You are on page 1of 16

PANDUAN PERENCANAAN SDM

A. KETENTUAN UMUM

1. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari RS. menerbitkan Peraturan Pokok Pegawai RS. agar
pegawai dapat mengetahui hak dan kewajibannya sehingga terwujud hubungan
kerja yang serasi, selaras dan seimbang. Dengan demikian diharapkan tercipta
ketenangan kerja dan kepuasan kerja dalam Rumah Sakit guna
mengoptimalkan produktivitas kerja serta terwujudnya kemajuan Rumah Sakit.

RS. memberikan kesempatan yang sama kepada setiap pegawai untuk maju
dan mengembangkan diri serta karirnya, tanpa membedakan golongan, agama
dan suku bangsa, sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
Setiap pegawai diharapkan memberikan tenaga dan pikirannya untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya secara
optimal. Di lain pihak Rumah Sakit akan selalu memperhatikan kesejahteraan
pegawai sesuai dengan kemampuan dan kondisi Rumah Sakit.

2. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
a. RS. ialah suatu Badan Usaha yang bergerak dibidang jasa pelayanan
kesehatan (Rumah Sakit) yang beralamat di Jalan Kunang 15 Kauman,
Metro Lampung.
b. Pegawai ialah pegawai dan karyawati yang mempunyai hubungan kerja
dengan Rumah Sakit dengan menerima upah.
c. Pegawai Tetap ialah pegawai yang terikat hubungan kerja dengan Rumah
Sakit untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
d. Pegawai Kontrak adalah pegawai yang terikat perjanjian hubungan kerja
dengan Rumah Sakit untuk jangka waktu tertentu.
e. Pegawai Training ialah pegawai yang diterima dengan masa 3 (tiga) bulan
masa percobaan.
f. Gaji ialah Gaji Pokok ditambah tunjangan-tunjangan berupa uang dan
dibayarkan pada tiap-tiap awal bulan berikutnya.
g. Hari Kerja ialah hari-hari yang ditetapkan oleh Rumah Sakit dimana
seseorang pegawai harus tetap aktif melakukan pekerjaannya.
h. Jam Kerja ialah waktu yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit dimana
seorang, pegawai harus tetap aktif melakukan pekerjaannya.

i. Kerja Bergilir (shift) ialah kerja yang dilakukan secara bergilir dengan
pengaturan waktu tugas pagi, sore dan malam.
j. Panggil Kerja (call out) ialah panggilan kepada pegawai tertentu untuk
melaksanakan pekerjaan yang sangat mendesak diluar jam kerjanya.
k. Kerja Lembur ialah kerja yang dijalankan diluar jam kerja guna
melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan segera atas perintah
Rumah Sakit.
l. Hari Istirahat (day off) ialah hari yang ditentukan untuk tidak bekerja bagi
pegawai shift.
m. Hari Libur ialah hari yang ditentukan untuk tidak bekerja oleh Rumah
Sakit berdasarkan ketentuan dari Pemerintah.
n. Cuti ialah dibebaskannya seseorang pegawai dari segala aktivitas
menjalankan tugas pekerjaan dalam jabatannya selama waktu tertentu.
o. Keluarga ialah istri dan anak kandung sebanyak 2 (dua) orang yang sah
dan terdaftar di Rumah Sakit.
p. Uang Pesangon ialah pemberian berupa uang dari Rumah Sakit kepada
pegawai sesuai dengan peraturan UU yang berlaku.
q. Uang Penghargaan Masa Kerja ialah pemberian berupa uang dari Rumah
Sakit kepada pegawai sebagai penghargaan masa kerja akibat adartya
pengakhiran hubungan kerja.
r. Formasi Jabatan adalah jabatan-jabatan yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan organisasi Rumah Sakit.

3. Kebijakan di bidang Sumber Daya Manusia


RS. menyadari bahwa berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai
ditentukan oleh sikap keterampilan, kejujuran, kesetiaan (loyalitas) dan
pengabdian serta dedikasi pegawai. Oleh karena itu kebijakan Rumah Sakit
datam bidang Sumber Daya Manusia, dengan tetap memperhatikan filosofi
pembinaan Sumber Daya Manusia yaitu "Profesionalisme" sesuai bidangnya,
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Evaluasi Pekerjaan (Job Evaluation )
Semua pekerjaan yang ada dinilai dengan sistem atau cara yang terbaik
guna mengetahui perbedaan pekerjaan-pelCerjaan itu. Dalam penilaian
itu harus diperhatikan besar dan sulitnya tanggung jawab seseorang atau
pekerjaannya serta pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.

b. Pendidikan / pengembangan karier


Rumah Sakit memberikan kesempatan kepada pegawai untuk
mengembangkan karir meningkatkan keterampilan (skill), antara lain
dengan mengadakan program pendidikan yang dilakukan oleh Rumah
Sakit atau dengan mengirimkan pegawai-pegawai ke lembaga-lembaga
pendidikan dan pelatihan untuk mengadakan tatihan-latihan (training)
sesuai dengan pekerjaannya (job) di Rumah Sakit atas biaya Rumah Sakit.

c. Uraian tugas pekerjaan (Job Description )


Rumah Sakit menyadari bahwa manajemen yang baik hanya dapat dicapai
apabila setiap pegawai mengetahui ruang lingkup tugas, wewenang dan
tanggung jawab serta hubungan tata cara kerja dengan unit satuan kerja
lainnya yang ada di Rumah Sakit.
Oleh karena itu menjadi tanggung jawab dari setiap atasan untuk :
 Memberikan petunjuk kepada setiap pegawai bawahannya agar
mengetahui uraian tugas (job description) masing-masing.
 Mengadakan mutasi, rotasi dan demosi dari pada bawahannya setelah
disetujui oleh Direktur Rumah Sakit.
d. Remunerasi dan Kesejahteraan lainnya
Rumah Sakit memberikan imbalan jasa dan tetap memperhatikan aspek
keadilan dan kesejahteraan lainnya sesuai kemampuan Rumah Sakit.
e. Penilaian Prestasi Kerja
Untuk merangsang gairah kerja dan selalu meningkatkan loyalitas dan
produktivitas kerja dari para pegawai, Rumah Sakit memberikan penilaian
atas prestasi kerja yang telah dicapai.
f. Pembinaan Karir
Pembinaan karir merupakan sistem pengembangan pegawai (Employee
Development) yang akan meningkatkan motivasi kerja. Diharapkan dengan
terpeiiharanya dan terbinanya karir pegawai akan meningkatkan loyalitas,
produktivitas, kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan tugas tanggung
jawab jabatan / pekerjaan yang dibebankan Rumah Sakit.
g. Pemeliharan Kesehatan / Pengobatan
Pemeliharaan Kesehatan dan perawatan / pengobatan diusahakan
semaksimal mungkin dengan mengikutsertakan pegawai pada program
JPK Jamsostek.
h. Pemberian Penghargaan
Rumah Sakit memberikan penghargaan bakti kerja kepada pegawai yang
telah memberikan prestasifiya.
i. Perjalanan Dinas
Untuk melaksanakan tugas Rumah Sakit, pegawai dapat melakukan
perjalanan dinas baik dibiayai sepenuhnya oleh Rumah Sakit sesuai
dengan peraturan yang telah diterapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
j. Kebebasan bertanya dan mengemukakan pendapat
Rumah Sakit memberikan kebebasan kepada pegawai untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat kepada atasannya dalam batas-batas yang wajar
dan bertanggung jawab dalam rangka upaya pendayagunaan Sumber Daya
Manusia.

B. PENERlMAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI.

1. Penerimaan Pegawai
Penerimaan Pegawai dilakukan apabila dibutuhkan oleh Rumah Sakit dengan
cara :
a. Memasang iklan melalui media masa
b. Menghubungi dan mencari informasi dari kantor DISNAKER
c. Menghubungi sekolah-sekolah, akademi-akademi, perguruan tinggi atau
lembagalembaga pendidikan lainnya.
d. Arsip lamaran yang telah masuk.
Untuk memenuhi persyaratan lamaran kerja, pelamar harus melengkapi
surat lamaran kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah
Sakit.

2. Persyaratan Penerimaan Pegawai.

2.1 Persyaratan usia :


a. Usia paling rendah 19 (sembilan belas) tahun maksimum 35 (tiga
puluh lima) tahun.
b. Penerimaan pegawai diatas usia 35 (tiga puluh lima) tahun karena
keahliannya dibutuhkan oleh Rumah Sakit dapat dilaksanakan
atas pertimbangan Manajemen.

2.2 Persyaratan administrasi / kelengkapan surat-surat


Setiap pelamar harus menyampaikan:
a. Surat lamaran.
b. Daftar Riwayat Hidup.
c. Photo copy ijazah terakhir yang telah dilegalisir.
d. Daftar Riwayat Pekerjaan (bagi yang berpengalaman).
e. Surat keterangan tidak terkait lagi dengan kantor atau perusahaan
dimana ia pernah bekerja atau sedang bekerja (surat lolos butuh).

f. Pas photo terbaru berwarna dasar merah dari pelamar ukuran 4 x


6 cm sebanyak 2 lembar.

2.3 Test & Wawancara


a. Evaluasi administrasi
b. Tes kejuruan sesuai dengan bidang pendidikan (tes tertulis).
c. Tes keterampilan yang disesuaikan dengan kejuruan / bidang
d. Tes wawancara

2.4 On the Job Trining (OJT).


Setiap calon pegawai yang dinyatakan lulus seleksi dan memenuhi
syarat untuk diterima sebagai calon pegawai wajib mengikuti On
the Job Training yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit selama
maksimal 3 (tiga) bulan dan dapat ditambah 2 (dua) bulan apabila
dianggap belum memuaskan.

2.5 Perjanjian kerja antara pegawai dengan Rumah Sakit.


Setelah calon pegawai yang dinyatakan lulus dalam mengikuti On
The Job Training dan memenuhi syarat untuk diterima sebagai
pegawai akan diikat dengan perjanjian kerja antara Rumah Sakit
dengan pegawai baru tersebut.

2.6 Pengesahan Hubungan Kerja


1. Sebelum Hubungan Kerja dengan Rumah Sakit dimulai, setiap
calon pegawai akan diberi kesempatan untuk membaca dan
mempelajari Peraturan Perusahaan yang menguraikan tentang
hak dan kewajiban pegawai serta persyaratan lainnya.
2. Hubungan Kerja antara pegawai dengan Pihak Rumah Sakit
akan dianggap sah apabila masing-masing Pihak telah
menandatangani Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (untuk
pegawai kontrak) atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
(untuk pegawai tetap).

3. Penandatanganan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu atau


Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu harus ditanda-tangani
diatas materai yang cukup.

2.7 Penempatan Pegawai


Setiap pegawai bersedia dan sanggup untuk ditempatkan
dibidang tugas apapun sesuai dengan keahiiannya serta
bersedia ditempatkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan
operasional Rumah Sakit.

C. MUTASI dan ROTASI PEGAWAI


1. Setiap pegawai harus bersedia dimutasikan atau dirotasikan
kebagian lain yang masih dalam lingkup kerja Rumah Sakit.
2. Setiap pelaksanaan Mutasi akan disyahkan dengan penerbitan
Surat Keputusan yang diberikan kepada pegawai yang terkena
mutasi.
3. Penolakan untuk melaksanakan mutasi dan rotasi dapat dikategorikan
sebagai pelanggaran menolak perintah yang layak dari atasan.

D. PROMOSI DAN DEMOSI PEGAWAI


1. Kenaikan pangkat / golongan / jabatan adalah merupakan
kewenangan dan kebijaksanaan sepenuhnya dari Pimpinan Rumah
Sakit untuk menaikkan pangkat / golongan / jabatan setingkat
lebih tinggi dari posisi semula.
2. Dalam mempertimbangkan suatu promosi maka Pimpinan Rumah
Sakit akan mengacu kepada hal-hal sebagai berikut :
2.1 Kepribadian
2.2 Latar belakang pendidikan formal 1 informal dan keahlian yang
dimiliki 2.3 Penilaian kinerja meliputi :
a. Kemampuan melaksanakan dan menyelesaikan tugas.
b. Prestasi yang telah dicapai
c. Kejujuran dan kehormatan pribadi
d. Disiplin
e. Moral
f. Etika dan kepernimpinan
g. Kepantasan / kelayakan untuk diberi kedudukan lebih tinggi
Demosi adalah Penurunan jabatan akibat adanya kesalahan dalam melaksanakan
pekerjaannya yang berdampak merugikan Rumah Sakit.

D. KETENTUAN JAM KERJA PEGAWAI


1. Waktu Kerja dan Istirahat
1.1 Waktu kerja ditetapkan 8 (delapan) jam sehari atau
40 (empat puluh) jam seminggu sesuai dengan aturan
hari dan jam kerja dibagian masing-masing yang
akan diatur dalam aturan tersendiri.

1.2 Setiap hari kerja diberikan waktu istirahat selama 1


(satu) jam untuk keperluan makan, minum dan lain-
lain. Waktu istirahat tersebut tidak termasuk waktu
kerja.
1.3 Pegawai shift dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Departemen Medis :

1) 07.00 s/d 14.00 WIB


2) 14.00 s/d 20.00 WIB
3) 20.00 s/d 07.00 WIB

b. Departemen Non Medis

Shift :
1) 07.00 s/d 14.30 WIB
2) 14.30 s/d 20.00 WIB
3) 20.00 s/d 07.00 W1B

c. Waktu kerja sebagaimana tersebut diatas sewaktu-


waktu dapat berubah sesuai dengan kepentingan
Rumah Sakit.

1.4 Pegawai Non Shift dengan ketentuan sebagai berikut:


Waktu kerja kantor untuk pegawai Medis dan Non
Medis diatur mulai dari hari Senin sampai Sabtu jam
08.00 - 16.00 WIB (6 hari kerja)
Jika jam kerja lebih dari peraturan maka akan di hitung
jam lembur

2. Lembur
2.1 Apabila ada pekerjaan yang sifatnya penting dan
mendesak maka pegawai diwajibkan bekerja lembur
sesuai dengan tingkat kebutuhan untuk mendukung
kelancaran tugas operasional Rumah Sakit.
2.2 Pegawai yang bekerja melebihi 8 (delapan) jam sehari
atau 40 (empat puluh) jam seminggu pada hari kerja
biasa atau pada hari libur resmi yang ditetapkan
pemerintah atau bekerja pada hari istirahat mingguan,
dibayar upah lembur dengan tetap memperhatikan
waktu kerja dan waktu istirahat yang diatur sesuai
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.

2.3 Perintah kerja lembur harus dibuat secara tertulis oleh


Wakil Direktur selaku User sesuai dengan form yang
tersedia dan disetujui oleh Direktur Rumah Sakit.

3. Giliran Kerja

3.1 Sesuai dengan sifat pekerjaan dan kebutuhan Rumah


Sakit yang melayani masyarakat selama 24 (dua puluh
empat) jam sehari, maka dilakukan gilir kerja (shift)
pada bagian - bagian tertentu. Pelaksanaan gilir kerja
diatur dan ditentukan oleh Wakil Direktur terkait dan
disetujui oleh Direktur atau yang berwenang untuk itu.
3.2 Untuk menjamin agar pekerjaan dapat berjalan terus-
menerus, maka semua shift yang akan digantikan tidak
dibenarkan meninggalkan pekerjaannya sebelum ada
shift pengganti berikutnya maupun atas seizin Wakil
Direktur / PJ / Ka.Ru. yang bertugas pada saat itu.

3.3 Bagi para pelaksana tugas shift wajib melaksanakan


serah terima dengan benar atas semua pekerjaan yang
telah dikerjakan maupun yang belum dikerjakan kepada
penggantinya.

E. KETENTUAN CUTI DAN IZIN PEGAWAI

1. Cuti Tahunan
1. Pegawai yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan
berturut-turut berhak mendapat cuti tahunan selama 12
(dua belas) hari kerja dengan mendapat upah penuh.
2. Pelaksanaan cuti tahunan diajukan oleh pegawai dan
diatur oleh Rumah Sakit dengan memperhatikan
kepentingan Rumah Sakit.
3. Untuk kepentingan Rumah Sakit dengan tidak
merugikan pihak pegawai, pelaksanaan cuti dapat
ditunda paling lama 1 (satu) bulan semenjak hak cuti
tahunan tiba.
4. Hak atas cuti tahunan gugur apabila dalam waktu 1 (satu)
bulan sejak lahirnya hak cuti tersebut tidak digunakan oleh
pegawai.

2. Cuti Haid, Hamil dan Melahirkan atau Gugur Kandungan


1. Pegawai wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari
pertama dan hari kedua waktu haid dengan upah dibayar
penuh, dengan ketentuan pegawai yang bersangkutan
harus memberitahukan hal tersebut kepada Rumah Sakit
dengan dilampiri Surat Keterangan Dokter.
2. Pegawai wanita yang hamil dan akan melahirkan berhak
atas cuti hamil selama 1 ( satu) bulan saatnya menurut
perhitungan dokter akan melahirkan dan 2 (dua) bulan
sesudah melahirkan / gugur kandungan dengan upah
dibayar penuh.
3. Permohonan cuti hamil diajukan secara tertulis kepada
Rumah Sakit selama-lamanya 2 (dua) minggu sebelum cuti
dijalani dengan melampirkan Surat Keterangan Dokter.

3. Izin Meninggalkan Tugas


1. Dalam hal tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Undang – Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003
atas permintaan pegawai didukung oleh keterangan
yang dapat menunjukkan kebenarannya. Rumah Sakit
memberikan izin meninggalkan pekerjaan dengan
mendapat gaji sebagai berikut :

a) Pegawai sendiri melaksanakan pernikahan diberikan izin


selama 3 (tiga) hari.
b) Pernikahan anak pegawai, diberikan izin selama 2 (dua)
hari.
c) Istri pegawai melahirkan diberikan izin selama 2 (dua) hari.
d) Menghitankan / membaptiskan anak pegawai diberi izin
selama 2 (dua) hari.
e) Kematian istri / suami / anak / orangtua mertua
pegawai diberi izin selama 2 (dua) hari.

2. Apabila hal tersebut pada ayat 1 huruf a s/d e terjadi


diluar kota dengan radius lebih dari 100 Km, maka
untuk setiap keperluan tersebut pegawai mendapat izin
tambahan sebanyak 2 (dua) hari, dengan memperhatikan
kasusnya.

3. Rumah Sakit memberikan pertimbangan pemberian izin


meninggalkan pekerjaan diluar yang diatur kepada pegawai
yang benar-benar memerlukan untuk mengurus hal yang
sangat penting dan izin tersebut dapat diperhitungkan untuk
hak cuti pegawai yang belum diambil pada tahun yang
bersangkutan.

4. Pegawai yang meninggalkan jam tugas pada tempat


kerja harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari
atasannya dan mengurus izinnya di HRD.

5. Meninggalkan tempat kerja tanpa izin resmi dianggap "


Mangkir " dan hal ini dapat dikenakan sanksi.

6. Jika atas kehendak Pemerintah agar pihak Rumah Sakit


mewakili pegawai untuk mengikuti penataran / kursus /
pendidikan dan lain sebagainya, maka selama yang
bersangkutan mengikuti hal tersebut gaji dibayar penuh.

F. PENGGOLONGAN DAN PENGGAJIAN PEGAWAI

1. Penggolongan Pegawai
Penggolongan pegawai berdasarkan Skala, Strata Pendidikan dan
Pengalaman Kerja.
2. Penggajian
Rumah Sakit menerapkan sistem penggajian dengan
ketentuan sebagai berikut :

2.1 Sistem penggajian.


Gaji ditetapkan berdasarkan pada tingkat dan golongan
pegawai dengan menilai jabatan, keahlian, pendidikan, kecakapan,
prestasi kerja, kondite, pengalaman dari pekerjaan yang
bersangkutan.
a. Gaji dibayarkan setiap awal bulan berikutnya melalui Bank atau
Cash.
1) Komponen Gaji terdiri dari :
a) Gaji Pokok.
2) Tunjangan Jabatan (Struktural) :
a) Direktur
b) Kepala Bidang
c) Kepala Bagian
d) Kepala Sub Bagian
e) Kepala Seksi
f) Penanggung Jawab
3) Tunjangan Khusus :
a) Uang Transportasi
b) Uang Makan
4) Lain-lain
a) Lembur
b) Insentif
2.2 Skala gaji diatur secara berjenjang sesuai dengan Keputusan
Direktur Utama.
2.2 Besarnya gaji bagi pegawai dengan masa kerja kurang dari 1 (satu)
tahun ditetapkan serendah-serendahnya sebesar Upah Minimum
Kabupaten yang berlaku, sedangkan bagi pegawai yang masa
kerjanya 1 (satu) tahun atau lebih besarnya sesuai dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit.
2.3 Kenaikan Gaji :
a) Kenaikan gaji akan ditinjau secara berkala dengan
memperhitungkan tingkat inflasi kemampuan Rumah Sakit
dan evaluasi atas prestasi pegawai yang pelaksanaannya
diatur dalam ketentuan dan kebijaksanaan Rumah Sakit.
b) Peninjauan kenaikan gaji bagi seorang pegawai dapat
juga dilaksanakan berdasarkan permintaan dari Atasan
Langsung pegawai dan atau kemampuan Rumah Sakit.
c) Kenaikan gaji tidak dilaksanakan atau tidak diberlakukan
apabila kinerja Rumah Sakit mundur atau tetap dan
kemampuan Rumah Sakit untuk melaksanakan hai
tersebut tidak ada.
d) Kenaikan gaji tahunan bukan suatu keharusan dan bukan
merupakan hak bagi pegawai yang gajinya sudah
melampaui Upah Minimum Kota Metro / Provinsi

G. Tunjangan Hari Raya Keagamaan


1. Setiap pegawai akan menerima tunjangan hari raya keagamaan
yang pembayarannya dilakukan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum Hari Raya keagamaan yang dirayakan oleh
pegawai masing-masing, dengan ketentuan :
1.1 Bagi pegawai yang beragama Islam diberikan pada Hari Raya Idul
Fitri
1.2 Bagi pegawai yang beragama Kristen Katolik dan Protestan
diberikan pada Hari Raya Natal
1.3 Bagi pegawai yang beragama Budha diberikan pada Hari Raya
Waisak
1.4 Bagi pegawai yang beragama Hindu diberikan pada Hari Raya
Nyepi
2. Besarnya tunjangan tersebut ditetapkan sesuai dengan Keputusan
Direktur Utama.

H. PERLINDUNGAN PEGAWAI
1. Perlindungan Bagi Pegawai Wanita
1.1 Rumah Sakit memberikan perlindungan kepada pegawai
wanita sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya,
termasuk dalam memberikan perlindungan tersebut diatas
adalah tidak memberhentikan pegawai wanita yang
disebabkan menikah dan atau melahirkan.
1.2 Pegawai wanita yang akan menikah harus memberitahukan
rencana pernikahannya maksimal 2 minggu sebelum acara
pernikahan kepada Manager SDM & Umum dengan
diketahui oteh Manager yang bersangkutan.
2 Rumah Sakit merencanakan dan melaksanakan pengalihan tugas
yang sesuai bagi pegawai wanita hamil tanpa mengurangi hak-
haknya sebagai pegawai.
3. Pegawai wanita yang telah selesai menjalani cuti hamil dan
melahirkan atau cuti diluar tanggungan karena hamil dan melahirkan,
kembali pada tempatnya semula tanpa dikurangi hak-haknya pada
waktu sebelumnya.

I. PERATURAN DAN TATA TERTIB KERJA

1. Kewajiban dan Larangan

Tara tertib, disiplin dan sanksi merupakan salah satu faktor


penting demi tercapainya tujuan bersama yang bermanfaat bagi
Rumah Sakit maupun pegawai, oleh sebab itu pegawai Rumah Sakit
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1.1 Kewajiban Pegawai :
a. Menjalankan, menjunjung tinggi dan mengamalkan visi dan misi
Rumah Sakit.
b. Mengikuti kegiatan dalam bentuk apapun yang diprogramkan dan
diadakan oleh Rumah Sakit.
c. Setiap pegawai berkewajiban mengutamakan kepentingan Rumah
Sakit dan bekerja sama sepenuhnya demi kemajuan Rumah Sakit.
d. Mematuhi dan melaksanakan segala tata tertib yang berlaku di
Rumah Sakit.
e. Disiplin dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas sehari-
hari dengan menggunakan / memanfaatkan / memelihara serta
menjaga keutuhan semua barang / fasilitas / tempat dan melaporkan
kepada pimpinan / atasannya apabila mengetahui adanya kerusakan
/ hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian bagi
Rumah Sakit.
f. Pada saat alih tugas atau mengundurkan diri dari
pekerjaannya, agar mengembalikan dan atau menyerahkan
barang-barang inventaris yang dipinjam pakaikan berikut
dokumen administrasi yang menjadi tanggung jawabnya
dalam kondisi baik dan lengkap.
g. Memanfaatkan / menggunakan waktu kerja seefisien
dan seefektif mungkin.
h. Kehadiran Kerja :
1) Pegawai harus clock in pada mesin yang telah disediakan
serta tidak diperbolehkan mewakili clock in orang lain.
2) Memakai seragam yang telah ditentukan, lengkap dengan
artibut dan ID. Card yang telah dikeluarkan oleh Rumah
Sakit.
3) Pegawai wajib berada ditempat tugas dan tidak
dibenarkan meninggalkan tugas pada saat jam
kerja tanpa seijin Pimpinan / Atasan Langsung dan
disetujui oleh Bagian HRD.
4) Apabila tidak hadir kerja, wajib terlebih dahulu
memberitahukan kepada Atasannya dengan alasan yang
dapat diterima kebenarannya dan harus diajukan secara
tertulis.
5) Izin tidak masuk kerja akan diberikan apabila :
a) Orang Tua / Mertua / Saudara kandung / Istri / Suami
/ Anak / Anggota keluarga serumah
Meninggal Dunia.
b) Pegawai Menikah.
c) Menikahkan anak.
d) Mengkhitankan anak.
e) Mambaptiskan anak.
f) Istri melahirkan / keguguran.
6) izin tidak masuk kerja diluar ketentuan tersebut butir e tidak
dapat diberikan kecuali apabila pegawai menghendaki harus
izin, maka izin akan diberikan dengan catatan akan dipotong
gaji 4 % per hari dari total gaji yang diterima selama pegawai
izin.
i. Apabila tidak hadir kerja tanpa adanya pemberitahuan terlebih
dahulu, maka :
1) Pegawai dianggap mangkir.
• 2) Cuti tahunan dipotong sesuai dengan ketidak hadiran.
3) Potong Gaji 4 % per hari dari total gaji yang diterima selama
pegawai izin.
j. Melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Etika Profesi, Job
Description, Protap, dan Kode Etik Rumah Sakit Seluruh Indonesia
sesuai dengan profesinya masing-masing dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
k. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia perusahaan terhadap
siapapun mengenai hal-hal yang diketahui sehubungan dengan
jabatan.
l. Membina dan memelihara suasana kerja yang serasi, safing
menghormati, saling menghargai dan saling mendukung serta
penuh dengan rasa tanggung jawab dalam setiap melaksanakan
pekerjaanya.
m. Menjaga dan membawa nama baik Rumah Sakit dan semua
pimpinan yang ada di Rumah Sakit dari tingkat bawah sampai
tingkat tertinggi, baik didalam maupun di luar jam kerja.
n. Setiap pegawai bersikap sopan, sabar, penuh perhatian dan bersikap
saling menolong serta dapat menarik simpatik kepada pasien /
keluarga / pengunjung, karena hai tersebut merupakan salah satu
upaya yang ampuh, untuk tidak membuat pasien / keluarga
pengunjung menjadi jera atas pelayanan yang diberikan oleh
Rumah Sakit.
o. Apabila mengetahui hal-hal yang akan merugikan Rumah Sakti dan
atau membahayakan keselamatan orang lain baik pimpinan,
pegawai maupun pemakaian jasa Rumah Sakit agar dengan segera
memberitahukan kepada Pimpinan Rumah Sakit secara berjenjang.
p. Memberikan keterangan / data-data yang benar baik mengenai
dirinya sendiri maupun keluarga yang menjadi tanggungannya
kepada HRD / Personalia dan apabila ada perubahan status dirinya
(pemikahan / perceraian), kelahiran anak, kematian suami / istri /
anak guna akurasi data pegawai.
q. Pegawai diwajibkan membaca, memahami, mematuhi dan
melaksanakan semua Prosedur Tetap dan semua Peraturan yang
telah diberlakukan oleh Rumah Sakit.

1.2 Larangan Kepada Pegawai :


a. Dilarang meminta dan atau menerima pemberian atau janji
baik langsung atau tidak langsung dalam bentuk apapun dan
dari siapapun yang berhubungan dengan tugas atau jabatannya
untuk kepentingan pribadi, baik dilakukan didalam maupun
diluar lingkungan Rumah Sakit yang dapat merugikan dan atau
merusak nama baik dan "ClTRA" Rumah Sakit.
b. Dilarang melakukan pekerjaan lain didalam Rumah Sakit yang
tidak ada kaitannya dengan tugas atau jabatannya kecuali apabila
diizinkan atasan.
c. Dilarang melakukan pekerjaan rangkap pada instansi lain yang
dapat mengganggu pekerjaan di Rumah Sakit dan tanpa izin /
persetujuan Direktur Rumah Sakit.
d. Dilarang tidak masuk kerja tanpa alasan yang dapat diterima oleh
atasan / pejabat yang berwenang.
e. Dilarang datang terlambat dan pulang sebelum berakhirnya waktu
kerja tanpa alasan yang dapat diterima oleh atasan / pejabat
berwenang Rumah Sakit.
f. Pada saat bekerja dilarang membawa anak dan atau membawa
pacar ditempat kerja.
g. Pada saat jam kerja dilarang tidur, menonton N, menggosip dan
atau membicarakan hal-hal yang seharusnya tidak perlu
dibicarakan di
h. Dilarang memindahkan dan atau menggunakan barang-barang
inventaris diluar kepentingan Rumah Sakit tanpa seizin Atasan /
Pihak Rumah Sakit.
i. Pada saat jam kerja dilarang memakai sandal, membunyikan radio
1 tape dengan suara yang kuat, membaca surat kabar / majalah
serta makan di meja kerja. 2.10 Dilarang menggunakan fasilitas
telephone untuk kepentingan pribadi.
j. Selama dilingkungan Rumah Sakit dilarang merokok dan
mengingatkan kepada orang lain yang sedang merokok untuk tidak
merokok.
k. Dilarang menginggalkan pekerjaan / tempat kerja tanpa izin dari
atasannya / pejabat berwenang Rumah Sakit.
l. Dilarang menolak melaksanakan perintah / penugasan yang layak
dari atasannya.
m. Dilarang membawa / menggunakan barang-barang I alat-alat /
dokumen milik Rumah Sakit keluar dari lingkungan Rumah Sakit
tanpa izin atasan, baik untuk mendapatkan keuntungan pribadi
maupun tidak.
n. Dengan sengaja atau kelalaian mengakibatkan dirinya dalam
keadaan sedemikian rupa sehingga tidak dapat menjalankan
pekerjaan yang diberikan kepadanya.
o. Dilarang menerima tamu dalam waktu kerja yang tidak ada
kaitannya dengan tugas / jabatannya, kecuali hal-hal yang sangat
penting dan mendesak serta atas izin atasan / pimpinan.
p. Secara perorangan atau bersama-sama dilarang melakukan usaha
atau perbuatan yang merongrong kebijakan Pimpinan dan
operasionalisasi Rumah Sakit.
r. Dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan perbuatan
yang dapat berakibat fatal terhadap keselamatan Rumah Sakit
ataupun orang-orang yang berada didalamnya atau merusak atau
membiarkan milik Rumah Sakit maupun dirinya dan orang lain
dalam keadaan bahaya.
s. Minum-minuman keras, mabuk, membawa, menyimpan /
menyalahgunakan obat-obat terlarang dalam lingkungan Rumah
Sakit baik dalam jam kerja maupun diluar jam kerja.
t. Berjudi di dalam lingkungan Rumah Sakit baik dalam jam kerja
maupun diluar jam kerja.
u. Membawa, menyimpan / menyalahgunakan senjata api / senjata
tajam kedalam lingkungan Rumah Sakit yang tidak ada kaitan
dalam pekerjaannya.
v. Melakukan tindakan yang melanggar kesusilaan, tidak bermoral
sehingga mencemarkan / merugikan nama baik Rumah Sakit baik
didalam jam kerja maupun diluar jam kerja.
w. Membujuk atau memikat pimpinan / atasan /teman sekerja untuk
melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma, baik norma
susila, norma agama maupun norma hukum sehingga menimbulkan
keresahan dan perasaan tidak aman bagi seluruh pegawai dan
Pimpinan Rumah Sakit.
x. Berkelahi, bertengkar, menganiaya, mengancam, menghina orang
lain ditempat kerja yang dapat membahayakan dirinya sendiri
maupun orang lain.
y. Membongkar rahasia Rumah Sakit atau mencemarkan nama baik
Rumah Sakit dan keluarganya kecuali untuk kepentingan negara.
1.3 Klasifikasi Pelanggaran
a. Dengan telah diaturnya beberapa Kewajiban dan Larangan
sebagaimana tercantum pada pasal 16 diatas, apabila pegawai
tidak mematuhinya maka dianggap melakukan Pelangggran.
b. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai
dikelompokkan menjadi 3 jenis pelanggaran :

c. Pelanggaran Berat.
1) Meminta dan atau menerima pemberian atau janji baik
langsung atau tidak langsung dalam bentuk apapun dan dari
siapapun yang berhubungan dengan tugas atau jabatannya untuk
kepentingan pribadi, baik dilakukan didalam maupun diluar
lingkungan Rumah Sakit yang dapat merugikan dan atau
merusak nama baik dan "CITRA" Rumah Sakit.
2) Membongkar rahasia Rumah Sakit atau mencemarkan nama
baik Rumah Sakit dan keluarganya kecuali untuk kepentingan
negara.
3) Membawa / menggunakan barang-barang / alat-alat / dokumen
mifik Rumah Sakit keluar dari lingkungan Rumah Sakit tanpa
izin atasan, baik untuk mendapatkan keuntungan pribadi
maupun tidak.
4) Secara perorangan atau bersama-sama melakukan usaha atau
perbuatan yang merongrong kebijakan Pimpinan dan
operasionatisasi Rumah Sakit.
PANDUAN PERENCANAAN SDM

Jln. Kunang 15 Kauman Kel. Metro Kec. Metro Pusat


Kota Metro
Tahun 2016

You might also like