You are on page 1of 1

Tiara Fahiramadyan1 dan James Nobelia Isnania Wardhana2

PERANCANGAN SISTEM PLAMBING GEDUNG KANTOR Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
BANK NEGARA INDONESIA (BNI) DI JALAN DR. CIPTO, Jl. Let. Jend. Purn. Dr. (HC) Mashudi No.1, Sayang, Jatinangor, Sumedang
45363
KOTA SEMARANG 1madyanfahira@yahoo.com dan 2j.nobelia@tl.itb.ac.id

PENDAHULUAN METODOLOGI
Pentingnya menjaga sanitasi perlu dilakukan
baik di permukiman maupun di lingkungan Studi literatur
kerja. Salah satu upayanya adalah dengan
merancang
Pengumpulan
sistem plambing yang baik di dalam dan
data sekunder
lingkungan gedung tempat bekerja. Hal ini
diharapkan dapat memberi kepuasan bagi Pengolahan
pengguna gedung sehingga dapat data
meningkatkan produktivitas kerja, keuntungan
dan reputasi gedung tersebut.
Sistem Sistem air Sistem
GAMBARAN UMUM AREA STUDI pencegah
penyaluran air buangan dan
Gedung kantor Bank Negara Indonesia (BNI) bersih ven kebakaran dan
terletak di Jalan Dr. Cipto, Kota Semarang. drainase atap
Gedung ini terdiri dari gedung 6 lantai dan 3 Analisis dan Gambar 1. Skema pengaliran bersih dan pencegah kebakaran
lantai. Luas bangunan gedung adalah ±2367 m2. pembahasan

DASAR RENCANA SISTEM ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Seluruh rancangan sistem akan menyesuaikan Jumlah penghuni untuk seluruh gedung adalah 340 orang.
dengan denah perencanaan gedung yang dibuat Kebutuhan air untuk gedung kantor kebutuhan air di gedung
oleh arsitek sesuai dengan bidang keilmuannya. adalah 33.9 m3/hari. Volume tangki bawah yaitu 55,935 m3.
Jenis dan jumlah alat plambing dalam gedung Volume ini akan ditambahkan dengan kebutuhan air untuk
adalah sebagai berikut. kebakaran dan kebutuhan lainnya, sedangkan volume tangki atap
adalah 13,324 m3.
Tabel 1. Jumlah alat plambing gedung Rancangan sistem akan terbagi menjadi 3 yang melayani toilet di
Alat plambing Jumlah gedung 6 lantai, toilet di gedung 3 lantai, mushola dan pantry di
gedung 6 lantai. Sumber air berasal dari suplai Perusahaan Daerah
Kloset, tangki gelontor (WC) 43
Air Minum (PDAM). Sistem penyediaan air bersih menggunakan
Peturasan, tangki gelontor (UR) 24 sistem tangki atap. Sistem penyaluran air buangan menggunakan
Kran (FC) 48 sistem tercampur. Air buangan akan disalurkan menuju sewage
Bak cuci tangan (LV) 38 treatment plant (STP) untuk diolah. Sistem ven yang dipasang
Bak cuci dapur (KS) 7 adalah sistem ven lup. Jalur dari perpipaan ven disesuaikan dengan
Floor drain (FD) 62 jalur perpipaan air buangan. Pipa tegak ven akan terhubung pada
pipa ven pengumpul hingga akhirnya keluar di atap. Gambar 2. Skema pengaliran air buangan dan ven
Total 222
Sistem penyaluran air hujan meliputi 2 sistem drainase atap. Atap
Perhitungan teknis untuk seluruh sistem memiliki kemiringan 5%. Air hujan akan mengalir menuju bidang DAFTAR PUSTAKA
plambing dilakukan dengan mengacu peraturan resapan yang berada di halaman belakang gedung. Sistem
perundangan terkait seperti SNI 03-7065-2005, pencegahan kebakaran gedung menggunakan sistem hidran dan [1] Noerbambang, dan Morimura, Takeo. (1985). Perancangan dan
SNI 03-8153-2015, SNI 03-3989-2000, dan buku sistem sprinkler dengan menggunakan Wet Pipe Systems. Sumber Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: Pradnya Paramita
Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. air untuk pencegahan kebakaran disuplai dari PDAM. Sistem dijala [2] SNI 03-7065-2005. (2005) Tata cara perencanaan sistem plambing.
nkan dengan pompa yang bekerja secara otomatis. Kebutuhan Jakarta: BSN.
sprinkler gedung adalah 230 buah dan hidran sebanyak 6 buah. [3] SNI-8153-2015. (2015). Sistem Plambing dalam Bangunan Gedung.
Jakarta: BSN.

You might also like