
kategori kurang. Kondisi ini hampir sama dengan lama kerja perawat pelaksana dengan pemenuhan
hasil penelitian Hariyati (1999) yang menunjukkan hak-hak pasien. Kesimpulan lainnya yaitu tidak
persentase pengetahuan aspek hukum perawat yang adanya hubungan pengetahuan perawat pelaksanan
rendah yaitu sebesar 64,29%. tentang aspek hukum praktik keperawatan dengan
pemenuhan hak-hak pasien.
Pengetahuan perawat yang kurang dapat
dikarenakan antara lain belum pernah mendapatkan Rekomendasi untuk meningkatkan pemenuhan
hak-hak pasien oleh perawat pelaksana antara lain tidak dipublikasikan). Universitas Indonesia,
ditujukan kepada manajemen RS dan para perawat Depok.
pelaksana. Pihak manajemen disarankan untuk
Hastono, T. (2006). Basic data analisis for
mengadakan pelatihan atau seminar mengenai hak
health research. Jakarta: Fakultas Kesehatan
dan kewajiban pasien; mengoptimalkan pembinaan
Masyarakat UI.
dan supervisi; menerapkan aturan hukum yang
mengatur praktik keperawatan; sosialisasi mengenai Norjanah. (2006). Hubungan motivasi dan
aspek hukum praktik keperawatan; dan mendorong keyakinan beragama terhadap kepuasan kerja
diskusi ilmiah tentang kasus-kasus etik dan hukum perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Jakarta
praktik keperawatan. Perawat pelaksana disarankan Pondok Kopi. (Tesis tidak dipublikasikan).
untuk proaktif memahami dan melaksanakan Universitas Indonesia, Depok.
aturan hukum yang berlaku di bidang keperawatan
Poernomo, B. (1996). Hukum kesehatan. (Tesis
(TN, TG).
tidak dipublikasikan). Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
* Staf Akademik Kepemimpinan dan Manajemen Robbins, S.P. (2006). Perilaku organisasi. Edisi
Keperawatan Akademi Keperawatan PPNI kesepuluh/edisi lengkap. Jakarta: PT Indeks
Bandung Kelompok Gramedia.
** Staf Akademik Keperawatan Dasar dan Dasar Sudrajat, D.A. (2007). Laporan residensi
Keperawatan FIK UI kepemimpinan dan manajemen keperawatan
di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Islam
*** Staf Akademik Keperawatan Jiwa FIK
Jakarta Pondok Kopi. Universitas Indonesia,
UI
Depok.
Tim RS Islam Jakarta Pondok Kopi. (2007). Materi
KEPUSTAKAAN RAPB. Tidak dipublikasikan.
EngenderHealth. (2008). Client-oriented, provider- Tim Undang-Undang Kesehatan. (2006).
efficient. http://www.engenderhealth.org/pubs/ Undang-undang kesehatan. Cetakan pertama.
quality/cope.php diperoleh 16 Maret 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gibson, J.L., Ivancevich, J. M., & Donelly, J.
H.(1996). Organisasi dan manajemen: Perilaku,
struktur, dan proses. Jakarta: Erlangga.
Hariyati, Rr.T.S. (1999). Hubungan antara
pengetahuan aspek hukum dari perawat,
dan karakteristik perawat dengan kualitas
pendokumentasian asuhan keperawatan
di RS Bhakti Yudha tahun 1999. (Tesis

You might also like