You are on page 1of 13

PERAN INDONESIA TERHADAP ISU KESEHATAN GLOBAL MELALUI FORUM

FOREIGN POLICY AND GLOBAL HEALTH (FPGH) DALAM GLOBAL HEALTH


GOVERNANCE (GHG) 2006-2013

Rizki Ari Kurniawan


Pembimbing: Drs. Idjang Tjarsono, M.Si
Email: rizkiari.kurniawan@yahoo.com
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Alamat: Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru-Pekanbaru

ABSTRACT

This research explains about the role of Indonesia to overcome the global health issue
through Foreign Policy and Global Health (FPGH) forum, FPGH is formed by the foreign
ministry of Indonesia, Norway, France, Thailand, Brazil, South Africa, and Senegal in order to
emphasize the connection between foreign policy with the policy in health sector that nowadays
becomes the international society interest.This research uses qualitative method with techniques
of writing a literature review through library research from several sources like books, journals,
articles, websites, the media and others.

This research begins with explanning of the global health condition and what do
Indonesia in addressing global health issues. To analyze the role of Indonesia to overcome this
issue, this research uses two theories: Role Theory and Partnership Theory. The results showed
that the Indonesian government will do anything to through the health ministry plays an active
role in addressing global health issues.

As the result, this research shows that Indonesia has the active role in overcoming the
global health issue in order to increase the existence in the world. Indonesia‟s active role is
especially showed in FPGH and World Health Assembly (WHA) council. The active role of
Indonesia in overcoming the global health issue is significantly explained in the launching of
Osco Declaration. Besides Indonesia also shows good leadership to foght for mechanism of
Virus Sharing and Benefit Sharing justice for public health.

Keywords: FPGH, World Health Assembly (WHA), Global Health, Sharing Viruses, Vaccines.

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 1


PENDAHULUAN karenakan semakin tingginya tingkat
mobilitas di era global ini.2
Kesehatan seringkali dianggap
sebagai sebuah permasalahan yang sifatnya Penelitian ini bertujuan untuk
pribadi (privat). Namun, kesehatan menjelaskan peran aktif Indonesia melalui
sebenarnya merupakan suatu permasalahan forum Foreign Policy and Global Health
yang bersifat umum meskipun kesehatan itu (FPGH) dalam mengatasi isu kesehatan
sendiri terkait erat dengan kondisi kesehatan global. Berbagai pandemi yang terus terjadi
invidu secara internal tapi mempunyai efek merupakan bukti bahwa masalah kesehatan
secara sosial yang tidak bisa terhindarkan. tidak hanya menimpa individu, namun juga
Efek tersebut bahkan dapat melintasi batas dapat berimbas pada kepentingan publik.
negara yang pada akhirnya menjadi sebuah Adanya ketidakadilan dalam pemanfaatan
fenomena global. Masalah kesehatan tidak sampel virus flu burung oleh WHO dan
hanya menimpa individu, namun masalah negara maju dan negara-negara yang
kesehatan juga menyangkut dan berimbas mengirim sampel virus nya harus membeli
kepada kepentingan masyarakat. vaksi dengan harga mahal sedangkan negara
pembuat vaksin mendapatkan sampel virus
Saat ini isu kesehatan global menjadi tersebut secara gratis. Dalam merespon
perhatian dunia internasional, karena isu ketidakadilan dalam pengelolaan virus flu
kesehatan global merupakan masalah burung ini, Indonesia mengambil langkah
kesehatan yang sifatnya melintasi batas untuk mengusulkan resolusi tentang
negara sehingga dibutuhkan kesepakatan “Pandemic Influenza Preparedness: Sharing
antar negara dalam forum multilateral untuk of Influenza Viruses and Access to Vaccine
memperhatikan masalah isu kesehatan and Other Benefits”. Resolusi ini diharapkan
global tersebut. Negara di tuntut memiliki dapat mendorong dunia internasional untuk
kemampuan dalam menangani isu kesehatan membangun mekanisme sharing sampel
global dan mampu menegosiasikan rezim yang transparan dan adil serta memberikan
kesehatan global dan perjanjian-perjanjian manfaat bagi negara-negara berkembang.3
internasional yang berhubungan dengan
penanganan isu kesehatan.1 Kemajuan Dalam menganalisa permasalahan
teknologi kesehatan ternyata tidak membuat mengenai peran Indonesia terhadap isu
pandemi menjadi sebuah catatan sejarah kesehatan global melalui forum Foreign
saja. Berbagai penyakit-penyakit baru mulai Policy and Global Health (FPGH) penulis
bermunculan seiring dengan berkembangnya menggunakan teori yaitu Teori Peranan dan
teknologi yang pada akhirnya menjadi Teori Partnership (Kemitraan). Teori
ancaman bagi manusia. Masalah kesehatan peranan menegaskan bahwa perilaku politik
juga bisa menjadi masalah transnasional di adalah perilaku dalam menjalankan peranan
politik. Teori ini berasumsi bahwa sebagian

2
Ganjar, Widhiyoga, 21 Juni 2012.Peran Indonesia
1
Tabloid Diplomasi, 28 Agustus 2012. Isu Kesehatan dalam Membangun Global Health Governance yang
Masuk dalam Ranah Diplomasi. Berkeadilan<https://www.academia.edu/1233934/Per
<http://www.tabloiddiplomasi.org/current-issue/174- an_Indonesia_dalam_Membangun_Global_Health_G
diplomasi-agusutus-2012/1493-isu-kesehatan-masuk- overnance_Berkeadilan> (Diakses 29 Maret 2014)
3
dalam-ranah-diplomasi.html> (Diakses pada 28 http://www.kemlu.go.id/jenewa-
Maret 2014) un/Pages/Statement.aspx?IDP=4&IDP2=53&l=id
Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 2
besar perilaku politik adalah akibat dari lainnya. Namun, dalam kemitraan harus
tuntutan atau harapan terhadap peran yang memiliki dan mengembangkan tujuan
dipegang oleh aktor politik. Peranan dapat mereka secara bersama dengan memahami
dikatakan sebagai pelaksanaan dari fungsi permasalahan umum dari masalah dan peran
oleh struktur-struktur tertentu. Peranan ini dari masing-masing peserta organisasi dalam
bergantung pada posisi dan kedudukan mengatasi permasalahn yang ada tersebut.5
struktur tersebut. Semua organisasi Meningkatnya interaksi antar organisasi
internasional memiliki struktur organisasi mencerminkan beralihnya paradigma yang
untuk mencapai tujuannya. Apabila struktur- dulunya hanya mengandalkan pemerintah
struktur tersebut telah menjalankan dalam memecahkan suatu masalah dalam
fungsinya, maka organisasi tersebut telah negaranya namun sekarang secara tidak
menjalankan peranan tertentu. langsung bergantung pada dunia
internasional. Pentingnya perubahan dalam
Indonesia perlu menjadi kekuatan pelayanan dunia kesehatan memerlukan
transformatif. Indonesia sebagai sebuah kontribusi yang besar antar anggota mitra
negara yang ikut menjadi aktor pengusung organisasi kesehatan. Kegagalan reformasi
nilai-nilai kemanusiaan dengan membangun kesehatan pada tahun 1993-1994, substitusi
mekanisme access and benefit sharing dan kesehatan yang dikelola belum dicoba untuk
berperan aktif sebagai negara yang ikut direformasi, semakin besarnya biaya
andil dalam memprakarsai Foreign Policy kesehatan yang tidak diimbangi dengan
and Global Health (FPGH) yang bertujuan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
untuk menciptakan kondisi yang lebih baik terutama bagi masyarakat kelas bawah yang
bagi penanganan kesehatan global. mengakibatkan krisis dibidang kesehatan
dan perlunya dicari solusi tersebut secara
Kemitraan dapat didefinisikan cepat.6 Kesehatan telah menjadi ajang bisnis
kemitraan sebagai sebuah hubungan antara bagi para pelaku bisnis sehingga diperlukan
individu atau kelompok yang ditandai komitmen bersama bagi mitra organisasi
dengan kerja sama dan tanggung jawab agar mampu menjadi mitra yang tidak hanya
untuk pencapaian tujuan tertentu.4 mencari keuntungan secara sepihak tanpa
Kemitraan melibatkan sebuah organisasi memikirkan solusi permasalahan kesehatan
yang berbasis pada tujuan yang sama, secara tepat.
dimana peserta dalam organisasi tersebut
saling berbagi baik manfaat dan resiko, serta
sumber daya alam dan kemampuannya.
Perjanjian dalam kemitraan dapat berbentuk
formal maupun nonformal. 5
( Wood dan Gray 1991) dalam „Chapter 2 Theory
Organisasi pada umumnya and Practice of Partnership‟
bergabung bersama dalam mengejar <http://aladinrc.wrlc.org/bitstream/handle/1961/123/0
kepentingan pribadi yang bisa sama atau 2chapter2.pdf?sequence=6> (Diakses 10 Juni 2014)
berbeda dari para pemangku kepentingan hlm.19
6
Fonner 1996 dalam „Chapter 2 Theory and Practice
4
American Heritage Dictionary (1992) dalam of Partnership‟
„Chapter 2 Theory and Practice of Partnership‟ <http://aladinrc.wrlc.org/bitstream/handle/1961/123/0
<http://aladinrc.wrlc.org/bitstream/handle/1961/123/0 2chapter2.pdf?sequence=6> (Diakses 10 Juni 2014)
2chapter2.pdf?sequence=6> (Diakses 10 Juni 2014) hlm.22
hlm.17-18
Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 2010, serta keberhasilan Indonesia dalam
Sidang WHA Ke-64 Tahun 2011 dalam
Isu kesehatan merupakan elemen mengesahkan resolusi WHA No.64/56 dan
kunci dalam strategi pembangunan untuk keberhasilan Indonesia muluskan
pencapaian target Millennium Development pengesahan resolusi kesehatan global pada
Goals (MDGs) di bidang kesehatan anak, sidang Majelis Umum PBB Tahun 2013.
kesehatan ibu dan penyebaran penyakit
menular.7 Upaya untuk mensinergikan isu 1. Kondisi Kesehatan Global
kesehatan global dengan kebijakan luar
negeri itu sendiri baru mendapat perhatian Globalisasi membawa berbagai
secara luas yaitu tahun 2006 yaitu dengan perubahan, salah satunya mengenai isu-isu
peluncuran inisiatif Foreign Policy and baru yang perlu menjadi perhatian bersama.
Global Health (FPGH) dan Oslo Salah satu isu yang sangat penting untuk
Declaration yang diproklamirkan tahun diperhatikan adalah masalah kesehatan yang
2007 di Oslo, Norwegia.8 FPGH merupakan sebelumnya merupakan sebuah isu yang
forum yang dibentuk oleh para Menteri Luar kurang bahkan tidak mendapat perhatian
Negeri dari ketujuh negara pada tahun 2006 khusus namun saat ini isu kesehatan
yaitu Indonesia, Norwegia, Perancis, semakin berkembang pesat dan menjadi
Thailand, Brazil, Afrika Selatan dan Senegal salah satu perhatian utama bagi negara.
yang bertujuan untuk menekankan Globalisasi itu sendiri memiliki peran dalam
keterkaitan antara kebijakan luar negeri mendorong penyebaran berbagai penyakit-
dengan kebijakan di bidang kesehatan yang penyakit seperti flu burung dan HIV/AIDS,
merupakan perhatian bersama seluruh oleh karena itu penting bagi sebuah negara
masyarakat internasional.9 untuk memperhatikan masalah kesehatan
karena ancaman kesehatan sangatlah
Keberhasilan Indonesia dalam menentukan stabilitas sebuah negara.10
memperjuangkan pengesahkan Resolusi
tentang “Pandemic Influenza Preparedness: Pada tahun 2003, merupakan awal
Sharing of Influenza Viruses and Access to terjadinya penyebaran wabah flu burung di
Vaccine and other Benefits” dalam sidang Indonesia. Tingkat kematian yang terjadi
tahunan WHA dari tahun 2007 hingga tahun mencapai angka 70% dari setiap kasus yang
terjadi. Dengan adanya tingkat kematian
7 yang sedemikian tinggi, WHO (World
Tabloid Diplomasi „Delapan Sasaran MDGs‟
<http://www.tabloiddiplomasi.org/previous- Health Organization) mewajibkan setiap
isuue/116-desember-2010/992-delapan-sasaran- negara out break flu burung untuk
mdgs.html> (diakses 20 September 2014) mengirimkan sempel virusnya kepada GISN
8
Tabloid Diplomasi, 15 Agustus - 14 September (Global Influenza Surveillance) yang
2012. Isu Kesehatan Masuk dalam Ranah Diplomasi
merupakan lembaga rekanan WHO, dalam
hal 5. Diakses dari
<http://www.tabloiddiplomasi.org/pdf/2012/Tabloid mencegah terjadinya pandemik virus.
%20Diplomasi%20Agustus%202012.pdf> (Diakses Dengan kata lain virus sharing bagi WHO
pada 12 Juni 2014) artinya adalah negara berkembang mengirim
9
Celso, Amorim dkk, 2 April 2007. Oslo Ministerial
Declaration—Global Health: A Pressing Foreign
10
Policy Issue Of Our Time Tabloid Diplomasi
<http://www.who.int/trade/events/Oslo_Ministerial_ <http://www.tabloiddiplomasi.org/pdf/2012/Tabloid
Declaration.pdf?ua=1> (Diakses pada 29 Maret %20Diplomasi%20Agustus%202012.pdf> (diakses
2014) 20 Maret 2014)
Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 4
virus gratis kepada negara maju. Untuk strain Indonesia oleh perusahaan farmasi di
kasus Flu Burung, negara-negara yang luar negeri. Dengan adanya hal ini
mengalami outbreak Flu Burung pada pemerintah Indonesia menuntut untuk
manusia harus menyerahkan virus H5N1 dikembalikannya 58 virus yang telah
pada WHO. Virus dari korban yang dikirimkan Indonesia kepada WHO. WHO
meninggal karena flu burung sampelnya menolak tuntutan Indonesia ini dengan
diambil dan dikirim ke WHO Collaborating alasan virus-virus tersebut telah dipatenkan
Center (WHO-CC) dalam bentuk wild virus. dalam seed virus oleh warga negara asing di
luar negeri. Pada bulan Januari 2007,
Negara-negara pengirim virus hanya Indonesia tidak lagi berbagi sampel virus
diminta menunggu konfirmasi diagnosis dari dengan GISN tersebut, setelah mengetahui
virus tersebut. Setelah itu mereka tidak bahwa perusahaan farmasi Australia telah
pernah tahu perjalanan virus yang mereka mengembangkan vaksin berdasarkan sampel
kirim. Terakhir mereka hanya tahu, harus dari Indonesia tanpa sepengetahuan
membeli vaksinnya dari negaranegara maju 12
Indonesia. Berdasarkan kenyataan
dengan harga mahal padahal mereka tersebut, Indonesia dipojokkan karena
mendapatkan virus tersebut secara gratis. dianggap mengambil langkah kontroversial
Keadaan hadirnya vaksin dari industri dengan menghentikan kerja-sama dengan
farmasi dari negara-negara berkembang WHO dalam hal analisis virus flu burung.13
setelah dikirimnya virus kepada WHO juga
dialami oleh Indonesia. Virus flu burung 2. Forum Foreign Policy And Global
strain Indonesia yang dikirim ke Health (FPGH)
laboratorium WHO sejak 2005 telah
dikembangkan menjadi vaksin di Australia Inisiatif Menteri Luar Negeri negara
pada awal Februari 2007. Australia penggerak FPGH dalam mengatasi isu
menjelaskan bahwa, virus didapat dari kesehatan global yang dibagi menjadi tiga
WHO. Oleh karena itu Menteri Kesehatan agenda pokok, yaitu14: kapasitas terhadap
RI menegaskan bahwa pembuatan vaksin itu jaminan kesehatan global (capacity for
di luar pengetahuan Indonesia. Indonesia global health security), menghadapi
mengirim virus H5NI ke WHO untuk ancaman terhadap jaminan kesehatan global
kepentingan kemanusiaan, tetapi oleh (facing threats to global health security),
Australia dijadikan lahan komersial. dan menjadikan globalisasi bekerja untuk
Berdasarkan kenyataan inilah mengapa semua isu (making globalisation work for
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Siti all). Dibentuknya inisiatif “Oslo
Fadillah Supari, melakukan protes terhadap Declaration” dalam forum tersebut
WHO dan berusaha untuk merubah merupakan salah satu wujud tindakan nyata
mekanisme pengelolaan virus agar lebih adil bagi negara anggota mengenai kebijakan
dan setara.11
12
Rachel Irwin, 2010. „Indonesia, H5N1, and Global
Pemerintah Indonesia pada tahun Health Diplomacy‟ Global Health Governance, vol.
2007 baru menyadari bahwa telah terjadi III, no. 2.
13
upaya pengkomersialisasian virus flu burung Siti Fadilah Supari ibid.,
14
Oslo Ministerial Declaration—global health: a
11
Siti Fadilah Supari, Saatnya Dunia Berubah pressing foreign policy issue of our time. Hal: 3-6.
(Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung), (Jakarta: <http://www.who.int/trade/events/Oslo_Ministerial_
PT. Sulaksana Watinsa Indonesia), 2008, hal. 36. Declaration.pdf?ua=1> (Diakses pada 14 Juni 2014)
Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 5
luar negerinya dalam menekankan masalah melalui sidang WHA ini untuk
kesehatan global. Inisiatif ini berfungsi mengesahkan resolusi “Pandemic Influenza
untuk memperkuat komitmen bersama atas Preparedness: Sharing of Influenza Viruses
isu kesehatan global, dan peluncuran and Access to Vaccine and other Benefits”
inisiatif ini juga ditujukan sebagai upaya yang mendorong dunia internasional untuk
untuk mensinergikan kebijakan politik luar membangun mekanisme sharing sample
negeri dengan isu kesehatan global dan yang transparan dan adil serta memberikan
nasional serta menunjukkan peningkatan manfaat bagi negara-negara berkembang.
kerja sama kesehatan global yang sifatnya Dengan pengesahan resolusi tersebut, di
komplementer dan menjanjikan.15 masa yang akan datang di harapkan dapat
terjamin bahwa kerjasama sharing sampel
Deklarasi Oslo berperan dalam virus dapat memberikan manfaat yang
memberi semangat untuk meningkatkan sebesar-besarnya kepada negara-negara
kepedulian terhadap ancaman kesehatan berkembang serta dihormatinya kedaulatan
global melalui “lensa” politik luar negeri. dan harga diri negara asal virus yang telah
Dengan upaya ini, kita ingin memperkuat memberikan sumbangan besar terhadap
komitmen bersama atas isu kesehatan pada upaya global menangani ancaman
tingkat global. Dalam Deklarasi Oslo 2007 16
pandemi.
dinyatakan bahwa kesehatan adalah salah
satu hal yang sangat penting, namun masih Resolusi tersebut telah memberikan
diabaikan secara luas. Deklarasi juga pengakuan terhadap prinsip-prinsip hak
menyebutkan tentang isu-isu kebijakan luar kedaulatan negara terhadap sumber daya
negeri jangka panjang, kehidupan dan hayati, prinsip permintaan ijin kepada
kesehatan sebagai aset yang paling berharga, negara asal virus, dan penghormatan
serta tumbuhnya kesadaran bahwa investasi terhadap hukum nasional. Dengan disahkan
kesehatan merupakan dasar bagi nya resolusi tersebut juga mendapat
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. dukungan dari negara anggota WHO dan
negara-negara anggota WHO juga sepakat
3. Peran Indonesia Melalui Sidang untuk membangun kerangka kerja dan
WHA (World Health Assembly) Ke- mekanisme benefit sharing yang adil,
60 termasuk akses terhadap vaksin, harga
vaksin yang terjangkau, pembangunan
Indonesia mengupayakan kapasitas negara-negara berkembang
pengesahan resolusi “Pandemic Influenza khususnya penelitian, teknologi dan
Preparedness: Sharing of Influenza Viruses produksi vaksin, serta penyediaan dan
and Access to Vaccine and other Benefits” distribusi vaksin yang mengutamakan
dalam sidang WHA ke-60 yang negara-negara berkembang. Resolusi juga
diselenggarakan di Jenewa tanggal 14-23 memberikan pengakuan terhadap prinsip-
Mei 2007, dan Indonesia telah berhasil
meyakinkan kepada dunia internasional 16
KEMLU, 23 Mei 2007. „Indonesia Berhasil
Meyakinkan Dunia Internasional Membangun
Mekanisme Sharing Sampel Virus Yang Transparan
15
Joevi, Roedyti, Juni 2011. Keketuaan Indonesia Dan Adil Serta Memberikan Manfaat Bagi Negara-
dalam Forum Foreign Policy and Global Health Negara Berkembang‟.
Tahun 2013 < <http://Www.Kemlu.Go.Id/Jenewa-
http://portalgaruda.org/download_article.php?article= Un/Pages/Statement.Aspx?Idp=4&Idp2=53&L=Id>
95776&val=3920> (Diakses pada 28 Maret 2014) (Diakses pada 20 september 2014)
Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 6
prinsip hak kedaulatan negara terhadap 4. Peran Indonesia Melalui Sidang
sumber daya hayati, prinsip permintaan izin WHA (World Health Assembly) Ke-
kepada negara asal virus, dan penghormatan 63
terhadap hukum nasional.17 Dalam upaya
menyusun kerangka kerja dan mekanisme Sidang WHA ke-63 yang
tersebut, negara-negara anggota WHO dilaksanakan di Jenewa, Swiss tanggal 16-
sepakat untuk menyelenggarakan Inter- 21 Mei 2010, delegasi RI yang berpartisipasi
Governmental Meeting yang dihadiri oleh secara aktif dan mampu memberikan
seluruh negara-negara anggota WHO pada kontribusi dalam hampir seluruh agenda
bulan Oktober 2007. Pertemuan tersebut dalam sidang tersebut. Delegasi Indonesia
didahului dengan Inter-Disciplinary yang pada saat itu dipimpin oleh Menteri
Working Group para ahli dan pengambil Kesehatan, Dr. Endang Rahayu
kebijakan dari sejumlah negara (4 negara Sedyaningsih telah berhasil memperlancar
setiap kawasan) untuk membahas disahkannya tiga rancangan resolusi yang
mekanisme sharing sample virus dan disponsori Indonesia menjadi resolusi
perubahan TOR WHO Collaborating Sidang ke-63 WHA, masing-masing yaitu
Centers, serta Dirjen WHO akan membuat mengenai keberlanjutan perundingan
kajian mengenai mekanisme benefit sharing, Pandemic Influenza Preparedness
sebagai bahan masukan untuk Inter- Framework, Resolusi mengenai
Governmental Meeting. “Improvement of health through safe and
environmentally sound waste management”,
Dalam sidang WHA ini Menteri serta Resolusi mengenai “Viral hepatitis”.19
Kesehatan RI, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Terkait dengan disahkannya Resolusi
secara aklamasi terpilih sebagai anggota “Improvement of health through safe and
Dewan Eksekutif WHO. Terpilihnya environmentally sound waste management”
Menteri Kesehatan RI sebagai anggota yang diajukan oleh Pemerintah RI, maka
Dewan Eksekutif WHO merupakan negara-negara anggota WHO dan Dirjen
pengakuan dan penghargaan atas peran aktif WHO dimandatkan untuk bekerjasama
Menteri Kesehatan RI dan Indonesia dalam dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
upaya penanganan kesehatan global selama melalui pengelolaan limbah yang ramah
ini. Keberhasilan itu juga tidak terlepas dari lingkungan dan aman bagi manusia.
dukungan negara anggota WHO terhadap Sedangkan melalui Resolusi tentang “Viral
kepemimpinan Indonesia dalam Hepatitis”, WHO dan negara-negara anggota
mengupayakan suatu mekanisme dan diminta untuk mencegah dan mengendalikan
kerangka kerja yang lebih transparan dan penyebaran penyakit itu melalui upaya-
adil dalam hal penanganan vaksin bagi upaya yang komprehensif dan pemanfaatan
semua negara khususnya negara-negara teknologi yang secara setara menjangkau
berkembang.18 negara-negara miskin dan berkembang.

17 19
KEMLU ibid Health and Labour Issues, 23 Mei 2010. „RI
18
ANTARA News, Menkes RI Terpilih Jadi Anggota berhasil dorong sejumlah resolusi pada Sidang ke-63
Dewan Eksekutif WHO WHA di Jenewa‟. <http://www.mission-
<http://www.antaranews.com/print/63441/menkes-ri- indonesia.org/article/21/ri-berhasil-dorong-sejumlah-
terpilih-jadi-anggota-dewan-eksekutif-who> (Diakses resolusi-pada-sidang-ke-63-wha-di-jenewa> (Diakses
20 September 2014) 20 September 2014)
Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 7
5. Keberhasilan Indonesia Dalam 6. Keberhasilan Indonesia Muluskan
Sidang WHA Ke-64 Tahun 2011 Pengesahan Resolusi Kesehatan
Dalam Menetapkan Resolusi Global Pada Sidang Majelis
WHA No.64/56 Umum PBB Tahun 2013

Dalam sidang WHA ke-64 ini Indonesia dan seluruh anggota PBB
dipimpin oleh Menteri Kesehatan, dr. telah terlibat negosiasi selama sebulan dan
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH akhirnya Indonesia berhasil mencapai
sebagai degelasi Indonesia pada WHA ke-64 konsensus atas rancangan resolusi Majelis
di Jenewa yang diselenggarakan pada Umum PBB untuk mata agenda “Global
tanggal 16 - 24 Mei 2011 dan dihadiri 193 Health and Foreign Policy”. Rancangan
negara anggota WHO. Dalam sidang ini resolusi yang mengangkat tema
ditetapkan resolusi WHA No.64/56 tentang “Partnerships for Global Health” diadopsi
“Pandemic Influenza Preparedness: Sharing dalam Pleno ke-65 Sidang Majelis Umum
of Influenza Viruses and Access to Vaccine PBB ke-68 di New York pada 11 Desember
and other Benefits”. Resolusi ini 2013. Adapun resolusi tersebut mendorong
menetapkan bahwa kerangka kerjasama agar terciptanya kemitraan global yang
multilateral dalam kesiapan dunia dapat mengatasi hambatan ekonomi dan
menghadapi pandemi influenza khususnya struktural dalam pencapaian tujuan
mekanisme virus sharing, akses pada vaksin memajukan kesehatan global. Resolusi
dan manfaat lain serta Standard Material tersebut juga menegaskan pentingnya
Transfer Agreement (SMTA).20 Dengan kemitraan yang dapat mendukung
adanya penetapan resolusi tersebut, tercapainya tujuan kesehatan untuk semua
merupakan sebuah kesuksesan besar dalam pihak. Di antaranya, melalui penguatan
perjuangan bagi negara-negara berkembang sistem kesehatan, akses semesta untuk
selama ini sejak tahun 2007 yang pelayanan kesehatan, pengembangan
diprakarsai oleh Indonesia pada tahun 2007 berbagai inovasi untuk mengatasi tantangan
dibawah kepemimpinan Menteri Kesehatan kesehatan serta promosi kesehatan
saat itu, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP menyeluruh.21
(K). Indonesia pada waktu itu berinisiatif
untuk mendobrak sistem penanganan Kemitraan untuk kesehatan global
pandemi influenza dan tatanan penggunaan diharap dapat pula mempercepat transisi
virus yang telah berlaku selama 64 tahun negara dalam melaksanakan dan mencapai
yang dinilai tidak adil, tidak setara dan jaminan kesehatan semesta serta mendukung
tidak transparan. upaya penguatan kapasitas produksi dan
kelembagaan, termasuk kerangka aturan
untuk produk obat-obatan dan medis
lainnya. Beberapa pokok penting lain yang
disepakati negara anggota dalam resolusi ini
adalah disetujuinya serangkaian prinsip
20
Sehatnegeriku, „Indonesia Sambut Baik Penetapan
Resolusi Mekanisme Baru Virus Sharing Dan Akses
21
Pada Vaksin Dan Manfaat Lainnya‟ Sindonews, 12 Desember 2013. „RI muluskan
>http://www.sehatnegeriku.com/indonesia-sambut- pengesahan resolusi kesehatan global di PBB‟
baik-penetapan-resolusi-mekanisme-baru-virus- <http://international.sindonews.com/read/816255/40/
sharing-dan-akses-pada-vaksin-dan-manfaat- ri-muluskan-pengesahan-resolusi-kesehatan-global-
lainnya/> (Diakses 20 September 2014) di-pbb-1386836998> (Diakses 20 September 2014)
Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 8
mendasar bagi kemitraan Indonesia dalam mengatasi kesehatan global
untuk kesehatan global serta formulasi dijelaskan lebih signifikan dalam peluncuran
himbauan untuk menempatkan Osco Declaration dan kepemimpinannya
kerangka kesehatandalam pembahasan memperjuangkan keadilan dalam
agenda pembangunan pasca-2015. mekanisme Virus Sharing dan Benefit
Sementara beberapa isu kesehatan yang Sharing bagi kepentingan kesehatan publik.
disuarakan untuk dipertimbangkan dalam Indonesia juga menunjukkan peranannya
agenda pembangunan pasca-2015 mencakup dengan menjadi ketua dalam forum FPGH
tujuan-tujuan kesehatan MDGs yang masih tahun 2013 dan Indonesia membuktikan
belum tercapai, jaminan kesehatan semesta peranannya dengan berhasilnya Indonesia
dan non-communicable diseases (NDCs). dalam muluskan pengesahan resolusi
Dua negara yang menjadi koordinator kesehatan global di Sidang Majelis Umum
sponsor untuk pertama kalinya sejak PBB ke-68 di New York pada 11 Desember
Resolusi Kesehatan Global diluncurkan pada 2013.
tahun 2007, adalah India dan Rusia.
Fasilitasi Indonesia untuk resolusi Majelis Indonesia berperan aktif dalam
Umum PBB ini tidak terlepas dari keketuaan mengatasi isu kesehatan global terutama
Indonesia dalam forum Foreign Policy and melalui forum FPGH tersebut, dan Indonesia
Global Health (FPGH) untuk tahun 2013.22 berhasil membuat negara-negara anggota
Sejak pendirian FPGH melalui Oslo WHO menyepakati resolusi tersebut dan
Ministerial Declaration on “Global Health, mengadopsinya. WHO sepakat bahwa
a pressing foreign policy issue of our time”, kerangka ini adalah tonggak bersejarah di
pendiri forum ini terus mengamankan bidang kesehatan publik yang meletakkan
pembahasan agenda global health and pondasi untuk kesiapan pandemi yang lebih
foreign policy dalam kerangka Majelis terkoordinir, komprehensif, dan setara yang
Umum PBB dan memfasilitasi negosiasi mengarah pada dunia yang lebih sehat dan
resolusi terkait. aman. Resolusi ini sebagai salah satu contoh
konkrit dan postif dari solidaritas global
Kesimpulan untuk kesehatan publik serta eratnya
hubungan kebijakan kesehatan publik global
FPGH merupakan salah satu wadah dan kebijakan luar negeri. Dengan adanya
bagi Indonesia untuk menunjukkan penetapan resolusi WHA No.64/56 tentang
kemampuan memimpinnya. Oleh karenanya “Pandemic Influenza Preparedness: Sharing
Indonesia terus menunjukkan peran aktifnya of Influenza Viruses and Access to Vaccine
di antara negara-negara terutama dalam and other Benefits”. Resolusi ini
forum FPGH dan sekaligus melihat peran menetapkan bahwa kerangka kerjasama
aktifnya dalam FPGH dan berbagai multilateral dalam kesiapan dunia
kesempatan seperti dalam sidang World menghadapi pandemi influenza khususnya
Health Assembly (WHA) dan dalam sidang mekanisme virus sharing, akses pada vaksin
Majelis Umum PBB hal tersebut. Peran aktif dan manfaat lain serta Standard Material
Transfer Agreement (SMTA).
22
Tribunnews, 12 Desember 2013. „Indonesia
Muluskan Pengesahan Resolusi Kesehatan Global‟
<http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/12/in
donesia-muluskan-pengesahan-resolusi-kesehatan-
global> (Diakses 20 September 2013)
Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 9
Metodologi. Jakarta: PT. Pustaka
Daftar Pustaka LP3ES.

Morgenthau, Hans. 1973. Politic Among


Buku Nations: The Struggle for Power and
Peace. New York: Knopf.
Aleksius Jemadu, 2008. POLITIK GLOBAL
dalam TEORI DAN Patrick Morgan, 1982. Theories and
PRAKTIK.Yogyakarta: Graha Ilmu Approaches to International Politics:
What are We Think? New Brunswick
Anak Agung Banyu Perwita & Yanyan : Transaction
Mochamad Yani, 2005. Pengantar
Ilmu Hubungan Internasional. Paul R. Viotti & Mark V. Kauppi. 1998.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya International Relations Theory:
Realism, Pluralism, Globalism, and
Daniel S. Papp, 1997. “Contemporary Beyond. USA: Ally & Bacon.
International relations: Framework
for Siti Fadilah Supari, 2008. Saatnya Dunia
Understanding 5th”. Neddham Berubah (Tangan Tuhan di Balik
Heights: Allyn and Bacon. Virus
Flu Burung), Jakarta: PT. Sulaksana
Garvin McCain dan Erwin Segal, 1973. The Watinsa Indonesia.
Game of Science. Brooks/Cole
Jurnal
Hakan Seckinelgin, 2008. The International
Politics of HIV/AIDS: Global Margaret H. Young, J. D. Schvaneveldt,
Disease-Local Pain. New York: Shelley L. K. Lindauer, Paul L.
Routledge. Schvaneveldt , Oktober 2011.
“Understanding AIDS: A
H.J Morgenthau, 1990. Politik Antar Comparison of Children in the
Bangsa, direvisi oleh Kenneth W. United States and Thailand”, dalam
Thompson, ed. V,buku 1, Yayasan Family Relations, Vol. 50, No. 4
Obor Indonesia. Nuchterlain, Donald E. 1979. National
K.J. Holsti, Politik Internasional: Kerangka Interest A New Approach. Spring:
Untuk Analisis, Jilid 2. (Jakarta: Orbis, Vol.23. No.1.
Erlangga, 1983)
Rachel Irwin, 2010. „Indonesia, H5N1, and
Leroy bennet, 1988. International Global Health Diplomacy‟ Global
Organization, Principle And Issue. New Health Governance, vol. III, no. 2.
Jersey:
Situs Resmi
prentice hall, engleewood.
Berita KEMLU (KBRI resmi), 12 Desember
Mochtar Mas‟oed, 1990. Ilmu Hubungan
2013. Indonesia Muluskan
Internasional Disiplin dan
Pengesahan Resolusi Kesehatan
Global di PBB

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 10


<http://www.kemlu.go.id/santiago/P P2=64&l=id> (Diakses 20
ages/News.aspx?IDP=6693&l=id>( September 2014)
Diakses pada 01 April 2014)
Nelson (2001). „The Great Famine and the
Celso, Amorim dkk, 2 April 2007. Oslo Black Death.‟
Ministerial Declaration—Global
Health: A Pressing Foreign Policy <http://www.vlib.us/medieval/lectur
Issue Of Our Time es/,> (Diakses pada 29 Maret 2014)
<http://www.who.int/trade/events/O
Suara Merdeka „Indonesia Lakukan
slo_Ministerial_Declaration.pdf?ua=
Pengiriman Virus AI Sesuai Aturan
1> (Diakses pada 29 Maret 2014)
Domestik‟ 27 Mei 2007
Globalhealthgovernance „Global Health <http://suaramerdeka.com/cybernew
Governance A CONCEPTUAL s/harian/0705/27/nas1.htm> (Diakses
REVIEW‟ 22 September 2014)
<http://cgch.lshtm.ac.uk/globalhealth
Suara Merdeka „Indonesia Tidak Lagi Kirim
governance.pdf> (diakses 10 April
Sampel Virus ke WHO‟ 28 Mei 2007
2014). <http://suaramerdeka.com
KEMLU, 23 Mei 2007. „Indonesia Berhasil /harian/0705/28/nas09.htm>
Meyakinkan Dunia Internasional (Diakses 22 September 2014)
Membangun Mekanisme Sharing
Tabloid Diplomasi „Delapan Sasaran
Sampel Virus Yang Transparan Dan
MDGs‟
Adil Serta Memberikan Manfaat
<http://www.tabloiddiplomasi.org/pr
Bagi Negara-Negara Berkembang‟.
evious-isuue/116-desember-
<http://Www.Kemlu.Go.Id/Jenewa- 2010/992-delapan-sasaran-
Un/Pages/Statement.Aspx?Idp=4&Id mdgs.html> (diakses 20 September
p2=53&L=Id> (Diakses pada 20 2014)
september 2014)
Tabloid Diplomasi „Keamanan Kesehatan
KEMLU, 21 April 2008. Menkes Ri Global dan Kebijakan Luar Negeri‟
Menegaskan Kembali Pentingnya <http://www.tabloiddiplomasi.org/pd
Mekanisme Baru Virus Sharing Dan f/2012/Tabloid%20Diplomasi%20A
Benefits Sharing. gustus%202012.pdf> (diakses 20
<http://www.kemlu.go.id/jenewa- Maret 2014)
un/Pages/Statement.aspx?IDP=4&ID
Tabloid Diplomasi, 15 Agustus - 14
P2=64&l=id >(Diakses 20
September 2012. Isu Kesehatan
September 2014)
Masuk dalam Ranah Diplomasi.
KEMLU, 22 Mei 2008. Usulan Deklarasi <http://www.tabloiddiplomasi.org/pd
Indonesia Didukung Para Menkes f/2012/Tabloid%20Diplomasi%20A
Gerakan Non-Blok gustus%202012.pdf> (Diakses pada
12 Juni 2014)
<http://www.kemlu.go.id/jenewa-
un/Pages/Statement.aspx?IDP=4&ID Tabloid Diplomasi, 15 Agustus - 14
September 2012. Negosiasi Isu

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 11


Kesehatan Global Tidak Dapat Virus Sharing.
Dipisahkan Dari Tarik Menarik <http://www.depkes.go.id/article/vie
Kepentingan Politik Antar Negara. w/1511/menteri-kesehatan-pimpin-
<http://www.tabloiddiplomasi.org/pd delegasi-ri-di-world-health-
f/2012/Tabloid%20Diplomasi%20A assembly-ke-64-resolusi-mekanisme-
gustus%202012.pdf> (Diakses pada virus-sharing.html> (Diakses 20
12 Juni 2014) September 2014)
Tribunnews, 12 Desember 2013. „Indonesia Depkes, 27 Mei 2009. „Resolusi World
Muluskan Pengesahan Resolusi Health Assembly Ke-62 Sepakat
Kesehatan Global‟ Lanjutkan Bahas Virus Sharing‟
<http://www.depkes.go.id/article/vie
<http://www.tribunnews.com/nasion w/251/resolusi-world-health-
al/2013/12/12/indonesia-muluskan- assembly-ke-62-sepakat-lanjutkan--
pengesahan-resolusi-kesehatan- bahas-virus-sharing.html> (Diakses
global> (Diakses 20 September 20 September 2014)
2013)
Diplomasi, 30 Mei 2009 „Roundtable
WHO, „Global Alert and Response (GAR)‟ Discussion: Peran Politik Luar
<http://www.who.int/csr/sars/countr Negeri dalam Menyinergikan
y/en/index.html> ( 29 Maret 2014). Kebijakan Kesehatan Global untuk
Mewujudkan Millennium
Artikel Development Goals (MDGs),
<http://theglobalreview.com/content
„Chapter 2 Theory and Practice of
_detail.php?lang=id&id=276&type=
Partnership‟
15#.VJr3e6ALZLU> (Diakses 14
<http://aladinrc.wrlc.org/bitstream/h
November 2014)
andle/1961/123/02chapter2.pdf?sequ
ence=6> (Diakses 10 Juni 2014) Ganjar, Widhiyoga, 21 Juni 2012.Peran
Indonesia dalam Membangun
ANTARA News, Menkes RI Terpilih Jadi
Global Health Governance yang
Anggota Dewan Eksekutif WHO
Berkeadilan
<http://www.antaranews.com/print/6
<https://www.academia.edu/123393
3441/menkes-ri-terpilih-jadi-
4/Peran_Indonesia_dalam_Membang
anggota-dewan-eksekutif-who>
un_Global_Health_Governance_Ber
(Diakses 20 September 2014)
keadilan> (Diakses 29 Maret 2014)
Depkes, 14 Mei 2010. „Menkes Pimpiin Health and Labour Issues, 23 Mei 2010. „RI
Delegasi Indonesiia Pada Sidang berhasil dorong sejumlah resolusi
Ke--63 World Health Assembly‟< pada Sidang ke-63 WHA di Jenewa‟.
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id <http://www.mission-
=1077> (Diakses 20 September indonesia.org/article/21/ri-berhasil-
2010) dorong-sejumlah-resolusi-pada-
sidang-ke-63-wha-di-jenewa>
Depkes, 19 Mei 2011. Menteri Kesehatan (Diakses 20 September 2014)
Pimpin Delegasi RI di World Health
Assembly Ke-64 Resolusi Mekanisme

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 12


Joevi, Roedyti, Juni 2011. Keketuaan
Indonesia dalam Forum Foreign
Policy and Global Health Tahun
2013 <
http://portalgaruda.org/download_art
icle.php?article=95776&val=3920>
(Diakses pada 28 Maret 2014)
Philemon, Arobaya, 28 Agustus 2012.
Sinergi Pembahasan Isu Kesehatan
Dengan Politik Luar Negeri
<http://www.tabloiddiplomasi.org/c
urrent-issue/175-4-article/1495-
sinergi-pembahasan-isu-kesehatan-
dengan-politik-luar-
negeri.html>(Diakses pada 28 Maret
2014)
Sehatnegeriku, „Indonesia Sambut Baik
Penetapan Resolusi Mekanisme Baru
Virus Sharing Dan Akses Pada
Vaksin Dan Manfaat Lainnya‟
>http://www.sehatnegeriku.com/indo
nesia-sambut-baik-penetapan-
resolusi-mekanisme-baru-virus-
sharing-dan-akses-pada-vaksin-dan-
manfaat-lainnya/> (Diakses 20
September 2014)

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 13

You might also like