Professional Documents
Culture Documents
05b KPSW Dan Sepsis PDF
05b KPSW Dan Sepsis PDF
Sepsis
Tujuan
– Definisi KPSW
– Diagnosis (deteksi cairan ketuban dan
prediksi mulainya persalinan)
– Penatalaksanaan pada preterm dan aterm
Definisi
Ketuban Pecah Prematur
(Premature Rupture of Membrane/PROM)
– Pecahnya ketuban sebelum persalinan dimulai
• preterm < 37 minggu (PPROM)
• term ≥ 37 minggu (TPROM)
– Idiopatik
– sosioekonomi rendah/gangguan nutrisi
– infeksi (vaginosis bakterial) termasuk IMS
– Distensi uterus (polihidramnion, kehamilan ganda)
– inkompetensi servik
– anomali uterin
– pemasangan cerclage pada servik/amniosentesis
– trauma
– perokok
Predisposing factors
Brian M. Mercer, MD
(HIGH-RISK PREGNANCY SERIES: AN EXPERT’S VIEW)
Tujuan Umum
• Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu
melakukan stabilisasi kondisi gawatdarurat dan
menatalaksana sepsis puerperalis
Tujuan Khusus
• Menjelaskan beberapa penyebab infeksi nifas
• Menjelaskan rencana terapi sepsis akibat metritis
• Melakukan praktik pemberian infus dan antibiotik pada
sepsis karena metritis
Masalah
• Demam didefinisikan sebagai suhu oral > 38°C yang diukur pada
dua waktu di luar 24 jam pasca persalinan, atau suhu ≥ 38,5°C pada
saat apapun.
Faktor Predisposisi
Antenatal
• Anemia, uremia, hiperglikemia tidak terkendali
• Obat imunosupresi dan/atau imunokompromi
• Infeksi traktus genitalis sebelum persalinan dimulai
Intranatal
• Penatalaksanaan persalinan yang tidak higienis
• KPSW
• Periksa dalam berulang kali
• Persalinan operatif
• Plasenta manual
• Laserasi vagina
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan umum
• Melakukan pemeriksaan klinis untuk menilai kondisi
umum pasien dan stabilitasi hemodinamiknya
termasuk nadi, tekanan darah, suhu dan diuresis.
• Perhatikan adanya anemia atau ikterus.
Pemeriksaan Abdomen
• Distensi dan nyeri regio uterus
• Massa pelvio-abdominal
• Tanda peritonitis: nyeri saat meregangkan dan jika
ada tekanan pada dinding abdomen
Pemeriksaan setempat
• Lekositosis
• Apusan cairan serviks/vagina atas untuk kultur dan
sensitivitas
• Analisis urin (plus kultur jika terlihat ada sel darah putih
atau bakteri pada saat analisis)
• USG untuk mendeteksi abses intrauterin atau pelvik
terutama jika demam menetap setelah 48 jam pemberian
antibiotika
• Jika ditemukan massa pelvio-abdominal, lakukan
laparoskopik diagnostik atau laparotomi
• Pemeriksaan laboratorium lainnya (C - reactive protein,
analisis gas darah, radiologi, dsb)
Penatalaksanaan