Professional Documents
Culture Documents
net/publication/304000809
CITATIONS READS
0 497
4 authors, including:
Mohammad M Kamal
Bogor Agricultural University
49 PUBLICATIONS 57 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mohammad M Kamal on 21 July 2016.
ABSTRACT
Population growth will affect landuse changes drastically, particularly in watersheds (DAS) and coastal zone. Something
similar happened to the Tallo watershed estuaries, Makassar Urban. This study aimed to (1) analyze the sustainable management of
Tallo watershed estuaries, (2) driven factors analysis on sustainability of Tallo watershed estuaries, and (3) the alternative of policy
development on sustainable management of Tallo watershed estuaries. MDS analysis with Rapest results showed the status of Tallo
watershed estuaries were less sustainable (49.20%), consist of; ecological dimension (46.51%), economic dimension (42.22%), social
dimension (43.90%), technology dimension (45.99%), and institutional dimension (46.83%). The driven factors on sustainability
management of Tallo watershed estuaries, consists of five (5) attributes i.e; institutional facilities, property right, population density,
resource technology and aquaculture technology. The policy development direction on sustainable management of Tallo watershed
estuaries, consist of; alternative I is strengthening institutional management, and the second alternative was using resources in the
sustainable ways.
ABSTRAK
Peningkatan penduduk dapat menyebabkan terjadinya perubahan lahan secara drastis, terutama di daerah
aliran sungai (DAS) dan wilayah pesisir. Hal serupa terjadi pada estuaria DAS Tallo. Penelitian ini bertujuan untuk
(1) menganalisis tingkat keberlanjutan pengelolaan estuaria DAS Tallo, (2) menganalisis variabel/atribut
pengungkit dalam pengelolaan berkelanjutan estuaria DAS Tallo, dan (3) pengembangan kebijakan pengelolaan
berkelanjutan estuaria DAS Tallo. Hasil analisis menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengelolaan estuaria
DAS Tallo adalah kurang berkelanjutan (indeks keberlanjutan 49,20%). Indeks keberlanjutan dari masing-masing
dimensi adalah; dimensi ekologi (46,51%), dimensi ekonomi (42,22%), dimensi sosial (43,90%), dimensi
teknologi (45,99%) dan dimensi kelembagaan (46,83%). Faktor penentu keberlanjutan pengelolaan estuaria DAS
Tallo terdiri atas; kelengkapan kelembagaan, property right, kepadatan penduduk, tekonologi pemanfaatan sumber
daya , dan teknologi perikanan budi daya. Arahan pengembangan kebijakan pengelolaan berkelanjutan estuaria
DAS Tallo, meliputi, alternatif I yakni penguatan kelembagaan pengelola, dan alternatif II adalah pemanfaatan
sumber daya secara berkelanjutan.
41
Jurnal Analisis Kebijakan Vol. 13 No. 1, April 2016: 41-51
42
Analisis Faktor Penentu dalam Pengelolaan Berkelanjutan Estuaria DAS Tallo
(Muhammad Yusuf, Achmad Fahrudin, Cecep Kusmana & M. Mukhlis Kamal)
Tabel 1. Jenis dan sumber data kajian tingkat pengelolaan estuaria DAS Tallo
Table 1. Kinds and sources of data for level management on Tallo watershed estuaries
Aspek Variabel Jenis data Sumber data
(Aspects) (Variable ) (Kind of data) (Sources of data)
Tingkat/status keberlanjutan Dimensi dan atribut Data primer Hasil analisis,
pengelolaan keberlanjutan Data sekunder Data Sekunder
Variabel/atribut pengungkit dalam Atribut pengungkit dari Data primer Kuesioner (stakeholders)
pengelolaan masing-masing dimensi
Arahan pengembangan kebijakan Tujuan, kriteria, Data primer Wawancara
sub-kriteria, alternatif (stakeholders)
Sumber (Source): Rancangan penelitian (Research planning), 2014.
43
Jurnal Analisis Kebijakan Vol. 13 No. 1, April 2016: 41-51
Skor penilaian setiap dimensi dinyatakan sebaliknya <50% dimensi tersebut belum atau
dengan skala terburuk (bad) 0% hingga terbaik tidak berkelanjutan (Pitcher dan Preikshot, 2001).
(good) 100%. Nilai indeks >50% dapat dinyatakan Kategori indeks keberlanjutan lebih rinci disajikan
bahwa dimensi yang dikaji telah berkelanjutan, pada Tabel 4.
44
Analisis Faktor Penentu dalam Pengelolaan Berkelanjutan Estuaria DAS Tallo
(Muhammad Yusuf, Achmad Fahrudin, Cecep Kusmana & M. Mukhlis Kamal)
Pengaruh
Variabel Penentu Variabel Penghubung
(Driving Variables) (Leverage Variables)
INPUT STAKE
I II
IV III
Variabel Bebas Variabel Terikat
(Marginal Variables) (Output Variables)
UNUSED OUTPUT
Ketergantungan
Keterangan:
- Kuadran-I adalah kuadran input yang merupakan kuadran variabel penentu (driving variables). Kuadran ini memuat atribut-
atribut yang memiliki pengaruh kuat dan ketergantungan antar atribut rendah.
- Kuadran-II adalah kuadran stake yang merupakan kuadran variabel penghubung (leverage variables). Kuadran ini memuat
atribut-atribut yang memiliki pengaruh kuat dan ketergantungan antar atribut juga kuat.
- Kuadran-III adalah kuadran output yang merupakan kuadran variabel terikat (output variables). Kuadran ini memuat atribut-
atribut yang memiliki pengaruh rendah dan ketergantungan antar atribut kuat.
- Kuadran-IV adalah kuadran unused yang merupakan kuadran variabel bebas (marginal variables). Kuadran ini memuat
atribut-atribut yang memiliki pengaruh rendah dan ketergantungan antar atribut juga rendah.
Sumber (Source): Hardjomidjojo, 2002.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN teknologi dan kelembagaan. Setiap dimensi dikaji
berdasarkan atribut-atribut yang merupakan
A. Tingkat Keberlanjutan Pengelolaan indikator keberlanjutan. Hasil analisis Rapest
Estuaria DAS Tallo untuk semua dimensi pengelolaan diperoleh nilai
ordinasi 49,20% yang menunjukkan bahwa status
Kajian tingkat keberlanjutan pengelolaan
keberlanjutan pengelolaan estuaria DAS Tallo
estuaria DAS Tallo dilakukan dengan meng-
kurang berkelanjutan. Secara grafik disajikan pada
evaluasi keberlanjutan 5 (lima) dimensi penge-
Gambar 3.
lolaan yakni; dimensi ekologi, ekonomi, sosial,
45
Jurnal Analisis Kebijakan Vol. 13 No. 1, April 2016: 41-51
Hasil analisis Rapest diperoleh nilai status mendekati 1 berarti data yang ada semakin
keberlanjutan adalah 49,20% yakni dikategorikan terpetakan dengan sempurna. Nilai tersebut
kurang berkelanjutan. Kondisi tersebut menun- mengambarkan bahwa lebih dari 95% model
jukkan bahwa estuaria DAS Tallo mengalami dapat dijelaskan dengan baik, dan sisanya <5%
tekanan dalam pengelolaannya. Hasil tersebut yang dijelaskan oleh faktor/atribut lain. Kavanagh
tervalidasi dengan nilai Monte Carlo sekitar (2001) menyebutkan bahwa nilai Squared
48,61% yang menunjukkan selisih perbedaan yang Correlation (R2) lebih dari 80% menunjukkan
sangat kecil yakni 0,59% atau kurang dari 1%. bahwa model pendugaan indeks keberlanjutan
Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengaruh baik dan memadai digunakan. Di sisi lain, hasil uji
galat ( error ), atau dampak dari kesalahan ketidaktepatan (a lack of fit measure) atau nilai stres
pemberian skor relatif kecil. Menurut Kavanagh diperoleh 0,1275 atau mendekati 0 (nol). Nilai
dan Pitcher (2004), bahwa nilai Monte Carlo dapat stres yang mendekati nol, maka output yang
digunakan sebagai nilai validasi dampak kesalahan dihasilkan semakin mirip dengan keadaan yang
acak/galat (random error). Hal yang sama juga sebenarnya atau semakin rendah nilai stres, maka
ditegaskan Fauzi dan Anna (2002) bahwa analisis semakin baik/cocok model tersebut. Sebaliknya,
Monte Carlo dapat menjadi indikator kesalahan semakin tinggi nilai stres, maka semakin tidak
yang disebabkan pemberian skor pada setiap cocok model tersebut. Kavanagh (2001) menye-
atribut, variasi pemberian skor yang bersifat butkan bahwa nilai stres yang dapat ditoleransi
multidimensi karena adanya opini yang berbeda, adalah kurang dari 20%.
proses analisis data yang dilakukan secara Kondisi tersebut juga tampak dari analisis
berulang-ulang, dan kesalahan dalam melakukan parsial untuk setiap dimensi di mana kelima
input data atau data yang hilang. Validitas hasil dimensi memiliki nilai keberlanjutan di bawah
Rapest juga terlihat dari hasil uji ketetapan (goodness 50% atau dikategorikan kurang berkelanjutan.
of fit) pada nilai Squared Correlation (R2) sekitar Lebih rinci seperti pada Tabel 6.
0,9574 atau mendekati 1. Nilai R-square semakin
46
Analisis Faktor Penentu dalam Pengelolaan Berkelanjutan Estuaria DAS Tallo
(Muhammad Yusuf, Achmad Fahrudin, Cecep Kusmana & M. Mukhlis Kamal)
2
Tabel 6. Nilai keberlanjutan, nilai stres dan nilai koefisien korelasi (R )
2
Table 6. Sustainability values, the value of stress and correlation coefficient (R )
Dimensi Nilai Keberlanjutan Nilai Tekanan Nilai Koefisien Determinasi
(Dimension) (Sustainable values) (Stress values) (R2 values)
Ekologi 46,51 14,53 94,74
Ekonomi 43,90 14,04 94,85
Sosial 42,22 14,43 94,67
Teknologi 45,99 14,26 93,34
Kelembagaan 46,83 14,93 94,31
Sumber (Source): Hasil analisis Rapest, 2014.
Nilai keberlanjutan dari kelima dimensi square (RMS ) menunjukkan besarnya peranan
menujukkan status kurang berkelanjutan yakni atribut tersebut terhadap sensitivitas status
<50%, dengan rata-rata nilai stres 14% dan keberlanjutan (Kavanagh dan Pitcher, 2004).
R2=94%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
pengelolaan estuaria DAS Tallo saat ini B. Atribut Pengungkit dalam Pengelolaan
mengalami tekanan yang cukup tinggi dari 5 (lima) Estuaria DAS Tallo
dimensi pembangunan berkelanjutan. Trade-off
Berdasarkan hasil analisis Rapest yang
dimensi pengelolaan perairan estuaria DAS Tallo
diperoleh terdapat 12 (duabelas) atribut utama
tampak pada kite-diagram seperti pada Gambar 4.
yang merupakan atribut pengungkit atau atribut
Kite-diagram menunjukkan trade-off kelima
yang memberikan pengaruh/peranan paling
dimensi pengelolaan estuaria DAS Tallo, bahwa
tinggi terhadap keberlanjutan pengelolaan
tidak terdapat dimensi pengelolaan yang sangat
estuaria DAS Tallo di kawasan perkotaan
menonjol di mana nilai keberlanjutan berkisar 42-
Makassar. Keduabelas atribut tersebut meliputi;
46%. Dengan kata lain, bahwa setiap dimensi
dimensi ekologi 2 atribut, dimensi ekonomi 3
memberikan pengaruh yang hampir sama besar
atribut, dimensi sosial 2 atribut, dimensi teknologi
terhadap pengelolaan estuaria DAS Tallo.
3 atribut dan dimensi kelembagaan 2 atribut.
Besarnya pengaruh dari setiap dimensi
Lebih rinci seperti pada Tabel 7.
keberlanjutan, juga tampak dari hasil analisis
leverage atribute (Gambar 4), di mana nilai root mean
47
Jurnal Analisis Kebijakan Vol. 13 No. 1, April 2016: 41-51
Keduabelas atribut pengungkit tersebut pengelolaan estuaria DAS Tallo. Hubungan antara
selanjutnya dilakukan penilaian tingkat pengaruh atribut tersebut dapat berupa pengaruh ataupun
antar atribut, baik secara langsung maupun tidak ketergantungan antara atribut. Hasil analisis
langsung. Hal tersebut dilakukan mengingat prospektif diperoleh seperti pada Gambar 5.
terdapat hubungan antara setiap atribut dalam
48
Analisis Faktor Penentu dalam Pengelolaan Berkelanjutan Estuaria DAS Tallo
(Muhammad Yusuf, Achmad Fahrudin, Cecep Kusmana & M. Mukhlis Kamal)
Vegetasi mangrove
Marketable right
Ekonomi
Pendapatan masy.
Penguatan
Kepadatan penduduk
Pengelolaan Estuaria Kelembagaan Pengelola
Sosial
DAS Tallo
Tingkat parti. masy.
Teknologi tambak
Pemanfaatan Sumberdaya
secara berkelanjutan
Teknologi Teknologi pertanian
Property right
Kelembagaan
Kelengkapan lembaga
49
Jurnal Analisis Kebijakan Vol. 13 No. 1, April 2016: 41-51
Berdasarkan hasil analisis AHP dengan sekitarnya serta dinas kehutanan yang
software CDPlus diperoleh bahwa alternatif I berkepentingan terhadap kawasan mangrove
adalah penguatan kelembagaan pengelola, dengan sebagai kawasan lindung dan kawasan penyangga.
nilai 0,541 atau sekitar 54,10%, dan alternatif II Kepentingan lintas sektoral tersebut, akan sangat
adalah pemanfaatan sumber daya secara berpengaruh terhadap keberlanjutan ekosistem
berkelanjutan dengan nilai 0,459 atau sekitar estuaria DAS Tallo. Untuk itu, pentingnya
45,90% (Gambar 8). Nilai dari analisis AHP pengelolaan yang terintegrasi di bawah suatu
tersebut dapat diterima mengingat nilai rasio badan pengelolaan seperti BPDAS.
konsistensi yakni 0,02 atau kurang dari 0,1 (10%).
Menurut Saaty (2008), matriks perbandingan
dapat diterima jika nilai rasio konsistensi <0,1. IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil lebih rinci pada Tabel 8.
Penguatan kelembagaan pengelola, akan A. Kesimpulan
memberikan kejelasan dalam pengelolaan dan
Tingkat/status keberlanjutan estuaria DAS
pemanfaatan sumber daya, implementasi program
Tallo saat ini tergolong kurang berkelanjutan
dari berbagai sektor, serta berbagai aturan dan
dengan nilai 49,20% (dimensi ekologi 46,51%,
kebijakan yang dapat diselaraskan, sehingga tidak
sosial 43,90%, ekonomi 42,22%, teknologi
terjadi tumpang tindih kepentingan dan program.
45,99% dan dimensi kelembagaan 46,83%).
Penguatan kelembagaan dapat dilakukan dengan
Atribut penentu keberlanjutan pengelolaan
meliputi; penguatan konsepsi, penguatan struktur
estauria DAS Tallo meliputi: kelengkapan
dan penguatan program. Menurut Anantanyu
kelembagaan, property right, kepadatan penduduk,
(2011) lembaga merupakan badan, organisasi,
tekonologi pemanfaatan sumber daya, dan
kaidah, dan norma-norma baik formal maupun
teknologi perikanan budi daya.
informal sebagai pedoman untuk mengatur
Arahan pengembangan kebijakan penge-
perilaku segenap anggota masyarakat baik dalam
lolaan berkelanjutan estuaria DAS Tallo, meliputi;
kegiatan sehari-sehari maupun dalam usahanya
alternatif I adalah penguatan kelembagaan
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam konteks
pengelola (54,10%), dan alternatif II adalah
ini, kelembagaan pengelola estuaria DAS Tallo
pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan
adalah Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(45,90%).
(BPDAS) Tallo. Kewenangan lembaga saat ini
masih didasarkan pada sektor masing-masing,
B. Saran
seperti; badan lingkungan hidup daerah (BLHD)
yang secara tupoksi juga berkepentingan dalam Pentingnya memperhatikan kelima dimensi
pengelolaan estuaria DAS Tallo, dinas perikanan dalam pengelolaan berkelanjutan estuaria DAS
yang berkepentingan terhadap sumber daya ikan Tallo, di mana saat ini nilai keberlanjutannya
yang ada di Sungai Tallo dan tambak-tambak kurang dari 50% atau dikategorikan kurang
Tabel 8. Alternatif arahan pengembangan kebijakan dalam pengelolaan berkelanjutan estuari DAS Tallo
Table 8. Direction alternative of development policy in the sustainable management of Tallo watershed estuaries
Keputusan Pengelolaan Berkelanjutan Estuaria DAS Tallo
(Decision of Sustainable Management of Tallo Watersheed Estuary)
Alternatif (Alternatives) Nilai Nilai Keputusan (Decision Scores)
(Value)
Penguatan Kelembagaan Pengelola
0.541
Pemanfaatan Sumber daya secara 0.459
berkelanjutan
0.00 0.55
Sumber (Source): Hasil analisis AHP, 2014.
50
Analisis Faktor Penentu dalam Pengelolaan Berkelanjutan Estuaria DAS Tallo
(Muhammad Yusuf, Achmad Fahrudin, Cecep Kusmana & M. Mukhlis Kamal)
berkelanjutan. Agar kelima dimensi tersebut dapat Fauzi, A. dan Anna, S. (2002). Evaluasi status
berkelanjutan maka perlu memperhatikan 5 (lima) keberlanjutan pembangunan perikanan:
atribut penentu keberlanjutan pengelolaan Aplikasi pendekatan rapfish (Studi kasus
estuaria DAS Tallo. perairan pesisir DKI Jakarta). Jurnal Pesisir
dan Lautan, 4(2), 36-49.
Hardjomidjojo H. (2002). Metode analisis prospektif.
UCAPAN TERIMA KASIH
Bogor: Jurusan Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Kavanagh, P. and Pitcher, T.J. (2004). Implementing
penelitian ini, antara lain; Bappeda Kota Makassar, microsoft excel software for rapfish: A technique for
BPDAS Jeneberang, BLHD Kota Makassar, the rapid appraisal of fisheries status. (Fisheries
Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Makassar, Centre Research Reports 12 (2)). Canada:
Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar dan Dinas University of British Columbia.
Pariwisata Kota Makassar.
Kavanagh, P. (2001). Rapid appraisal of fisheries
(RAPFISH) project. Canada: University of
DAFTAR PUSTAKA British Columbia.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Anantanyu, S. (2011). Kelembagaan petani: Peran (2011). Peta citra SRTM dan batas DAS. Lembar
dan strategi pengembangan kapasitasnya. 1615. Jakarta: Direktorat Perencanaan dan
SEPA, 7(2), 102-109. Evaluasi Pengelolaan DAS, Kementerian
Asdak, C. (2004). Hidrologi dan pengelolaan daerah Kehutanan..
aliran sungai. Yogyakarta: Gajah Mada Marimin. (2004). Teknik dan aplikasi pengambilan
University Press. keputusan kriteria majemuk. Jakarta: Gramedia
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Widiasarana Indonesia.
Makassar. (2010). Revisi rencana tata ruang Pitcher, T.J. and Preikshot, D.B. (2001) Rapfish: A
wilayah kota Makassar 2010-2030. Makassar: rapid appraisal technique to evaluate the
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sustainability status of fisheries. Fisheries
Kota Makassar. Research, 49(3), 255-270.
Bourgeois, R. and Jesus, F. (2004). Participatory Saaty, T.L. (2008). Decision making with the
prospective analysis. Exploring and analytic hierarchy process: Int.J.Services, 1(1),
anticipating challanges with stakeholders. 83–98.
Center for Alleviation of Poverty through Secondary
Crops Development in Asia and the Pacific, Todaro, P.M, and Smith, S.C. (2003). Pembangunan
Monograph, 46, 1-29. ekonomi di dunia ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
51