You are on page 1of 38
BABU ‘TINJAUAN PUSTAKA. 1, Tinjauan Umum Memahami dan mempelajari perilaku clemen dalam campuran beton, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing komponen bahan campuran beton. Dengan demikian, seorang perencana dapat mengembangkan pemilihan material yang layak serta komposisi yang tepat, schingga diperoleh muti beton yang baik sesuai dengan perencanaan, Perencanaan campuran beton dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang mempunyai mutu baik, yaitu mendapatkan kuat tekan maksimum sesuai dengan perencanaan, mudah dikerjakan, hemat biaya, tahan lama, dan tahan keausan. Dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap analisa penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan terhadap topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang limbah fly ash sebagai bahan tambah dalam pembuatan deton, dan memanfzatkan sifat dari fly ash yang mempunyai kesamaan dengan sifat beton, Materi yang akan dibabas berdasarkan referensi maupun peraturan mengenai : a. Teori beton ‘b. Pengertian beton dan kualifikasinya Hasil penelitian sebelumnya a9 ‘Bahan penyusun beton e. Materi tentang fly ash SK SNI 2002 tentang komposisi perencanaan pencampuran beton 2. Pengertian Beton Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang Jain, agregat kasar, agregat halus dan air, dengan atau tanpa menggunakan baban campuran lain sehingga membentuk masa padat ( SK.SNI 03-2847-2002). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin mengeras dan akan mencapai ekuatan rencana (f¢) pada usia 28 hari. Beton mempunyai material yang tersusun dari semen, air, agregat kasar, dan agregat halus. Dengan berbagai variasi material diatas dapat menjedikan beton mampu menahan gaya kuat tekan dengan baik. Schingga dalam pembuatan beton diperlukan porsi campuran yang baik agar mendapatkan kuat tekan beton maksimum sesuai dengan perencanaan. -Pada dasamya perencanaan beton disesuaikan dengan tingkat kemudahan dalm pengerjaan. Tetapi ketika pada tingkat keberhasilan dapat dimungkinkan terjadi penyimpangan dalam hasil yang didapatkan Karena dipengaruhi beberapa fakior tertentu. Oleh Karena itu pengolaban material dalam pembuatan beton harus diperhatikan, Karena ‘mempengaruhi ikatan kimia dalam proses pengerasan beton. Beton terdiri dari batuan belah atau kerikil dengan pasir yang mengisi ruang diantaranya, dan pasta semen dengan air yang mengisi rongga-rongga antar agregat tersebut dan merekatkannya dengan baik. Biasanya diperlukan tambahan pasir untuk menjamin pengisian sempuma dari ruangan diantara batuan, selain itu diperlukan pula kelebihan pasta semen sebanyak 10% dibandingkan dengan kebutuhan teoritis (Van Vlack, 1986:530). Beton merupakan sekumpulan reaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya (Nawy, 1985:8). Untuk itu, perlu diketahui kandungan kimia yang terkandung dalam komponen-komponen penyusun beton. Sehingga proses reaksi kimia yang diinginkan adalah saling mengikatnya pada masing-masing senyawa yang terdapat dalam campuran, agar menghasilkan mutu beton yang baik dan berkualitas, 3. Beton Mutu Tinggi Beton didefinisikan sebagai high-strength semata-mata berdasarkan karena kuat tekannya pada umur tertentu hingga mencapai nilai maksimal. Pada tahun 1950 beton mutu tinggi kriterianya sampai pada kekuatan 30 Mpa, Pada perkembangannya kriteria beton mutu tinggi menjadi 40 Mpa dan ini terjadi pada tabun 1960-1970an. Saat ini beton dikatakan sebagai beton mutu tinggi jika kuat tekannya diatas 50 MPa dan diatas 80 MPa adalah beton mute tinggi. Di USA pada tahun 1960-an membuat beton mutu tinggi digunakan untuk keperluan militer. Di Jepang sudah diproduksi beton dengan kekuatan 60 MPa untuk pane! cangkang beton pracetak sebuah terowongan kereta api (Supartono, 1998). Pada perkembangannya kriteria beton mutu tinggi semakin meningkat dengan kekuatan silinder 600-1000 Kg/em*, dan beton dengan kekuatan 80 Mpa digunakan untuk bangunan tinggi di chichago, seatle dan Iainnya (M.S Besari 1998). Sejak tahun 1989 di Amerika beton dengan kekuatan 100-140 Mpa digunakan dalam jembatan bentang panjang bangunan industri seperti silo yang tinggi dan berdiameter besar serta bangunan beresiko tinggi seperti pembangkit nuklir (Supartono,1998), sedangkan kuat tekan beton yang mencapai 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu ultra tinggi (Pujianto, As’at, 2009). Campuran high strength concrete umumnya membutubkan rasio faktor air semen yang rendah, dimana rasio faktor air semen berada pada rentangan 0,23 sampai dengan 0,35. Namun hal ini berpengaruh pada berkurangnya workability (Gifat mudah dikerjakan). Ada beberapa faktor utama yang bisa menentukan keberhasilan pengadaan beton bermutu tinggi, diantaranya adalah : a. Faktor air semen (fas, w/e) yang rendah. b, Kualitas bahan penyusun beton yang baik,

You might also like