Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Riestya Abdiana
SKRIPSI
Oleh
Riestya Abdiana
By
RIESTYA ABDIANA
Oleh
RIESTYA ABDIANA
dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain
dengan cara tidak sesuai tata etika ilmiah yang berlaku daJam masyarakat
Universitas Lampung.
kepada saya.
TAllP•rn111ataan.
Riestya Ahdia.na
Sebuah persembahan indah untuk Ibu terhebat,
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Daya Murni pada tanggal 27 April 1996, sebagai anak kedua
dari 3 bersaudara, dari Bapak Marsono (Alm) dan Ibu Siti Aminah. Penulis
memiliki kakak laki-laki bernama Rahman Aryo Hananto, S.Pd dan adik yang
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Daya Asri pada
Forum Studi Islam (FSI) FK Unila sebagai anggota dan pernah aktif pada
Unila.
ii
SANWACANA
Skripsi dengan judul “Identifikasi Telur Soil Transmitted Heminths (STH) pada
Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku rektor Universitas
Lampung;
3. Dr. dr. Betta Kurniawan, S.Ked., M.Kes., selaku pembimbing satu atas
iii
4. dr. Khairun Nisa, S.Ked., M.Kes., AIFO, selaku pembimbing dua atas
8. Seluruh staf pengajar dan karyawan FK Unila atas ilmu, waktu dan
dukungannya,
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
Riestya Abdiana
iv
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
v
2.1.3.3 Morfologi ..................................................... 23
2.1.3.4 Siklus Hidup ................................................ 24
2.1.3.5 Penularan ..................................................... 26
2.1.3.6 Gejala Klinik ................................................ 27
2.1.3.7 Diagnosis ..................................................... 28
2.1.3.8 Tatalaksana .................................................. 28
2.2 Pencegahan Infeksi Cacing .................................................... 29
2.3 Sayuran Kubis (Brassica oleracea) ....................................... 30
2.3.1 Taksonomi Sayuran Kubus (Brassica olerace) ......... 30
2.3.2 Definisi dan Morfologi............................................... 31
2.4 Kubis Sebagai Lalapan .......................................................... 32
2.5 Cara Pemeriksaan .................................................................. 33
2.6 Kerangka Teori ...................................................................... 35
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel
1. Dosis antihelmith untuk Ascaris lumbricoides ............................. 15
2. Dosis antihelmith untuk Trichuris trichiura ................................. 21
3. Definisi Operasional ...................................................................... 38
4. Tabel pemeriksaan telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada
lalapan kubis (Brassica oleracea) di warung makan Kelurahan
Kampung Baru, Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung ................ 43
vii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar
1. Telur Ascaris lumbricoides ........................................................... 11
2. Siklus hidup Ascaris lumbricoides ................................................ 13
3. Telur Trichuris trichiura ............................................................... 18
4. Siklus hidup Trichuris trichiura ................................................... 19
5. Telur cacing kait ............................................................................ 24
6. Siklus hidup cacing kait ................................................................ 26
7. Kubis (Brassica oleracea) ............................................................. 32
8. Kerangka Teori ............................................................................. 35
9. Alur Penelitian .............................................................................. 41
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Amerika, Cina dan Asia Timur. Berdasarkan data yang diperoleh dari World
Health Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari
Organization, 2017).
pada tahun 2011 dilakukan survei di berbagai provinsi dan didapatkan hasil
Sulawesi 88%, Nusa Tenggara Barat 92% dan Jawa barat 90% (Supali &
Provinsi Lampung mencapai jumlah sebesar 1.377 jiwa yang terdiri dari 10
penderita infeksi kecacingan STH yang berjumlah 634 jiwa, dengan kriteria
usia <1 tahun berjumlah 8 jiwa, 1-4 tahun berjumlah 116 jiwa, umur 5-9
tahun berjumlah 113 jiwa, umur 10-14 tahun berjumlah 87 jiwa, 15-19
32 jiwa dan pada umur >70 tahun berjumlah 0 jiwa (Dinas Kesehatan
Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah salah satu infeksi yang
dapat menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta
2012).
menjadi infektif. Telur ini dihasilkan oleh cacing dewasa yang hidup dalam
usus manusia. Di daerah dengan sanitasi yang buruk, telur ini dapat
mencemari tanah. Tidak ada penularan langsung dari orang ke orang oleh
telur STH. Transmisi lain dari telur STH dapat terjadi melalui air yang
dengan baik dan pada sayuran yang tidak dikupas sebelum dikonsumsi, serta
pada anak-anak yang bermain di tanah dan tidak mencuci tangan sebelum
Organization, 2017).
infeksi parasit (Kłapeć & Anna, 2012). Ada banyak sayuran mentah yang
memiliki kemungkinan lebih besar untuk terinfeksi oleh STH. Sayuran yang
biasa digunakan sebagai lalapan adalah kubis (Brassica oleracea). Kubis (B.
STH pada makanan berbahan sayuran mentah yang siap dikonsumsi seperti
pada karedok dan lalapan yang digunakan pada kantin sekitar Universitas
digunakan sebagai lalapan pada pecel lele, lele bakar, ayam bakar dan ayam
goreng.
kontaminasi telur STH pada lalapan kubis (B. Olerace) sehingga dapat
sayuran yang akan dijadikan sebagai lalapan dapat bersih dari telur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi cacing atau yang disebut dengan helminthiasis adalah infestasi satu
atau lebih cacing parasit pada usus manusia (World Health Organization
untuk hidup suburnya cacing parasiter ini. Faktor penunjang yang dapat
ditemukan antara lain keadaan alam serta iklim, sosial ekonomi, pendidikan,
baik. Berdasarkan fungsi tanah pada siklus hidup cacing ini, nematoda usus
2.1.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Ascarida
Famili : Ascaridoidae
Genus : Ascaris
2.1.1.2 Epidemiologi
Prevention, 2016a).
2.1.1.3 Morfologi
memiliki 2 spikula,
2006),
gambar 2.
2.1.1.5 Penularan
infeksi berat.
2.1.1.7 Diagnosis
2.1.1.8 Tatalaksana
Obat Dosis
Albendazol 1 x 400 mg per oral
Mebendazol 2 x 100 mg selama 3 hari atau
1 x 500 mg per oral
Ivermektin 1 x 150-200 mcg/kg per oral
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention, 2013c
Prevention 2016a).
2.1.2.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Enoplida
Famili : Trichuridae
Genus : Trichuris
2.1.2.2 Epidemiologi
2.1.2.3 Morfologi
dan
pada gambar 3.
18
4.
2.1.2.5 Penularan
2.1.2.7 Diagnosis
2.1.2.8 Tatalaksana
2.1.3.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Strongiloidae
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Necator/Ancylostoma
Ancylostoma duodenale
2.1.3.2 Epidemiologi
2.1.3.3 Morfologi
bagian ekornya,
yang menguntungkan.
pada gambar 8.
26
2.1.3.5 Penularan
dan pneumonitis.
28
2.1.3.7 Diagnosis
2.1.3.8 Tatalaksana
- Mencuci tangan pada saat sebelum makan dan sesudah buang air
besar dengan menggunakan air dan sabun. Cuci tangan pakai sabun
menceboki anak),
sehari,
- Memakai alas kaki bila berjalan di tanah dan memakai sarung tangan
- Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan lalat
Kingdom : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavaorales
Genus : Brassica
31
2008).
yang cocok untuk tanaman kubis adalah daerah yang relatif lembab
Kubis dapat tumbuh pada semua jenis tanah, mulai dari tanah pasir
sampai tanah berat. Tetapi yang paling baik untuk tanaman kubis
berkisar antara 6-7. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman
pada fase generatif akan saling menutupi satu sama lain membentuk
Selain dikonsumsi sebagai sayuran yang dimasak, ada juga jenis sayuran
yang dikonsumsi dalam keadaan mentah atau yang biasa disebut dengan
33
mentah. Hal ini dikarenakan tekstur dan organoleptik sayuran lalapan ini
Kubis adalah sayuran yang serbaguna dan dapat diolah menjadi berbagai
renggang, renyah, dan bobot kropnya rendah. Meski demikian kubis jenis
ini sangat cocok digunakan sebagai lalapan, karena rasanya lebih manis dan
adalah dengan metode tak langsung (Sehatman, 2006). Metode tak langsung
Sedangkan prinsip dari teknik flotasi dengan NaCl jenuh adalah adanya
34
perbedaan antara berat jenis telur yang lebih kecil dari berat jenis NaCl
akurat bila berat jenis larutan pengapung lebih rendah daripada berat jenis
telur dan jika berat jenis larutan pengapung ditambah maka akan
Permasalahan Pangan
Konstruksi
bangunan 1. Mikrobiologi
2. Fisik
1. Pengetahuan 3. Kimia 1. Keadaan
2. Sikap bahan
3. Perilaku 2. Proses
Lokasi
pencucian
3. Proses
pengeringan
Pengelolaan 4. Proses
makanan penyimpanan
Kontaminasi
telur STH pada
makanan
Gangguan kesehatan
Keterangan :
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan
3.3.1 Populasi
berjumlah 22 warung.
3.3.2 Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
didapatkan 44 sampel.
38
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah telur cacing Soil
Alat-alat yang digunakan dalam identifikasi telur STH pada lalapan kubis
1. Beaker glass
2. Pipet tetes
4. Rak tabung
5. Pinset
39
6. Neraca Ohaus
7. Object glass
8. Cover glass
9. Mikroskop
2. Larutan eosin 1%
3. Aquades
Penelitian identifikasi telur STH pada lalapan kubis (B. Oleracea) akan
sayuran dikeluarkan,
40
10. Menutup object glass dengan menggunakan cover glass secara hati-hati
Studi pustaka
Menentukan populasi
Menentukan sampel
Hasil pemeriksaan
+= Jenis telur
ditemukan
telur STH - A. lumbricoide
- T. trichiura
- = tidak - N. americanus
ditemukan - A. duodenale
telur STH
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat. Data diperoleh dari
hasil pemeriksaan telur STH pada lalapan kubis (B. olerace) di warung-
deskriptif untuk mengetahui jumlah dan jenis telur cacing yang ditemukan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astuti R, Siti A. 2008. Identifikasi telur cacing usus pada lalapan daun kubis yang
dijual pedagang kaki lima di kawasan simpang lima Kota Semarang. Jurnal
Unimus. 297-307.
Maemunah M. 1993. Kontaminasi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil
transmitted helminths) pada sayuran kubis (Brassica oleracea) dari
Bandungan dan Kopeng Kota Semarang [skripsi]. Bandung. Universitas
Diponegoro.
Margono SS. 2008. Nematoda usus buku ajar parasitologi kedokteran. Jakarta: FK
UI.
53
Mutianingsih WE. 2016. Identifikasi telur soil transmitted helminth (STH) dengan
metode flotasi pada lalapan selada dan kol yang disajikan pedagang kaki
lima di alun-alun Ciamis tahun 2016 [skripsi]. Ciamis. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Ciamis.
Nitalessy R, Wooford BSJ, Joice RSTL Rimper. 2015. Keberadaan cemaran telur
cacing usus pada sayuran kemangi (Ocimum basilicum) dan kol (Brassica
oleracea) sebagai menu pada ayam lalapan di warung makan jalan Piere
Tendean Kota Manado Tahun 2015.
Purba SF, Indra C, Irnawati M. 2012. Pemeriksaan Escherichia coli dan larva
cacing pada sayuran lalapan kemangi (Ocimum basilicum), kol (Brassica
oleracea L. var. capitata. L.), selada (Lactuca sativa L.), terong (Solanum
melongena) yang dijual di pasar tradisional, supermarket dan restoran. 1–7.
Prianto Juni LA, Tjahaya PU, Darwanto. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. M.
& T. Prof. Dr. dr. Pinardi Hadidjaja & dr. srisasi Gandahusada, penyunting.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
54
Soedarmo Sumarmo SP, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. 2012. Buku Ajar
Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi II. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Sulistiono WR. 2008. Kajian benzyl amino purine dan jenis pupuk organik
terhadap pertumbuhan, hasil, dan kandungan vitamin c pada kubis putih
(Brassica oleraceae l ) (Tesis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Supali T, Sri SM. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hlm. 22
Widjaja J, Leonardo TL, Oktaviani, Puryadi. 2014. Prevalensi dan jenis telur
cacing Soil Transmitted Helmints (STH) pada sayuran kemangi pedagang
ikan bakar di Kota Palu. Jurnal Buski. 5(2):61-66.