Professional Documents
Culture Documents
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR B.4.006/PAN-GIZI/RSUD-NNK/VIII/2018
TENTANG
PANDUAN SANITASI DAN KEAMANAN MAKANAN
BAB I
DEFINISI
A. LATAR BELAKANG
Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang
aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya. Keamanan makanan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan,
gizi dan safety.
Terlihat sepele, namun tiap tahun jutaan orang menderita sakit gara-gara
makanan. Berita soal orang keracunan makanan seolah menjadi hal biasa. Sakit
perut, diare sampai muntah-muntah dan demam bisa diderita karena kurang cermat
menjaga kebersihan makanan. Padahal keracunan makaan bisa berakibat fatal bagi
tubuh.
Masalah keamanan panganantara lain kasus keracunan, ditemukannya pangan
tercemar oleh kontaminan mikrobiologi dan kontaminan kimia, penggunaan bahan
tambahan illegal, dan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) melebihi batas yang
diijinkan.
Keamanan pangan dapat terjadi di sepanjang rantai pangan dan disebabkan
karena ketidaktahuan produsen terutama produsen skala kecil terhadap bahaya
keamanan pangan. Ketidakperdulian produsen dan ketidaksadaran konsumen untuk
memilih pangan yang aman, selain juga karena tindaklanjut pengawasan yang
dilakukan instansi pemerintah belum memberikan efek jera. Keamanan makanan
merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman akan melindungi
dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Keamanan
makanan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan, gizi dan safety.
Sanitasi dan keamanan makanan sangat akrab dalam lingkungan kita.Sanitasi
makanan sangat penting terutama di tempat-tempat umum yang erat kaitannya
dengan pelayanan orang banyak. Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum
yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti kegiatan berupa
pelayanan medis yang diselenggarakan melalui pendekatan preventif, kuratif,
rehabilitatif dan promotif.
Keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau
bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat
itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur
secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi.
Salah satu penunjang pelayanan medis bagi pasien yang di selenggarakan
rumah sakit adalah penyelenggaraan makanan yang memenuhi standar keamanan
makanan dan memenuhi syarat higiene sanitasi makanan.
-2-
B. DEFINISI
a. SANITASI adalah :
Perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi
dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait.
Segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik
beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan
pengendalian lingkungan.
Salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan
yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya
yang dapat menganggu kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi,
selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada
saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan
kepada masyarakat atau konsumen.
Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian
makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan
yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan atau pemborosan
makanan. (harisdianto, 2010).
c. MAKANAN adalah
Kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan
pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah “Food include all substances,
whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part
of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan
substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa
makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit,
diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan
selanjutnya.
-3-
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
C. TUJUAN
a. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan
konsumen
b. Menurunnya kejadian RISIKO penularan penyakit atau gangguan kesehatan
melalui makanan
c. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan
makanan
D. BATASAN OPERASIONAL
Sanitasi dan keamanan makanan dimulai dari proses sanitasi,keamanan
makanan,keamanan pangan dan makanan yang merupakan upaya hygiene
sanitasi.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
3. Undang – undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333 Tahun 1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 715/Menkes/SK/V/2003 tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/ 2008 tentang
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit
9. Keputusan bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/ Menkes/ SKB/ VIII/ 2001
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 35 Tahun 2001 tentang petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka kreditnya.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi (Berita Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 477)
11. Keputusan Menteri kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/III/2007 Tentang
Standar Profesi Gizi
-4-
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
a. FAKTOR MAKANAN
1. Sumber bahan makanan
Apakah diperoleh dari hasil pertanian, peternakan, atau lainnya, sumber bahan
makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi atau mencegah terjadinya
kontaminasi atau pencemaran.
2. Pengangkutan bahan makanan
3. Cara mengangkut makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi.
Pengangkutan tersebut dilakukan baik dari sumber ke pasar maupun dari
sumber ke tempat penyimpanan agar bahan makanan tidak tercemar oleh
kontaminan dan tidak rusak.
4. Penyimpanan bahan makanan
Tidak semua makanan langsung dikonsumsi, tetapi sebagian mungkin
disimpan baik dalam skala kecil dirumah maupun skala besar di
gudang.Tempat penyimpanan atau gudang harus memenuhi persyaratan
sanitasi.
Cara penyimpanan yang memenuhi syarat higiene sanitasi makanan adalah
sebagai berikut:
Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan
memenuhi syarat.
Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari
lalat/tikus.
Untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu
yang dingin.
5. Pengolahan Makanan
Proses pengelolaan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi terutama
berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak.
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian Yaitu:
6. Penyajian Makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera makan pembeli.
7. Penyimpanan Makanan
Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan
sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin.
b. FAKTOR MANUSIA
Orang-orang yang bekerja pada tahapan diatas (Penjamah Makanan)
juga harus memenuhi persyaratan sanitasi seperti kesehatan dan kebersihan
individu, tidak menderita penyakit infeksi dan bukan carrier dari suatu
penyakit. Untuk personil yang menyajikan makanan harus memenuhi syarat-
syarat seperti kebersihan dan kerapian, memiliki etika dan sopan santun,
memiliki penampilan yang baik dan keterampilan membawa makanan dengan
teknik khusus, serta ikut dalam program pemeriksaan kesehatan berkala setiap
6 bulan atau 1 tahun.
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara
langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap
persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian.Dalam
proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar
peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan
penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara
lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman
Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui
kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadaan sehat dan
terampil. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penjamah makanan saat
menangani makanan :
-7-
c. FAKTOR PERALATAN
Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan harus
juga memenuhi persyaratan sanitasi.
Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan, yang dapat dikelompokkan ke
dalalam tiga jenis, yaitu: bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik.
1. Bahaya biologis
Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab
penyakit (patogen), virus, dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau
penyakit jika termakan oleh manusia.Cemaran mikroba ini berasal dari udara,
tanah air dan tempat-tempat lainnya yang kotor.Demikaian juga virus hepatitis
A dan parasit misalnya cacing dapat berasal dari lingkungan yang kotor.
Umumnya cemaran mikroba dibawa oleh hama yaitu serangga seperti lalat,
kecoa dan binatang pengerat seperti tikus, dan binatang pembawa penyakit
lainnya.
Mikroba adalah mahkluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat
dilihat dengan menggunakan alat pembesar yang disebut mikroskop. Pada
prinsipnya mikroba dibagi ke dalam empat kelompok besar, yaitu: bakteri,
kapang, kamir dan virus. Mikroba dapat menguntungkan manusia, misalnya
mikroba yang aktif di dalam proses fermentasi pangan seperti tempe yang
mengandung kapang yang disebut Rhizopus oligosporus, kapang Neurospora
sitophila yang tumbuh pada oncom merah, kamir atau ragi Saccharomyces
cerevisae pada tape singkong atau tape ketan, dan Lactobacillus plantarum
pada acar dan sayur asin. Di samping ada yang menguntungkan, ada juga
mikroba yang merugikan, yaitu mikroba pembusuk dan patogen.
Mikroba pembusuk adalah mikroba yang dapat menguraikan bahan
sehingga menjadi busuk, misalnya busuknya bahan pangan. Mikroba patogen
adalah mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia seperti
bakteri tbc, tifus, disentri, kolera dan sebagainya. Bakteri-bakteri tertentu
dapat juga menghasilkan racun yang jika termakan akan menimbulkan bahaya
kesehatan bagi manusia.
Di samping bakteri, kapang juga dapat menghasilkan racun seerti
Aspergillus flavus yang menghasilkan racun aflatoksin. Kapang ini sering
tumbuh pada biji-bijian seperti jagung, dan kacang-kacangan seperti kacang
tanah, jika kondisi penyimpanannya buruk, yaitu hangat dan lembab. Mikroba
tumbuh dengan baik pada bahan yang lingkungan lembab dan hangat,
mengandung zat gizi baik seperti pada bahan pangan, pada lingkungan yang
kotor. Oleh karena itu, bahan pangan mudah sekali diserang mikroba jika
berada pada lingkungan yang kotor. Cemaran mikroba patogen dan mikroba
penghasil racun ini merupakan bahaya biologis dalam pangan.
-8-
menyerang sistem kekebalan yang lemah. Bakteri yang bersembunyi dalam daging
mentah, di atas meja atau talenan (papan pemotong) Dapur mempunyai peranan
yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur
dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang
baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
Jika makanan yang Anda masak akan segera dimakan, sajikan segera dalam
keadaan panas. Namun, jika tak akan segera dimakan, taruh dalam wadah
bertutup dan simpan dalam lemari makan. Jangan membiarkan makanan pada
suhu hangat, suhu ruangan lebih dari 2 jam. Karena pada suhu tersebut
bakteri akan berkembang biak dengan cepat dan menimbulkan penyakit.
b. Sajikan Makanan Dingin dalam Keadaan Dingin:
Makanan seperti daging asap, susu, keju, aneka krim yang harus disajikan
dingin, sajikan segera setelah diambil dari kulkas. Makanan yang harus ada
pada suhu 15℃ tetap harus pada suhu tersebut. Jika tidak, maka bekteri akan
tumbuh subur!
c. Cucilah Tangan:
Cucilah tangan dengan air hangat dan sabun sebelum dan setelah memegang
makanan. Tangan kita merupakan tempat tinggal bakteri secara alami. Saat
memegang makanan akan ada bakteri yang berpindah dari tangan ke makanan
dan makanan merupakan tempat bakteri bertumbuh! Sebaliknya, bakteri dari
makanan mentak akan mudah berpindah ke tangan. Jika tangan menyentuh
mulut dan makanan lain, bakteri pun akan ikut berpindah.
d. Jangan Memindahkan Kontaminasi:
Tujuan memasak makanan adalah agar bakteri berbahaya mati. Karena itu
pisahkan peralatan masak seperti pisau, talenan dan wadah untuk makanan
mentah dengan yang sudah matang. Jika tidak, bakteri akan mudah berpindah
dari bahan mentah ke makanan matang. Dengan kata lain makanan matang
terkontaminasi bakteri.
e. Lumerkan Makanan Beku dengan Tepat:
Jika akan melumerkan makanan beku dari freezer, jangan membiarkan pada
suhu ruangan. Cara yang tepat, pindahkan makanan beku dari freezer ke
kulkas dan diamkan hingga meleleh atau lumer. Atau lumerkan dalam oven
microwave.
f. Cucilah Sayuran dan Buah:
Sayuran dan buah segar tumbuh di luar, di udara terbuka karena itu sangat
mudah tercemar dan membawa berbagai jenis bakteri. Karena cucilah selalu di
bawah air mengalir agar kotoran dan larut dengan baik.
g. Simpan Telur Dalam Kulkas:
Jangan membiarkan telur ayam pada suhu ruangan terlalu lama karena pada
suhu itu bakteri salmonella akan cepat berkambang-biak. Simpan selalu telur
ayam dalam kulkas. Jangan sekali-sekali memakan kuning telur mentah
karena bakteri salmonella tumbuh subur di dalam kuning telur ayam.
E. LANGKAH-LANGKAH EDUKASI
Jika keluarga pasien membawa makanan dari luar rumah sakit harus
diberikan edukasi tentang 5 kunci keamanan pangan denganlangkah-langkah
sebagai berikut :
a. Sampaikan salam, perkenalkan diri nama dan profesi.
b. Lakukan identifikasi pasien dengan melihat gelang identitas pasien.
c. Tanyakan ke pasien dan/atau keluarga pasien tentang diet yang
dijalankan.
d. Tanyakan ke pasien dan/atau keluarga pasien tentang ada/tidaknya
makanan yang dikonsumsi dari luar rumah sakit.
e. Jelaskan kepada pasien dan/atau keluarga pasien dengan
menggunakan bahan makanan penukar tentang : jenis dan jumlah
makanan dari luar rumah sakit yang boleh dimakan sebagai pengganti
makanan rumah sakit
f. Jelaskan tentang 5 kunci keamanan pangan meliputi: penggunaan air dan
bahan baku yang aman, menjaga pangan pada suhu aman, menjaga
kebersihan, memisahkan pangan mentah dari pangan matang dan memasak
pangan dengan benar, dengan menggunakan leaflet 5 kunci keamanan
pangan.
g. Tuliskan bukti edukasi dalam Folder Kebutuhan Edukasi Terintegrasi
h. Lakukan tanda tangan untuk yang memberikan edukasi dan yang menerima
edukasi.
- 15 -
BAB IV
DOKUMENTASI