You are on page 1of 7

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1): 35 - 41

ISSN: 0852-3581
E-ISSN: 9772443D76DD3
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Pengaruh cairan lumpur organik unit gas bio terhadap persentase


kandungan bahan organik dan protein kasar padatan lumpur organik
unit gas bio
Mochammad Junus

Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran Malang – Jawa Timur

yunusbrawijaya@ub.ac.id

ABSTRACT: The purposes of this study were to analyze: 1) the constitution and
characteristics of sludge, solid sludge and sludge flour derived from Biogas Unit
(BGU); 2) the influence of organic sludge liquid on the percentage of organic and crude
protein content of the BGU organic sludge (BGUOS). The methods used in the study
were observation and randomized controlled trial experiments. Data derived from field
study were analyzed descriptively while data derived from experiments were analyzed
using variance analysis. Differences were shown using the smallest significance-p test
with CI 95%. The results showed that organic sludge constitution were odious, the
organic sludge was clotting after drying process. In addition it became powder as soft as
bran after dried, powdered and brooded. The experiment showed that the composition of
BGUOS liquid gave influence to the amount of organic content and crude protein in the
powder constitution of BGUOS. The fifth treatment brought the optimum percentage of
the organic content and crude protein. The research concluded that BGUOS constitution
was detestable in its form of sludge, however it could be transformed into bran
constitution by drying and brooding treatment. The optimum amount of organic content
and crude protein of BGUOS bran were gained by using 5th treatment. The research
suggest it is necessary to maintain BGUOS on the basis of local technology and to study
the application of BGUOS solid powder or bran as fish and livestock feed.

Keywords: Solid Biogas Unit Organic Sludge (Solid BGUOS), CP

PENDAHULUAN ternak ayam sekitar 753.244.660


Peternakan di Indonesia ton/tahun.
berkembang cukup cepat. Sebelas jenis Selama periode 2002-2006,
ternak di Indonesia menghasilkan kapasitas produksi industri pakan ternak
limbah berupa kotoran yang mencapai nasional meningkat dengan
494.861,00 ton/hari dan apabila pertumbuhan rata-rata 2,5% per tahun
dijadikan bahan masukan unit gas bio dan kapasitas produksi tahun 2003
mencapai 2.063.684 ton/hari (Junus, tercatat sebesar 10 juta ton dan tahun
2013). Limbah tersebut apabila disaring 2014 naik 17,5% atau 12,93 juta ton
akan menghasilkan padatan sekitar 10% (Anonymous, 2008). Sementara Padatan
atau 206.368,4 ton/hari dan akan Lumpur Unit Gas Bio (PLOUGB)
membantu pembuatan ransum pakan mampu menghasilkan sekitar

35
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1): 35 - 41

75.324.466 ton/tahun sehingga potensi P2 = PLOUGB ditambah 30%


PLOUGB sangat penting untuk CLOUGB dan diperam 6 jam.
diperhatikan sebagai bahan pakan P3 = PLOUGB ditambah 40%
ternak masa depan meskipun protein CLOUGB dan diperam 6 jam.
kasarnya masih rendah. P4 = PLOUGB ditambah 30%
Rendahnya protein kasar CLOUGB dan diperam 12 jam.
kemungkinan disebabkan oleh masih P5 = PLOUGB ditambah 40%
adanya dinding sel didalam limbah CLOUGB dan diperam 12 jam.
ternak yang belum pecah sehingga Variabel yang diamati adalah bahan
memerlukan proses pemeraman organik dan protein kasar lumpur
lanjutan. PLOUGB yang telah organik.
dikeringkan akan menghasilkan padatan
yang kemungkinan dinding selnya Analisis data
mudah retak. Cairan Lumpur Organik Hasil pengamatan terutama
Unit Gas Bio (CLOUGB) diketahui bentuk, padatan dan tepung lumpur
juga mengandung nitrogen dan mudah organik dianalisis secara diskriptif,
retaknya dinding sel padatan apabila sedangkan kandungan nutrisi yang
dicampurkan akan mempermudah meliputi bahan organik dan protein
keluarnya sitoplasma dan akan kasar dianalisis dengan analisis ragam
meningkatkan protein padatan lumpur berdasarkan Rancangan Acak Lengkap
organik. Penelitian ini bertujuan untuk (RAL). Perbedaan antar perlakuan
melihat pengaruh CLOUGB terhadap menggunakan uji beda nyata terkecil.
persentase kandungan bahan organik
dan proterin kasar PLOUGB. HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Lumpur organik (LO) unit gas bio


Bahan yang digunakan adalah (UGB)
lumpur organik unit gas bio dan bahan Lumpur Organik (LO) Unit Gas
pakan ternak. Alat yang diperlukan Bio (UGB) atau LOUGB merupakan
adalah lantai jemur, kasa plastik dan Lumpur Kandang Ternak (LKT =
anyaman bambu. Sedangkan tempat slurry) yang berasal dari hasil
pemeraman dan kit analisis pembersihan lantai kandang terhadap
laboratorium diperlukan untuk analisis kotoran ternak agar tidak mencemari
bahan organik dan protein kasar. lingkungan baik berupa bau, parasit dan
Pelaksanaan penelitian dimulai penyakit dimasukkan dalam tangki
dari pemisahan lumpur organik menjadi pencerna unit gas bio untuk diproses
bahan padatan dan cairan. Selanjutnya menjadi gas bio dan Lumpur Organik
dilakukan pengeringan PLOUGB dan Unit Gas Bio (LOUGB). Gas bio dapat
pemeraman skala laboratorium yang digunakan sebagai bahan bakar,
ditambah CLOUGB 30% dan 40% sedangkan LOUGB yang sering disebut
didalam suhu kamar dalam waktu 6 dan sludge dapat digunakan sebagai bahan
12 jam. Pada akhirnya dilakukan pakan ternak/ikan dan pupuk tanaman.
analisis bahan organik dan protein Hasil pengamatan lapang
kasar. Perlakuan yang dicobakan adalah menunjukkan bahwa LOUGB
sebagai berikut: merupakan produk samping yang
P1 = padatan lumpur organik (LO) banyak mengandung zat nutrisi dan
tanpa penambahan CLOUGB. unsur hara yang dapat digunakan
sebagai bahan pakan dan pupuk

36
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1): 35 - 41

tanaman. Bentuk LOUGB saat keluar tampak seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Lumpur organik unit gas bio (LOUGB) yang baru keluar dari unit gas bio

Bila memperhatikan Gambar 1, Hasil penyaringan LOUGB yang


bentuk lumpur organik unit gas bio mengandung berbagai zat nutrisi (Junus,
sangat menjijikkan dan ini menjadi dkk, 1993) setelah dikeringkan akan
tantangan bagi petani ternak untuk tampak seperti pada Gambar 2.
memanfaatkannya sehingga proses
pengelolaan LOUGB perlu dirancang
secara seksama.

Gambar 2. Hasil pengeringan padatan LOUBG

Hasil pengeringan berupa panelis. Proses selanjutnya memerlukan


Padatan Lumpur Organik Unit Gas Bio penghancuran PLUOGB dengan alat
(PLOUGB) masih memerlukan penepung (dish mill) untuk
penepungan untuk dijadikan bahan memudahkan pencampuran. Setelah
pakan karena masih berbentuk ditepungkan bentuk PLUOGB seperti
gumpalan kasar dan belum halus. Gambar 3a dan setelah ditambah air
Namun tingkat kejijikannya sudah patusan dan diperam kembali hasilnya
sangat menurun walaupun tanpa uji tampak seperti pada Gambar 3b.

37
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1): 35 - 41

Gambar 3. Tepung LOUGB (a) dan hasil pemeraman (b)

Hasil penepungan PGLOUB dan ternak/ikan. Gambar 4 menunjukkan


setelah diperam seperti pada Gambar 3a bahwa PLOUGB telah siap untuk
menunjukkan bahwa limbah ternak siap dijadikan pellet pakan ikan.
untuk dijadikan ransum atau pakan

Gambar 4. PLOUGB yang akan dijadikan ransum pakan ikan

Bahan organik diperam selama 6 jam dan 12 jam


Hasil analisis statistik mempunyai pengaruh atau peranan yang
menunjukkan bahwa dengan sangat nyata (P<0,01) terhadap
menggunakan analisis ragam ternyata kandungan bahan organik. Rataan
padatan lumpur organik unit gas bio persentase CLOUGB dan lama peram
(UGB) yang ditambah 30% dan 40% pada masing-masing PLOUGB
cairan lumpur organik (LO) dan disajikan pada Tabel 1.

38
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1): 35 - 41

Tabel 1. Bahan organik lumpur organik UGB sebagai bahan pakan ternak/ikan (%)
Perlakuan Rataan Notasi
P4 76.783 a
P3 77.878 b
P2 78.162 b
P1 79.258 c
P5 80.417 d

Tabel 1 menunjukkan bahwa P5 diketahui bahwa dengan penambahan


mengandung bahan organik lebih tinggi CLOUGB akan membuat dinding sel
dari pada P1, tetapi P1 masih lebih bahan organik PLOUGB lebih tercerna.
tinggi dibandingkan dengan P2, P3 dan Oleh karena itu penggunaan CLOUGB
P4. Bersamaan dengan itu P5 dan P1 yang dicampur dengan PLOUGB sangat
mengandung bahan organik yang lebih diperlukan. Kenaikan bahan organik
tinggi. Keadaan ini menunjukkan bahwa LOUGB secara rinci disajikan pada
bahan organik tanpa perlakuan berbeda Gambar 5.
dengan yang mendapat perlakuan. Perlu

Gambar 5. Kandungan bahan organik padatan lumpur organik unit gas bio (%)

Berdasarkan Gambar 5, maka P5 cerevisiae akan lebih optimal. Namun


merupakan andalan dalam proses perlu diketahui bahwa limbah ternak
pembuatan pakan ternak. Tilman dkk. yang sebelumnya berbau berarti banyak
(1998) menyebutkan bahwa karbohidrat mengandung protein. Protein setelah
merupakan bagian dari bahan organik melalui unit gas bio akan dicerna oleh
yang utama serta mempunyai komposisi berbagai jenis mikroorganisme yang
yang tertinggi (50-70%) dari jumlah pada akhirnya menjadi protein yang
bahan kering. Tang et al. (2008) siap dicerna oleh ternak atau ikan.
menyatakan bahwa kecernaan bahan Bahan organik yang tinggi akan
organik pada pakan yang mengandung bahan nutrisi yang lebih
disuplementasi dengan Saccharomyces baik, sehingga P5 memiliki kualitas
cerevisiae mencapai 56,8%. Oleh yang lebih baik dalam pembuatan
karena itu pemanfaatan PLOUGB ransum pakan ternak meskipun masih
secara tidak langsung dapat memasok perlu dibuktikan secara biologis.
karbohidrat dan jika ditambah dengan
media dan mikroba Saccharomyces

39
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1): 35 - 41

Protein kasar
Hasil pengamatan persentase sangat nyata (P<0,01) terhadap
protein kasar melalui laboratorium persentase kandungan protein kasar.
nutrisi dan makanan ternak Peranan CLOUGB dan lama
menunjukkan bahwa PLOUGB yang pemeraman pada masing-masing
ditambah 30% dan 40% CLOUGB dan gabungan perlakuan tersebut disajikan
diperam selama 6 jam dan 12 jam Tabel 2.
mempunyai pengaruh atau peranan yang

Tabel 2. Protein kasar lumpur organik UGB sebagai bahan pakan ternak/ikan (%)
Perlakuan Rataan Notasi
P1 9.94 a
P4 10.389 b
P3 10.395 b
P2 10.808 c
P5 11.012 d

Tabel 2 menunjukkan bahwa P5 (Widowati dkk., 2013). Hal pertama


mengandung protein yang lebih tinggi tampaknya memberikan pengaruh
dari pada P2, tetapi P2 masih lebih terhadap meningkatnya kecernaan
tinggi dibandingkan dengan P3, P4 dan mikroorganisme terhadap bahan organik
P1. Tingginya protein kasar pada P5 PLOUGB. Oleh karena itu dalam
kemungkinan disebabkan karena pemilihan P5 ataupun P2 dalam
terdapat enzim yang ikut berperan penyediaan mutu pakan yang akan
dalam proses pencernaan anaerob diproduksi perlu pengamatan lebih
didalam tangki pencerna, walaupun lanjut. Peningkatan kandungan protein
kandungan N didalam limbah ternak kasar PLOUGB ditampilkan pada
sapi berkisar antara 1,1 – 4,38% Gambar 6.

Gambar 6. Kandungan protein kasar padatan lumpur organik unit gas bio (%)

Secara umum kandungan Berdasarkan Gambar 6, maka P5


protein kasar kotoran ternak setelah merupakan bahan pakan yang
dicerna mengalami penurunan (Junus mempunyai kandungan protein kasar
dkk., 1993). Penurunan kandungan tertinggi, sehingga penggunaan
protein disebabkan karena adanya unsur LOUGB perlu diperhitungkan lebih
nitrogen yang ikut lepas ke udara rinci terutama dalam penyediaan
bersama-sama gas metana. protein, karena kandungan protein kasar

40
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1): 35 - 41

yang tinggi akan mengandung bahan I, Apriastuti D, Data inventory


pembangun tubuh yang lebih baik. Oleh and mitigation on carbon
karena itu P5 memiliki kualitas yang emission and nitrogen recycling
lebih baik dalam pembuatan ransum from livestock in Indonesia.
pakan ternak meskipun masih Indonesian Agency for
memerlukan pembuktian secara Agricultural Research and
biologis. Development Ministry of
Agriculture. IAARD Press.
KESIMPULAN DAN SARAN Junus, M. Setyowati, E. Rosyidi, D.
Minarti, S dan Muharlien. 1993.
Kesimpulan Pengaruh waktu keluaran tinja
LOUGB bentuknya menjijikan, kambing terhadap produksi gas
tampak menggumpal saat kering dan bio. Fapet UB.
menjadi tepung seperti bekatul. Tang, S. X., G. O. Tayo, Z. L. Tan, Z.
Persentase kandungan bahan organik H. Sun, L. X. Shen, C. S. Zhou,
dan protein kasar terbesar pada P5 yakni W. J. Xiao, G. P. Ren, X. F.
masing-masing 80,42% dan 11,01%. Han, and S. B. Shen. 2008.
Effects of yeast culture and
Saran fibrolytic enzyme
Penelitian ini menyarankan supplementation on in vitro
perlu adanya pengelolaan LOUGB yang fermentation characteristics of
sesuai dengan teknologi di daerah dan low-quality cereal straws. J.
penampungan serta adanya penelitian Anim. Sci. 86:1164-1172.
aplikasi padatan LOUGB sebagai bahan Tilman, A. D., H. Hartadi, S.
pakan ternak atau ikan. Reksohadiprodjo, S.
Prawirokusumo dan S.
UCAPAN TERIMA KASIH Lebdosoekojo. 1998. Ilmu
Penulis mengucapkan makanan ternak dasar. Gadjah
terimakasih kepada Ketua Lembaga Mada University Press.
Penelitian dan Pengabdian Kepada Yogyakarta.
Masyarakat Universitas Brawijaya, Widowati, Rochayati dan Saraswati.
Dekan Fakultas Peternakan Universitas 2013. Nitrogen cycling and
Brawijaya, tim peneliti yang terdiri dari cmposting technologies in
Agung Sugeng Widodo, Wahyono livestock manure management.
Suprapto, Windi Zamrudy dan Wibi In Tienamurti B, Ginting, S. P.
Prasetya. Las I, Apriastuti D, Data
inventory and mitigation on
DAFTAR PUSTAKA carbon emission and nitrogen
Anonymous, 2008. Perkembangan recycling from livestock in
industri pakan ternak di Indonesia. Indonesian Agency
Indonesia. Mei 2008. for Agricultural Research and
http://www.datacon.co.id/html. Development Ministry of
Makanan Ternak 2008. Diakses Agriculture. IAARD Press.
tanggal 25 Maret 2015.
Junus, M. 2013. Bioenergy source from
livestock waste by using biogas
system in small scale farms. In
Tienamurti B, Ginting, S.P. Las

41

You might also like