You are on page 1of 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.2 PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan
segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri
mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih
memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan
fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada
didalam atau dilingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk
pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu
dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan.
Manajemen informasi merupakan segala kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan
informasi, penggunaan informasi seefektif mungkin, dan juga pembuangan terhadap
informasi (yang tidak berguna) pada waktu yang tepat (McLeod, 1998).
Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah
sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
Sistem Informasi Manajemen merupakan serangkaian sub-sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu mentransformasikan data
sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang
sesuai dengan gaya dan sifat manajer.
SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang
akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak
terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. SIM harus dijalin secara teliti
agar mampu melayani tugas utama.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum
semua manajer dalam perusahaan atau dalam sub-unit organisasional proyek. SIM
menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi
model matematika.
Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen dapat
diklasifikasikan kedalam tiga tingkatan, yaitu:
 Manajer tingkat perencanaan strategi (strategic planning); merupakan manajer tingkat atas,
seperti para jajaran Menteri, dimana keputusan-keputusan yang dibuatnya berkenaan dengan
perencanaan strategi yang meliputi proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penetapan
tujuan organisasi, dan penetuan strategi organisasi.
 Manajer tingkat pengendalian manajemen (manajement control); yang dikenal dengan
manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan rencana strategi
yang sudah ditetapkan kedalam pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa tujuan organisasi
akan tercapai. Misalnya, Kepala Dinas, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Bgian/Bidang.
 Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat
bawah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan oleh
manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam kegiatan operasi.
Ouput dari sistem informasi manajemen adalah:
a. Rencana dan anggaran
b. Laporan yang terjadwal
c. Laporan khusus
d. Analisis situasi masalah
e. Keputusan
f. Jawaban dan pertanyaan

1.2 PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DALAM KEGIATAN


MANAJEMEN
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi
memainkan peran yang kritikal di dalam organisasi. Sistem informasi ini sangat
mempengaruhi secara langsung bagaimana manajemen mengambil keputusan, membuat
rencana, dan mengelola para pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak
dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan
standar pelayanan minimum, dan bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan
baku kepada masyarakat. Oleh karenanya, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak
dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.
SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa peran sistem
informasi manajemen antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksebilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai,
tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi
secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi
dan teknologi baru.
5. SIM untuk pendukung pengambilan keputusan.
6. SIM untuk pengendalian manajemen, yaitu untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan
pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional,
dana mengalokasi sumber daya.
7. SIM untuk perencanaan starategis, tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan
strategi dimana suatu organisasiakan mampu mencapai tujuannya.
8. SIM berperan sebagai penyedia bagi pengelola organisasi data maupun informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Manfaat sistem informasi manajemen, SIM dapat menolong perusahaan untuk:
a. SIM memberikan dukungan dalam pengumpulan informasi atau perancangan rangkaian
alternatif tindakan, memutuskan untk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif yang
tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan.
b. SIM dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tinngkatan pada proses
pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga memperoleh dan menyimpan informasi
yang berkaitan dengan masalah standar dan situasi sekarang.
c. SIM ini juga sangat membantu untuk merealisasikan keputusan dalam tindakan dan
mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai alternative baik
kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab masalah
atau menyelesaikan konflik (pertentangan). Simon dalam Sudibyo (2001:226)
menggolongkan pengambilan keputusan menjadi dua golongan yaitu yang terprogram dan
tak-terprogram. Pengambilan keputusan yang terprogram menyangkut masalah yang
berstruktur dan berulang sifatnya. Untuk keputusan yang demikian ini, kondisi yang
memerlukan pengambilan keputusan dan alternatif yang harus diambil sudah jelas sehingga
dapat disusun program atau kegiatan standarnya.
Sedangkan keputusan yang tak-terprogam menyangkut masalah yang kompleks, informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan itu tidak jelas atau mengandung
ketidakpastian. Pengambilan keputusan yang seperti ini memerlukan usaha coba-coba (trial
and error), dengan mengubah skenario, menambah, mengurangi, atau mengubah informasi
tertentu, sehingga diperoleh alternatif yang memuaskan menurut pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dilakukan melalui beberapa tahap. Menurut Mckenna dalam Sudibyo
(2001:227), ada tiga tahap dalam pengambilan keputusan, yaitu tahap intelegence, tahap
design, dan tahap choice, ketiga tahap tersebut diartikan dengan tahap penemuan masalah,
tahap pemahaman masalah, dan tahap pemilihan alternatif Pandangan terhadap pengambilan
keputusan adalah bahwa proses ini merupakan proses penggunaan informasi yang rasional,
bukan proses yang emosional, Dalam hal ini, kesukaran-kesukaran dalam pengambilan
keputusan dapat dikaitkan kepada:
(a) Informasi yang tidak cukup dan
(b) Maksud dan tujuan yang tidak dispesifikasikan secara jelas.
Pengambil keputusan mempunyai suatu cara untuk dapat memahami informasi yang
menentukan efisiensi pengolahan informasinya. Pengetahuan seseorang yang lalu
digabungkan dengan kecakapannya mengolah informasi akan menentukan kesanggupannya
untuk mengambil keputusan.

2.2.1 Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai
kompleks (tidak dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga
tingkat pengambilan keputusan.
(1) Pengambilan keputusan tingkat strategis
Pengambilan keputusan strategis dicirikan oleh sejumlah besar ketidak pastian dan
berorientasi ke masa depan. Keputusan-keputusan ini menetapkan rencana jangka panjang
yang akan mempengaruhi keseluruhan organisasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
strategi yang diputuskan itu berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan meliputi
penentuan tujuan, penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan
organisasi secara keseluruhan.
(2) Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan
sumber daya untuk mencapai tujuan. Bila pengambilan keputusan strategis sebagian besar
mengandung kegiatan perencanaan yang menyeluruh, pengambilan keputusan taktis
memerlukan gabungan dari kegiatan perencanaan dan pengawasan.
(3) Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukan dan output bersifat deterministic (sifatnya
menentukan). Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin
bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Tingkat ini
lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali fungsi perencanaan. Pada tingkat
ini pengambilan keputusan terprogram dapat dilaksanakan. Dalam banyak organisasi,
keputusan-keputusan strategis dan taktis lebih banyak diambil berdasar intuisi, pengalaman
dan kemampuan interpretasi, daripada berdasar informasi dari sistem informasi formal.

2.2 PERAN SIM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu proyek,
Sebuah pengambilan keputusan dikatakan efektif jika keputusan yang diambil dilakukan
dengan benar dan dapat bermanfaat bagi pencapaian tujuan proyek.
Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan
ataupun proyek adalah sangat mutlak. Mutlaknya Sistem Informasi Manajemen tersebut
terlihat dari besarnya andil yang diberikan komunikasi dalam memenuhi kebutuhan informasi
dalam proyek. Kenyataan menunjukkan proyek-proyek saat ini mengikutsertakan kebutuhan
informasi sebagai dasar dalam mengembangkan perusahaan dimasa yang akan datang.
Artinya peran serta Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu keharusan.
Begitu juga halnya dengan struktur organisasi yang secara tidak langsung akan sangat
mempengaruhi proses komunikasi perusahaan. Efektivitas pengambilan keputusan dalam
pekerjaan adalah tergantung kepada bagaimana proses komunikasi dapat diterima oleh
responden dan seberapa umpan balik yang diinginkan oleh pimpinan dari informasi yang
diberikan.
Apabila Sistem Informasi Manajemen yang diterapkan tidak baik maka beberapa fungsi
dalam proyek juga tidak baik namun sebaliknya jika komunikasi dilakukan dengan baik maka
pengambilan keputusan akan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Prosedur dan sistem
komando dalam proyek harusnya menjadi perhatian proyek untuk lebih mengetahui peranan
dari sistem yang berlaku akan mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan. Akurasi
data yang diperoleh juga merupakan sarana pendukung untuk pengambil keputusan membuat
keputusan yang tepat.

SIM sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari
sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan
tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari
lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
1. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing
2. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat
urutan kepentingan semua alternatif.
3. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau
kegunaan.
Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang secara logis
menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih
alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal. Model kuantitatif
pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan tertutup. Sebuah sistem
keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit
dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya
proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap
tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas
hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif,
kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.
BAB 3

KESIMPULAN

Sistem informasi manajemen merupakan satu upaya untuk mengolah seluruh masukan
berupa laporan-laporan/data yang dipergunakan oleh pihak manajemen untuk diproses dan
kemudian diambil keputusan tentang strategi-strategi dalam proyek dengan sistem informasi
manajemen yang baik akan memberikan pengaruh terhadap kinerja kerja di lapangan untuk
kedepannya
PERANAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN SEBAGAI DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KELOMPOK 4

Nadhilah Eka Nurmudiana (14110034)

Todung Frederico (14110040)

Muhamad Reza Zulfi (14110501)

You might also like