You are on page 1of 11

HUMANIKA Vol.25 No.

1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER


KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
Nur Hastuti

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia


Email: nurhastuti12.nh@gmail.com

Abstract

Bumi Manusi is a novel showing the mental turmoil of the characters situated between two cultures, two values,
and two understandings. This novel successfully describes not only the cultural revolution in a colonized country
but also an objection against the absolute supremacy of cultural and social value. The material object of this
research is a novel entitled “Bumi Manusia” written by Pramudya Ananta Toer, with the formal object, that is,
the description of social relationship between the Java and the European society, or otherwise between the
bourgeois and the proletarian. This research adopts the literature sociology approach as the perspective study.
Literature sociology is an approach focusing on the relationship between literature works and social values in
the life of the author and readers. The discussion and result of this research are conflict, confrontation, as well
as social relationship between the bourgeois and the proletarian. The European thought that they were in the
highest level, because of being educated compared to the Javanese, so the Javanese had to believe whatever they
said. On the other side, there were some natives of European descent who behaved humbly and treated the
native in a good way although they had European blood and they were rich, one of them is Annelies. Minke, a
blue-blooded native of Java, was able to get out of her ‘Javanese caterpillar’ to be an independent and free
human. She, even, split her ‘European soul’ which she got from school, which became the symbol and ‘qiblah’ of
knowledge and civilization at that time.

Keywords: Bumi Manusia novel; bourgeois; proletarian; literature sociology

1. Pendahuluan melainkan karena nama pengarangnya.


(Yudiono, 2007:302).
Bumi Manusia merupakan buku pertama
Novel ini penuh dengan kritik sosial
dari tetralogi buru yang ditulis oleh
akan kedua nilai tradisional dan modern.
sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta
Ambiguitas setiap karakter membuat novel
Toer, ketika berada di penjara di pulau
ini tidak hanya berhasil menggambarkan
Buru,1975 (Purnama: 2013)
revolusi budaya di negara terjajah tapi juga
Popularitas roman-roman tersebut
merupakan sebuah penolakan akan
tidak perlu dijelaskan lagi di sini karena
pengagungan absolut sebuah nilai budaya
sudah ditulis banyak orang. Dapat
dan sosial.
dipahami apabila ada orang berpendapat
Bumi manusia diterbitkan pertama kali
bahwa keterkenalan roman-roman itu
oleh Hasta Mitra (Jakarta) pada
bukan semata-mata karena isinya,

64 Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

pertengahan tahun 1980, tidak lama setelah Bumi Manusia mengisahkan tentang
pengarang Pramoedya Ananta Toer kegelisahan seorang pemuda bernama
dibebaskan (oleh penguasa Orde Baru) dari Mingke. Ia merupakan seorang pemuda
pengasingannya di Pulau Buru(Yudiono, berdarah priyayi yang sedang menamatkan
2007:302). Novel ini dinyatakan sekolah HBS di Surabaya. Pola pikirnya
“terlarang” oleh pemerintah karena yang kritis menjadikannnya lebih dewasa
dianggap mengandung ajaran marxisme ketimbang anak seusianya. Selain itu ia
atau komunis. Padahal roman ini mampu keluar dari kepompong
mengajarkan tentang nasionalisme kepada kejawaannya menuju manusia yang bebas
bangsa sendiri. dan merdeka. Di sudut lain, ia malah
Pramoedya merupakan seorang membelah jiwa ke-Eropa-an yang
novelis Indonesia yang terkemuka dan didapatnya dari bangku sekolah, yang saat
sering dibicarakan oleh pengkritik sastra itu menjadi simbol dan kiblat ilmu
dalam dan luar negari. A. Teeuw pula pengatahuan dan peradaban.
pernah mengungkapkan bahawa Cerita ini dibuka saat Mingke
Pramoedya adalah penulis yang muncul berkesempatan berkunjung ke rumah
hanya sekali dalam satu generasi, atau seorang Belanda kaya, bernama Herman
malah dalam satu abad (1980: 242). Mallena, Mingke diajak oleh temannya
Muzakka mengatakan bahwa yang bernama Robert Shuurhof. Belanda
Pramoedya Ananta Toer sebagai sastrawan ini terkenal kaya karena memiliki
besar, terlepas dari persoalan pro dan perkebunan yang luas dengan beberapa
kontra, sudah diakui jagat sastra bahkan buah pabrik di banyak tempat. Saat
kehadirannya sebagai sastrawan diakui berkunjung, ia tidak menemui Mallena,
dunia internasional. Hal itu terbukti dari tapi malah bertemu dengan istrinya yang
banyaknya penghargaan sastra oleh anggun, bernama Nyai Ontosoroh dan anak
beberapa negara dari luar negeri seperti gadisnya yang cantik; Annelies Mallena.
Amerika Serikat, Belanda,Filipina, Dari pertemuan pertama ini pula semua
Perancis, Jepang, Norwegia, dan Chili ( berawal. Mingke dengan
2018: 127). kesederhanaannya berhasil merebut
Adapun intisari dari cerita Bumi simpati gadis cantik jelita tersebut, hingga
Manusia adalah sebagai berikut; akhirnya mereka saling jatuh cinta.
Percintaan ini pun disetujui oleh ibunya

Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418 65


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

yang bernama Nyai Ontosoroh, yang tinggal di rumah mewah itu. Robert yang
belakangan menganggap Mingke sebagai mengetahui keadaan itu, langsung tidak
anaknya. Sementara itu, tanpa latar dapat menerima hal tersebut. Sementara
belakang yang jelas Herman Mallena telah itu, di luar sana, tanggapan orang
meninggalkan mereka begitu saja. Kini, bermacam-macam. Ada yang menganggap
tinggallah Nyai Ontosoroh yang awalnya Mingke jatuh hati dengan kecantikan Nyai
bernama Sanikem bersama dua orang anak, Ontosoroh yang kala itu dianggap negatif.
yakni; Robert Malena dan adiknya Dalam pandangan masyarakat, nyai
Annelies hasil pernikahannya dengan Ontosoroh tidak lebih dari seorang gundik
Herman. yang hidup dengan Robert Millema, karena
Sekilas dikisahkan bagaimana Nyai itu derajatnya sangat rendah. Kabar ini
Ontosoroh yang kala itu masih berumur 14 pula yang membuat keluarga, terutatama
tahun harus rela dijual ayahnya ayahandanya, yang kala itu mendapat
(Sastrotomo) kepada seorang tuan besar promosi bupati, menjemputnya dengan
bernama Mallena, demi peningkatan sebuah skenario kejutan. Mingke pun harus
jenjang karir dari juru tulis menjadi dibawa paksa dari rumah nyai dalam
seorang kassier. Anehnya, Nyai Ontosoroh keadaan tidak siap, seakan-akan menjadi
ini kurang bersahabat dengan anak penjahat yang paling dicari-cari.
lelakinya (Robert Mallena). Tingkah Singkat kata, Mingke akhirnya
Robert yang urakan dan hanya menikah dengan pujaan hatinya, Annelies,
mementingkan diri sendiri membuat Nyai secara Islam. Kebahagiaan itu seakan jadi
tidak ambil pusing dengan semua tingkah pertanda masa depan yang lebih baik.
lakunya. Ternyata, kejadian ini bermula Semua orang memberi salam. Namun,
dari tidak harmonisnya hubungan orang tua kebahagiaan itu tidak lama, karena Nyai
mereka, yang berdampak pada Ontosoroh masih terlibat peradilan perihal
perkembangan psikologi Robert. Lambat pengasuhan Annelies yang menurut hukum
laun sikapnya cenderung mengikuti jejak Belanda Annelies harus kembali ke
ayahnya yang suka menghambur- Belanda karena orangtuanya adalah
hamburkan uang dengan kegiatan mabuk- seorang Belanda. Hukum Belanda juga
mabukan dan sering kali singgah di tidak mengakui pernikahan yang telah
lokalisasi. Konflik semakin memuncak saat berlangsung dan menganggap Annelies
Mingke mendapat tawaran menginap dan

66 Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

masih anak-anak yang belum dewasa dan menciptakan karya sastra tentunya tidak
belum pernah menikah. lepas dari pengaruh budaya tempat karya
Dengan segala upaya Nyai sastra dilahirkan.(Argorekmo:2013)
mempertahankan satu-satunya harta Adapun perspektif kajiannya
berharganya. Kesedihan jelas bertolak pada pendekatan sosiologi sastra.
digambarkan, bagaimana mereka tidak Sosiologi sastra adalah pendekatan yang
punya kekuatan lagi untuk melawan. Di menitikberatkan pada hubungan karya
bawah tangga telah berkerumun sastra dengan nilai-nilai sosial yang
Marechaussee. Annelies dibawa dan berlaku pada pengarang dan pembaca
dituntun seperti seekor sapi, dan berjalan (Muzakka dalam Damono, 2010).
lambat-lambat, anak tangga demi anak Penelitian berfokus pada karya sastra yaitu
tangga. Annelies berpikir apa yang terjadi novel Bumi Manusia dan tidak melakukan
padanya sekarang seperti yang terjadi pada penelitian langsung terhadap pengarang
mamanya (Nyai Ontosoroh) dahulu yang dan pembaca, maka penelitian ini
tidak mampu membela dari kekuasaan tergolong penelitian kepustakaan.
Tuan Mallena. Tapi bagaimana perasaan Berkenaan dengan hal itu, maka
Annelies? Benarkah ia sudah melepaskan metode pengumpulan data dalam
segalanya, juga perasaannya sendiri? penelitian ini adalah studi pustaka, yaitu
mengumpulkan data primer dan sekunder
2. Metode Penelitian yang terkait dengan karya sastra. Data
Objek material penelitian ini adalah novel primer diperoleh dari objek materialnya
Pramoedya Ananta Toer yang berjudul yaitu novel Bumi Manusia karya
Bumi Manusia dengan objek formalnya Pramoedya Ananta Toer, sedangkan data
adalah gambaran hubungan sosial sekunder diperoleh dari sumber
masyarakat Jawa dan Eropa atau kepustakaan lain yang membicarakan
sebaliknya antara kelas atas (borjuis) dan objek material.
kelas bawah (proletar).
3. Hasil dan Pembahasan
Damono (1978:6) memberikan
Karya sastra merupakan tiruan atau
definisi sosiologi sastra sebagai telaah
pemanduan antara kenyataan dengan
yang objektif dan ilmiah tentang manusia
imajinasi pengarang atau hasil imajinasi
dalam masyarakat. Sosiologi sastra
pengarang yang bertolak dari suatu
berhubungan dengan masyarakat dalam
kenyataan yang ada (Semi, 1990:43).

Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418 67


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

Sastra adalah produk masyarakat. dirinya sendiri; (2) mewujudkan dunia,


Ia berada di tengah masyarakat karena rekaan; (3) mengacu pada dunia nyata atau
dibentuk oleh anggota masyarakat realitas, dan (4) dapat dipahami
berdasarkan desakan-desakan emosionil berdasarkan kode norma yang melekat
atau rasionil dari masyarakatnya (Damono: pada sistem sastra, bahasa, dan sosial
1979:12). budaya tertentu (Noor, 2004: 5).
Banyak pengalaman masa lampau Sepanjang sejarah kesusastraan,
yang dapat digunakan sebagai pelajaran terdapat banyak buku yang gagal diterima
dan sebagai salah satu problem solving dengan baik, ada juga yang memerlukan
dalam menyelesaikan permasalahan waktu panjang sebelum khalayak
sekarang ini. Karya sastra lama merupakan pembacanya dapat menerimanya. Peranan
salah satu aspek penggambaran masa khalayak tidak boleh diabaikan, sebuah
lampau. Di dalam karya sastra lama karya sastra hanya bermakna sejauh dibaca
tercermin pengalaman hidup dan keadaan dan dipahami pembacanya. Lotman
masyarakat pendukungnya sepanjang masa (melalui Fokkema & Ibsch, 1998: 174).
(Sudjiman, 1995: 14). Pandangan sosial sastrawan harus
Pascakolonialisme adalah strategi dipertimbangkan apabila sastra akan dinilai
pembacaan yang menghasilkan sebagai cermin masyarakat. (Damono,
pertanyaan-pertanyaan yang bias 1978:3).
membantu mengidentifikasi tanda-tanda Sastra bukan bahan sampingan saja
kolonialisme dalam teks-teks kritis dalam kehidupan, tetapi sastra adalah
maupun sastra, dan menilai sifat dan cerminan masyarakatnya meskipun ia
pentingnya efek-efek tekstual dari tanda- menyadari bahwa sastra diciptakan
tanda tersebut. Istilah pascakolonial pengarang dengan menggunakan
menunjukkan tanda-tanda dan efek-efek seperangkat peralatan tertentu (Damono
kolonialisme dalam sastra, juga mengacu 1984:12:bdk. Junus 1986: dan Faruk 1994
pada posisi penulis pascakolonial sebagai dalam Muzakka, 2018:177).
pribadi suara naratifnya Dalam novel Bumi Manusia Pram
(Day dan Foulcher, dalam Elbers: 2002). mencoba menggambarkan kejadian pada
masa peralihan abad 20 di Jawa Timur.
Karya sastra merupakan bangunan
Berikut ini adalah gambaran hubungan
bahasa yang: (1) utuh dan lengkap pada
sosial masyarakat Jawa dan Eropa atau

68 Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

sebaliknya antara kelas atas (borjuis) dan Orang Eropa juga dianggap mempunyai
kelas bawah (proletar). pendidikan yang lebih tinggi di banding
3.1 Pertentangan Kelas atas Eropa orang-orang pribumi. Sehingga pada waktu
(Borjuis) dan Kelas Bawah itu orang-orang eropa menjadi guru
Pribumi (Proletar) sekolah. Dan semua guru pada waktu itu
Orang Eropa dalam novel Bumi Manusia adalah orang-orang eropa. Kutipan lainnya
digambarkan sebagai orang-orang yang yang menyatakan pertentangan kelas
berasal dari golongan/kelas atas(Borjuis) terpelajar dan tidak adalah sebagai berikut:
yang tinggi kedudukannya dan derajatnya “aku tersinggung aku tahu otak
H.B.S. dalam kepala Robert surof
dibandingkan dengan orang-orang pribumi
ini hanya pandai menghina,
yang digolongkan dalam Kelas Bawah mengecilkan, melecehkan dan
menjahati orang. Dia anggap tahu
(Proletar). Hal ini dikarenakan orang-
kelemahanku: tak ada darah eropa
orang Eropa adalah orang-orang yang dalam tubuhku. Sungguh-sungguh
dia sedang bikin rencana jahat
terpelajar dan selalu memiliki nilai tinggi
terhadap diriku”
dalam pendidikannya. Apapun yang (Bumi Manusia: 18)
diucapkan orang Eropa harus dipercayai.
Dalam kutipan di atas menunjukkan
Seperti kutipan berikut ini;
adanya pertentangan kelas antara orang
“tentu dada ini menjadi gembung.
eropa dan orang pribumi. Orang-orang
Aku belum pernah ke Eropa. Benar
tidaknya ucapan tuan direktur aku pada saat itu bangga ketika dia mempunyai
tak tahu. Hanya karena
keturunan darah eropa. Karena derajat di
menyenangkan aku cendrung
mempercayainya. Lagi pula semua mata masyarakat pada waktu itu aka tinggi
guruku kelahiran sana, dididik di
di banding dengan orang pribumi.
sana pula. Rasanya tak layak tak
mempercai guru. Orang tuaku telah Orang Eropa menganggap bahwa
mempercayakan diriku pada mereka.
orang pribumi sama dengan indo hina,
Oleh masyarakat terpelajar eropa
dan indo dianggap terbaik dan orang Eropa keturunan pribumi yang tidak
tertinggi nilainya di seluruh hindia
diakui oleh orang tuanya yang berdarah
belanda. Maka aku harus
memepercayainya” Eropa. Orang pribumi juga tidak
(Bumi Manusia: 11)
mempunyai nama gelar keluarga sehingga
Dalam kutipan di atas terdapat dianggap rendah oleh orang Eropa.
pertentangan kelas yang menyatakan Kutipan yang lainnya yang menunjukkan
bahwa orang-orang eropa lebih pintar dari pertentangan kelas antara orang Eropa dan
pada orang-orang pribumi pada waktu itu.

Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418 69


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

orang pribumi dapat dilihat dari kutipan di


bawah ini: “Mereka boleh berlibur kalau suka.
Mama dan aku tak pernah berlibur.
“buka putera bupati manapun
Mereka pekerja harian”
mama,. dan dengan memulai
(Bumi Manusia: 45)
sebutan nama baur itu,
kekikukanku, perbedaan antara
Dalam kutipan di atas menunjukkan bahwa
diriku dengannya, bahkan juga
keasingannya, mendadak lenyap” seorang majikan seperti annelias dan
(Bumi Manusia:35)
mamanya memberi kebebasan pada
3.2 Hubungan Sosial Kaum (Borjuis) pekerjanya untuk berlibur. Mereka tidak
Eropa Keturunan Pribumi terhadap
mengekang pekerjanya untuk bekerja terus.
Kaum Pribumi (Proletar) dan
Sebaliknya Kedekatan antara kaum borjuis dengan
proletar juga ditunjukkan dalam kutipan di
Keluarga Nyai Ontosoroh adalah keluarga
bawah ini:
yang memiliki anak-anak keturunan Eropa
“juga di sini terdapat pekerja-
yang Borjuis seperti Annelis. Namun
pekerja wanita. Hanya tidak
keluarga Nyai ini selalu dekat dan sering berbaju kera. Orang-orang
memberikan tabik dengan
membela hak pekerja dari pribumi
membungkuk dengan mengangkat
(proletar). Hal tersebut dapat kita lihat tangan pada kami berdua.
….”(46)
dalam kutipan sebagai beikut;
Kutipan di atas menunjukkan
kedekatan antara pekerja dengan
annelias esbagai tuannya, mereka
“annelis mendekati mereka seorang
tidak segan-segan menyapa
demi seorang dan mereka
tuannya yang lewat dekat mereka.
memberikan tabik, tanpa
Dalam kutipan di bawah ini juga
bicara,hanya dengan isyarat….”
membuktikan kedekatan antara
(Bumi Manusia: 44)
kaum proletar dan kaum
borjuis.“beberapaorang
Kutipan di atas menunjukkan bahwa
perempuan menahan annelias dan
annelias dekat dengan para pekerja, dia engajaknya bicara, minta
perhatian dan bantuan. Dan gadis
tidak segan-segan menyapa para
luar biasa ini seperti seorang ibu
pekerjanya walaupun dia sendiri menjadi melayani mereka dengan
ramah…“(Bumi Manusia: 54)
Tuan atau anak dari pemilik perusahaan itu
yang keturunan Eropa. Hal tentang Kutipan di atas menunjukkan betapa
kedekatan antara kaum borjuis dan kaum baiknya annelias kepada semua masyarakat
proletar juga dibuktikan dalam kutipan di yang ada di sekitarnya. Meski dia sebagai
bawah ini:

70 Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

tuan tanah dia masih tetap berhubungan seorang pribumi memang lebih pintar
dengan masyarakat sekitarnya. dalam hal apapun dibanding dengan wanita
Kutipan di bawah ini juga Eropa lainnya apalagi dengan peranakan
menunjukkan bahwa dalam novel tersebut Eropa. Hal ini juga terdapat dalam kutipan
terdapat kedekatan hubungan sosial antara dibawah ini yakni kedekatan atau
kaum borjuis dan kaum proletar. pembelaan kaum borjuis dengan kaum
“…….. kami berdua tak punya proletar, yakni:
teman, tak punya sahabat. Hidup
“tak mungkin kau seperti wanita
hanya sebagai majikan terhadap
belanda. Juga tidak perlu. Kau
buruh dan sebagai taoke terhadap
cukup seperti yang sekaran. Biar
langganan, dikelilingi orang yang
begitu kau lebih cerdas dan lebih
hanya semata karena urusan
baik daripada mereka semua.
perusahaan, membikin aku tak bisa
Semua” ia tertawa mengakak”(
membanding-banding……”(Bumi
Bumi Manusia :136)
Manusia:113)
Kutipan di atas menunjukkan bahwa tuan
Kutipan di atas menunjukkan bahwa
Mallema telah membela kaum pribumi
betapa dekat Annelies dengan pekerjanya,
yakni Nyi Ontosoroh. Dia mengatakan
dengan pelanggan-pelanggannya. Bahkan
bahwa Nyi Ontosoroh sebagai orang
dia tidak tahu keadaan di luar karena dia
pribumi lebih pintar atau lebih cerdas
terlalu sibuk berurusan dengan pelanggan
daripada wanita Eropa. Kedekatan atau
atau dia terlalu sibuk atau lebih dekat
pembelaan kaum borjuis terhadap kaum
dengan kaum buruh sebagai pekerjanya
proletar juga terdapat dalam kutipan di
dengan dunia luar terutama masyarakatnya.
bawah ini.
Kutipan di bawah ini juga menunjukkan
“nyai, kecuali baca tulis, semua
terjadinya kedekatan antara kaum borjuis
sudah darsam kerjakan” ia bicara
dengan kaum proletar. dalam bahasa madura. Aku tak
menjawab. Aku tak pikirkan urusan
“.pernah aku bertanya padanya,
perusahaan. Aku tetap bergolek
apa wanita eropa diajar
diranjang memeluk bantal. “jangan
sebagaimana aku diajar sekarang
nyai kuatir. Semua beres. Darsam
ini? Tahu kau jawabannya? “kau
ini, nyai percayalah padanya”
lebih mampu daripada rata-rata
ternyata dia memang bias
mereka, apalagi yang peranakan”’
dipercaya.”( Bumi Manusia :149)
(Bumi Manusia :134)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa tuan Dalam kutipan di atas menunjukkan bahwa
Mallema sebagai orang Eropa dia tetap Darsam sebagai pengawal Nyi Ontosoroh
mengakui kalau Nyi Ontosoroh sebagai sangat setia kepada nyai. Hal itu diseb

Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418 71


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

abkan karena kedekatannya selama ini orang lain. Dalam kutipan dibawah ini juga
yang dilakukan oleh nyai kepada semua menunjukkan adanya kedekatan antara
karyawan-karyawannya terutama darsam kaum borjuis dengan kaum proletar.
sebagai pengawal pribadinya sehingga 3.3 Perlawanan Kaum Proletar kepada
darsam setia dan diberi kepercayaan oleh Borjuis
nyi onotosoroh. Kutipan di bawah ini juga Manusia adalah makhluk yang paling
menunjukkan kedekatan atau pembelaan sempurna, dia dibekali pikiran, perasaan,
proletar terhadap borjuis. marah bahkan nafsu. Dengan modal itulah
“tidak. Sudah begitu banyak siapapun akan melawan terhadap
kesulitan Nyai karena anak dan
ketertindasan yang dilakukan oleh sesama
tuannya. Darsam harus urus
sendiri pekerjaan ini. Tuan muda manusia, terutama kaum borjuis yang
sabar saja”(Bumi Manusia :230).
semena-mena menghina dan menginjak-
Kutipan di atas menunjukkan kedekatan injak kaum proletar yang umumnya adalah
antara Nyi Ontosoroh dan darsam sebagai masyarakat pribumi. Hal tersebut dapat
pengawal pribadinya. Darsam melakukan dilihat dalam novel bumi manusia, yakni
itu semua agar nyi ontosoroh yang sebagai perlawanan kaum proletar terhadap kaum
tuannya tidak terlalu banyak memikirkan borjuis.
masalah yang ditimbulkan oleh anak dan Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan di
suaminya. Kutipan di bawah ini juga bawah ini:
membuktikan kedekatan antara majikan “sekarang sedang ada pesta
besar,” kataku. Mengapa mereka
dengan anak buahnya atau pembantunya.
tidak di beri libur”( Bumi
“lagi pula ternyata Nyai bukan Manusia :45)
wanita sembarangan. Dia
tyerpelajar, Jean. Aku kira Dalam kutipan di atas menunjukkan
wanita pribumi yang terpelajar
bahwa kata “mereka “ adalah kaum buruh,
yang pertama kali kutemui
dalam hidupku. Mengagumkan dalam kutipan di atas menunjukkan
jean. Lain kali akan kubawa kau
pembelaan terhadap kaum buruh agar di
ke sana, berkenalan. Kita akan
bawa may. Dia akan senang di beri kebebasan untuk libur. Minke yang
sana”( Bumi Manusia :273)
mengatakan itu ingin membela kaum
Kutipan di atas menunjukkan pembelaan proletar agar juga di beri hari
minke kalau tidak semua nyai berwatak libur.Pembelaan atau perlawanan kelas
hina dan rendah seperti yang diperkirakan

72 Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

kaum proletar dan kaum borjuis juga tetap rendah hati memperlakukan orang
terdapat dalam kutipan di bawah ini: pribumi dengan baik meskipun ia berdarah
eropa dan kaya, Annelies. Ada juga Minke
“dalam satu tahun telah dapat
seorang Pribumi berdarah priyayi yang
kukumpulkan lebih dari seratus
golden. Kalau pada suatu kali mampu keluar dari kepompong
tuan mallemma pergi pulang atau
kejawaannya menuju manusia yang bebas
mengusir aku, aku sudah punya
modal pergi ke Surabaya dan dan merdeka. Di sudut lain, ia malah
berdagang apa saja”(Bumi
membelah jiwa ke-Eropa-an yang
Manusia :129)
didapatnya dari bangku sekolah, yang saat
Dalam kutipan di atas menunjukkan
itu menjadi simbol dan kiblat ilmu
kepintaran dari sang nyai ontosoroh
pengatahuan dan peradaban.
sebagai seorang pribumi, dia berbuat
demikian sebagai perlawanan kepada tuan
Daftar Pustaka
mallema apabila suatu saat dia diusir dia
Fokkema, D.W. & Elrud Kunne Ibsch,
sudah siap karena dia sudah mempunyai
1998. Teori Sastra Abad Kedua
modal yang cukup.
Puluh. Jakarta: Gramedia
Mussaif, Moh. Muzaka. 2018. Beginilah
4. Simpulan
Meneliti Sastra.Semarang: SINT
Melalui analisis sosiologi sastra terhadap
Publishing
novel Bumi Manusia Karya Pramoedya
Redyanto, Noor. 2004. Pengantar
Ananta Toer, dapat disimpulkan bahwa
Pengkajian Sastra. Semarang: Badan
novel tersebut mengungkapkan cerminan
Penerbit Undip
kehidupan masyarakat peralihan abad 20 di
Sudjiman, Panuti, , 1995. Filologi Melayu.
Jawa Timur, di mana gambaran hubungan
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.Semi,
sosial masyarakat Jawa dan Eropa atau
M.Atar.1993.Metode Penelitian
sebaliknya antara kelas atas (borjuis) dan
Sastra. Bandung : Angkasa
kelas bawah (proletar) sangat jelas terlihat
Teeuw, A. , 1980, Sastra Baru Indonesia,
perlakuan sikap pada masa itu. Orang
Ende: Nusa Indah.
Eropa yang selalu merasa paling tinggi
Toer, Pramoedya Ananta. 2008. Bumi
derajatnya karena terpelajar dibandingkan
Manusia. Jakarta: Lentera Dipantara
orang Jawa, maka apapun yang mereka
Yudiono, K.S. 2007. Pengantar Sejarah
ucapkan harus dipercaya. Di lain pihak
Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo
ada orang pribumi keturunan Eropa yang

Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418 73


HUMANIKA Vol.25 No.1 (2018)
ISSN 1412-9418
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika

Internet
Purnama, Aris. 2013. Resensi Novel Bumi
Manusia (Pramoedya Ananta Toer).
https://www.kompasiana.com/purna
ma.aris/resensi-novel-bumi-manusia-
pramoedya-ananta-
toer_551fd575a333112940b65db1
Diakses pada Februari 2018

Argorekmo.2013. Analisis Sosiologi Sastra


Dalam Novel Perempuan Jogja
Karya Achmad Munif (Kajian
Sosiologi)
https://argorekmomenoreh.wordpress
.com/2013/12/28/analisis-sosiologi-
sastra-dalam-novel-perempuan-jogja-
karya-achmad-munif-kajian-
sosiologi-2/ diakses pada Februari
2018
Elbers, Dewi. 2002. Representasi
Perlawanan Pribumi Masa
Peralihan Abad ke-19 Sampai Ke-20
di Hindia Belanda dalam Novel De
Stille Kracht karya Louis Couperus
dan Bumi Manusia Karya Pramoedya
Ananta Toer.
https://www.academia.edu/12876518
/REPRESENTASI_PERLAWANAN
_PRIBUMI_MASA_PERALIHAN_
ABAD_KE-19_SAMPAI_KE-
20_DI_HINDIA_BELANDA_DAL
AM_NOVEL_DE_STILLE_KRAC
HT_KARYA_LOUIS_COUPERUS_
DAN_BUMI_MANUSIA_KARYA_
PRAMOEDYA_ANANTA_TOER_
Diakses pada Maret 2018

74 Copyright @2018, HUMANIKA, e-ISSN: 2502-5783, p-ISSN: 1412-9418

You might also like