You are on page 1of 2

9.

1. Artritis Reumatoid

Artritis rheumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan
progresif, dimana sendi merupakan target utama. Manifestasi klinik klasik AR adalah poliartritis
simetrik yang terutama mengenai sendi-sendi kecil pada tangan dan kaki. Selain lapisan synovial
sendi, AR juga bisa mengenai organ-organ diluar persendian seperti kulit, jantung, paru-paru dan
mata. Penderita AR umumnya datang dengan keluhan nyeri dan kaku pada banyak sendi,
walaupun ada sepertiga penderita mengalami gejala awal pada satu atau beberapa sendi saja.
Walaupun tanda cardinal inflamasi (nyeri, bengkak, kemerahan dan teraba hangat) mungkin
ditemukan pada awal penyakit atau selama kekambuhan, namun kemerahan dan perabaan hangat
mungkin tidak dijumpai pada AR yang kronik. Penyebab arthritis pada AR adalah sinovitis, yaitu
adanya inflamasi pada membrane synovial yang membungkus sendi. Pada umumnya sendi yang
terkena adalah persendian tangan, kaki dan vertebra servikal, tetapi persendian besar seperti
bahu, dan lutut juga bisa terkena. Sinovitis akan menyebabkan erosi permukaan sendi sehingga
terjadi deformitas dan kehilangan fungsi yang menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi.

2. Artritis Reumatoid Juvenil

Artritis reumatoid juvenile (ARJ) merupakan penyakit arthritis kronik pada anak-anak dibawah
umur 16 tahun. Ditandai dengan peradangan pada sinovium dan pada tipe tertentu disertai gejala
sistemik. Etiologi penyakit ini belum banyak diketahui, diduga terjadi karena direspon yang
abnormal terhadap infeksi atau factor lain yang ada di lingkungan. Peran imunogenetik diduga
sangat kuat mempengaruhi ARJ. Gen IL2RA/CD25 diduga terlibat sebagai penyebab pada ARJ.
Secara histopatologi pada sinovium penderita didapatkan infiltrasi sel-sel radang kronik yang di
dominasi sel mononuclear, hipertrofi villous, pengingkatan jumlah fibroblast, dan makrofag yang
memicu rasa nyeri.

3. Gout Artritis

Gout Artritis adalah kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi Kristal monosodium
urat pada jaringan atau akibat supersaturisasi asam urat di dalam cairan
ekstraselular.Histopatologi dari tofus menunjukkan granuloma dikelilingi oleh butir Kristal
monosodium urat. Reaksi inflamasi disekeliling Kristal terutama terdiri dari sel mononuclear dan
sel giant. Erosi kartilago dan korteks tulang terjadi disekitar tofus. Manifestasi klinik deposisi
urat meliputi arthritis gout akut, akumulasi Kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu
asam urat dan yang jarang adalah kegagalan ginjal. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang
klasik dan didapat deposisi progresif Kristal urat.

 Stadium arthritis gout akut


Radang sendi pada stadium ini sangat akut dan yang timbul sangat cepat dalam waktu
singkat. Pasien tidur tanpa gejala apa-apa. Pada saat terbangun pagi terasa sakit yang
hebat dan tidak dapat berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama
berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam,
menggigil dan merasa lelah.
 Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik
asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda radang akut, namun
pada aspirasi sendi ditemukan Kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses
peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan.
 Stadium arthritis gout menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama
tidak berobat secara teratur pada dokter. Artritis gout menahun biasanya disertai tofi yang
banyak dan terdapat poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat,
kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder.
4. Osteoarthritis
5. Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering
terkena OA. Berdasarkan patogenesisnya OA dibedakan menjadi 2 yaitu OA primer dan
OA sekunder. Osteoarthritis primer disebut juga OA idiopatik yaitu Oa yang kausanya
tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses
perubahan local pada sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya kelainan
endokrin, inflamasi, metabolic, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta
imobilisasi yang terlalu lama. OA primer lebih sering ditemukan. Selama ini OA sering
dipandang sebagai akibat dari suatu proses ketuaan yang tidak dapat dihindari.
Osteoarthritis ditandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan dengan suatu
peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh kondrosit sebagai
kompensasi perbaikan. Osteoarthritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi
rawan sendi, remodeling tulang, dan inflamasi cairan sendi. Nyeri sendi akibat penyakit
ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke dokter. Nyeri biasanya
bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Nyeri pada OA juga
dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati, misalnya pada servikal dam lumbal. OA
lumbal yang menimbulkan stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri di betis.

Sumber : Setiati, S., Idrus A., Aru W. S., Marcellus S. K., Bambang S. dan Ari F. S., 2014, Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI, Jakarta : InternaPublishing.

You might also like