You are on page 1of 11

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN

PANGKAJENE KEPULAUAN DAN KABUPATEN BARRU,


PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh
Sugeng Priyono, Nur Amin Latif, Syaeful Asri W. Tandjung,
Sub Direktorat Mineral Non Logam

ABSTRACT

The activities inventory and evaluation of mineral deposits in Pangkajene and Islands
Regency and Barru Regency, South Sulawesi Province, have been completed. The inventory results
until December 2004 have recoqnized some mineral deposits, among others are limestone, quartz
sand, clay, feldspar, trachite, basalt, peridotite, marble, serpentinite, dacite, monzonite, trass, sand
and gravels, ornamental stone, guano phosphate, coal, placer gold, manganees and chromite.
Some of these mineral deposits are evaluated, such as the interest mineral commodities that
can be followed up. Non metallic mineral deposits with large hypothetic mineral resources have
prospect to be expanded attention in Pangkajene and Islands Region Regency, among others are :
Basalt, in Balocci District (326,250,000 metric tons), quite goods for ornamental stone and building
raw materials. Feldspar, in Segeri District (57,020,000 metric tons), and Tondong Talassa District
(24,000,000 metric tons), quite goods for white ceramic industry and glassure. Quartz sand, in
Tondong Talassa District (24,460,000 metric tons), respectively satisfies such as additive raw
materials for Portland Cement and ceramic industries. Trachite, in Mangilu and Biraeng Village,
Minassatene Distric (198,360,000 and 19,140,000 metric tons), respectively satisfy for ceramic
industry. Limestone, in Segeri District (2,290,000,000 metric tons), satisfy for Portland Cement
industry and dimention stone.
In Barru Regency, among others are: Ornamental Stone, in Sikappa, Tanette Riaja District
(4,250,000 metric tons), satisfy for curving stone and dimention stone. Marble, in Barru District
(15,700,000,000 metric tons), satisfy for exterior and interior wall and floor tiles. Monzonite, in
Barru District (245,290,000 metric tons), satisfies for dimention stone and building material.
Limestone, in Buliange (614,250,000 metric tons) and Bulu Madello (8,250,000 metric tons), Madello
Village (555,000,000 metric tons) and Lapao, Binuang (148,200,000 metric tons), Balusu District,
satisfy for agriculture lime, Portland Cement industry and dimention stone). Trass, in Lakapala,
Kupa, Mallusetasi District (964,370,000 metric tons), satisfies for Puzoland Cement industry and
building raw materials. Serpentinite, in Padang Loang, Barru District (46,810,000 metric tons),
satisfy for curving stone and building raw materials. Clay, in Palanro (40,950,000 metric tons) and
Siddo (67,030,000 metric tons), Mallusetasi Distric, satisfy for structured ceramic raw materials
(brick, roof, tile, etc) and Portland Cement industry.
Some of mineral deposits such as limestone, trachite, feldspar, quartz sand, clay, ornamental
stone, marble, serpentinite, sand and gravel, have given significantly contribution to development of
both regency areas, and have become increase reluts income for some local peoples activities. Other
mineral deposits have not exploited significantly caused by several handicap likes : not really
unconfortable infra structured, marketing demand and information poor aspect, until feeding service
as commodities, high technology and investor attention to do invesment in both regency areas are
rather handicaply.
As recommendation for local Government, besides for carrying out good infra structure
development, also to setting ups Minerals Information System that can be easly accessed by all of
investor in order to do invesment, in all of the times any where.

S A R I

Berdasarkan hasil kegiatan inventarisasi dan evaluasi bahan galian mineral di daerah Kabupaten
Pangkajene Dan Kepulauan (Pangkep) serta Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Tengah, dijumpai
bahan galian mineral seperti: batugamping, pasirkuarsa, fosfat, lempung, felspar, trakhit, basal,
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-1
peridotit, marmer, serpentinit, dasit, monzonit, tras, pasir, sirtu, batuan ornamen, barubara, emas
plaser, mangan dan khromit.
Bahan galian non logam yang mempunyai prospek untuk dikembangkan :
Di daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), antara lain :
1. Basal Perbukitan Sumpangbita, Desa Balocci Baru Kecamatan Balocci (326.250.000 ton), cukup
baik untuk ornamen dan bahan bangunan.
2. Felspar Perbukitan Bulu Karaong, Desa Baring), Kecamatan Segeri (57.020.000 ton) dan
Perbukitan Bulu Telue, Kecamatan Tondong Talassa (24.000.000 ton), baik untuk industri
keramik putih dan glassur.
3. Pasirkuarsa Bulu Lane, Desa Lane Kecamatan Tondong Talassa (24.460.000 ton), baik untuk
semen Portland dan keramik.
4. Trakhit Perbukitan Barajonga, Desa Mangilu (198.360.000 ton) dan Bukit Rea, Desa Biraeng
(19.140.000 ton), Kecamatan Minassatene, baik untuk industri keramik.
5. Batugamping Perbukitan Panratae, Desa Panrengreng, Kecamatan Segeri (2.290.000.000 ton),
baik untuk semen Portland dan batu-poles.
Di daerah Kabupaten Barru, antara lain :
1. Batu ornamen daerah Cinae, Kampung Sikapa, Desa Lempang, Kecamatan Tanette Riaja
(4.250.000 ton), baik untuk batu-ukir dan batu-poles.
2. Marmer Perbukitan Kampung Batulappa, Desa Tompo, Kecamatan Barru (15.700.000.000 ton),
cukup baik untuk ubin dinding serta lantai bangunan eksterior dan interior.
3. Monzonit Perbukitan Maraung, Desa Tompo , Kecamatan Barru (245.290.000 ton), cukup baik
untuk batu-poles dan bahan bangunan.
4. Batugamping Perbukitan Bulu Liange, Desa Madello (614.250.000 ton) hingga ( 8.280.000 ton);
Perbukitan Kampung Madello (585.000.000 ton) dan Perbukitan Kampung Lapao, Desa
Binuang (148.200.000 ton), Kecamatan Balusu, cukup baik untuk kapur pertanian, semen
Portland dan batu-poles.
5. Tras Bulu Lakapala, Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi (964.370.000 ton), cukup baik untuk
semen puzoland dan bahan bangunan.
6. Serpentinit Perbukitan Padang Loang, Desa Coppo, Kecamatan Barru (46.810.000 ton), cukup
baik untuk batu-poles dan bahan bangunan.
7. Lempung Aluvial Sungai Janpu, Desa Palanro (40.950.000 ton) dan Sungai Manuba, Desa
Siddo (67.030.000 ton), Kecamatan Mallusetasi, baik untuk keramik kasar (batubata, genteng,
tembikar, gerabah) dan semen portland.
Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui
PENDAHULUAN jenis bahan galian yang terdapat di kedua
wilayah kabupaten tersebut, bukan hanya
Latar Belakang bahan galian non logam tetapi juga bahan
Dalam rangka pelaksanaan Proyek galian logam maupun batubara. Akan tetapi,
Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian evaluasi hanya dilakukan untuk bahan galian
Mineral Indonesia, Tahun Anggaran 2004, non logam, yang mempunyai potensi untuk
Sub Tolok Ukur Mineral Non Logam, dalam dikembangkan.
hal ini Sub Direktorat Mineral Non Logam, Hasil kegiatan tersebut diharapkan dapat
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya menjadi data awal bagi Pemerintah Daerah
Mineral, telah menyelesaikan Inventarisasi terkait, serta sebagai pemutakhiran Basis Data
dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Non dan Neraca Sumber Daya Mineral Indonesia,
Logam di wilayah Kabupaten Pangkajene Dan dalam rangka penyusunan bank data mineral
Kepulauan (Pangkep) serta Kabupaten Barru, nasional.
Provinsi Sulawesi Selatan.
Basis data bahan galian pada tingkat
kabupaten sangat diperlukan sebagai bahan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-2
pertimbangan dalam rangka pengembangan Bone di sebelah timur: dengan Kabupaten
potensi daerah setempat, terutama dalam Maros di sebelah selatan dan sebelah barat
sektor pertambangan. Kedua kabupaten ini dengan Selat Makassar. Kabupaten Barru
diharapkan mempunyai prospek yang dapat berbatasan dengan Kabupaten Sidrap dan
dievaluasi baik mengenai kualitas maupun Kota Parepare di sebelah utara; di sebelah
kuantitasnya, sehingga dapat segera timur dengan Kabupaten Bone dan Kabupaten
diusahakan untuk meningkatkan Pendapatan Soppeng, serta di sebelah selatan dengan
Asli Daerah setempat. Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan.
Pesatnya perkembangan teknologi Kedua kabupaten dapat dicapai dengan
informasi menyebabkan data bahan galian pesawat udara jurusan Bandung - Jakarta -
mineral di seluruh wilayah Indonesia dapat Makassar, atau dengan kapal laut Jakarta -
diakses dengan cepat dan mudah, termasuk Makassar, atau Surabaya – Makassar, yang
pihak investor yang ingin menanamkan dilanjutkan dengan kendaraan roda empat dari
modalnya dalam bidang pertambangan, Makassar ke arah utara selama kurang lebih 1
terutama di Kabupaten Pangkajene Dan (satu) jam perjalanan sampai ke kota
Kepulauan (Pangkep) serta Kabupaten Barru, Pangkajene dan sekitar 3 (tiga) jam perjalanan
Provinsi Sulawesi Selatan. sampai ke kota Barru.

Maksud dan Tujuan


GEOLOGI
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data dasar potensi sumber daya, Stratigrafi Daerah Penyelidikan
cadangan dan produksi bahan galian mineral
Keadaan geologi daerah penyelidikan
yang lebih akurat dan aktual, serta untuk
diuraikan berdasarkan Peta Geologi Lembar
pemutakhiran data dalam rangka penyusunan
Pangkajene dan Watampone, Skala 1:250.000,
Bank Data Sumber daya Mineral Nasional.
(Rab Sukamto, 1982, Pusat Penelitian dan
Kegiatan ini juga bertujuan melengkapi Pengembangan Geologi, Bandung). Tatanan
data potensi bahan galian yang telah stratigrafi Kabupaten Pangkajene Dan
didapatkan dan diharapkan dapat menjadi Kepulauan (Pangkep) serta Kabupaten Barru,
bahan acuan bagi terbentuknya Kawasan Provinsi Sulawesi Selatan, diuraikan dari tua
Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) ke muda dalam beberapa paragraph di bawah
Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan ini.
(Pangkep) serta Kabupaten Barru, Provinsi
Batuan tertua adalah Komplek Tektonika
Sulawesi Selatan, khususnya dalam bidang
Bantimala yang terdiri dari Batuan Ultrabasa
industri pertambangan.
(Ub); Malihan (S) dan Komplek Melang (m),
Disamping itu, beberapa bahan galian yang masing-masing saling bersentuhan
diharapkan mempunyai prospek untuk segera secara struktur.
dikembangkan atau dimanfaatkan seoptimal
Batuan Ultrabasa (Ub) Komplek Tektonik
mungkin, sehingga dapat meningkatkan
Bantimala, yang terbentuk oleh peridotit
pendapatan asli daerah setempat.
terserpentinkan, hijau tua, berstruktur foliasi,
setempat mengandung buncak (nodule) dan
Lokasi Daerah Penyelidikan dan lensa kromit, ketebalan 2.500 m. Komplek ini
Kesampaian Daerah diperkirakan berumur Trias dan mempunyai
Secara administratif, Kabupaten Pangkep kontak tektonik dengan batuan di sekitarnya.
dan Kabupaten Barru termasuk dalam wilayah Batuan Malihan (s) Komplek Tektonika
Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis, Bantimala, disusun oleh sekis glaukofan dan
Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan genes, kuarsa-felspar berwarna kelabu, hijau
(Pangkep) terletak di antara koordinat coklat dan biru, sebagian terkersikkan dan
119°55’27” dan 119°48’24” BT hingga tersesarkan naik ke baratdaya. Ketebalan
4°34’00” dan 4°58’17” LS, sedangkan 2.000 m dan mempunyai kontak dengan
Kabupaten Barru terletak di antara koordinat batuan sekitar secara struktur. Berdasarkan
119°30’00” dan 119°48’00” BT hingga dating Kalium/Argon berumur absolut 111
4°07’30” dan 4°45’00” LS. juta tahun, atau Yura.
Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan Komplek Melange (m), Komplek
(Pangkep) berbatasan dengan Kabupaten Tektonika Bantimala, merupakan batuan
Barru di sebelah utara; dengan Kabupaten campur aduk secara tektonik, terdiri dari
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-3
grewake, breksi, konglomerat, batupasir Gunungapi Formasi Camba (Tmcv), Anggota
terkersikkan, serpih kelabu, serpih merah, Batuan Leusitik Formasi Camba (Tmca) dan
rijang radiolaria merah, batusabak, sekis, basal Anggota Batugamping Formasi Camba
ultramafik, diorit dan lempung. Kelompok ini (Tmcl).
umumnya berstrutur mendaun, ketebalan Anggota Batuan Gunungapi Formasi
1.750 m, berumur Yura dan mempunyai Camba (Tmcv) terdiri dari breksi gunungapi,
sentuhan sesar dengan satuan batuan lava, konglomerat gunungapi, batupasir tufaan
disekitarnya secara tektonik. dan tufa berbutir halus hingga lapili, sisipan
Formasi Balang Baru (Kb) adalah batupasir berfosil, batupasir gampingan,
endapan flysch yang tidak selaras di atas batulempung karbonan mengandung sisa
Komplek Tektonika Bantimala. Formasi ini tumbuhan, batugamping klastik dan napal.
terdiri dari batupasir berselingan batulanau, Batuan Gunungapi berkomposisi andesitik -
batulempung dan serpih, sisipan konglomerat, basaltik, sebagian mengalami propilitisasi dan
batupasir konglomeratan, tufa dan lava. silisifikasi. Berdasarkan dating K/Ar formasi
Formasi ini mempunyai ketebalan 2.000 m, ini berumur Miosen Tengah - Miosen Akhir
berumur Kapur Atas dan ditutupi secara tidak dan diendapkan dalam lingkungan darat.
selaras oleh Batuan Gunungapi Terpropilitkan Anggota Batuan Leusitik Formasi Camba
(Tpv). (Tmca), terdiri dari basal yang mengandung
Batuan Gunungapi Terpropilitkan (Tpv) leusit berlimpah, dan berumur Miosen Tengah
terdiri dari breksi, lava dan tufa berkomposisi - Miosen Akhir.
andesitik, trakhitik dan basaltik. Pada tufa Anggota Batugamping Formasi Camba
terdapat urat-urat dan pelet kuarsa. Formasi ini (Tmcl), terdiri dari batugamping klastik
berumur Paleosen, ditutupi secara tidak berlapis, batugamping kristalin, batugamping
selaras oleh Formasi Mallawa (Tem), Formasi tufaan, batugamping pasiran, batugamping
Tonassa (Temt) dan Formasi Camba (Tmc). bersisipan tufa dan batugamping kalkarenit.
Formasi Mallawa (Tem) terdiri dari Umumnya batugamping bersifat pejal, sarang,
batupasir, batulempung, batulanau dan berbutir halus - kasar, putih kecoklatan,
konglomerat, yang mengandung sisipan mengandung glaukonit, foram, molusca dan
batubara serta lempung karbonan, dan total koral. Umurnya diperkirakan Miosen Tengah.
ketebalannya lebih dari 400 m. Kandungan Batuan Terobosan berupa stok, retas dan
foramnya menunjukkan umur Eosen Tengah - sill, yang terdiri dari basal (b), trakhit (t) dan
Eosen Atas, yang ditutupi secara selaras oleh diorit (d), menerobos formasi-formasi yang
Formasi Tonassa (Temt). lebih tua dan mengakibatkan mineralisasi.
Formasi Tonassa (Temt) terdiri dari Retas Basal (b), berwarna abu-abu tua -
batugamping berlapis dan bersifat kristalin, hitam, bertekstur porfiritik, kompak, keras dan
pejal, koral bioklastika, kalkarenit bersisipan padu, berstruktur meniang. Datang K/Ar
napal, mengandung foram globigerina dan menunjukkan umur 17,7 juta tahun, yaitu
foram besar, berwarna putih hingga coklat. sekitar Miosen Atas - Pliosen.
Tebal perlapisan 10-30 cm, ketebalan formasi
Retas trakhit (t), adalah batuan beku asam
1.750 m. Formasi Tonassa berumur Eosen -
yang kaya kalium, abu-abu terang, porfiro-
Miosen Tengah.
faneritik, struktur tiang dengan intensitas
Formasi Camba (Tmc) terdiri dari sangat rendah, diperkirakan Miosen Atas.
endapan sedimen laut karbonatan dan
Diorit (d), merupakan batuan beku dalam
sediment klastik, selang-seling dengan batuan
berkomposisi intermedier, berupa retas,
gunungapi yang terdiri dari batupasir tufaan,
batholit atau stok, berwarna abu-abu tua -
tufa, batupasir, batulanau dan batulempung,
kehitaman, bertekstur porfiro-faneritik,
setempat bersisipan batubara, batulempung
setempat berstruktur tiang dengan intensitas
karbonan dan konglomerat. Kandungan fosil
rendah, diperkirakan berumur Miosen Atas.
foraminifera menunjukkan umur Miosen
Tengah - Miosen Akhir. Formasi Camba Secara tidak selaras di atas seluruh urutan
menutupi secara tidak selaras batugamping formasi batuan diatas diendapkan Undak
dari Formasi Tonassa (Temt) dan batuan Pantai (Qpt) dan Aluvium Pantai (Qac).
sedimen Formasi Mallawa (Tem). Formasi Endapan Undak Pantai (Qpt), terdiri dari
Camba (Tmc) mempunyai tiga anggota yang kerikil, pasir dan lempung yang membentuk
saling menjemari yaitu Anggota Batuan dataran bergelombang. Endapan ini berasal
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-4
dari hasil rombakan batuan Pra-Tersier, fondasi secara temporer oleh masyarakat
seperti kuarsit, sekis dan rijang, setempat setempat.
memperlihatkan perlapisan semu. Dari bentuk Di lapangan, basal berwarna abu-abu
morfologi dapat dibedakan dari endapan hitam - hitam legam, keras - sangat keras,
aluvium (Qac) yang berumur lebih muda. kekar konkoidal, porfiritik, setempat meniang,
Endapan Aluvium dan Pantai (Qac), membentuk perbukitan dengan ketinggian
terdiri dari akumulasi endapan kerikil, pasir, lebih dari ± 90 m, sebaran teramati ± 2.500 m
dan lempung lepas, sedangkan endapan pantai x 1.500 m. Komposisi SiO2 = 47,43%; Al2O3
dan rawa terdiri dari pasir pantai dan lumpur, = 18,25%; Fe2O3 = 10,87%; CaO = 10,78%;
tidak mampat. Endapan ini berumur Resen MgO = 3,89%; Na2O = 2,95%; K2O = 0,58%;
dan mempunyai hubungan tidak selaras TiO2 = 0,33%; MnO = 0,18%; P2O5 = 0,23%;
terhadap satuan batuan yang berada di bagian SO3 = 0,00%; H2O = 0,37%; HD = 4,81%.
bawahnya, serta proses pengendapannya Kualitasnya cukup bagus untuk batuan
masih berlangsung hingga kini. ornamen dan bahan konstruksi menengah -
berat. Lahan merupakan tanah milik rakyat
Struktur Geologi Daerah Penyelidikan dan tanah adat.
Struktur Geologi yang berkembang di
Felspar
daerah penyelidikan adalah lipatan, patahan
dan kekar. Sumbu lipatan berarah relatif utara Bahan galian ini terdapat di Perbukitan
– selatan dan baratlaut – tenggara, umumnya Bulu Karaong, Desa Baring (P-Fl-02),
antiklin dan sinklin yang a-simetris. Satuan Kecamatan Segeri, mempunyai sumber daya
batuan yang terlipat antara lain batuan hipotetik ± 57.000.000 ton. Felspar terdapat
sedimen Pra-Tersier (Batuan Malihan Formasi dalam trakhit dengan kadar 69%, abu-abu
Balangbaru, Formasi Mallawa, Formasi terang - putih susu, getas - agak keras, kilap
Tonassa dan Formasi Camba). Perlipatan pada damar, memipih, kekar konkoidal, setempat
batuan tersebut terbentuk oleh adanya tekanan pecah-pecah, berukuran pasir – kerikil. Tinggi
horizontal pada kala Miosen Akhir-Pliosen perbukitan ± 60 m, diperkirakan tersebar pada
secara tektonik regional. ± 1.500 m x 950 m. Kandungan SiO2 =
62,60%; Al2O3 = 16,63%; Fe2O3 = 5,23%;
Pensesaran di daerah penyelidikan terdiri
CaO = 2,38%; MgO = 0,90 Na2O = 4,26%;
dari sesar naik dan sesar sungkup, sesar
K2O = 5,80%; TiO2 = 0,48%; MnO = 0,07%;
normal dan sesar geser. Sesar naik hingga
P2O5 = 0,26%; SO3 = 0,00%; H2O = 0,56%;
sungkup berarah baratlaut - tenggara dan utara
HD = 1,96%. Kualitasnya cukup baik untuk
– selatan pada batuan Pra-Tersier. Sesar
bahan baku keramik dan glassur. Lahan
normal berarah utara-selatan dan baratlaut-
merupakan tanah hak milik dan tanah adat,
tenggara, menyayat batuan berumur Pra-
sebagian merupakan areal hutan lindung.
Tersier dan Paleogen. Sedangkan sesar geser
umumnya berarah timur-barat dan baratlaut- Felspar juga terdapat di daerah Perbukitan
tenggara, pada batuan Tersier. Bulu Telue (P-Fl-10), Kecamatan Tondong
Talassa, dengan sumber daya hipotetik ±
24.000.000 ton, dalam trakhit dengan kadar ±
HASIL PENYELIDIKAN 60%. Di lokasi berwarna abu-abu bening -
Endapan Bahan Galian putih susu, getas - agak keras, kilap damar,
memipih, pecahan konkoidal, setempat pecah-
Komoditi bahan galian di Kabupaten pecah, berukuran pasir – kerikil. Tinggi
Pangkep dan Kabupaten Barru akan diuraikan perbukitan ± 75 m, sebaran teramati 1.250 m x
hanya yang mempunyai prospek untuk 450 m. Kandungan SiO2 = 62,40%; Al2O3 =
dikembangkan. 17,95%; Fe2O3= 4,75%; CaO = 0,11%; MgO
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan = 1,08; Na2O = 2,60%; K2O = 5,20%; TiO2 =
0,42%; MnO = 0,04%; P2O5 = 0,13%; SO3 =
Basal 0,00%; H2O = 1,36%; HD = 4,79%. Kualitas
Basal terdapat di daerah Perbukitan cukup baik untuk bahan baku keramik putih
Sumpangbita, Desa Balocci Baru (P-Ba-19), dan glassur. Lahan merupakan tanah milik
Kecamatan Balocci, mempunyai sumber daya rakyat dan tanah adat, sebagian merupakan
hipotetik sekitar 326.250.000 ton. Bahan areal hutan lindung dan hutan wisata.
galian ini telah digunakan sebagai bahan

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-5


Pasirkuarsa = 0,74%; Na2O = 3,75%; K2O = 5,80%; TiO2
Pasir kuarsa terdapat di daerah perbukitan = 0,33%; MnO = 0,02%; P2O5 = 0,27%; SO3 =
Kampung Bulu Lane, Desa Lane (P-Si-14), 0,00%; H2O = 0,95%; HD = 3,74%. Kualitas
Kecamatan Tondong Talassa, dengan sumber cukup baik untuk keramik putih, menempati
daya hipotetik diperkirakan ± 24.460.000 ton, Tanah Hak Milik, tanah adat, dan sebagian
dan telah ditambang oleh Pabrik Semen merupakan hutan suaka.
Tonasa dan Bosowa. Di lapangan pasir kuarsa Batugamping
warna putih kekuningan, berbutir halus –
Batugamping terdapat di Perbukitan
kasar, padu, berlapis baik, terdiri dari kuarsa,
Panratae, Desa Panrengreng, dengan sumber
felspar, kuarsit, fragmen batuan dan bijih.
daya hipotetik sebesar ± 2.290.000.000 ton,
Kedudukan lapisan N 110° E/10°, dengan
dan telah dimanfaatkan secara temporer
ketebalan ±15 m, dan sebaran teramati sekitar
sebagai bahan fondasi bangunan, pengeras
1.150 m x 450 m. Komposisi Kimia adalah
jalan desa, atau dibakar untuk kapur padam
SiO2 = 89,50%; Al2O3 = 4,99%; Fe2O3 =
oleh masyarakat setempat. Di lokasi
2,40%; CaO = 0,00%; MgO = 0,05%; Na2O =
batugamping berwarna putih bersih - putih
0,23%; K2O = 1,00%; TiO2 = 0,58%; MnO =
kekuningan, keras, klastik, berbutir halus -
0,01%; P2O5 = 0,12%; SO3 = 0,00%; H2O =
sedang, berlapis baik, N135°E/15°, setempat
0,15%; HD = 0,16%. Kualitas cukup baik
berupa terumbu koral. Ketinggian perbukitan
untuk bahan baku semen portland. Lahan
± 95 m, dengan luas sebaran teramati ± 4.750
merupakan Tanah Hak Milik, tanah adat, dan
m x 1.750 m. Komposisi kimia adalah SiO2 =
sebagian termasuk hutan suaka.
2.00%; Al2O3 = 0,19%; Fe2O3 = 0,52%; CaO
Trakhit = 53,18%; MgO = 0,63%; Na2O = 0,02%;
Batuan ini dijumpai di daerah Perbukitan K2O = 0,05%; TiO2 = 0,00%; MnO = 0,02%;
Barajonga, Desa Mangilu, Kecamatan P2O5 = 0,14%; SO3 = 0,00%; H2O = 0,11%;
Minassatene, dengan sumber daya hipotetik ± HD = 42,44%. Kualitas tersebut cukup baik
198.360.000 ton, dan belum dimanfaatkan untuk bahan baku semen Portland dan batuan
secara optimal. Trakhit berwarna abu-abu ornamen. Lahan merupakan Tanah Hak Milik
putih - kehijauan, getas - agak liat, kilap lilin, dan tanah adat, serta sebagian termasuk
terkekarkan dengan permukaan licin. Batuan kawasan hutan wisata.
ini ditemukan sebagai tubuh intrusi, setempat Daerah Kabupaten Barru
meniang, sebagian lapuk sehingga terpecah-
pecah berukuran kerikil, ketinggian perbukitan Batupasir
± 120 m, sebaran teramati 1.800 m x 950 m. Bahan galian ini dijumpai di daerah
Komposisi Kimia adalah SiO2 = 60,40%; Cinae, Kampung Sikapa, Desa Lempang,
Al2O3 = 16,19%; Fe2O3 = 5,25%; CaO = Kecamatan Tanette Riaja, yang mempunyai
4,57%; MgO = 1,97%; Na2O = 4,26%; K2O = sumber daya hipotetik ± 4.250.000 ton. Bahan
5,00%; TiO2 = 0,51%; MnO = 0,10%; P2O5 = galian ini merupakan bahan ornament yang
0,14%; SO3 = 0,00%; H2O = 0,55%; HD = dijual sebagai batuukir dan batuhias, peralatan
1,63%. Kualitas cukup baik untuk keramik rumah tangga, batu nisan, bantalan rumah,
putih. Lahan merupakan Tanah Hak Milik, ubin lantai dan sebagainya. Di lapangan
tanah adat, dan sebagian areal hutan suaka. disebut sebagai batupasir greywacke, berlapis,
Trakhit juga tersebar di daerah Bukit Rea, N125°E/40°, tebalnya ± 8,5 m, luas sebaran
Desa Biraeng, Kecamatan Minassatene, teramati ± 650 m x 350 m. Batupasir ini terdiri
dengan sumber daya hipotetik ± 19.140.000 dari 20% kuarsa, 26% plagioklas, 10% klorit,
ton, dan sebagian dimanfaatkan secara 5% kalsit, 7% kuarsit, 2% epidot, 10% opak,
temporer sebagai bahan fondasi. Batuan ini 15% lempung, dan 5% fragmen batuan
berwarna abu-abu putih – kehijauan, getas - andesit. Kualitasnya cukup baik sebagai
agak liat, kilap lilin, terkekarkan dengan batuan ornamen. Lahan Tanah Hak Milik
permukaan yang licin. Batuan ini tersingkap rakyat setempat.
sebagai tubuh intrusi, dengan struktur tiang, Marmer
sebagian lapuk dan pecah-pecah seukuran
Marmer terdapat di daerah perbukitan
kerikil. Tinggi perbukitan ± 45 m, dan sebaran
teramati sekitar 800 m x 550 m. Komposisi Kampung Batulappa, Desa Tompo,
Kimia adalah SiO2 = 63,20%; Al2O3 = Kecamatan Barru, mempunyai sumber daya
hipotetik ± 15.708.000.000 ton, yang secara
18,37%; Fe2O3 = 3,05%; CaO = 0,82%; MgO
temporer, telah dimanfaatkan sebagai bahan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-6
fondasi oleh rakyat setempat. umumnya Batugamping di daerah Perbukitan
terumbu koral, setempat berlapis semu, Bululiange, Kampung Madello (Ls-31),
bersifat kristalin, ketinggian perbukitan lebih Kecamatan Balusu, mempunyai sumber daya
dari +100 m, sebaran teramati 6.500 m x hipotetik 585.000.000 ton, dimanfaatkan
2.500 m, kualitas cukup baik untuk bahan ubin sebagai kapur pertanian setelah digerus
dinding interior dan eksterior. Tanah milik dengan kehalusan tertentu (80–120 mesh)
rakyat dan tanah adat, sebagian masuk areal secara tradisionil, temporer dan kecil-kecilan
hutan jati. oleh rakyat setempat, berlapis baik,
N190OE/8O, ketinggian perbukitan lebih dari
Monzonit
+60 m, sebaran teramati 2.500 m x 1.500 m.
Batuan ini terdapat di daerah Perbukitan Kualitas cukup baik untuk semen Portland.
Maraung, Desa Tompo, Kecamatan Barru, Tanah milik rakyat dan tanah adat, sebagian
dengan sumber daya hipotetik ± 245.290.000 masuk areal hutan lindung.
ton, telah dimanfaatkan sebagai bahan fondasi
Batugamping di daerah Perbukitan
secara skala kecil oleh masyarakat. Bahan
Kampung Lapao, Desa Binuang (Ls-32),
galian ini berwarna abu-abu tua - kehitaman
Kecamatan Balusu, mempunyai sumber daya
berbintik-bintik putih, keras - sangat keras,
hipotetik 148.200.000 ton, dimanfaatkan
kekar konkoidal, bertekstur porfiro-afanitik.
sebagai kapur pertanian setelah digerus
Tinggi perbukitan ± 70 m, dan sebaran
dengan kehalusan tertentu (80–120 mesh)
teramati ± 2.500 m x 1.450 m. Batuan ini
secara tradisionil, temporer dan kecil-kecilan
terbentuk oleh 30% augit, 50% ortoklas, 30%
oleh rakyat setempat, berlapis baik,
biotit, 8% klorit, dan 12% mineral opak.
N190OE/8O, ketinggian perbukitan lebih dari
Batuan ini cukup baik sebagai batu ornament,
+40 m, sebaran teramati 1.500 m x 950 m.
batuhias dan bahan bangunan. Lahan adalah
Komposisi Kimia : SiO2 = 1,35%; Al2O3 =
Tanah Hak Milik, tanah adat, dan sebagian
0,18%; Fe2O3 = 0,23%; CaO = 53,88%; MgO
termasuk areal hutan jati.
= 0,58%; Na2O = 0,02%; K2O = 0,05%; TiO2
Batugamping = 0,00%; MnO = 0,02%; P2O5 = 0,10%; SO3 =
Batugamping di daerah Bululiange, Desa 0,00%; H2O = 0,12%; HD = 42,90%;
Madello (Ls-05A), Kecamatan Balusu, Kualitas cukup baik untuk semen Portland.
sumber daya hipotetik ± 614.250.000 ton, dan Tanah milik rakyat dan tanah adat, sebagian
dimanfaatkan secara skala kecil untuk bahan masuk areal hutan lindung.
fondasi bangunan, serta dibakar untuk kapur Tras
padam oleh rakyat setempat. Batugamping
Tras terdapat di daerah Perbukitan Bulu
berlapis baik, N190°E/10°, membentuk
Lakapala, Desa Kupa, Kecamatan
perbukitan dengan ketinggian ±35 m, dan luas
Mallusetasi, dengan sumber daya hipotetik
sebaran teramati ± 4.500 m x 1.500 m.
964.370.000 ton, dimanfaatkan oleh Pabrik
Kualitas cukup baik untuk semen Portland.
Semen Bosoa sebagai bahan pengganti atau
Tanah milik rakyat dan tanah adat.
pengibuh batupasir kuarsa, oleh masyarakat
Batugamping di daerah Perbukitan Desa secara temporer, tradisional dan kecil-kecilan
Madello (Ls-05B); Kecamatan Balusu, digunakan sebagai pasir timbun. Tras
mempunyai sumber daya hipotetik ±8.280.000 berfragmen batuapung berwarna putih hingga
ton, dimanfaatkan sebagai kapur pertanian abu-abu kekuningan, bersifat sarang dan getas,
setelah digerus sampai 80–120 mesh secara bentuk menyudut, diameter hingga 50 cm,
tradisional oleh rakyat setempat. Batugamping masadasar pasir tufa mengandung obsidian
ini berlapis baik, N190°E/8°, dengan dan gelas volkanik, ketinggian perbukitan
ketinggian perbukitan ± 14 m, dan luas lebih dari +175 m, sebaran teramati 4.500 m x
sebaran teramati ± 650 m x 350 m. Komposisi 1.500 m, kualitas cukup baik untuk bahan
kima adalah SiO2 = 1,45%; Al2O3 = 0,11%; bangunan. Tanah milik rakyat dan tanah adat,
Fe2O3 = 0,14%; CaO = 54,41%; MgO = sebagian masuk areal hutan suaka.
0,49%; Na2O = 0,02%; K2O = 0,03%; TiO2 =
0,00%; MnO = 0,04%; P2O5 = 0,08%; SO3 = Serpentinit
0,00%; H2O = 0,06%; HD = 42,75%. Kualitas Serpentinit di daerah Perbukitan
cukup baik untuk semen Portland. Tanah milik Kampung Padang Loang, Desa Coppo (Ser-
rakyat dan tanah adat, sebagian masuk areal 37), Kecamatan Barru, mempunyai sumber
hutan lindung. daya hipotetik ± 146.810.000 ton, secara skala
kecil digunakan sebagai pasir timbun oleh
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-7
rakyat setempat. Serpentinit segar bersifat a. Basal di Perbukitan Sumpangbita, Desa
getas hingga agak liat, berkilap damar, bidang Balocci Baru (P-Ba-19), Kecamatan
belah memipih dengan bidang permukaan Balocci, dengan sumber daya hipotetik
licin berkilat, pecahan bersudut tumpul, warna 326.250.000 ton, kualitas cukup baik
kehijauan hingga hijau anggur, terdapat untuk batuan ornamen dan bahan
bersama-sama batuan ultrabasa dengan jumlah bangunan.
45-75% dari seluruh luas sebaran, ketinggian b. Felspar di Perbukitan Bulu Karaong, Desa
perbukitan lebih dari +90 m, sebaran teramati Baring (P-Fl-02), Kecamatan Segeri,
2.500 m x 1.500 m. Komposisi Kimia : SiO2 = dengan sumber daya hipotetik 57.020.000
35,48%; Al2O3 = 0,55%; Fe2O3 = 7,54%; CaO ton dan Perbukitan Bulu Telue (P-Fl-10),
= 0,00%; MgO = 40,77%; Na2O = 0,00%; Kecamatan Tondong Talassa dengan
K2O = 0,20%; TiO2 = 0,03%; MnO = 0,08%; sumber daya hipotetik 24.000.000 ton
P2O5 = 0,03%; SO3 = 0,05%; H2O = 0,77%; (Bulu Telue, P-Fl-10), keduanya
HD = 15,35%; secara umum dapat digunakan mempunyai kualitas yang baik untuk
sebagai bahan bangunan konstruksi ringan industri keramik putih dan glassur.
hingga menengah, batu-ukir dan bahan c. Pasirkuarsa di Perbukitan Kampung Bulu
baku batuhias (batu-poles). Tanah milik Lane (Foto: 24), Desa Lane (P-Si-14),
rakyat dan tanah adat, sebagian masuk ke Kecamatan Tondong Talassa, dengan
dalam areal hutan lindung. sumber daya hipotetik 24.460.000 ton,
mempunyai kualitas yang baik untuk
Lempung
semen Portland dan keramik.
Lempung di daerah Pedataran Aluvial d. Trakhit di Perbukitan Barajonga, Desa
Sungai Janpu, Desa Palanro (Cly-07), Mangilu (P-Tra-07), dengan sumber daya
mempunyai sumber daya hipotetik 40.950.000 hipotetik 198.360.000 ton, dan Bukit Rea,
ton, belum dimanfaatkan secara optimal, Desa Biraeng (P-Tra-22), Kecamatan
bersifat lunak, agak plastis, mudah dibentuk, Minassatene, dengan sumber daya
berkilap lilin, licin seperti sabun bila basah, hipotetik 19.140.000 ton, keduanya
warna abu-abu kemerahan, mudah luluh bila mempunyai kualitas yang baik untuk
terendam air, serta pecah-pecah bila kering, industri keramik.
ketebalan lebih dari +2 m, sebaran teramati e. Batugamping di Perbukitan Panratae,
4.500 m x 3.500 m. Tanah milik rakyat dan Desa Panrengreng (P-Ls-01), dengan
tanah adat. sumber daya hipotetik 2.290.000.000 ton,
Lempung di daerah Pedataran Aluvial mempunyai kualitas yang baik untuk
Sungai Manuba, Desa Siddo (Cly-08), kapur pertanian, bahan baku semen
Kecamatan Mallusetasi, mempunyai sumber Portland dan batu-poles.
daya hipotetik 67.030.000 ton, belum
Sedangkan di wilayah Kabupaten Barru,
dimanfaatkan secara optimal, bersifat lunak,
antara lain:
agak plastis, mudah dibentuk, berkilap lilin,
licin seperti sabun bila basah, warna abu-abu a. Batuan ornamen daerah Cinae, Kampung
kemerahan, mudah luluh bila terendam air, Sikapa, Desa Lempang, Kecamatan
serta pecah-pecah bila kering, ketebalan lebih Tanette Riaja (Os-13), dengan sumber
dari +2,5 m, sebaran teramati 5.500 m x 3.750 daya hipotetik 4.250.000 ton, kualitas
m. Tanah milik rakyat dan tanah adat. Setelah cukup baik untuk batu-ukir dan batu-
disederhanakan, lokasi bahan galian mineral poles.
di kedua kabupaten tersebut tertera dalam b. Marmer Perbukitan Kampung Batulappa,
Gambar : 2.1. dan 2.2. Desa Tompo (Ma-40), Kecamatan Barru,
dengan sumber daya hipotetik
15.708.000.000 ton, kualitas cukup baik
KESIMPULAN untuk ubin dinding dan lantai bangunan
Terdapat beberapa bahan galian non logam eksterior serta interior.
yang prospek untuk dikembangkan lebih c. Monzonit Perbukitan Maraung, Desa
lanjut berdasarkan hasil pengujian Tompo (Monz-39), Kecamatan Barru,
laboratorium dan mempunyai sumber daya dengan sumber daya hipotetik
hipotetik cukup memenuhi persyaratan teknis. 245.290.000 ton, kualitas cukup baik
Di Daerah Kabupaten Pangkejene dan untuk batu-poles dan bahan bangunan.
Kepulauan antara lain: d. Batugamping Perbukitan Bululiange,
Desa Madello (Ls-05A) hingga (Ls-05B);
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-8
Perbukitan Kampung Madello (Ls-31) Barru, dengan sumber daya hipotetik
dan Perbukitan Kampung Lapao, Desa 146.810.000 ton, kualitas yang cukup
Binuang (Ls-32), Kecamatan Balusu, baik untuk batu-poles dan bahan
mempunyai sumber daya hipotetik bangunan.
1.355.000.000 ton (empat lokasi), g. Lempung Pedataran Aluvial Sungai
kualitas cukup baik untuk kapur Janpu, Desa Palanro (Cly-07),
pertanian, semen Portland dan batu-poles. mempunyai sumber daya hipotetik
e. Tras Perbukitan Bulu Lakapala, Desa 40.950.000 ton dan Pedataran Aluvial
Kupa (Tr-06), Kecamatan Mallusetasi, Sungai Manuba, Desa Siddo (Cly-08),
dengan sumber daya hipotetik Kecamatan Mallusetasi, mempunyai
964.370.000 ton, kualitas cukup baik sumber daya hipotetik 67.030.000 ton,
untuk semen puzoland dan bahan kualitas baik untuk keramik kasar
bangunan. (batubata, genteng, tembikar, gerabah)
f. Serpentinit Perbukitan Kampung Padang dan semen portland.
Loang, Desa Coppo (Ser-37), Kecamatan

PUSTAKA
5. Surwanda Wijaya dan kawan kawan, 1998
1. Bemmelen, R. W. van, 1949 : The : Penyelidikan Geologi Terpadu di
Geology of Indonesia, volume I-A dan I- Kabupaten Dati II Pangkajene dan
B, Government Printting Office, The Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan,
Haque. Kantor Wilayah Departemen
2. Madiadipoera, T, 1990 : Bahan Galian Pertambangan Dan Energi, Provinsi
Industri di Indonesia, Direktorat Sulawesi Selatan.
Sumber Daya Mineral, Bandung. 6. Darwis dan kawan kawan, 1998 :
3. Sukamto, Rab, 1982 : Peta Geologi Penyelidikan Geologi Terpadu di
Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Kabupaten Dati II Barru, Provinsi
Sinjai, Pusat Penelitian dan Sulawesi Selatan, Kantor Wilayah
Pengembangan Geologi, Bandung. Departemen Pertambangan Dan Energi,
4. Sukamto Rab, 1982, Peta Geologi Provinsi Sulawesi Selatan.
bersistem Lembar Pangkajene 7. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Kepulauan dan Watampone Bagian Dalam Angka Tahun 2002, Biro Pusat
Barat, Pusat Penelitian dan Statistik Kabupaten Pangkajene dan
Pengembangan Geologi, Bandung. Kepulauan.
8. Kabupaten Barru Dalam Angka Tahun
2002, Biro Pusat Statistik Kabupaten
Barru.

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-9


Gambar 2. 1. : Peta Lokasi Bahan Galian Mineral Daerah Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-8 8-7
Gambar 2.2. : Peta Lokasi Bahan Galian Mineral di Daerah Kabupaten Barru, Provinsi
Sulawesi Selatan.

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 8-8

You might also like