You are on page 1of 10

PANDUAN PELAYANAN EDUKASI KESEHATAN

WARGA LANJUT USIA


DI RUMAH SAKIT
KATA PENGANTAR

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur kepada nya
atas segala limpahan karunianya kami diberi kesempatan untuk menyusun makalah yang
berjudul Panduan Pelayanan Edukasi Kesehatan Warga Lanjut Usia di Rumah Sakit.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memahami tentang pelayanan
edukasi kesehatan warga lanjut usia di Rumah Sakit. Dalam proses pembuatan makalah ini.
tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu proses penyusunan makalah ini sehingga bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap makalah ini bisa memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya
bagi tenaga kesehatan dan lansia mengenai pentingnya edukasi dari tenaga kesehatan untuk
lansia. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna
karena berbagai keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, berbagai bentuk kritikan dan
juga saran akan sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.......................................................................................... 1

BAB II UPAYA PEMBINAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

A. Pengertian ................................................................................................ 2
B. Tujuan dan sasaran pembinaan................................................................ 2
C. Pelayanan Kesehatan dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Usia Lanjut
................................................................................................................. 2
D. Pelayanan Kesehatan Lansia berbasis rumah sakit (Hospital Based Geriatric Service)
...................................................................................................................... 4
E. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Dasar Usia Lanjut ............................. 5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kesehatan adalah suatu bagian integral pengembangan sumber daya manusia.
Tujuannya adalah untuk mewujudkan kesejahteraan material dan spiritual yang merata bagi
masyarakat Indonesia. Keberhasilan dari program kesejahteraan nasional sejauh ini juga
berpengaruh pada berbagai sektor kehidupan salah satunya sektor kesehatan. Sebagai bukti
keberhasilan di sektor kesehatan adalah berkurangnya angka rata-rata kesakitan dan kematian serta
peningkatan rata-rata usia hidup penduduk di Indonesia (lebih dari 60 tahun). Usia lanjut adalah
suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Hal ini
menyebabkan terjadinya pergeseran peran masyarakat yang diakibatkan oleh meningkatnya usia
yang semakin menua. Setiap individu usia lanjut sangat unik dan memiliki karakteristik yang
berbeda satu sama lainnya, dimana hal ini dilatarbelakangi oleh kehidupan di masa mudanya.
Dengan peningkatan jumlah maupun proporsi usia lanjut dari jumlah penduduk, maka berdampak
pada pengupayaan penyediaan kemudahan bagi kesejahteraan sosial usia lanjut. Fasilitas tersebut
antara lain di bidang kesehatan,sosial dan rekreasi. Namun kenyataan yang terjadi adalah bahwa
penyediaan fasilitas-fasilitas yang dilaksanakan akhir-akhir ini lebih banyak ditujukan pada
konsumsi masyarakat usia produktif. Sejumlah bangunan komersial, hotel, pusat rekreasi dan
perumahan dengan segala fasilitas yang ada saat ini, hampir seluruhnya memiliki desain untuk
memenuhi kebutuhan kelompok masyarakat usia produktif yang dianggap lebih potensial secara
ekonomi. Jarang ada fasilitas yang fungsi dan desainnya memperhatikan kebutuhan warga lansia.
Padahal secara umum jumlah lansia yang membutuhkan fasilitas umum untuk menunjang
kehidupan sehari-hari semakin meingkat pula. Fasilitas umum yang sangat dibutuhkan oleh
kelompok lansia ini adalah sebuah fasilitas kesehatan, yaitu suatu fasilitas yang menyediakan
pelayanan di bidang kesehatan. Mengingat bahwa para lansia pasti mengalami penurunan fungsi
kerja tubuh maupun pikiran, maka sebenarnya para lansia ini membutuhkan suatu perawatan khusus
untuk penyakit yang dideritanya.
BAB II

UPAYA PEMBINAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT

A. Pengertian
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan
usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat
pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas-puskesmas ataupun Rumah Sakit serta
Panti- panti dan institusi lainya. Teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah teknologi
yang mengacu pada masa usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di
masyarakat, terjangkau oleh masyarakat diterima oleh masyarakat sesuai dengan asas manfaat. Peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi
pelayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam
pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan
upaya kesehatan usia lanjut setempat.
B. Tujuan Dan Sasaran Pembinaan :
1) Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata
kemasyarakatan.
2) Tujuan Khusus
a) Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya.
b) Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya
dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
c) Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
d) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
3) Sasaran pembinaan Secara Langsung
a) Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam virilitas dalam keluarga maupun
masyarakat luas.
b) Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun ) dalam keluarga, organisasi masyarakat
usia lanjut dan masyarajat umumnya.
c) Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan usia lanjut dengan resiko tinggi ( lebih
dari 70 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti,penderita penyakit berat, cacat dan lain-
lain.
4) Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
a) Keluarga dimana usia lanjut berada.
b) Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
c) Masyarakat luas.
C. Pelayanan Kesehatan Dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Usia Lanjut
Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain:
a) Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan
tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa
kegiatan penyuluhan,dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai
penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah :
 Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi kesehatannya,
teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan
kesehatan lainnya.
 Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar
tetap merasa sehat dan segar.
 Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
 Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang MahaEsa
 Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur dan
sesuai dengan kemampuannya.
 Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
 Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok alkohol,kopi ,kelelahan fisik dan
mental.
 Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar
b) Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun
kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan :
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara
dini penyakit-penyakit usia lanjut
 Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut
serta tetap merasa sehat dan bugar.
 Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu pendengaran
agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
 Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
 Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
c) Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:
 Pelayanan kesehatan dasar
 Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d) Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun, yang dapat berupa
kegiatan :
 Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu
misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan. .
 Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
 Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
 Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
 Perawatan fisioterapi.
Disamping upaya pelayanan diatas dilaksanakan yang tidak kalah penting adalah penyuluhan kesehatan
masyarakat yang merupakan bagian integral daripada setiap program kesehatan. Adapaun tujuan khusus
program penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut ditujukan kepada :
a) Kelompiok usia lanjut itu sendiri
b) Kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut
c) Kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut
d) Penyelenggaraan kesehatan
e) Lintas sektoral ( Pemerintah dan swasta )
 Penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut terdiri dari :
a) Komponen Penyebarluasan Informasi kesehatan dengan melakukan kegiatan :
b) Mengembangkan, memproduksi dan menyebarluaskan bahan-bahan penyuluhan kesehatan
masyarakat usia lanjut.
c) Meningkatkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas puskesmas dan rujukan serta masyarakat di
bidang kesehatan masyarakat usia lanjut.
d) Melengkapi puskesmas den rujukannya dengan sarana den bahan penyuluhan.
e) Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk media masa agar pesan kesehatan
masyarakat usia lanjut menjadi bagian integral.
f) Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat umum den kelompok khusus seperti daerah terpencil,
transmigrasi dan lain-lain.
g) Melaksanakan pengkajian den pengembangan serta pelaksanaan tekhnologi tepat guna dibidang
penyebarluasan informasi.
h) Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dampak serta meningkatkan daya guna dan
hasil guna penyuluhan.
i) Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat seperti wabah,bencana alam,
kecelakaan.
 Komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan dengan kegiatan antara lain:
a) Mengembangkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas Puskesmas dan pengurus LKMD dalam
mengembangkan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan.
b) Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok masyarakat termasuk swasta yang
melaksanakan pengembangan potensi swadaya masyarakat dibidang kesehatan usia lanjut secara
sistematis dan berkesinambungan.
c) Mengambangkan, memporoduksi dan menyebarluaskan pedoman penyuluhan kesehatan usia lanjut
untuk para penyelenggaraan penyuluhan,baik pemerintah maupun swasta.
 Komponen Pengembangan Penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan :
a) Menyempurnakan kurikulum penyuluhan kesehatan usia lanjut di sekolahsekolah kesehatan.
b) Melengkapi masukan penyuluhan pada usia lanjut.
c) Menyusun modul pelatihan khusus usia lanjut untuk aparat diberbagai tingkat.
 Adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut diatas dimana masalah kesehatan, masyarakat
usia lanjut dan wilayahnya jelas sudah diketahui.
b) Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus berdaya guna serta berhasil guna.
Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus jelas, realisis dan
bisa diukur.
c) Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan dan dicapai lebih
d) objektif, rasional hasil sasarannya.
e) Penyusunan pesan-pesan penyuluhan.
f) Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyeleggaranan benarbenar tepat guna untuk
dipergunakan.
g) Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta masyarakat dan kemampuan
penyelenggaraan.
h) Dengan langkah-langkah rencana penyuluhan beserta semua sumber daya dan temuan yang
diperoleh, dilaksanakan upaya penyuluhan dengan menyusun,menyepakati dan menjelankan suatu
jadwal pelaksanaan kegiatan yang jelas dengan menguraikan kapan ( waktu ) dimana ( tempat ),dan
siapa ( kelompok sasaran ) , bagaimana ( metode dan media ), apa (pesan-pesan ).
D. Pelayanan Kesehatan Lansia berbasis rumah sakit (Hospital Based Geriatric
Service)
1) Latar Belakang
 Stieglietz, 1964 :
a) Penyakit yang bersifat multipatologik atau mengenai multi organ/degeneratif
b) Penyakit biasanya bersifat kronis, cenderung menyebabkan kecacatan lama sebelum terjadi
kematian
c) Biasanya mengandung komponen psikologi dan sosial
 Brocklehurst dan Allen , (1987) :
Usia lanjut lebih sensitif terhadap penyakit akut
2) Prinsip Pelayanan kesehatan Lansia
 Holistik
a) Seorang penderita lansia harus dipandang sebagai manusia seutuhnya, meliputi lingkungan
kejiwaan (psikologik), sosial, dan ekonomi
b) Vertikal : pemberi pelayanan harus dimulai di masyarakt sampai ke pelayanan rujukan tertinggi
yaitu rumah sakit yang mempunyai sub-spesialis geriatri
c) Horizontal : Pel Kes harus merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan lansia secara
menyeluruh, lintas sektoral dengan dinas/lembaga terkait dibidang kesejahteraan, misal, agama,
pendidikan, kebudayaan dan dinas sosial
d) Harus mencakup aspek preventif, promotif,kuratif dan rehabilitatif
 Tata kerja dan tata laksana secara tim
a) Multi disipliner dalam mencapai pelayanan geriatri yang di laksanakan Komponen utama (dokter,
pekerja sosio medik, perawat ) ditambah dengan tenaga rehabilitasi medik (Fisioterapi, terapi
okupasi, terapi wicara, psikolog/psikiater, farmasi, ahli gizi)
3) Pelaksanaan
 Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat berbasis rumah sakit (Hospital based community geriatric
service)
a) Pada layanan tingkat ini, RS bertugas membina lansia baik langsung atau tidak langsung melalui
pembinaan pada puskesmas di wilayah kerjanya “Transfer of Knowledge”berupa lokakarya,
simposium, ceramah.
b) Rumah sakit harus selalu bersedia bertindak sebagai rujukan dari layanan kesehatan yang ada di
masyarakat.
c) Rumah Sakit menyediakan berbagai layanan bagi para lanjut usia dari yang sederhana (poliklinik
lansia) sampai pada yang maju ( bangsal akut, klinik siang terpadu “nursing hospital”, bangsal
kronis dan atau panti werdha “nursing home” .
 Tingkatan-tingkatan pelayanan yang diberikan berdasar kemampuan RS dibagi :
a) Tingkat sederhana : hanya menyediakan layanan poliklinik lanjut usia
b) Tingkat sedang : Layanan diberikan selain poliklinik juga pelayanan terpadu (day hospital)
c) Tingkat lengkap : sama seperti layanan tingkat sederhana ditambah pengadaan bangsal lansia
dengan penyakit akut
d) Tingkat paripurna : diberikan semua jenis layanan yang ada pada tingkat lengkap ditambah
dengan bangsal lansia dengan penyakit kronis
 Prinsip Dasar Penanganan Rehabilitasi Medik Pada Lansia
a) Penanganan berdasarkan penyakit yang mendasari
b) Hindari komplikasi immobilitas
c) Memperlihatkan dan meningkatkan motivasi dan faktor psikologik
d) Berikan dorongan untuk mobilisasi
e) Cegah isolasi sosial
 Program- program yang dapat diberikan untuk para lansia
1) Program fisioterapi :
a) Alih baring (untuk mencegah timbul dekubitus)
b) Latihan aktif dan pasif untuk anggota gerak
c) Latihan bangun, duduk, berdiri sendiri
d) Latihan jalan sendiri
2) Program Okupasi terapi
a) Latihan makan dan minum sendiri
b) Latihan memakai baju sendiri
c) Latihan menyisir rambut sendiri
d) Latihan mandi/toileting sendiri
e) Latihan membersihkan tempat tidur/lingkungan sendiri
f) Program terapi wicara :
g) Mengajak berkomunikasi baik dengan bicara maupun isyarat
3) Program ortotis-prostetis
a) Mengevaluai kondisi kamar mandi/jamban, apakah perlu di modifikasi bentuk, pegangan
b) Mengevaluasi kondisi rumah, apakah ada tangga dirumah, perlu pegangan
c) Mengevalusi apakah perlu alat bantu untuk mobilisasi
4) Program psikoterapi :
a) Mengevaluasi keadaan lansia sehari-hari, apakah sulit tidur, sedih tidak mau berkomunikasi,
tidak mau minum obat, tidak mau makan, tidak mau latihan dsb
b) Memberikan motivasi semangat hidup
 Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia
a) Populasi lansia merupakan populasi yang heterogen (Aspek kesehatan, segi psikologik, sosial dan
ekonomi)
b) Jenis pelayanan yang dibutuhkan sangat bervariasi (Fisik,psikis,sosialdan ekonomi)

E. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Dasar Usia Lanjut


Yang dimaksud dengan asuhan keperawatan adalah bantuan bimbingan penyuluhan, pengawasan atau
perlindungan yang diberikan oleh seorang perawat/bidan untuk memenuhi kebutuhan pasien atau
kelompok. Pada usia lanjut ditemukan berbagai masalah secara individu. Prinsip pemberian asuhan
keperawatan berdasarkan kebutuhan pasien atau kelompok. Asuhan keperawatan dapat diberikan di rumah
maupun institusi ( Panti dan Rumah Sakit ) dan dapat dilakukan oleh keluarga atau petugas panti yang telah
dilatih.
Asuhan keperawatan dasar bagi kelompok usia lanjut ditujukan kepada :
a) Kelompok yang masih aktif dimana mereka yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari-hari dapat dilaksanakan sendiri. Walaupun demikian
periu mendapat bimbingan dan pengawasan untuk mencegah terjadinya faktor resiko tinggi agar tidak
mempecepat ketergantungan dengan orang lain. Adapun bimbingan dan pengawasan berupa kebersihan
perorangan,kebersihan lingkungan, makanan dan kesegaran jasmani.
b) Kelompok usia lanjut pasif yang keadaan fisiknya memerlukan banyak pertolongan orang lain. Hal
yang harus diperhatikan pada usia lanjut yang tinggal di tempat tidur adalah kebersihan perorangan,
lingkungan, makanan, mencegah decubitus.
BAB III
PENUTUP
Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik fisik, mental
maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan
pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. Dalam peningkatan peranan serta
masyarakat dapat dilaksanan dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam
perencanaan,pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut dalam rangka menciptakan kemadirian
masyarakat.

KESIMPULAN
Menjadi tua dan lemah adalah siklus hidup yang akan di lalui oleh semua manusia, pada fase ini kondisi fisik
dan akal bisa dikatakan kembali seperti anak-anak. Memberikan perawatan untuk lansia selain harus telaten,
sabar dan penuh kasih sayang, hal yang membuat berbeda dengan perawatan lain adalah rasa hormat yang harus
kita tunjukkan, karena orang yang kita rawat memiliki pengalaman dan usia yang jauh diatas kita. Perawatan
Lansia bukanlah hal baru di Indonesia, saat ini dapat kita temui beberapa fasilitas panti jompo yang dikelola
oleh Departemen Sosial atau swasta. Kualitas pelayanan, jenis pelayanan dan jangkauan oleh Lansia adalah hal
penting yang harus kita tingkatkan, agar tujuan meningkatnya kualitas hidup Lansia (Quality of Live/ QOL)
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Asfriyati, SKM, Mkes (2003). Upaya Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut.
Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Sumatera Utara.

Dwi Nurviyandari Kusuma Wati (2016). Pelayanan kesehatan lansia.Mahasiswa program


Community Nursing, School of Health Sciences, Medicine Faculty, Kagoshima University.

You might also like