You are on page 1of 8

Pengaruh Terapi Humor dengan Media Film Komedi Terhadap Penurunan Tekanan Darah

pada Lansia dengan Hipertensi

The Effect Of Humor Therapy By Using Comedy Film In Reducing Blood Pressure Of Elderly
With Hypertension

Dewi Masruroh*Eka Mishbahatul M.Has, Skep.,Ns., M.Kep**,


Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns.,M.Kep***
Kampus C Jl.Mulyorejo Utara Surabaya, Telp 0315913754, Email: ​dewi.masruroh-2017@fkp.unair.ac.id

Abstract

Introduction: ​Hypertension or high blood pressure often occur without symptoms, so called the silent killer.
Based on these problems, humor therapy can be used as an alternative choice in an effort to reduce the
incidence of hypertension and decrease blood pressure with low cost, easily done. humor therapy most
economical in the fight against hipertension. Humor therapy also play a role in stimulate of endophins
hormone.endorphins stimulate relaxes tense muscles, blood vessels dilate to accelerate the flow of blood the
body. Goal of this research is to see effectivity of humor therapy ini decreasing blood pressure in elderly
people with hypertension.​Method: Design study that used is quasi-experiment pretest-posttest with control
group design. The sample used amounted to fifty-three respondents to the intervention group by random
sampling. Instrument used spignomanometer. Independent variables was humor therapy by using comedy
film and Dependent variables was blood pressure . Data then analyzed by using Wilcoxon Signed Ranks Test
and Kolmogorov smirnov with significant value p=0.05.​Result: ​: Analysis data with statistical tests of
Wilcoxon Signed Ranks Test on treatment group showed p-value systole 0.000 and p-value diastole 0.002.
Kolmogorov smirnov test showed the result p-value systole 0.000 and p-value diastole 0.815 which means
there was change of systole blood pressure level before and after humor therapy by using comedy film.
Suggestion: ​The conclusion of the study is that Humor Therapy affects the decrease in systolic blood
pressure in the elderly with hypertension. ​humor therapy can be used as an alternative choice in an effort to
reduce the incidence of hypertension
Keywords​: Blood presure, Comedy Film, Elderly and hipertension, Humor therapy

Abstrak
Pendahuluan​: ​Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali muncul tanpa gejala, sehingga disebut sebagai
silent killer. Berdasarkan permasalahan tersebut, terapi humor dapat digunakan sebagai alternatif pilihan
dalam upaya untuk mengurangi kejadian hipertensi dan menurunkan tekanan darah dengan biaya murah,
mudah dilakukan. ​Terapi humor berperan dalam menstimulasi hormon endofin. ​Endorphin merelakskan
otot-otot yang tegang, melebarkan pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana efektifitas terapi humor terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi. ​Metode​: ​Design penelitian yang digunakan yaitu quasi Experimental
pre post control grup desain. Sampel yang digunakan berjumlah 56 responden untuk kelompok intervensi
dengan metode random sampling. Variable independent dalam penelitian ini adalah terapi humor dengan
media film komedi dan variable dependennya tekanan darah lansia, instrument dalam penelitian ini adalah
spignomanometer. Analisa data yang digunakan adalah uji Wilcoxon Signed Ranks Test dan Kolmogorov
smirnov dengan tingkat signifikansi p=0.05. ​Hasil : Analisis data dengan uji statistik Wilcoxon Signed
Ranks Test pada kelompok perlakuan didapatkan sistol p value = 0,00 dan diatole p value: 0,002. Hasil
pengujian dengan Kolmogorov smirnov didapatkan p value sistole: 0.000 dan p value diastole 0.816 yang
artinya terdapat perubahan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah diberikan terapi humor dengan media
film komedi. ​Kesimpulan​: Kesimpulan Penelitian adalah terapi humor berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah sistol pada lansia dengan hipertensi, sehingga terapi humor dapat digunakan sebagai alternatif
pilihan dalam upaya untuk mengurangi kejadian hipertensi
Kata kunci​ : Film Komedi, Lansia dan Hipertensi, Tekanan darah, Terapi humor

PENDAHULUAN terus mengalami peningkatan. Permasalahan


Hipertensi merupakan salah satu kesehatan terbanyak pada lansia berdasarkan
masalah besar dan serius diseluruh dunia, di Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah
Indonesia hipertensi merupakan penyebab hipertensi (57,6%), artritis (51.9%), Stroke
kematian nomor tiga setelah stroke dan (46,1%), masalah gigi dan mulut (19,1%),
tuberkulosis (Arora, 2008). Dari seluruh populasi penyakit paru obstruktif menahun (8,6% dan
yang terserang hipertensi hanya 1/3nya saja yang diabetes melitus (4,8%).
sudah terdiagnostik, sedangkan 2/3nya tidak
diketahui atau tidak terdiagnostik (Kemenkes, Proporsi hipertensi menempati peringkat
2013). Hipertensi merupakan kejadian yang terbesar dari seluruh penyakit yang tidak
sering terjadi pada usia lanjut. Data dari studi menular, yaitu sebesar 262.327 atau 58,29%
Framingham menyatakan bahwa setelah usia (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017).
pertengahan dan lansia, 90% populasi Berdasarkan survey data awal peneliti yang
mengalami hipertensi dalam sisa hidupnya. dilakukan pada tanggal 15 September 2018 di
Hipertensi yang tidak terkontrol akan RPSLU Pucang Gading Semarang terdapat 67
menimbulkan berbagai komplikasi, bila dari 85 lansia dengan usia rata-rata 60 s.d 70
mengenai jantung kemungkinan dapat terjadi tahun mengalami hipertensi. Pengobatan
infark miokard, jantung koroner, gagal jantung hipertensi terdiri dari terapi farmakologi dan
kongestif, bila mengenai otak dapat terjadi non-farmakologi. Namun karena terjadinya
stroke, ensevalopati hipertensif, dan bila penurunan fungsi dari berbagai organ tubuh,
mengenai ginjal terjadi gagal ginjal kronis, adanya penyakit komorbid (penyakit penyerta)
sedangkan bila mengenai mata akan terjadi dan sering terjadinya komplikasi pada berbagai
retinopati hipertensif. Dari berbagai komplikasi organ lansia serta terjadinya efek polifarmasi,
yang mungkin timbul hipertensi merupakan maka penatalaksanaan hipertensi pada lansia
penyakit yang sangat serius dan berdampak menjadi lebih rumit (Darmojo, 2004). Di RPSLU
terhadap psikologis penderita karena kualitas Pucang Gading sendiri upaya untuk mengatasi
hidupnya menjadi rendah terutama pada kasus lansia dengan hipertensi adalah dengan diberi
stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung obat anti hipertensi.
(Anggarini, 2008).
Upaya non-farmakologi selalu menjadi
Jumlah populasi lansia secara global hal yang penting dilakukan pada penderita
setiap tahun mengalami peningkatan. Menurut hipertensi yang berusia lanjut. Terdapat banyak
WHO (2013), di kawasan Asia Tenggara pilihan terapi non-farmakologi dalam menangani
populasi lansia pada tahun 2000 sebesar 7,4% hipertensi pada lansia, terutama bagi penderita
dari total populasi atau sekitar 5.300.000 jiwa, hipertensi ringan s.d sedang (Darmojo, 2004).
mengalami peningkatan menjadi 9,77% dari total Association for Applied and Therapeutic Humor
populasi atau sekitar 24.000.000 jiwa pada tahun (AATH) menyatakan bahwa humor dapat
2010, dan diperkirakan jumlah lansia terus dijadikan intervensi terapeutik menggunakan
meningkat mencapai 11,34% atau sekitar stimulus-stimulus yang merangsang ekspresi
28.800.000 jiwa pada tahun 2020. Demikian senang. Intervensi ini dapat meningkatkan
halnya yang terjadi di Indonesia, berdasarkan kesehatan atau digunakan sebagai pengobatan
data Susenas (2016), jumlah lansia di Indonesia komplementer penyakit untuk memfasilitasi
mencapai 22.4 juta jiwa atau setara dengan penyembuhan atau mengatasi baik fisik,
8,69% dari seluruh penduduk Indonesia, dan emosional, kognitif, sosial dan spiritual. Terapi
pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia akan humor dapat digunakan dalam pelayanan
kesehatan, konseling, kerja sosial, pendidikan, Desain: ​desain penelitian yang digunakan
dan relasi bisnis dalam peneliian ini adalah ​Quasy Experiment
Terapi Humor merupakan tindakan dengan rancangan ​pre-post test ​control group
untuk menstimulasi seseorang untuk tertawa, design​. Pada penelitian ini terlebih dahulu
tindakan ini mampu merangsang pelepasan dilakukan pretest ​sebelum ​memberikan
opiat endogenous atau yang sering disebut perlakuan dan melakukan ​posttest setelah
dengan endorfin. Manfaat endorfin yaitu memberikan perlakuan.
membuat relaksasi yang berdampak pada Sample : ​Sampel dalam penelitian ini adalah
pelebaran pembuluh darah sehingga lansia yang tinggal di RSPLU Pucang Gading
menurunkan tekanan darah, dengan kondisi Semarang dan Wisma Harapan Asri Banyumanik
relaks juga akan membuat denyut jantung Semarang yang mengalami hipertensi. Teknik
menjadi normal. Terapi humor dilakukan pengambilan sampel menggunakan teknik
dengan beberapa cara yaitu dengan melihat film probability ​sampling dengan tipe ​Random
lucu, mendengarkan kelompok lawak, melihat Sampling dengan total sample 106 lansia, 53
kartun, komik, karikatur yang lucu serta dan sebagai kelompok kontrol dam 53 sebagai
membaca kumpulan cerita lucu (Doulau, 2004). kelompok perlakuan.
Menurut penelitian William Fry 10 menit
tertawa sama dengan setengah jam berlatih Instrument: ​instrumen yang digunakan
mendayung yang dianggap sebagai latihan adalah SAK ( Satuan Acara kegiatan) terapi
aerobic terbaik untuk mengembalikan kondisi humor dan Spignomanometer sebagai alat ukur
tubuh. Menurut Miller tertawa spontan sambil tekanan darah.
menonton humor dapat membuat arteri melebar. Analisa data: ​penelitian ini menggunakan
Pemberian terapi humor sendiri terbilang analisis univariat dan bivariate, analisis univariat
efektif dalam penurunan tekanan darah pada adalah analisis untuk mendeskripsikan
pasien yang akan menjalani hemodialisis. karakteristik variable yang ditelii sedangkan
(Mostag, 2016) Terapi humor efektif dalam analisis bivariate bertujuan untuk menjelaskan
menurunkan tingkat nyeri pada klien dengan hubungan antara dua variable. Analisis data
hipertensi. Terapi humor juga tergolong terapi menggunakan uji t-test jika tidak memenuhi
yang murah dan aman karena penggunaannya syarat ≤ 0,05 menggunakan uji
dapat dilakukan bersamaan dengan terapi Kolmogorov-Smirnov.
farmakologis dan tidak akan menggangu efek
terapi tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan latar belakang di atas, terapi
Pengujian Pengaruh terapi humor
humor dengan media film komedi dapat
dengan media film komedi dilakukan
digunakan sebagai intervensi keperawatan lain
menggunakan uji ​Wilcoxon​. Kriteria pengujian
yang dimaksudkan dalam teori konsekuensi
menyebutkan apabila probabilitas ≤ ​level of
fungsional Miller. Menurut Miller (2012)
significance (alpha = 5%) maka dinyatakan ada
perawat dapat meningkatkan kesejahteraan
pengaruh terapi humor dengan media film
lansia melalui tindakan promosi kesehatan dan
komedi terhadap penurunan tekanan darah pada
tindakan keperawatan lain untuk mengatasi
lansia dengan hipertensi.
terjadinya konsekuensi fungsional negatif.
Terapi Humor dengan melihat film komedi Hasil Pengujian tekanan darah pada
untuk menurunkan tingkat tekanan darah belum kelompok kontrol menggunakan uji ​Wilcoxon
terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada dengan kriteria pengujian apabila probabilitas ≤
lansia yang tinggal di panti, oleh karena itu, level of significance (alpha = 5%) . menunjukan
penulis ingin melakukan penelitian untuk hasil:
pengaruh terapi humor dengan media film Tabel 1 Hasil pengujian ​Wilcoxon ​Kelompok
komedi terhadap perubahan tekanan darah pada Kontrol untuk 6 kali pengukuran
lansia dengan hipertensi Tekanan Darah Test Statistics Sig.
METODE PENELITIAN Sistole -3,000 0,003
Diastole -0,170 0,865 dinyatakan bahwa ada perbedaan tekanan darah
Tabel menjelaskan bahwa pengujian dalam 6 kali sistole kepada kelompok yg tidak diberi
pengukuran menghasilkan nilai signifikansi perlakuan dengan kelompok yang diberi
sebesar 0,003. Nilai tersebut lebih kecil dari perlakuan berupa ​terapi humor dengan media
significant alpha 5% ​atau 0,05, sehingga dapat film komedi. Hal ini menunjukkan bahwa Terapi
dinyatakan bahwa ada perbedaan tekanan darah Humor dengan media film komedi terbukti
sistole kepada kelompok kontrol. mampu menurunkan tekanan darah sistole.
Kemudian hasil untuk tekanan darah
Tabel 2 Hasil pengujian ​wilcoxon ​kelompok diastole lansia dengan hipertensi dalam 6 kali
perlakuan untuk 6 kali terapi di RPSLU Pucang terapi menghasilkan nilai signifikansi sebesar
Gading Semarang pada Bulan Desember 2018 0,816. Nilai tersebut lebih besar dari ​significant
alpha 5% ​atau 0,05, sehingga dapat dinyatakan
Tekanan Darah Test Statistics Sig. bahwa tidak ada perbedaan tekanan darah
Sistole 1 diastole kepada kelompok yang diberi perlakuan
dan kelompok yang tidak diberi perlakuan. Hal
Diastole ini menunjukkan bahwa Terapi Humor dengan
media film komedi terbukti belum mampu
menurunkan tekanan darah diastole.
Tabel menginformasikan bahwa pengujian
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
pengaruh terapi humor dengan media film
penderita hipertensi di Wisma Harapan Asri
komedi pada kelompok perlakuan dalam 6 kali
sebagai kelompok kontrol dan RPSLU Pucang
terapi menghasilkan nilai signifikansi sebesar
Gading Semarang sebagai kelompok perlakuan
0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari ​significant
didapatkan data bahwa sebagian besar penderita
alpha 5% a​ tau 0,05. Hasil ini menunjukkan
hipertensi berdasarkan demografi berada pada
bahwa terdapat pengaruh terapi humor dengan
usia 70-79 tahun. Dengan prosentas 27 orang
media film komedi terhadap penurunan tekanan
(50.1%) pada kelompok perlakuan dan 26 orang
darah sistole.
(49.1%) pada kelompok kontrol. Menurut
Kemudian hasil untuk tekanan darah diastole
penelitian Anggraini dkk (2009) menyatakan
pada kelompok perlakuan dalam 6 kali terapi
bahwa penderita hipertensi paling banyak berada
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,002.
pada rentang umur >45 tahun yaitu sebanyak
nilai tersebut lebih kecil dari ​significant alpha
89,1%. Umur >45 tahun beresiko 17,726 kali
5% ​atau 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa
lebih besar menderita hipertensi dibandingkan
terdapat pengaruh Terapi Humor dengan media
umur <45 tahun (Irza, 2009).
film komedi terhadap penurunan tekanan darah
Menurut Widharto (2007) Penambahan usia
diastole.
menyebabkan terjadinya perubahan hormonal
Hasil pengujian pengaruh terapi humor
dan perubahan pada vaskular. Elastisitas
dengan media film komedi terhadap penurunan
pembuluh darah arteri juga semakin berkurang
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi pada
dan menjadi kaku. Keadaan ini dapat
pre dan post test kelompok perlakuan dan
menyebabkan arteri tidak dapat mengembang
kontrol dapat dilihat melalui tabel berikut :
saat jantung memompa darah sehingga darah
Tabel 3 Hasil pengujian ​Kolmogorov
yang mengalir menjadi tidak lancar.
Smirnov ​Kelompok Kontrol dan Perlakuan untuk
Berdasar data demografi mayoritas jenis
6 kali terapi
kelamin responden adalah perempuan yaitu
Tekanan Darah Test Statistics Sig.
sebanyak 30 orang (56,6%) pada kelompok
Rerata Sistole 2,538 0,000
kontrol dan 36 orang (67.9%) pada kelompok
Rerata Diastole 0,634 0,816
perlakuan. Prevalensi terjadinya hiperensi pada
Tabel 2 menjelaskan bahwa pengujian pengaruh pria sama dengan wanita, namun wanita
terapi humor dengan media film komedi terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
terhadap penurunan tekanan darah sistole dalam menopause (Cortas,2008). Hal tersebut didukung
6 kali terapi menghasilkan nilai signifikansi oleh penelitian Almi (2014) yang menyatakan
sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari bahwa hipertensi dominan terjadi pada
significant alpha 5% ​atau 0,05, sehingga dapat
perempuan yaitu sebesar 71,1%. Perempuan hal tersebut merupakan variabel perancu yang
lebih cenderung menderita hipertensi salah satu tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh peneliti.
pencetusnya adalah proses menopouse yang Pada kelompok perlakuan, tekanan darah
merupakan pengaruh dari hormon estrogen. sistolik dan diastolic sama-sama mengalami
Menurut Sherwood (2011). Wanita yang belum penurunan. Namun pada tekanan darah sistole
mengalami menopause dilindungi oleh hormon penurunan lebih besar, rerata penurunan tekanan
estrogen yang berperan dalam meningkatkan darah sistole terbesar pada pengukuran ke-3
kadar ​High Density Lipoprotein (HDL)​. Kadar yaitu 9.62 mmHg dan penurunan terendah pada
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pengukuran ke-6 yaitu 6.04 mmHg. Sedangkan
pelindung dalam mencegah terjadinya proses pada diastole penurunan hanya terjadi pada
aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen pengukuran ke- 1,2,3 dan 4 dengan penurunan
dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas tertinggi sebanyak 3.02 mmHg, pada pertemuan
wanita pada usia premenopause. Pada ke-5 dan 6 tekanan darah diastole mengalami
premenopause wanita mulai kehilangan sedikit kenaikan dengan masing masing kenaikan 0.94
demi sedikit hormon estrogen yang selama ini mmHg pada pengukuran 5 dan 0.38mmHg pada
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. pengukuran 6. Menurut hasil uji statisik
Proses ini terus berlanjut dimana hormon kelompok perlakuan tekanan darah sistole
estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai memiliki significansi 0.000 dan diastole dengan
dengan umur wanita secara alami, yang signifikansi 0.816, hal tersebut berarti terapi
umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 humor dengan media film komedi berpengaruh
tahun (Kumar, 2005). Namun hal ini terhadap tekanan darah sistolik saja tidak dengan
bertentangan dengan teori yang menyatakan diastolic.
bahwa hipertensi lebih mudah menyerang Terapi humor dengan media film komedi
laki-laki (Dalimartha,2008) ini merupakan intervensi yang diberikan untuk
Pada kelompok kontrol pada tekanan darah merubah konsekuensi fungsional dari negatif
baik sistole maupun diastole mengalami menjadi positif. Terapi Humor merupakan
kenaikan juga penurunan. Angka penurunan tindakan untuk menstimulasi seseorang untuk
tertinggi pada sistole adalah 0.76 mmHg tertawa, tindakan ini mampu merangsang
sedangkan pada rerata diastole sempat pelepasan opiat endogenous atau yang sering
mengalami kenaikan pada pengukuran ke- 1 dari disebut dengan endorfin. Manfaat endorfin yaitu
pre ke post diastole mengalami kenaikan membuat relaksasi (Dolau, 2004). Secara
1.32mmhg dan pada pengukuran ke-2 kenaikan fisiologis Terapi humor yang diberikan pada
pre ke post diastole 0.76 mmHg. Pada penderita hipertensi mampu menstimulasi
pengukuran ke 3,4,5 dan 6 diatole pada pelepasan opiat endogenous yang menghambat
kelompok kontrol mengalami penurunan, pengiriman informasi oleh serabut sel A delta.
penurunan paling tinggi pada pengukuran ke-3 Penghambatan serabut sel A delta menyebabkan
yaitu 0.76 mmHg. pemutusan pengiriman informasi
Tidak adanya perubahan signifikan tingkat ketidaknyamanan dari nosiseptor ke girus post
tekanan darah pada kelompok kontrol sentral. Perlambatan pengiriman stimulus nyeri
disebabkan karena tidak adanya perlakuan menyebabkan perlambatan respon tubuh
khusus seperti yang dilakukan pada kelompok terhadap ketidaknyamanan. Terapi humor
perlakuan dan pada responden kelompok kontrol mampu meminimalisir efek atau akibat dari nyeri
hanya mengikuti kegiatan rutin yang diadakan di karena terapi humor mampu membantu proses
panti utamanya dalam pencegahan hipertensi respirasi dari paru, melatih kerja jantung,
seperti terapi religi dan senam hipertensi. meningkatkan antibodi dan sel darah putih dalam
Terjadinya perubahan tekanan darah pada menghadang infeksi. Menurut Keegan (2001),
kelompok kontrol disebabkan karena tekanan terapi humor mampu menyebabkan pelepasan
darah bersifat fluktuatif. Variasi perubahan delyoson, akibat dari pelepasan delyoson ini
tekanan darah bisa disebabkan karena stress, adalah penurunan tekanan darah sampai 10 –20
dehidrasi, panik, sensitifitas terhadap makanan mmHg. Jadi responden yang diberikan terapi
dan efek konsumsi obat anti hipertensi. Semua humor akan rileks dan terjadi vasodilatasi
pembuluh darah sehingga tekanan darahnya
menurun (Awaludin, 2016). KESIMPULAN DAN SARAN
Penurunan tekanan darah sistole yang Responden pada kelompok intervensi
terjadi karena relaksasi dampak dari endorfin sebelum diberi perlakuan memiliki rerata sistol
dapat menekan sistem saraf otonom. endorfin 141.89 mmHg dan diastol 85.64 mmHg, setelah
dapat menstimulus sistem parasimpatik sehingga diberi intevensi rerata sistol menjadi 133.77
menimbulkan keadaan tenang (rileks). Dengan mmHg dan diastol 84.31 mmHg. Setelah
terstimulusnya saraf parasimpatik dapat pemberian intervensi berupa terapi humor
memperlambat denyut jantung memperlebar dengan media film komedi menunjukan hasil
diameter pembuluh arteri sehingga dalam berupa penurunan tekanan darah sistolik yang
keadaan rileks atau tenang dapat menurunkan cukup signifikan sedangkan pada tekanan darah
tekanan darah. tekanan sistolik salah satunya diastolik terapi humor tidak terbukti dapat
dipengaruhi oleh psikologis sehingga dengan menurunkan tekanan darah diastole.
relaksasi dapat mendapatkan ketenangan dan
tekanan sistolik dapat turun, selain itu tekanan Perawat diharapkan dapat
darah sistolik juga dipengaruhi sirkulasi sistemik menambahkan intervensi terapi humor
dan sirkulasi pulmonal sehingga dalam keadaan dengan media film komedi sebagai terapi
rileks dapat terjadi penurunan nadi dan tambahan non farmakologis untuk
penurunan tekanan darah sistolik. Sedangkan menurunkan hipertensi lansia yang tinggal
tekanan darah diastolik terkait dengan sirkulasi di panti dan peneliti selanjutnya dapat
koroner, jika arteri koroner mengalami meneliti tentang biomekanika vasokontriksi
aterosklerosis maka dapat mempengaruhi dan vasodilatasi pembuluh darah sehingga
tekanan darah diastolik, sehingga dengan dapat melihat lebih detail tentang efek terapi
relaksasi tidak mengalami penurunan tekanan humor terhadap penurunan maupun kenaikan
darah diastolik yang berarti. (Sherwood, 2005). tekanan darah pada sistole dan diastole.
Data dari studi Framingham (dalam Sannet,
2007) menyatakan bahwa setelah usia DAFTAR PUSTAKA
pertengahan dan lansia, 90% populasi
Anggara, F. H. D., & Prayitno, N. (2013).
mengalami hipertensi didalam sisa hidupnya dan
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
60% diantaranya adalah hipertensi sistolik
tekanan darah di Puskesmas Telaga
terisolasi, yaitu peningkatan tekanan darah
Murni, Cikarang Barat tahun 2012.
sistolik tanpa peningkatan tekanan darah
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 (2), 20-25.
diastolic. Hal ini disebabkan karena dengan
[cited 2019 Jan 14] Avaliable from:
berambahnya usia maka tekanan darah akan
http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/artike
bertambah tinggi, baik tekanan sistolik maupun
l%204.%20vol%205%20no%201_feb
tekanan diastolic, namun tekanan darah diastolic
y.pdf
akan menetap pada usia pertengahan dan
Anggraini, dkk. (2008) ​Faktor-faktor yang
kemudian akan menurun sejalan dengan
Berhubungan dengan Kejadian
pengerasan (kekakuan) dinding pembuluh darah
Hipertensi pada Pasien yang Berobat di
arteri yang semakin meningkat (Andra,2001)
Poliklinik Dewasa Puskesmas
Menurut Notoatmodjo (2010) dalam proses
Bangkinang Periode Januari sampai
pemberian suatu intervensi atau stimulus akan
Juni 2008. c2009 [cited 2018 Oct 7].
terjadi proses timbal balik antara berbagai faktor,
Available from :
antara lain: subjek belajar, pengajar, metode dan
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/
teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau
2009 //​.
bahan yang dipelajari. Pemberian terapi Humor
Arikunto, S. (2013) ​Prosedur Penelitian Suatu
dengan media film komedi merupakan bentuk
Pendekatan Praktik.​ Jakarta: Rineka
terapi modalitas yang dapat dilakukan sebagai
Cipta.
terapi komplementer. Aspek humor dapat
Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. Hipertensi
digunakan ​sebagai pembangkit hormon endorpin
dan Faktor Risikonya dalam Kajian
yang dapat membuat tubuhh rileks secara alami.
Epidemiologi. 2007 Bagian
Epidemiologi FKM UNHAS. [cited high blood pressure. ​Hypertens​ion, 42:
2018 Okt 18]. Available from: 1206-52.
http;//www.CerminDuniaKedokteran.co http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/f
m/in ull/42/6/1206, 8 Oktober 2018
dex.php?option=com_content&task=vie Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
w&id =38&Itemid=12). (2013). Profi l Kesehatan Indonesia
Arora, Anjali. (2008) 5 Langkah Mencegah Dan Tahun 2013. Kementrian Republik
Mengobati Tekanan Darah Indonesia: Jakarta.
Tinggi.​Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kozier, B., ​et al,​ 2009. ​Buku Ajar Praktik
Kelompok Gramedia. Keperawatan Klinis Kozier Erb. ​Jakarta:
Bandiyah, Siti. (2009). Lanjut Usia dan EGC.
Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Kristyaningsih (2011) ‘Hubungan Antara
Nuha Medika. Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. Depresi Pada Lansia’, ​Jurnal
(2008). Klien gangguan kardiovaskuler: Keperawatan,​ 1, p. 1.
seri asuhan keperawatan. Jakarta: EGC. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. (2005)
Darmojo, Boedhi. Hadi Martono. (2004) Hypertensive Vascular Disease. Dalam:
Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia LAnjut Robn and Cotran Pathologic Basis of
(edisi ke3). Jakarta : Balai Penerbit Disease​, 7th edition. Philadelpia:
FKUI. Elsevier Saunders .
Deshefy, T. Longhi (2004). How Families Use Lippman, L. G., & Dunn, M. L. (2000).
Humor in Living with Parkinson’s Contextual connections within puns:
Disease. ​American Journal of effects on perceived humor and memory
Psychoterapy​, 14, 46-48. (36 paragraf). ​Journal of general
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. (2007) psychology (On-line serial)​,
Sepuluh Penyakit Terbanyak di http://minerva.stkate.edu/psychology.nsf
Kabupaten Kampar tahun 2006.​ /973d574997ee262886256edd007dl591/
Bangkinang 097da744802a828086256f9d005d
Irza, S. (2009). Analisis faktor resiko hipertensi 250f/$FILE/E%20Lit%20Review.doc.
pada masyarakat Nagori Bungo Tanjung Maslow, A. H. (1970) ​Motivation and
Sumatra Barat. Skripsi: Universitas Personality​. Jakarta: PT Pustaka
Sumatra Utara. [cited 2019 Jan 14] Binaman Pressindo.
Avaliable from: Miller, C. A. (2012) ​Nursing for Wellness in
http:repository.usu.ac.id/bitsream/123 Older Adults​. 6th edn. Philadelphia:
456789/14464/1/09E02696.pdf Lippincott Williams & Wilkins Inc.
Irza, S. (2009). Analisis faktor resiko hipertensi Muchid, A., ​et al, 2​ 006. ​Pharmaceutical Care
pada masyarakat Nagori Bungo Tanjung untuk Penyakit Hipertensi​. Direktorat
Sumatra Barat. Skripsi: Universitas Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,
Sumatra Utara. [cited 2019 Jan 14] Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Avaliable from: Kesehatan, Departemen Kesehatan.
http:repository.usu.ac.id/bitsream/123 Available from:
456789/14464/1/09E02696.pdf http://binfar.depkes.go.id/download/BU
Irza, Syukraini. 2009. Analisis Faktor-Faktor KU_SAKU_HIPERTENSI.pdf
Risiko Hipertensi pada Masyarakat Muttaqin, A. (2009). ​Asuhan keperawatan
Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat. dengan pasien gangguan
Skripsi.​ http://www.digilibusu.or.id.Fakul kardiovaskuler. J​ akarta: Salemba
tas Farmasi USU. Diakses tanggal 4 Medika.
September 2018 Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian
JNC VII. 2003. The seventh report of the Joint kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. .
National Committee on prevention, (2010). Promosi kesehatan dan ilmu
detection, evaluation, and treatment of perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho (2012) ​Keperawatan Gerontik & Antihypertensive therapy.​ Journal of
Geriatrik​. 3rd edn. Edited by M. Ester & Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue
E. Tiar. Jakarta: EGC. 6, p: 397.
Nursalam. (2016) ​Metodologi Penelitian Ilmu WHO (2012) ​Global Health and Aging​. USA:
Keperawatan : Pendekatan Praktis. 3​ rd U.S Departement of Health and Human
edn. Jakarta: Salemba Medika. Services.
Potter, P. A. and Perry, A. G. (2009)
Fundamental Keperawatan​. 7th edn.
Jakarta: Salemba Medika.
, A. (1999). ​The language of humor. ​London: TJ
International.
Santoso, H. and Ismail, A. (2009) ​Memahami
Krisis Lanjut Usia​. Jakarta: Gunung
Mulia.
Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology
of Hypertension and Associated
Cardiovascular Risk Factors in a
Country in Transition. Albania: Journal
Epidemiology Community Health
2003;57:734–739
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002,
Buku Ajar Keperawatan Medikal ​Bedah
Brunner dan Suddarth ​(Ed.8, Vol. 1,2),
Alih bahasa oleh Agung
Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. ​Buku Ajar Ilmu
penyakit Dalam​. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.
Taber, K. H., Redden, M., & Hurley, R. A.
(2007). Functional anatomy of humor:
positive affect and chronic mental ilness
(13 paragraf). ​The journal of
neuropsychiatry and clinical
neuroscience (On-line serial) ​,
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=13
85674881&sid=5%Fmt=3&client
Id=63928&RQT=309&VName=PQD.
Udjianti, Wajan I. (2010). ​Keperawatan
Kardiovaskuler.​ Jakarta: Salemba
Medika
Upoyo, Setyo. (2017). ​Pengaruh Terapi Musik
Kombinasi Humor (Sikkomo) Terhadap
Tekanan Darah Dan Denyut Jantung
Penderita Hipertensi Di Kelurahan
Mersi Purwokerto.​ Diakses pada 2
September 2018
Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. ​Using
a Problem Detection Study (PDS) to
Identify and Compare Health Care
Privider and Consumer Views of

You might also like