You are on page 1of 10

GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT

KRONIS (PROLANIS) BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS SIAK HULU III


Wieke Serly Deovia1, Febriana Sabrian2, Yufitriana Amir 3
Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: wiekedeovia@gmail.com

Abstract

One of the efforts to improve the health status of the community and the success of social health insurance
program is the participation in BPJS’ Chronic Disease Management Program (Prolanis) which focusing on
promotive and preventive health service. This study aimed to identify the description of BPJS ‘Chronic
Disease Management Program (Prolanis) implementation in Siak Hulu III Community Health Center. The
design of this study was descriptive. The samples were 30 respondents that were taken by saturated sampling
technique. The measuring instrument was a questionnaire that has been tested for validity and reliability.
The data was analyzed by univariate analysis to identify the frequency distribution. The results of the study
showed that the description of prolanis implementation who all of respondents chose the yes answer about
30 respondents (100,0%) for medical consultation program at the first question about the chance for
consultation, the second question about disease explanation, and the third question about the health workers
who listen the disease complain, while for home visit activities program at the first question about giving the
self healthy education and the second question about the environment health education, and for club
activities program at the first question about giving of club activities facility, and for monitoring health
status activities program at the first question about giving a chance to re-control and the second questions
about giving a chance to observation of disease. It is expected that the results of this study could be used to
improve the implementation of Prolanis BPJS program.

Keywords : Community health center, health of BPJS, Prolanis

PENDAHULUAN kesehatan yang menyelenggarakan upaya


Upaya meningkatkan status kesehatan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
masyarakat serta menyukseskan program perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
jaminan sosial bidang kesehatan, sesuai mengutamakan upaya promotif dan preventif,
dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Ayat 1, manfaat yang didapatkan oleh peserta Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan kontak
BPJS Kesehatan yaitu pelayanan kesehatan pertama diharapkan mampu menyelesaikan
promotif dan preventif adalah program permasalahan kesehatan sampai di tingkat
pengelolaan penyakit kronis disingkat Prolanis primer dan mengurangi jumlah pasien yang
(BPJS Kesehatan, 2014b). dirujuk (Kemenkes RI, 2014).
Prolanis adalah suatu sistem pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat adalah
kesehatan dan pendekataan proaktif yang setiap kegiatan untuk memelihara dan
dilaksanakan secara integritas yang melibatkan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
peserta, fasilitas kesehatan tingkat pertama, menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dan BPJS Kesehatan. Penyakit yang termasuk dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
kedalam Prolanis adalah hipertensi dan masyarakat. Upaya kesehatan perseorangan
diabetes melitus tipe 2. Pada pelaksanaan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
Prolanis, salah satu fasilitas kesehatan pratama kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
yang berperan dalam menjalankan program ini untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
adalah Puskesmas (BPJS Kesehatan, 2014b). penyakit, pengurangan penderitaan akibat
Pusat Kesehatan Masyarakat penyakit dan memulihkan kesehatan
(Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan perseorangan (Kemenkes RI, 2014).

Volume V Nomor 2 11
Penyakit tidak menular (PTM) juga Berdasarkan studi pendahuluan yang
dikenal sebagai penyakit kronis, tidak dilakukan oleh peneliti dengan pemegang
ditularkan dari orang ke orang. Mereka program Prolanis di Puskesmas Siak Hulu III
memiliki durasi panjang dan umumnya melalui teknik wawancara serta observasi oleh
berkembang lambat. Empat jenis utama peneliti, dalam pelaksanaan kegiatan prolanis
penyakit tidak menular adalah penyakit jumlah kunjungan peserta Prolanis yang masih
kardiovaskular (seperti serangan jantung dan kurang dari batas target tingkat capaian oleh
stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis BPJS Kesehatan. Angka kunjungan peserta
(seperti penyakit paru obstruktif kronis dan prolanis dimana persentase anggota prolanis
asma) dan diabetes melitus (DM). Laporan yang hadir yaitu 60 % dari anggota Prolanis
dari WHO menunjukkan bahwa PTM sejauh BPJS Kesehatan. Dimana capaian target oleh
ini merupakan penyebab utama kematian di pihak BPJS Kesehatan adalah 75 % dari
dunia, yang mewakili 63% dari semua kunjungan peserta Prolanis. Sehingga
kematian tahunan. PTM membunuh lebih dari menimbulkan penilaian menurun terhadap
36 juta orang setiap tahun (Dinas Kesehatan angka kunjungan pasien peserta prolanis BPJS
Provinsi Riau, 2015). Kesehatan pada Puskesmas Siak Hulu III
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (BPJS Kesehatan, 2014a).
Sarmaulina dkk pada tahun 2016 menyatakan Berdasarkan fenomena diatas maka
bahwa pelaksanaan kegiatan prolanis yang penulis melakukan penelitian lebih lanjut
dilaksanakan belum berjalan optimal. Hal ini tentang “Gambaran pelaksanaan kegiatan
karena pada aspek pelaksanaan kegiatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis
prolanis yaitu edukasi medis atau konsultasi (Prolanis) BPJS Kesehatan di Puskesmas Siak
dimana waktu yang tidak cukup untuk Hulu III.”
konsultasi lebih lanjut, pemantauan kesehatan Tujuan penelitian ini adalah untuk
yang belum maksimal yang membutuhkan alat mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan
labor sederhana untuk pengecekan pasien, Program Pengelolaan Penyakit Kronis
home visite yang belum terlaksana, reminder (Prolanis) BPJS Kesehatan di Puskesmas Siak
sms gateway belum berjalan optimal, dan Hulu III.
pelayanan obat yang sering terjadi kosong Penelitian ini diharapkan dapat
pada apotik jejaring BPJS Kesehatan. memberikan informasi dan pengetahuan untuk
Hasil penelitian yang dilakukan oleh perkembangan ilmu keperawatan, khususnya
Dicky dkk pada tahun 2016 jumlah kehadiran tentang gambaran pelaksanaan kegiatan
peserta Prolanis di Puskesmas Sruweng program pengelolaan penyakit kronis
fluktuatif yang berarti tidak tetap yang (Prolanis) BPJS Kesehatan.
dipengaruhi faktor eksternal. Kegiatan
Prolanis Puskesmas Sruweng memberikan METODOLOGI PENELITIAN
manfaat yang baik dalam bagi peserta Prolanis Penelitian dilakukan di Puskesmas Siak
terutama dalam mempermudah pengontrolan Hulu III pada bulan Agustus 2017 - Januari
penyakit melalui kegiatan – kegiatan Prolanis 2018. Desain penelitian yang digunakan
yang ada. adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian
Puskesmas Siak Hulu III merupakan adalah pasien yang terdaftar sebagai peserta
salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama. Prolanis BPJS Kesehatan di Puskesmas Siak
Puskesmas Siak Hulu III berkerjasama dengan Hulu III sebanyak 30 peserta. Teknik
BPJS Kesehatan. Dalam pelaksanaanya pengambilan sampel adalah teknik sampling
Puskesmas Siak Hulu III terdapat kegiatan jenuh. Alat pengumpul data berupa kuesioner
Prolanis BPJS Kesehatan. Prolanis merupakan yang mengacu pada kerangka konsep.
salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan Analisis univariat bertujuan untuk
pada bidang promotif dan preventif di mendeskripsikan variabel yang diteliti. Teknik
Puskesmas demi berkurangnya angka penyakit analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi
tidak menular sehingga terciptanya derajat gambaran pelaksanaan kegiatan Prolanis BPJS
kesehatan yang lebih optimal. Kesehatan di Puskesmas Siak Hulu III.

Volume V Nomor 2 12
HASIL PENELITIAN B. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan
A. Karakteristik Responden Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS)
Tabel 1 1. Konsultasi Medis
Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden N % Tabel 2
Usia Distribusi Frekuensi Konsultasi Medis Peserta
Dewasa Akhir 6 20 Prolanis
Lansia Awal 8 26 Kategori
Lansia Akhir 10 33 Konsultasi Medis Ya Tidak
Manula 6 20 N % N %
Jenis kelamin Kesempatan 30 100,0 0 0,0
Laki-Laki 6 20 konsultasi
Perempuan 24 80 Penjelasan 30 100,0 0 0,0
Pendidikan penyakit
SD 6 20,0 Keluhan penyakit 30 100,0 0 0,0
SMP 9 30,0 Dukungan 26 86,7 4 13,3
SMA 15 50,0 konsultasi
Pekerjaan
Tidak bekerja 11 36,7
PNS 3 10,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa untuk
Pensiunan PNS 4 13,3 kegiatan konsultasi medis pada pertanyaan 1
Wiraswasta 12 40,0 tentang kesempatan konsultasi kesehatan
Petugas home visit seluruh responden memilih jawaban ya yaitu
Dokter dan perawat 9 30,0 sebanyak 30 responden (100,0%), pertanyaan
Perawat dan bidan 7 23,3 2 tentang penjelasan penyakit yang diderita
Perawat 14 46,7 seluruh responden memilih jawaban ya yaitu
Jumlah petugas home visit sebanyak 30 responden (100,0%), pertanyaan
1 orang 4 13,3 3 tentang petugas kesehatan yang
2 orang 20 66,7
mendengarkan keluhan penyakit seluruh
3 orang 6 20,0
responden memilih jawaban ya yaitu
Lama kunjungan petugas
10 menit 5 16,7 sebanyak 30 responden (100,0%), dan
15 menit 11 36,7 pertanyaan 4 tentang dukungan konsultasi
20 menit 9 30,0 medis mayoritas responden memilih jawaban
25 menit 3 10,0 ya yaitu sebanyak 26 responden (86,7%).
30 menit 2 6,7
2. Edukasi Kelompok
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30
responden didapatkan sebagian besar usia Tabel 3
responden yaitu usia lansia akhir (56-65 tahun) Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Edukasi
sebanyak 10 orang (33,3%). Mayoritas Kelompok Peserta Prolanis
responden berjenis kelamin perempuan yaitu Kategori
Edukasi
24 orang (80,0%). Pendidikan responden Ya Tidak
kelompok
N % N %
sebagian besar yaitu SMA sebanyak 15 orang Penyuluhan 29 96,7 1 3,3
(50,0%), pekerjaan responden yang terbanyak pencegahan
adalah sebagai wiraswata sebanyak 12 orang penyakit
(40,0%). Sebagian besar responden Pemberian 29 96,7 1 3,3
menyatakan bahwa petugas home visit yang informasi
peningkatan
datang adalah perawat yaitu sebanyak 14 status kesehatan
orang (46,7%) dan jumlah petugas home visit Dorongan oleh 26 86,7 4 13,3
yang datang pada responden adalah 2 orang petugas kesehatan
sebanyak 20 orang responden (66,7%), serta Dorongan oleh 21 70,0 9 30,0
lama kunjungan petugas puskesmas adalah 15 kader
menit sebanyak 11 orang (36,7%).
Volume V Nomor 2 13
Tabel 3 menunjukkan bahwa untuk 4. Home Visit
kegiatan edukasi kelompok pada pertanyaan 1
tentang penyuluhan terkait pencegahan Tabel 5
penyakit mayoritas responden memilih Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Home Visit
jawaban ya yaitu sebanyak 29 responden Kategori
(96,7%), pertanyaan 2 tentang pemberian Home visit Ya Tidak
informasi terkait peningkatan status kesehatan N % N %
Pemberian 30 100,0 0 0,0
mayoritas responden memilih jawaban ya edukasi kesehatan
yaitu sebanyak 29 responden (96,7%), diri
pertanyaan 3 tentang dorongan keikutsertaan Pemberian 30 100,0 0 0,0
edukasi klub prolanis oleh petugas kesehatan edukasi kesehatan
mayoritas responden memilih jawaban ya lingkungan
Pengecekan 28 93,3 2 6,7
yaitu sebanyak 26 responden (86,7%), dan kesehatan saat
pertanyaan 4 tentang dorongan keikutsertaan kunjungan
edukasi klub prolanis oleh kader kebanyakan Kunjungan ulang 15 50,0 15 50,0
responden memilih jawaban ya yaitu sebanyak oleh petugas
21 responden (70,0%). kesehatan

3. Sms Gateway Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk


kegiatan home visit pada pertanyaan 1 tentang
Tabel 4 kunjungan rumah untuk pemberian edukasi
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Reminder kesehatan diri seluruh responden memilih
Melalui Sms Gateway jawaban ya yaitu sebanyak 30 responden
Kategori (100,0%), pertanyaan 2 tentang kunjungan
Reminder melalui sms Ya Tidak rumah untuk pemberian edukasi kesehatan
gateway N % N % lingkungan seluruh responden memilih
jawaban ya yaitu sebanyak 30 responden
Pengiriman sms 9 30,0 2 70,0 (100,0%), pertanyaan 3 tentang pengecekan
tentang jadwal 1 kesehatan saat kunjungan rumah mayoritas
konsultasi responden memilih jawaban ya yaitu sebanyak
Pemberian informasi 9 30,0 2 70,0 28 responden (93,3%), dan pertanyaan 4
melalui media sosial 1 tentang kunjungan ulang oleh petugas
Pemberian informasi 13 43,3 1 56,7
kesehatan diperoleh hasil jumlah responden
melalui sms 7
Pemberian motivasi 23 76,7 7 23,3
memilih jawaban antara ya dan tidak adalah
kunjungan rutin seimbang yaitu masing-masing sebanyak 15
responden (50,0%).
Tabel 4 menunjukkan bahwa untuk
kegiatan reminder melalui sms gateway pada 5. Aktivitas Klub
pertanyaan 1 tentang pengiriman sms terkait
jadwal konsultasi mayoritas responden Tabel 6
memilih jawaban tidak yaitu sebanyak 21 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Aktivitas
responden (70,0%), pertanyaan 2 tentang Klub
Kategori
pemberian informasi melalui media sosial Aktivitas klub Ya Tidak
mayoritas responden memilih jawaban tidak N % N %
yaitu sebanyak 21 responden (70,0%), Pemberian wadah 30 100,0 0 0,0
pertanyaan 3 tentang pemberian informasi untuk aktivitas klub
melalui sms sebagian besar responden memilih Pemberian motivasi 28 93,3 2 6,7
dalam senam sehat
jawaban tidak yaitu sebanyak 17 responden Pemberian dorongan 26 86,7 4 13,3
(56,7%), dan pertanyaan 4 tentang pemberian dalam senam sehat
motivasi kunjungan rutin kebanyakan Pemberitahuan 8 26,7 22 73,3
responden memilih jawaban ya yaitu sebanyak jadwal untuk senam
23 responden (76,7%). sehat

Volume V Nomor 2 14
Tabel 6 menunjukkan bahwa untuk PEMBAHASAN
kegiatan aktivitas klub pada pertanyaan 1 A. Karakteristik Responden
tentang pemberian wadah untuk aktivitas klub 1. Usia
seluruh responden memilih jawaban ya yaitu Menurut Notoatmodjo (2005), jika
sebanyak 30 responden (100,0%), pertanyaan dilihat dari golongan umur maka ada
2 tentang pemberian motivasi dalam senam perbedaan pola penyakit berdasarkan
sehat mayoritas responden memilih jawaban golongan umur. Pada golongan usia lanjut
ya yaitu sebanyak 28 responden (93,3%), lebih banyak menderita penyakit kronis
pertanyaan 3 tentang pemberian dorongan seperti hipertensi, penyakit jantung koroner,
dalam senam sehat mayoritas responden kanker dan lain-lain. Berdasarkan
memilih jawaban ya yaitu sebanyak 26 Kemenkes RI tahun 2016 penyakit tidak
responden (86,7%), dan pertanyaan 4 tentang menular cenderung terus meningkat dan
pemberitahuan jadwal untuk senam sehat telah mengancam sejak usia muda hingga
mayoritas responden memilih jawaban tidak lanjut usia. Sesuai dengan tujuan
yaitu sebanyak 22 responden (73,3%). pelaksanaan program prolanis bahwa
ditujukan untuk peserta yang mengalami
6. Pemantauan Status Kesehatan penyakit kronis terutama pada penyakit
Hipertensi dan DM. Penyakit tersebut
Tabel 7 paling banyak diderita oleh lansia, sesuai
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan dengan penelitian ini bahwa usia sebagian
Pemantauan Status Kesehatan besar responden yaitu lansia akhir yang
Pemantauan status
Kategori merupakan kelompok usia yang banyak
Ya Tidak mengalami penyakit kronis.
kesehatan
N % N % 2. Jenis Kelamin
Kesempatan untuk 30 100,0 0 0,0 Dalam studi epidemiologi, jenis kelamin
kontrol ulang
Kesempatan untuk 30 100,0 0 0,0
juga menjadi salah satu bagian dari
pemantauan karakteristik yang memiliki pengaruh
penyakit terhadap kejadian kesakitan. Tingkat
Motivasi untuk 27 90,0 3 10,0 kerentanan manusia yang bersumber dari
kontrol ulang jenis kelamin tersebut menjadikan tingkat
Peran kader dalam 9 30,0 21 70,0 pemanfaatan pelayanan kesehatan juga
kontrol ulang berbeda pada masing masing jenis kelamin.
Perempuan cenderung lebih rentan terhadap
Tabel 7 menunjukkan bahwa untuk penyakit-penyakit. Hal ini disebabkan oleh
untuk kegiatan pemantauan status kesehatan tahap-tahap kehidupan yang dilaluinya,
pada pertanyaan 1 tentang pemberian mulai dari remaja (haid), dewasa
kesempatan untuk kontrol ulang oleh petugas (mengandung dan melahirkan) sampai masa
kesehatan seluruh responden memilih jawaban tua (menopause). Secara umum, kaum
ya yaitu sebanyak 30 responden (100,0%), perempuan lebih peduli dengan keadaan
pertanyaan 2 tentang pemberian kesempatan kesehatannya sehingga lebih banyak
untuk pemantauan penyakit oleh petugas memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
kesehatan seluruh responden memilih jawaban mengatasi masalah kesehatannya
ya yaitu sebanyak 30 responden (100,0%), (Notoatmodjo, 2005).
pertanyaan 3 tentang pemberian motivasi 3. Pendidikan
untuk kontrol ulang oleh petugas kesehatan Menurut Wawan dan Dewi (2011)
mayoritas responden memilih jawaban ya pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
yaitu sebanyak 27 responden (90,0%), dan informasi, misalnya hal-hal yang
pertanyaan 4 tentang peran kader dalam menunjukkan kesehatan sehingga dapat
mengingatkan kembali peserta prolanis untuk meningkatkan kualitas hidup. Semakin
melakukan kontrol ulang mayoritas responden tinggi tingkat pendidikan responden maka
memilih jawaban tidak yaitu sebanyak 21 akan lebih mudah menerima infomarsi,
responden (70,0%). mempunyai sikap dan berprilaku sesuai

Volume V Nomor 2 15
dengan apa yang dianjurkan. Sedangkan peserta Prolanis telah terlaksana dengan
dalam pendidikan non formal pengetahuan baik, meskipun pada aspek dukungan untuk
tentang kesehatan diperoleh melalui berkonsultasi medis tidak dirasakan oleh
kegiatan diluar lingkungan sekolah seluruh responden dari peserta prolanis. Hal
misalnya dengan mengikuti ceramah dan ini dapat disebabkan karena keterbatasan
penyuluhan oleh petugas kesehatan. petugas kesehatan yang bertugas
4. Pekerjaan mengembangkan kegiatan Prolanis
Pekerjaan tentunya akan menghasilkan sehingga upaya yang dilaksanakan belum
pendapatan sebagai ukuran yang sering secara maksimal dirasakan oleh seluruh
digunakan untuk melihat kondisi status peserta prolanis.
sosial ekonomi pada suatu kelompok Menurut BPJS Kesehatan (2014),
masyarakat tertentu. Semakin baik kondisi konsultasi medis ini berkaitan dengan
ekonomi masyarakat semakin tinggi peserta yang ingin berkonsultasi mengenai
persentase yang menggunakan jasa keluhan yang dialami dengan dokter dan
kesehatan. Pelaksanaan pelayanan jadwal konsultasi medis disepakati bersama
kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat antara peserta dengan fasilitas kesehatan
ekonomi dimasyarakat. Semakin tinggi pengelola.
ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini didukung oleh
akan lebih diperhatikan dan mudah penelitian yang dilakukan Ahmad (2017)
dijangkau, demikian juga sebaliknya tentang efektifitas kegiatan prolanis
apabila tingkat ekonomi seseorang rendah, terhadap pengontrolan kadar gula darah,
maka sangat sulit menjangkau pelayanan HbA1c dan total cholesterol pada pasien
kesehatan mengingat biaya dalam jasa dengan diabetes tipe 2 diperoleh hasil
pelayanan kesehatan membutuhkan biaya bahwa ada hubungan yang kuat antara
yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini konsultasi medis dengan kadar gula darah
yang akan dapat mempengaruhi dalam pada pasien dengan p<0,05. Penelitian
sistem pelayanan kesehatan (Hidayat, tersebut membuktikan bahwa konsultasi
2007). medis merupakan kegiatan yang sangat
5. Petugas Home Visit penting untuk dilakukan oleh petugas
Petugas home visit bertugas dalam kesehatan kepada peserta prolanis karena
memberikan pelayanan yang bertujuan penyakit kronis merupakan penyakit
memberikan kemudahan, kenyamanan, atau menahun yang cukup banyak terjadi pada
keselamatan. Pelayanan kesehatan usia lanjut dan membutuhkan pengobatan
perorangan lebih mengutamakan serta kegiatan kontrol yang lama.
pendekatan kuratif dan rehabilitatif dengan 2. Edukasi Kelompok
pendekatan individu, pada umumnya Dalam rangka meningkatkan status
melalui upaya rawat jalan, rawat inap dan kesehatan masyarakat serta menyukseskan
rujukan. Pelayanan kesehatan masyarakat program jaminan sosial bidang kesehatan,
lebih mengutamakan pelayanan promotif sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12
dan preventif dengan pendekatan kelompok Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
masyarakat dan keluarga, serta sebagian Pasal 21 Ayat 1, salah satu kegiatan
besar diselenggarakan bersama masyarakat Prolanis melalui edukasi kelompok
yang bertempat tinggal diwilayah kerja merupakan salah bentuk dari upaya
puskesmas (Trihono, 2005). promotif dan preventif terkait penyakit
kronis yang dialami oleh masyarakat.
B. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan penelitian yang
Program Pengelolaan Penyakit Kronis dilakukan oleh Purnamasari (2016) tentang
(Prolanis) pengetahuan dan persepsi peserta prolanis
1. Konsultasi Medis dalam menjalani pengobatan di Puskesmas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh hasil bahwa pentingnya kegiatan
maksud dan tujuan dari kegiatan konsultasi edukasi kelompok dalam meningkatkan
medis terkait penyakit yang diderita oleh kepatuhan sehingga derajat kesehatan

Volume V Nomor 2 16
penderita dapat meningkat. Hal ini Pendanaan yang diperlukan dalam
dikarenakan dengan mensosialisasikan penggunaan sms gateway masih belum
pentingnya menjalani pengobatan yang maksimal serta kurangnya tenaga kesehatan
teratur bagi penderita penyakit kronis yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan
seperti hipertensi dan DM melalui tersebut menyebabkan proses kegiatan
penyuluhan kesehatan mengenai penyakit reminder belum terlaksana dengan cukup
hipertensi dan DM. Hal ini juga secara baik.
tidak langsung mampu meningkatkan Reminder adalah kegiatan
pengetahuan bagi peserta PROLANIS memotivasi peserta untuk melakukan
sehingga dapat memotivasi peserta untuk kunjungan rutin kepada Faskes Pengelola
patuh dalam melakukan semua kegiatan melalui pengingatan jadwal konsultasi ke
dalam PROLANIS. Sedangkan persepsi fasilitas kesehatan pengelola tersebut.
sangatlah dipengaruhi oleh konsep yang Adapun sasaran dari kegiatan reminder
dibuat pasien terhadap penyakitnya SMS gateway adalah tersampaikannya
sehingga bisa disimpulkan responden patuh reminder jadwal konsultasi peserta ke
dalam PROLANIS jika mempunyai masing-masing fasilitas kesehatan
persepsi yang baik tentang PROLANIS pengelola (BPJS Kesehatan, 2014a).
bagi kesembuhan penyakitnya. Berdasarkan penelitian yang
Edukasi kelompok peserta (klub) dilakukan oleh Wilieyam (2013) tentang
Prolanis adalah kegiatan untuk aplikasi reminder pengobatan pasien
meningkatkan pengetahuan kesehatan berbasis SMS gateway menyatakan bahwa
dalam upaya memulihkan penyakit dan dengan menggunakan aplikasi pengingat
mencegah timbulnya kembali penyakit jadwal minum obat ini, pasien merasa
serta meningkatkan status kesehatan bagi semakin jarang lupa jadwal minum obat
peserta prolanis. Sasaran dari kegiatan mereka. Proses penyampaian informasi
edukasi klub Prolanis ini adalah yang singkat, jelas, dan langsung kepada
terbentuknya Klub Prolanis minimal 1 pasien membuat mereka merasa semakin
fasilitas kesehatan pengelola 1 klub. diperhatikan. Hal ini juga dapat membuat
Pengelompokan diutamakan berdasarkan citra rumah sakit semakin baik dan dapat
kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan memberikan pelayanan dan pengabdian
edukasi (BPJS Kesehatan, 2014a). yang lebih baik kepada para pasiennya.
Kegiatan edukasi kelompok 4. Home Visit
dilaksanakan dalam bentuk promosi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesehatan yang dijadwalkan setiap desa kegiatan home visit sudah dirasakan dengan
sekali dalam satu bulan pertemuan. Tema cukup baik oleh masyarakat. Proses kegiatan
edukasi kelompok seputar penyakit ini didukung oleh antusias masyarakat yang
hipertensi dan diabetes. Namun terkadang baik terhadap program tersebut, pelaksanaan
diluar tema edukasi kelompok Prolanis. yang dilakukan secara langsung dilakukan
Kegiatan dilaksanakan di setiap kantor desa oleh tenaga kesehatan menyebabkan tujuan
di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III. dari kegiatan ini dapat tercapai dengan baik
Kedatangan peserta Prolanis sekitar 80% meskipun masih ditemukan beberapa kendala
pada setiap pertemuan. Narasumber edukasi berupa pendanaan dan sumber tenaga
kelompok yaitu dokter Puskesmas Siak kesehatan yang masih kurang.
Hulu III. Home visit adalah kegiatan pelayanan
3. Reminder Melalui SMS Gateway kunjungan ke rumah peserta Prolanis untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian informasi/edukasi kesehatan diri
kegiatan reminder melalui sms gateway dan lingkungan bagi peserta Prolanis dan
belum terlaksana dengan cukup maksimal keluarga. Adapun sasaran dari kegiatan
dan tidak begitu dirasakan oleh seluruh Home Visit adalah peserta prolanis dengan
responden peserta prolanis. Hal ini kriteria peserta baru terdaftar, peserta tidak
disebabkan karena kurangnya sarana dan hadir terapi di Dokter Praktek
prasarana dalam proses pelaksanaan kegiatan. Perorangan/Klinik/Puskesmas 3 bulan

Volume V Nomor 2 17
berturut-turut, peserta dengan GDP/GDPP di dilaksanakan di masing-masing kantor desa.
bawah standar 3 bulan berturut-turut, peserta Petugas pelaksana kegiatan yaitu dokter dan
dengan Tekanan Darah tidak terkontrol 3 bidan desa selaku instruktur senam. Selain
bulan berturut-turut, dan peserta pasca itu kegiatan lain berupa kegiatan sosial
opname (BPJS Kesehatan, 2014a). dalam kegiatan Prolanis, pembuatan
Berdasarkan penelitian yang seragam antara anggota, dan kegiatan
dilakukan Ahmad (2017) membuktikan resfreshing berupa kegiatan wisata
bahwa pentingnya kegiatan home visit (Sitompul, 2016).
dalam memenuhi kebutuhan pasien akan 6. Pemantauan Status Kesehatan
proses perkembangan kesembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyakitnya. Kegiatan home visit bukan kegiatan pemantauan status kesehatan sudah
hanya melibatkan pasien tetapi juga terlaksana dengan cukup baik. Pemantaun
keluarga dan diberikan pada pasien yang status kesehatan dilakukan oleh FKTP
tidak dapat hadir mengikuti kegiatan kepada peserta terdaftar yang meliputi
prolanis selama 3 bulan. Sehingga kegiatan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan
ini sangat efektif bagi penderita penyakit kadar gula darah oleh tenaga kesehatan
kronis dalam memantau perkembangan (BPJS Kesehatan, 2014a).
penyakitnya. Hasil kegiatan yang sudah terlaksana
5. Aktivitas Klub disebabkan karena adanya kesadaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat terkait kegiatan kontrol rutin
kegiatan aktivitas klub sudah terlaksana
terhadap kesehatan dirinya sendiri. Kegiatan
dengan cukup baik, meskipun pemberian
motivasi dan dorongan dalam melakukan ini merupakan upaya yang dilakukan dalam
kegiatan senam sehat tidak dirasakan secara pengontrolan kesehatan agar dapat
merata oleh seluruh peserta prolanis. meningkatkan derajat kesehatan dan evaluasi
Aktivitas klub di masing-masing FKTP atas pengobatan yang telah dilaksanakan. Ini
memiliki aktivitas yang berbeda namun merupakan manfaat perlunya pendekatan
tetap mengacu pada tujuan program. antara tenaga kesehatan dengan peserta
Aktivitas klub dilakukan sesuai dengan Prolanis tentang pentingnya kegiatan
inovasi dari masing-masing FKTP. Salah prolanis meliputi semua aspek kegiatan
satu aktivitas klub yang dilaksanakan adalah termasuk pemantauan status kesehatan agar
senam (BPJS Kesehatan, 2014a). derajat kesehatan masyarakat khususnya
Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peserta Prolanis lebih meningkat.
Sitompul (2016) menyatakan bahwa salah Pelaksanaan kegiatan-kegiatan
satu kegiatan Prolanis yang belum terlaksana Prolanis dilakukan pencatatan dan pelaporan
dengan optimal adalah aktivitas klub. Hal ini terkait hasil dari pelaksanan Prolanis
disebabkan karena jumlah pasien prolanis tersebut untuk dijadikan dokumentasi dan
yang mau bergabung dengan klub prolanis pertanggung jawaban kepada pihak
belum cukup, hal tersebut dikarenakan penyelenggara yaitu BPJS Kesehatan.
kurangnya kesadaran dari pasien prolanis
Pencatatan dan pelaporan Prolanis
untuk ikut kegiatan klub. Sehingga perlu
menggunakan aplikasi pelayanan primer (P-
lebih ditingkatkan kegiatan sosialisasi
Care).
prolanis agar masyarakat mau bergabung dan
dapat meningkatkan derajat kesehatan secara Berdasarkan hasil penelitian yang
optimal. dilakukan oleh Hermansyah (2016)
Kegiatan aktivitas klub yang sebagian menyatakan bahwa dengan adanya kegiatan
besar sudah terlaksana disebabkan adanya prolanis yang semakin meningkat tentunya
minat peserta prolanis yang mau bergabung akan memberikan hasil yang maksimal
dengan klub Prolanis berupa kegiatan klub dalam rangka pemantauan status kesehatan
seperti senam. Kegiatan aktivitas klub penderita sehingga masalah yang ditemukan
dilakukan dua kali dalam sebulan oleh tiap pada penderita bisa mendapatkan
desa peserta Prolanis. Kegiatan penanganan yang tepat dan efektif.

Volume V Nomor 2 18
SIMPULAN kegiatan pemantauan status kesehatan dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jawaban yang tertinggi terdapat pada
karakteristik responden paling banyak pada pertanyaan 1 tentang pemberian kesempatan
usia 56-65 tahun (33.3%), jenis kelamin untuk kontrol ulang dan pertanyaan 2 tentang
perempuan (80%), pendidikan SMA (50%), pemberian kesempatan untuk pemantauan
tidak bekerja atau ibu rumah tangga (36.7%). penyakit seluruh responden memilih jawaban
Sebagian besar petugas yang datang perawat ya (100,0%),.
(46.7%), jumlah petugas yang datang pada
responden 2 orang (66.7%), dan lama SARAN
kunjungan petugas puskesmas 15 menit 1. Ilmu Keperawatan
(36.7%). Hasil Penelitian ini diharapkan dapat
Gambaran pelaksanaan kegiatan program memberikan informasi dan pengetahuan
pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) untuk untuk perkembangan ilmu keperawatan,
kegiatan konsultasi medis dengan jawaban yang khususnya tentang gambaran pelaksanaan
tertinggi terdapat pada pertanyaan 1 tentang kegiatan program pengelolaan penyakit
kesempatan untuk berkonsultasi terkait penyakit kronis (Prolanis) BPJS Kesehatan.
yang diderita, pertanyaan 2 tentang penjelasan 2. Puskesmas
penyakit yang diderita, dan pertanyaan 3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat
tentang petugas kesehatan yang mendengarkan digunakan sebagai acuan dan masukan bagi
keluhan penyakit yang mana seluruh responden Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan
memilih jawaban ya (100,0%). terhadap pasien dalam pelaksanaan kegiatan
Gambaran pelaksanaan kegiatan program program pengelolaan penyakit kronis
pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) untuk (Prolanis) BPJS Kesehatan.
kegiatan edukasi kelompok dengan jawaban 3. Masyarakat
yang tertinggi terdapat pada pertanyaan 1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat
tentang penyuluhan terkait pencegahan penyakit menambah informasi tentang kegiatan
dan pertanyaan 2 tentang pemberian informasi prolanis BPJS Kesehatan bagi masyarakat
terkait peningkatan status kesehatan mayoritas peserta BPJS sehingga diharapkan dapat
responden memilih jawaban ya (96,7%). meningkatkan minat masyarakat khususnya
Gambaran pelaksanaan kegiatan program bagi masyarakat yang ada wilayah kerja
pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) untuk Puskesmas Siak Hulu III dalam kegiatan
kegiatan reminder melalui sms gateway dengan Prolanis.
jawaban yang tertinggi terdapat pada 4. Penelitian Selanjutnya
pertanyaan 4 tentang pemberian motivasi Hasil penelitian ini dapat digunakan
kunjungan rutin kebanyakan responden sebagai informasi dan data untuk penelitian
memilih jawaban ya (76,7%). selanjutnya terkait tentang gambaran
Gambaran pelaksanaan kegiatan program pelaksanaan kegiatan program pengelolaan
pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) untuk penyakit kronis (Prolanis) BPJS Kesehatan.
kegiatan home visit dengan jawaban yang
tertinggi terdapat pada pertanyaan 1 tentang UCAPAN TERIMA KASIH
kunjungan rumah untuk pemberian edukasi Terima kasih yang tidak terhingga atas
kesehatan diri dan pertanyaan 2 tentang edukasi bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
kesehatan lingkungan seluruh responden dalam penyelesaian skripsi ini
memilih jawaban ya (100,0%). 1
Wieke Serly Deovia: Mahasiswa Fakultas
Gambaran pelaksanaan kegiatan program
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) untuk 2
Febriana Sabrian: Dosen Departemen
kegiatan aktivitas klub dengan jawaban yang
Keperawatan Jiwa-Komunitas Fakultas
tertinggi terdapat pada pertanyaan 1 tentang
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
pemberian wadah untuk aktivitas klub seluruh 3
Yufitriana Amir: Dosen Departemen
responden memilih jawaban ya (100,0%).
Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan
Gambaran pelaksanaan kegiatan program
Universitas Riau, Indonesia
pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) untuk

Volume V Nomor 2 19
DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian
Ahmad dkk. (2017). Prolanis Implementation kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Effective To Control Fasting Blood
Sugar, Hba1c And Total Cholesterol Purnamasari, V. (2016). Pengetahuan dan
Levels In Patients With Type 2 Persepsi Peserta Prolanis Dalam
Diabetes. Diperoleh tanggal 10 Februari Menjalani Pengobatan Di Puskesmas.
2018 dari https://e-journal. unair.ac. Diperoleh tanggal 10 Februari 2018 dari
id/JNERS/article/view/2750 journal.um.ac.id/index.php/preventia/ar
BPJS Kesehatan (2014a). Buku seputar BPJS
Kesehatan. Jakarta: BPJS Kesehatan. ticle/download/9982/4717
Diperoleh tanggal 25 Oktober 2017 dari Sitompul, Chriswardani, dan Putri (2016).
http://bpjs-kesehatan.go.id/ Analisis Pelaksanaan Program
bpjs/index.php/arsip/detail/66 Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
BPJS Kesehatan. (2014b). Panduan praktis
Prolanis. Jakarta: BPJS Kesehatan. Bpjs Kesehatan Pada Dokter Keluarga
Diperoleh tanggal 25 Oktober 2017 dari Di Kabupaten Pekalongan Tahun 2016.
http://bpjs-kesehatan.go. id/bpjs/ index. Diperoleh tanggal 02 November 2017
php/ arsip/detail/39 dari www.jik.ub.ac.id/indexphp/
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2015). Profil jik/article/ view/101. ejournal3.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
Pekanbaru: Dinas Kesehatan Provinsi undip.ac.id/index.php/
Riau. Diperoleh tanggal 02 November jkm/article/view/1395
2017 dari http://dinkesriau. Trihono. (2005). Manajemen Puskesmas.
net/profil2016/d3/index.php Jakarta : Salemba Medika
Hermansyah. (2016). Evaluasi kegiatan
prolanis di wilayah kerja Puskesmas Wawan, A., Dewi, M., 2011. Teori &
Purwokerto Utara I Kabupaten Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Banyumas tahun 2016. Diperoleh Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
tanggal 16 November 2017 dari Medika.
http://repository.ump.ac.id/682/ Wilieyam. (2013). SMS Based Gateway Patient
Hidayat, A. AA. (2007). Metode penelitian
kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Medication Reminder Application.
Kementrian Kesehatan Republik Diperoleh tanggal 10 Februari 2018.
Indonesia. (2014). Profil kesehatan Dari jurnal. informatika. lipi.go.id
indonesia. Jakarta: Kementrian /index. php/ inkom/article/ download/
Kesehatan RI. Diperoleh tanggal 01
November 2017 dari http://www 215/131
.kemkes. go.id

Volume V Nomor 2 20

You might also like