You are on page 1of 17

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum berjudul Asam Sitrat yang disusun oleh:


Kelompok : 4 / Senin
Anggota : Arin Widya Saputri NIM 21030117130148
Muhammad Miftahur Rahman NIM 21030117120055
Rifqi Maulana Adiasa NIM 21030117140021
Telah disetujui dan disahkan oleh dosen pengampu materi Asam Sitrat pada :
Hari :
Tanggal :

Semarang, 2019
Mengetahui,
Asisten Pengampu

Dita Baeti Pridiana


NIM 21030116120002

ii
RINGKASAN

Asam sitrat merupakan salah satu produk komersial yang penting di dunia
maupun di Indonesia. Asam sitrat dapat diproduksi melalui ekstraksi sederhana,
proses fermentasi menggunakan mikroorganisme, dan proses sintesa secara kimia.
Asam sitrat dapat diproduksi dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme
melalui proses fermentasi, alah satunya adalah Aspergillus niger. Aspergillus niger
merupakan mikroorganisme utama yang digunakan di industri untuk produksi asam
sitrat karena menghasilkan lebih banyak asam sitrat. Tujuan praktikum ini adalah
untuk membuat asam sitrat dari karbohidrat dengan cara fermentasi, untuk
mempelajari pengaruh perbedaan variabel terhadap asam sitrat yang dihasilkan,
dan untuk mempelajari pengaruh waktu terhadap pH.
Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk. Pemecahan karbohidrat dengan cara fermentasi dapat
menghasilkan berbagai macam senyawa organik diantaranya adalah asam sitrat.
Kondisi spora pada Aspergillus niger licin, tidak berwarna atau kuning kecoklatan,
lemak atau merupakan campuran tiga warna atau lebih, konidia berkepala hitam
coklat/ungu coklat besar dan berbentuk bola. Hal-hal yang berpengaruh pada
pembuatan asam sitrat adalah waktu fermentasi, mikroba, konsentrasi gula awal,
pH, pemberian oksigen, dan suhu.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sumber karbohidrat,
bekatul, sekam padi, urea, KH2PO4, MgSO4.7H2O, Aspergillus niger, Ca(OH)2,
H2SO4, NaOH, dan aquadest. Alat yang digunakan adalah petridish, beaker glass,
erlenmeyer, gelas ukur, buret, statif, klem, pipet, inkubator untuk fase semi padat,
inkubator untuk fase cair, dan oven. Cara kerjanya adalah sterilisasi, menyiapkan
media yang terdiri dari fermentasi pada media semi padat dan media cair, kemudian
analisa hasil.

iii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Mikrobiologi Industri Teknik Kimia berjudul Asam Sitrat ini dengan tepat
waktu.
Dalam menyusun laporan ini, tentunya banyak sekali hambatan yang telah
penulis rasakan, oleh sebab itu, penulis berterimakasih kepada :
1. Dr. Ing. Silviana, S.T., M.T. selaku dosen penanggung jawab Laboratorium
Mikrobiologi Industri Teknik Kimia Universitas Diponegoro,
2. Jufriyah, S.T. selaku Laboran Laboratorium Mikrobiologi Industri Teknik
Kimia Universitas Diponegoro,
3. Diny Dwi Anugrainy selaku koordinator asisten Laboratorium
Mikrobiologi Industri Teknik Kimia Universitas Diponegoro,
4. Pratika Febrianti dan Dita Baeti Pridiana, selaku asisten pembimbing materi
Asam Sitrat Laboratorium Mikrobiologi Industri Teknik Kimia Universitas
Diponegoro,
5. Asisten-asisten Laboratorium Mikrobiologi Industri Teknik Kimia
Universitas Diponegoro,
6. Teman-teman yang telah membantu baik dalam segi waktu maupun
motivasi.
Selain itu, penulis juga sadar bahwa pada laporan ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, Dan semoga laporan percobaan ini
dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

Semarang, 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
RINGKASAN ................................................................................................ iii
PRAKATA ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 7
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Tujuan Percobaan ................................................................................ 8
1.4 Manfaat Percobaan .............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asam Sitrat ........................................................................ 9
2.2 Landasan Teori .................................................................................... 9
2.3 Reaksi Pembuatan Asam Sitrat dan Pemurniannya ............................ 9
2.4 Hal-hal yang Berpengaruh .................................................................. 10
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Rancangan Praktikum ......................................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 12
3.3 Cara Kerja ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Rancangan Praktikum ...................................................... 12


Gambar 3.3 Petridish ....................................................................................... 13
Gambar 3.2 Beaker Glass ................................................................................ 13
Gambar 3.4 Erlenmeyer .................................................................................. 13
Gambar 3.5 Gelas Ukur ................................................................................... 13
Gambar 3.6 Buret, statif, klem ......................................................................... 13
Gambar 3.7 Pipet Tetes ................................................................................... 13
Gambar 3.8 Inkubator ..................................................................................... 13
Gambar 3.9 Oven ............................................................................................ 13

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam sitrat merupakan salah satu produk komersial yang penting di
dunia maupun di Indonesia. Di Indonesia, 65% konsumsi asam sitrat berada di
industri makanan dan minuman, 20% berada di industri deterjen rumah tangga
dan sisanya berada di industri tekstil, farmasi, kosmetik dan lainnya. Besarnya
pemanfaatan asam sitrat pada industri makanan dan minuman karena sifat asam
sitrat menguntungkan dalam pencampuran, yaitu kelarutan relatif tinggi, tak
beracun dan menghasilkan rasa asam yang disukai. Kegunaan lain, yaitu sebagai
pengawet, pencegah kerusakan warna dan aroma, menjaga turbiditas,
penghambat oksidasi, penginvert sukrosa, penghasil warna gelap pada kembang
gula, jam dan jelly, pengatur pH.
Asam sitrat dapat diproduksi melalui ekstraksi sederhana, proses
fermentasi menggunakan mikroorganisme, dan proses sintesa secara kimia.
Proses ekstraksi sederhana telah lama ditinggalkan seiring dengan
pengembangan metode fermentasi. Sedangkan sintesa secara kimia belum bisa
sepenuhnya diterima konsumen karena faktor keamanan pangan produk yang
dihasilkan. Produksi asam sitrat melalui proses fermentasi menggunakan
mikroba dinilai prospektif untuk diterapkan di industri.
Asam sitrat dapat diproduksi dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme melalui proses fermentasi, alah satunya adalah Aspergillus
niger. Aspergillus niger merupakan mikroorganisme utama yang digunakan di
industri untuk produksi asam sitrat karena menghasilkan lebih banyak asam
sitrat per satuan waktu dan juga kemampuannya untuk memproduksi asam sitrat
dari bahan yang murah. Secara teori, produksi asam sitrat menggunakan
Aspergillus niger dapat menghasilkan rendemen 70%.
(Sasmitaloka, 2017)

1.2 Rumusan Masalah


Asam sitrat dapat diproduksi melalui proses fermentasi menggunakan
mikroorganisme. Mikroorganisme yang paling umum digunakan dalam
pembuatan asam sitrat adalah Aspergillus niger. Dalam metabolismenya
Aspergillus niger menghasilkan asam sitrat. Mikroba ini banyak digunakan
karena mikroba ini tidak menghasilkan mikotoksin sehingga tidak
membahayakan.

1
1.3 Tujuan Percobaan
1. Untuk membuat asam sitrat dari singkong dengan cara fermentasi
2. Untuk mempelajari pengaruh perbedaan kuantitas penambahan MgSO4,
KH2PO4, dan urea terhadap asam sitrat yang dihasilkan
3. Untuk mempelajari pengaruh waktu terhadap pH

1.4 Manfaat Percobaan


1. Mahasiswa dapat mebuat asam sitrat dari karbohidrat dengan cara fermentasi.
2. Mahasiswa mampu menganalisis pengaruh perbedaan variabel terhadap asam
sitrat yang dihasilkan.
3. Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh waktu terhadap pH

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asam Sitrat


Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk. Pemecahan karbohidrat dengan cara fermentasi
dapat menghasilkan berbagai macam senyawa organik diantaranya adalah asam
sitrat. Dengan enzim amilase, glukoamilase, atau amiloglukosidase, senyawa
karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa akan
diubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat melalui siklus krebs atau siklus
TCA akan diubah menjadi menjadi asam sitrat. Kapang (mold) Aspergillus niger
adalah kapang yang dapat menghasilkan enzim yang dapat mengubah
karbohidrat menjadi asam sitrat. Penggunaan asam sitrat untuk industri misalnya
makanan, minuman, dan farmasi (Sasmitaloka, 2017).

2.2 Landasan Teori


Teori Aspergillus niger
Kondisi spora licin, tidak berwarna atau kuning kecoklatan, lemak atau
merupakan campuran tiga warna atau lebih, konidia berkepala hitam coklat/ungu
coklat besar dan berbentuk bola. Dalam kepala yang besar terdapat bubuk bola
yang mengembang. Serbuk pada seluruh permukaan kepalanya kering, menyusut
menyerupai kubah dari konidia spora pendek. Konidia spora terlihat bertangan
besar dan berwarna coklat hitam (Wangge et al, 2012).

2.3 Reaksi Pembuatan Asam Sitrat dan Permuniannya


a. Reaksi Pembentukan
(C6H10O5)n(s) + n(H2O)(l) → (C12H22O11)(s)
Karbohidrat Sukrosa

(C12H22O11)(s) + (H2O)(l) →(C6H12O6)(s) + (C6H12O5)(s)


Sukrosa Air Glukosa Fruktosa

(C6H12O6)(s) + O2(g) → (C6H8O7)(s) + 2(H2O)(l)


Glukosa As.Sitrat Air

3
b. Reaksi Pemurnian
(C6H8O7)(s) + 3(Ca(OH)2)(l) → (Ca3(C6H5O7)2)(s) + 6(H2O)(l)
Ca. Sitrat

(Ca3(C6H5O7)2)(s) + 3(H2SO4)(l) → 3(CaSO4)(s) + 2(C6H8O7)(s)


Ca. Sitrat As. Sitrat Ca. Sulfat As. Sitrat

(C6H8O7)(s) + 3(NaOH)(l) → (Na3(C6H8O7))(s) + 3(H2O)(l)


Na. Sitrat
(Syamsuriputra et al, 2006)

2.4 Hal-Hal yang Berpengaruh


a) Waktu Fermentasi
Waktu 7 hari adalah optimum, bila kurang dari 7 hari, bahan baku belum
terfermentasi semua. Bila lebih mungkin asam sitrat berubah menjadi asam
oksalat (Widyanti, 2010).
b) Mikroba
Pada percobaan ini digunakan jamur Aspergillus niger. Keuntungan dari
penggunaan jamur ini adalah penanganannya mudah, dapat digunakan
bahan baku yang murah, yield tinggi dan konsisten, serta ekonomis
(Marison, 1988).
c) Konsentrasi gula awal
Konsentrasi gula awal menentukan yield asam sitrat dan asam organik lain.
Untuk Aspergillus niger adalah 15-18%, jika lebih dari 18% tidak ekonomis
dan jika kurang dari 15% terbentuk asam oksalat (Marison, 1988).
d) pH
Pengaturan pH sangat penting dalam fermentasi. Ini disebabkan pada pH
tertentu, strerilisasi mudah dilakukan. Sterilisasi mulamula dilakukan pada
pH 2,2 atau lebih rendah. Sebagai pengatur digunakan asam asetat. Sedang
pH yang baik 3,4 - 4,5. Pada pH tinggi dihasilkan asam oksalat. Untuk
kondisi tertentu (misal percobaan) kadang akan menghasilkan enzim yang
hanya berfungsi mengubah karbohidrat menjadi asam sitrat. Untuk kondisi
lain akan dihasilkan enzim yang lain pula (Papagianni et al, 1999).
e) Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen yang terlalu banyak menimbulkan efek merugikan bagi
hasil asam sitrat. Sebaliknya, bila pemberian oksigen terlalu sedikit akan
kurang menguntungkan (Widyanti, 2010).

4
f) Suhu

Suhu yang baik adalah 28 – 30oC. Jika lebih dari 30oC, keasaman naik dan

akibatnya ada asam oksalat (Adham, 2001).

2.5 Kandungan Singkong


Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun
sangat miskin akan protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada
daun singkong karena mengandung asam amino metionin. Selain umbi akar
singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya
sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida
yang dapat membentuk asam sianida.
Umumnya daging umbi singkong berwarna putih atau kekuning –
kuningan, untuk singkong yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20
mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar dan 50 kali lebih banyak
pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang pahit, proses
pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya.
Unsur gizi yang terdapat dalam tiap 100 g singkong segar adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam Tiap 100 gram Singkong
Banyaknya dalam ....... (per 100 g)
No. Unsur Gizi
Singkong Putih Singkong Kuning
1. Kalori (kal) 146,00 157,00
2. Protein (g) 1,20 0,80
3. Lemak (g) 0,30 0,30
4. Karbohidrat (g) 34,70 37,90
5. Kalsium (mg) 33,00 33,00
6. Fosfor (mg) 40,00 40,00
7. Zat Besi (mg) 0,70 0,70
8. Vitamin A (SI) 0 385,00
9. Vitamin B (mg) 0,06 0,06
10. Vitamin C (mg) 30,00 30,00
11. Air (g) 62,50 60,00
12. Bagian dapat dimakan (%) 75,00 75,00

5
Singkong memiliki kandungan 34,70 gram karbohidrat.

2.6 Perbedaan Media Semi Padat dan Cair


2.7 Fenomena Apabila Terbentuk Asam Oksalat dalam Fermentasi
2.8 Pembuatan Asam Sitrat di Industri

6
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Rancangan Praktikum


Skema Rancangan Praktikum

Sterili- Siapkan singkong Timbang singkong 20 gram tiap


yang telah variabel dan tambahkan nutrient –
sasi
dihaluskan yang nutrient (urea, sekam padi, bekatul,
Alat akan digunakan MgSO4.7H2O, KH2PO4) sesuai
variabel. Aduk sampai homogen

Biarkan dingin kemudian Tutup menggunakan


tanami media dengan Tambahkan
alumunium foil dan aquadest lalu
Aspergillus niger, lalu panaskan hingga
tutup kembali dengan atur pH 3
mencapai suhu 70oC
alumunium foil.

Inkubasikan Setelah selesai Panaskan filtrat yang


selama 7 inkubasi, saring diperoleh sampai 70oC.
hari pada 28 dengan kertas saring Tambahkan larutan Ca(OH)2
– 300C atau pompa vakum sebanyak 10 mL

Endapan dilarutkan Keringkan Endapan disaring


dengan H2SO4 encer, endapan di oven (dalam keadaan panas
kemudian titrasi kemudian 70oC), kemudian dicuci
dengan NaOH 0,1 N timbang. dengan air panas 70oC.
Gambar 3.1 Skema Rancangan Praktikum
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Bahan
1. Singkong 7. Aspergillus niger
2. Bekatul 8. Ca(OH)2
3. Sekam padi 9. H2SO4
4. Urea 10. NaOH
5. KH2PO4 11. Aquadest
6. MgSO4.7H2O

3.2.2 Alat
1. Petridish 2. Beaker glass
7
3. Erlenmeyer 6. Pipet
4. Gelas ukur 7. Inkubator untuk fase semi padat
5. Buret, statif, dan klem 8. Inkubator untuk fase cair
9. Oven

Gambar 3.2 Petridish Gambar 3.3 Beake

Gambar 3.5 Gelas Ukur Gambar 3.6 Buret, statif, klem Gambar 3.7 Pipet Tetes

Gambar 3.8 Inkubator Gambar 3.9 Oven

3.3 Cara Kerja


1. Sterilisasi Alat
a. Cuci erlenmeyer sampai bersih dan keringkan
b. Bungkus erlenmeyer dengan kertas koran dan sterilisasi alat pada suhu
120-121oC menggunakan autoclave selama ± 15 menit

2. Penyiapan Media
Pada percobaan ini dilakukan fermentasi media semi padat :

8
a. Siapkan singkong yang akan digunakan. Singkong direbus kenusian
dihaluskan.
b. Timbang singkong 20 gram tiap variabel dan kedalamnya ditambahkan
nutrient – nutrient (urea, sekam padi, bekatul, MgSO4.7H2O, KH2PO4)
sesuai variabel. Aduk sampai homogen di dalam erlenmeyer.
c. Tambahkan aquadest hingga media menjadi lembab (sampai becek).
d. Atur pH 3.
e. Tutup menggunakan alumunium foil dan panaskan hingga mencapai suhu
70oC.
f. Biarkan dingin pada suhu kamar. Setelah dingin tanami media dengan
Aspergillus niger di dalam ruang aseptik. Aduk yang baik agar Aspergillus
niger dapat tersebar merata dalam media, lalu tutup kembali dengan
alumunium foil.
g. Cara penanaman suspensi spora :
 Menyiapkan kawat osse, bunsen, alkohol, dan HCl
 Semprot ruang aseptik dengan menggunakan alkohol dan diamkan
selama ± 1 menit. Lalu bisa dilakukan penanaman Aspergillus niger.
 Penanaman Aspergillus niger dilakukan dengan cara mensterilkan
kawat osse : Panaskan kawat osse menggunakan bunsen, kemudian
memasukkan ke larutan HCl, kemudian panaskan kawat osse lagi.
 Ambil beberapa kawat osse Aspergillus niger dari biakan murni yang
telah disediakan dan masukkan ke dalam sampel yang sudah di
autoclave, lalu siap di inkubasikan.
h. Inkubasikan selama 7 hari pada 28 – 300C (dalam inkubator untuk media
semi padat).
i. Setelah selesai inkubasi, tambahkan aquadest ke dalam erlenmeyer sedikit
demi sedikit dan lumat semua isi erlenmeyer hingga tercampur merata.
Volume aquadest yang ditambahkan maksimal 50 mL.
j. Saring dengan kertas saring atau pompa vakum dan filtratnya ditest untuk
asam sitratnya.

Analisa Hasil
 Panaskan filtrat yang diperoleh dari percobaan di atas sampai 70oC.
Tambahkan larutan Ca(OH)2 sebanyak 10 mL. Buat larutan Ca(OH)2 dengan
melarutkan 5 gr Ca(OH)2 dengan aquadest sampai 50 mL (jaga temperatur
konstan).

9
 Endapan yang timbul cepat-cepat disaring (dalam keadaan panas 70oC),
kemudian dicuci dengan air panas 70oC. Endapan tersebut adalah kalsium
sitrat.
 Keringkan endapan di oven kemudian timbang beratnya. Catat beratnya.
 Endapan tersebut dilarutkan dengan H2SO4 encer, sesuai perhitungan, saring
dengan kertas saring. Filtratnya merupakan asam sitrat dan endapannya
adalah kalsium sulfat.
 Untuk mengetahui berat asam sitrat yang diperoleh pada percobaan, encerkan
1 mL filtrat menjadi 10 mL dengan aquadest, lalu titrasi dengan NaOH 0,1 N.
Catat kebutuhan titran.
 Menghitung kebutuhan H2SO4 encer
Ca3(C6H5O7)2(s) + 3H2SO4(l) →3CaSO4(s) +2C6H8O7(s)
𝑋 𝑔𝑟
= 𝐴 𝑚𝑜𝑙 3𝐴 𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀 𝐶𝑎 𝑆𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡

Buat larutan H2SO4 dengan melarutkan 5 mL H2SO4 pekat menjadi 100 mL


gr H2SO4 = vol H2SO4. 𝜌H2SO4 .kadar H2SO4
= 5 mL. 1,84 gr/cm3. 98 /100
= 9,016 gr
𝑔𝑟⁄
Molar H2SO4 = 𝑚𝑜𝑙⁄𝑉 = 𝐵𝑀
𝑉
9,016 𝑔𝑟⁄
98
= 0,1 𝐿

= 0,92 M
Molar H2SO4 = 𝑚𝑜𝑙⁄𝑉
3𝐴 𝑚𝑜𝑙
0,92 M = 𝑉

V = .............. L = .................. mL

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Antara Waktu terhadap pH

11
DAFTAR PUSTAKA

Adham. 2001. Attempt at Improving Citric Acid Fermentation by Aspergillus niger in


Beet-Molasses. Bioresource Technology. 97–100.
Marison, I.W. 1988. Citric Acid Production. In : Scragg, A.H. ed. Cell Chemistry
Biotechnology for Engineers. Ellis Horwood Ltd, Chichester, p. 323-328.
Papagianni, M., M. Mattey, M. Berovic, dan B. Kristiansen. 1999. Aspergillus niger
Morphology and Citric Acid Production in Submerged Batch Fermentation :
Effects of Culture pH, Phosphate and Manganese Levels. Food Technol
Biotechnol. 37 : 165-171.
Sasmitaloka, K.S. 2017. Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger pada Kultivasi
Media Cair. Banten : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Syansuriputra, A.A., T. Setiadi, R. Kushandayani; dan R.F. Yunus. 2006. Pengaruh
Kadar Air Substrat dan Konsentrasi Dedak Padi pada Produksi Asam Sitrat
dari Ampas Tapioka menggunakan Aspergillus Niger ITBCCL 74. Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. Palembang, 19 – 20 Juli 2006.
Wangge, E.S., Suprapta D,N., dan Susanta G. N. 2012. Isolasi dan Identifikasi Jamur
Penghasil Mikotoksin pada Biji Kakao Kering yang Dihasilkan di Flores. Bali
: Universitas Udayana.
Widyanti. 2010. Produksi Asam Sitrat dari Substrat Molase pada Pengaruh
Penambahan Vco (Virgin Coconut Oil) terhadap Produktivitas Aspergillus
Niger Itbcc L74 Terimobilisasi. Semarang : Magister Teknik Kimia Universitas
Diponegoro.

12

You might also like