You are on page 1of 11

Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan

Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET


DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN
SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR

Zulfikar1 dan Laelah Azizah2.


Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar

E-mail1: zularsyadliebemathe@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran kuartet
dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa jerman siswa kelas XI IPA MAN 1
Makassar. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design (eksperimental semu)
dengan bentuk design non equivalent control group. Populasi dalam penelitian ini adalah
kelas XI MAN 1 Makassar, yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah keseluruhan siswa adalah
100 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran kartu
kuartet efektif dalam pembelajaran. Perolehan nilai post-test siswa, pada kelas eksperimen
nilai terendah yaitu 50 dan nilai tertinggi 91 dengan nilai rata-rata 69,8, sedangkan pada kelas
kontrol diperoleh nilai 8 untuk nilai terendah dan 67 untuk nilai tertinggi dengan nilai rata-
rata 38,1. Hal tersebut dibuktikan dengan uji-t untuk melihat hasil akhir dari penelitian ini,
masing-masing kelas dengan rumusyang sama. Hasilnya adalah 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kelas eksperimen =
9,35 sementara 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,011, jadi t hitung ≥ t tabel adalah 9,35 > 2,011.

Kata Kunci: Media Kuartet, Kemampuan Berbicara, dan Bahasa Jerman

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the effectiveness of quartet learning media in
improving the ability to speak German class XI IPA MAN 1 Makassar. This research uses
quasi experimental design (quasi experimental) with non equivalent control group design. The
population in this study is class XI MAN 1 Makassar, which consists of 4 classes with the
total number of students is 100 students. The results showed that the use of quartet card
learning media is effective in learning. Obtaining the value of post-test students, the
experimental class of the lowest score of 50 and the highest value of 91 with an average value
of 69.8, while the control class obtained the value of 8 for the lowest value and 67 for the
highest value with an average value of 38.1 . This is evidenced by the t-test to see the end
result of this study, each class with the same formula. The result is 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 of experiment
group = 9,35 then 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,011, so t hitung ≥ t tabel or 9,35 > 2,011.

Keywords : Quartet Media, Speaking Skill, and German Language

156 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

PENDAHULUAN mampuan berbicara siswa yang sangat


Di era globalisasi ini, keberadaan kurang sebelum diberikan perlakuan atau
bahasa Indonesia sebagai Muttersprache treatment dalam proses pembelajaran, di
atau bahasa ibu tidaklah cukup untuk antaranya adalah Ardiansyah (2014:34)
menunjang strata kehidupan. Dibutuhkan ditunjukkan bahwa keterampilan berbicara
bahasa asing sebagai alternatif pilihan yang bahasa Jerman siswa kelas XI SMA Negeri
sangat dianjurkan untuk diketahui oleh 11 Makassar termasuk dalam kategori
masyarakat. Bahasa asing sangat cukup dengan hasil 63,46%. Hasil
dibutuhkan untuk mengimbangi kemajuan penelitian yang dilakukan oleh Gaffar
teknologi dan komunikasi yang semakin (2013:40) setahun sebelumnya ditunjukkan
cepat. bahwa keterampilan berbicara bahasa
Bahasa Jerman adalah bahasa Jerman siswa SMKN 6 Makassar termasuk
kedua terbesar di Eropa setelah bahasa dalam kategori kurang dengan hasil
Prancis. Mempelajari bahasa Jerman 47,00%.
sebagai bahasa asing memiliki keunggulan Salah satu alternatif untuk
tersendiri. Salah satunya karena Jerman mengatasi masalah aktivitas dan hasil
adalah pusat pengkajian teknologi dan belajar bahasa Jerman yang rendah adalah
pendidikan yang cukup banyak menyita menggunakan media pembelajaran
perhatian orang untuk berkunjung atau permainan kartu kuartet. Permainan kartu
melanjutkan studi di negeri tersebut. Maka kuartet cocok digunakan sebagai media
sebagai bekal sebelum ke sana, kita pembelajaran karena selain bermain, siswa
setidaknya harus paham dengan bahasa dan dapat belajar dengan suasana yang
budaya mereka (Mantasiah, 2009). menyenangkan. Siswa dapat langsung
Penelitian ini difokuskan pada mempraktikkan apa yang diajarkan guru
keterampilan berbicara siswa. Berbicara sehingga akan memudahkan untuk
merupakan perwujudan dari nilai-nilai mengingat materi pembelajaran. Permainan
sosial dan inte-lektual yang muncul dari kuartet dapat membantu memudahkan
elaborasi pemikiran mendalam yang telah siswa dalam meng-ingat dan
dikonfrontasikan dalam otak. Dengan mengimajinasikan kata-kata yang ada
berbicara, transformasi gagasan akan lebih dalam kartu kuartet karena dilengkapi
mudah. dengan gambar sehingga memudahkan
Hasil pengamatan ketika penulis siswa untuk berbicara menggunakan bahasa
mengadakan PPL di MAN 1 Makassar pada Jerman.
tahun 2015 menunjukkan bahwa sebagian Keefektifan media pembelajaran
besar siswa mengalami kesulitan dalam kartu didukung oleh beberapa penelitian,
keterampilan berbicara. Hal ini disebabkan diantaranya Lu’mu & Mantasiah (2016),
praktik berbicara yang dilakukan siswa Na’ima (2014:2) menyatakan bahwa
dalam proses belajar mengajar maupun di penggunaan media kartu kuartet dapat
luar dari proses belajar mengajar masih memotivasi siswa dan membuat siswa
kurang maksimal. antusias dalam pembelajaran berbicara
Kelemahan di atas juga diperkuat (82,50%). Dari hasil penelitian Bertasari
dengan beberapa penelitian tentang ke- (2014:2) juga diperoleh hasil peningkatan

157 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

aktivitas belajar berbicara siswa dengan dua setelah keterampilan mendengarkan


rata-rata (85,48%). dengan tujuan untuk menyampaikan pikiran
dan perasaan kepada orang lain secara lisan
KETERAMPILAN BERBICARA
dengan rasa percaya diri dan bertanggung
Keterampilan berbicara sebagai jawab dengan apa yang diucapkannya.
salah satu keterampilan dalam berbahasa Selain itu, agar pembelajar dapat berbicara
merupakan keterampilan yang dibutuhkan bahasa asing dengan lancar maka
oleh setiap orang untuk pembelajar harus mengulang-ulang kalimat
mengkomunikasikan pikirannya kepada yang diucapkannya sehingga lama-
orang lain. Menurut Tarigan (2013:3) kelamaan pembelajar akan memahami
“Berbicara adalah suatu keterampilan bagaimana pembentukan kalimat dalam
berbahasa yang berkembang pada bahasa asing tersebut dan akhimya dapat
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh berbicara bahasa asing dengan lancar.
keterampilan menyimak, dan pada masa
tersebutlah kemampuan berbicara atau MEDIA PEMBELAJARAN
berujar dipelajari.” Selanjutnya, Proses belajar mengajar di sekolah
Iskandarwassid dan Sunendar (2015:241) akan mudah terasa jenuh jika tanpa media
mengemukakan bahwa keterampilan pembelajaran. Media pembelajaran
berbicara pada haki-katnya merupakan diharapkan dapat menjadi perantara atau
keterampilan mere-produksi arus sistem pengantar informasi belajar. Menurut
bunyi artikulasi untuk menyampaikan Arsyad (2013:4) menguraikan pendapatnya
kehendak, kebu-tuhan perasaan, dan bahwa “Media adalah komponen sumber
keinginan kepada orang lain. Keterampilan belajar atau wahana fisik yang mengandung
ini juga didasari oleh kepercayaan diri materi instruksional di lingkungan siswa
untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, yang dapat merangsang siswa untuk
dan bertanggungjawab dengan menghilang- belajar.”
kan masalah psikologis seperti rasa malu, Selanjutnya menurut Locatis &
rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan Atkinson (dalam Satria, 2013:14)
lain-lain. menjelaskan bahwa media merupakan
Menurut Michael (dalam Satria wadah dari pesan yang ingin diteruskan
2013:32) terdapat beberapa hal yang harus oleh sumber atau penyalurnya kepada
diperhatikan sebelum memulai berbicara, sasaran atau penerima pesan dengan tujuan
yaitu “Bevor Sie zu sprechen beginnen untuk menciptakan proses belajar mengajar
überlegen Sie sich, wie das Gespräch yang lebih aktif.
verlaufen könnte und welche Wörter und
MEDIA KARTU KUARTET
Ausdrücke wahrscheinlich benötigen
werden. Machen Sie sich Listen mit Permainan kartu kuartet adalah
Redemitteln und Wortschatz zu den für Sie permainan yang awalnya dikembangkan
wichtigsten Standardsituationen“. sebagai media pembelajaran kosakata oleh
Berdasarkan uraian di atas, dapat Dauviller dan Hillrech menjelaskan, kartu
disimpulkan bahwa keterampilan berbicara kuartet merupakan “salah satu jenis
merupakan suatu keterampilan berbahasa ke permainan di antara memo, domino,

158 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

Quartette, Listen-/Dialogspiele, terlebih dahulu menyampaikan peraturan


Reihenspiele, Kim-Spiele yang dapat permainan. Guru membagi siswa menjadi
dijadikan sebagai media pembelajaran delapan kelompok (disesuaikan dengan
kosakata” (dalam Agustika, 2011:26) jumlah siswa). Setiap kelompok terdiri dari
Selanjutnya menurut Agustika empat siswa. Jika jumlah siswa lebih maka
(2011:37) menguraikan bahwa permainan guru bisa ikut berperan serta sebagai
kartu kuartet adalah sejenis permainan kartu pemain tambahan.
bergambar dengan judul gambar ditulis Apabila kelompok telah terbentuk,
pada bagian atas kartu dan tulisannya maka salah seorang siswa di masing-masing
diperbesar/ dipertebal. Judul ini merupakan kelompok diminta untuk mengocok kartu
tema dari kartu kuartet. Sedangkan di atas dan membagikannya kepada setiap siswa.
gambar terdapat kata-kata, yakni dua baris Masing-masing siswa mendapatkan empat
di bagian kanan dan dua baris di bagian kartu. Sisa kartu yang tidak terpakai
kiri. Salah satu dari empat kata tersebut disimpan di tengah-tengah sebagai
mengacu kepada gambar yang terdapat di cangkulan; Jika peserta medapatkan empat
bawah kata tersebut dan biasanya berwama kartu seri maka sudah terjadi kuartet dan
lain atau digaris bawahi dari keempat kata permainan dimulai dari pemain tersebut
yang terdapat pada bagian atas kartu”. dengan mengambil satu kartu cangkulan.
Berdasarkan pendapat-pendapat Jika tidak ada yang seri di awal permainan,
tersebut, dapat disimpulkan bahwa maka permainan dimulai dari nomor kartu
permainan kartu kuartet merupakan yang terendah; Pemain tersebut bertanya
permainan kartu yang terdiri dari sejumlah pada pemain lain apakah dia mempunyai
kartu bergambar dengan tema yang telah kartu yang memiliki sub judul yang sama
ditentukan. Pada setiap kartu terdapat judul dengan kartu yang dimilikinya. Permainan
dan sub judul untuk menjelaskan gambar kemudian diberikan pada pemain
tersebut. Pada setiap kartu terdapat judul di berikutnya; Apabila terdapat pemain yang
bagian tengah atas, sedangkan di atas sudah memiliki empat kartu yang seri maka
gambar terdapat kata-kata yang merupakan seri kartu tersebut disebut “kuartet” dan
sub tema, yakni dua baris di bagian kanan kemudian disisihkan/disimpan untuk
dan dua baris di bagian kiri. Salah satu dari dihitung pada akhir permainan; Permainan
empat kata tersebut mengacu kepada berakhir ketika delapan kuartet tersebut
gambar yang terdapat di bawah kata semuanya telah dikumpulkan oleh para
tersebut dan biasanya berwama lain atau pemain; Setelah permainan selesai, guru
digaris bawahi dari keempat kata yang meminta siswa untuk membuat beberapa
terdapat pada bagian atas kartu. kalimat berdasarkan tema yang ada di
Langkah-langkah permainan kartu dalam kartu kuartet yang sudah mereka
kuartet adalah dimulai dari guru membuka dapatkan dan kemudian
pelajaran pada hari itu dengan mempresentasikannya di depan kelas.
menyampaikan tujuan pembelajaran dan
METODE PENELITIAN
motivasi kepada siswa, kemudian guru
menyampaikan materi pembelajaran kepada Penelitian ini terdiri dari dua
siswa. Guru memulai permainan dengan veriabel yakni variabel bebas dan variabel

159 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

terikat. Penggunaan media pembelajaran penelitian. Sehingga total sampel berjumlah


kuartet sebagai variabel bebas (X), 50 siswa.
sedangkan kemampuan bahasa Jerman Pengumpulan data yang akan
siswa kelas XI MAN 1 Makassar sebagai dilakukan dalam penelitian ini adalah
variabel terikat (Y). dengan menggunakan sebuah instrumen
Penelitian ini menggunakan quasi yaitu tes kemampuan berbicara. Tes yang
eksperimental design (eksperimental semu) akan digunakan adalah sebuah berikut:
dengan bentuk design non equivalent 1. Tes Awal (Pretest) adalah tes yang
control group. Seperti yang telah diberikan kepada siswa di awal
dipaparkan sebelumnya bahwa penelitian penelitian yang bertujuan untuk
ini menggunakan dua variabel yaitu mengetahui tingkat kemampuan awal
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). siswa terhadap materi yang akan
Penggunaan media pembelajaran kuartet diajarkan.
sebagai variabel bebas (X), sedangkan 2. Tes Akhir (Posttest) adalah tes
kemampuan berbicara bahasa Jerman siswa kemampuan yang diberikan kepada
kelas XI MAN 1 Makassar sebagai variabel siswa setelah diajar dengan
terikat (Y). Untuk memperjelas ruang menggunakan media pembelajaran
lingkup penelitian ini maka digunakan kuartet. Tes ini bertujuan untuk
definisi operasional variabel. mengetahui bagaimana tingkat
Seorang siswa dikatakan mampu pencapaian siswa baik yang berada di
berbicara dalam bahasa Jerman jika mereka kelas eksperimen yang menerapkan
mampu menceritakan gambaran umum media pembelajaran kuartet maupun
tentang keluarga mereka, mampu yang di kelas kontrol.
mengungkapkan ujaran-ujaran untuk Data yang diperoleh dari test
menanyakan keluarga, mampu kemampuan membaca siswa dianalisis
mengungkapkan pekerjaan dari keluarga dengan menggunakan rumus uji-t. Sebelum
mereka. dilakukan pengujian hipotesis terlebih
Populasi dalam penelitian ini dahulu dilakukan uji normalitas, dan uji
adalah kelas XI MAN 1 Makassar, yang homogenitas dengan menggunakan tabel Z-
terdiri dari 4 kelas dengan jumlah score dan chi kuadrat, sebelum menentukan
keseluruhan siswa adalah 100 siswa. uji normalitas data dan homogenitas
Mengingat terbatasnya waktu yang maupun uji hipotesis terlebih dahulu
digunakan untuk melakukan penelitian tentukan nilai rata-rata (mean), simpangan
dengan jumlah kelas sebanyak empat kelas baku, dan varian.
maka sampel total tidak digunakan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini. Penetapan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistik Deskriptif Pretest
(sampel acak), kelas XI MIPA 4 sebagai Penelitian ini diawali dengan
kelas eksperimen yang terdiri atas 25 siswa pemberian pretest kepada kedua kelas,
dan kelas XI MIPA 3 sebagai kelas kontrol eksperimen maupun kontrol. Tes yang
yang terdiri atas 25 siswa sebagai sampel diberikan adalah dalam bentuk berbicara.
Dari 25 siswa di kelas XI MIPA 4 sebagai

160 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

kelas eksperimen, rerata (mean) hasil Berdasarkan tabel z-score dan chi-
belajar siswa adalah 43,5. Nilai tertinggi kuadrat, maka uji normalitas data pre-test
adalah 75 dan nilai terendah adalah 17. Jika untuk kelas eksperimen dapat dihitung
hasil tes kemampuan berbicara kelas sebagai berikut:
eksperimen tersebut dikelompokkan (𝐟𝐨 −𝐟𝐡 )𝟐
X2 = ∑ 𝐟𝐡
kedalam 6 kategori
Berdasarkan nilai yang diperoleh = -107.57
pada pretest untuk kelas XI MIPA 3 Hasil tersebut dikonsultasikan
sebagai kelas kontrol, dari 25 siswa dengan tabel harga chi-kuadrat dengan dk =
didapatkan rerata (mean) hasil belajar siswa (k-1). Pada tabel, banyaknya kelas interval
adalah 48,48 nilai tertiggi adalah 92 dan adalah 6. Oleh karena itu (k-1) = 6 – 1 = 5.
nilai terendah 17 Jika hasil tes keterampilan Pada tabel dengan dk = 5 tertera harga x2
berbicara siswa kelas kontrol tersebut (𝛼) atau dengan taraf signifikansi 0,05 =
dikelompokkan dalam 6 kategori. 11,07. Jadi harga Chi-kuadrat hitung lebih
2
Analisis Statistik Deskriptif Posttest kecil daripada Chi-Kuadrat tabel, 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (-
2
Berdasarkan nilai yang diperoleh 107.57) < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (11,07) atau (-107.57 <
dari hasil post-test kelas XI MIPA 4 sebagai 11,07). Oleh karena harga chi-kuadrat
kelas eksperimen, rata-rata dari 25 siswa hitung lebih kecil daripada chi-kuadrat
adalah 69,8 (nilai tertinggi adalah 92 dan tabel, maka data pre-test siswa pada kelas
terendah adalah 50). Dari hasil perhitungan eksperimen dinyatakan berdistribusi
diperoleh rentangan 6,83 dibulatkan normal.
menjadi 7 dan banyaknya kelas 6. Untuk pengujian normalitas data
Berdasarkan nilai yang diperoleh pre-test untuk kelas kontrol, jumlah kelas
dari hasil post-test kelas XI MIPA 3 sebagai interval ditetapkan = 6 dan panjang kelas =
kelas kontrol rata-rata (mean) dari 25 siswa 13 dengan kriteriapengujian:
2 2
adalah 58,72 (nilai tertinggi adalah 67 dan - Jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 data normal
terendah adalah 8). Dari hasil perhitungan 2 2
- Jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 data tidak
diperoleh rentangan 9,83 dibulatkan normal
menjadi 10 dan banyaknya kelas 6. Berdasarkan tabel z-score dan chi-
Uji Normalitas kuadrat, maka uji normalitas data Pre-test
Sebelum melakukan pengujian untuk kelas kontrol dapat dihitung sebagai
hipotesis dengan menggunakan uji-t, berikut:
terlebih dahulu dilakukan pengujian (𝐟𝐨 −𝐟𝐡 )𝟐
𝜒2= ∑
normalitas data dengan menggunakan tabel 𝐟𝐡
z-score dan chi-kuadrat. = -118.45
Untuk pengujian normalitas data Hasil tersebut dikonsultasikan
pre-test untuk kelas eksperimen, jumlah dengan tabel harga chi-kuadrat dengan dk =
kelas interval ditetapkan = 6 dan panjang (k-1). Pada tabel, banyaknya kelas interval
kelas = 10 dengan kriteria pengujian: adalah 6. Oleh karena itu (k-1) = 6 – 1 = 5.
2
- Jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2
< 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 data normal Pada tabel dengan dk = 5 tertera harga x2
2
- Jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2
> 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 data tidak (𝛼) atau dengan taraf signifikansi 0,05 =
11,07. Jadi harga chi-kuadrat hitung lebih
normal

161 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

2
kecil daripada chi-kuadrat tabel, 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (- 2. Post Test
118.45) < 2
𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
(11,07) atau (-118.45 < a) Varians Post-test Eksperimen
∑ 𝑓 (𝑋− 𝑥̅ )2
11,07). Oleh karena harga chi-kuadrat S2 = 𝑛
hitung lebih kecil daripada chi-kuadrat 2352
=
tabel, maka data pre-test siswa pada kelas 25

kontrol dinyatakan berdistribusi normal. = 94.08


Uji Homogenitas b) Varians Post-test Kontrol
∑ 𝑓 (𝑋− 𝑥̅ )2
Uji homogenitas varians data S2 = 𝑛
menggunakan uji F 5016
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
= 25
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 200.64
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 200.64
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 94.08 = 2,13
- Terima jika Fhitung <Ftabel ; dan
Hasil tersebut dikonsultasikan
- Tolak H0 jika Fhitung >Ftabel.
dengan F tabel dengan dk = k-1, dimana
1. Pre-Test
(k) merupakan banyaknya jumlah kelas
a) Varians Pre-test Eksperimen
pada interval kelas uji normalitas sehingga
∑ 𝑓 (𝑋− 𝑥̅ )2
S2 = diperoleh dbpembilang = (6 – 1= 5) dan
𝑛
7600
= dbpenyebut = (6-1= 5) dengan taraf
25
= 304 kesalahan (𝛼) = 0,05 maka diperoleh
b) Varians Pre-test Kontrol Ftabel = 5,050 Ternyata Fhitung = 2,13 <
∑ 𝑓 (𝑋− 𝑥̅ )2 Ftabel = 5,050, oleh karena Fhitung lebih
S2 = 𝑛
7598.24
kecil dari Ftabel ( 2,13<5,050) maka H0
= diterima, dengan demikian disimpulkan
25
= 303.93 bahwa kedua sampel post-test (eksperimen
303.93
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 0,999 , dibulatkan dan kontrol) memiliki varian yang sama
304
menjadi 1 atau homogen.
Hasil tersebut dikonsultasikan Pengujian Hipotesis
dengan F tabel dengan dk = k-1, dimana Berdasarkan hasil analisis statistik
(k) merupakan banyaknya jumlah kelas inferensial yang dilakukan terhadap hasil
pada interval kelas uji normalitas sehingga pre-test dan post-test siswa kelas XI MIPA
4 (kelas eksperimen) dan XI MIPA 3 (kelas
diperoleh dbpembilang = (6 – 1= 5) dan
kontrol) MA Negeri Makassar yang
dbpenyebut = (6-1= 5) dengan taraf
berjumlah 50 orang, untuk mengetahui ada
kesalahan (𝛼) = 0,05 maka diperoleh tidaknya perbedaan tingkat keterampilan
Ftabel = 5,050 Ternyata Fhitung = 1 < berbicara siswadalam bahasa Jerman
Ftabel = 5,050, oleh karena Fhitung lebih khususnya pada kelas eksperimen, sebelum
kecil dari Ftabel ( 1 <5,050) maka H0 dan sesudah proses pembelajaran yang
diterima, dengan demikian disimpulkan dilakukan di kelas, maka digunakan uji-t
bahwa kedua sampel pre-test (eksperimen dengan rumus:
dan kontrol) memiliki varian yang sama 𝑋̅ 𝑋̅2
t = 𝑆𝑔𝑎𝑏 1 −
atau homogen. 1 1
√(𝑛 + 𝑛 )
1 2

162 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

Dimana: 2,011 maka t h = 9,35 > t t, =


(𝑛1 −1)𝑆12 + (𝑛2 −1)𝑆22 2,011. Dengan demikian H0 yang
𝑆𝑔𝑎𝑏 = √ 𝑛1 + 𝑛2 − 2 berbunyi: Tidak ada perbedaan signifikan
Dengan kriteria pengujian: antara keterampilan berbicara bahasa
- Tolak H0, jika t hitung, > t tabel, Jerman siswa yang diajar menggunakan
- Terima H1 , jika t hitung, >t tabel. media pembelajaran kartu kuartet dengan
Varians kelas ekperimen : 94.08 siswa yang tidak diajar menggunakan
Varians kelas kontrol : 200.64 media pembelajaran kartu kuartet pada
Mean kelas ekperimen : 69.8 kelas XI MIPA MA Negeri 1 Makassar
Mean kelas kontrol : 38.1 ditolak. Konsekuensi dari penolakan H0
(𝑛1 −1)𝑆12 + (𝑛2 −1)𝑆22 maka H1 yang berbunyi: Ada perbedaan
 Sgab =√
𝑛1 +𝑛2 −2 signifikan antara keterampilan berbicara
(25−1)94.08+ (25−1) 200.64
=√ bahasa Jerman siswa yang diajar dengan
25+25−2
(24)94.08+ (24) 200.64 menggunakan media pembelajaran kartu
=√ 48 kuartet dengan siswa yang tidak diajar
2257.92+4815.36
=√ menggunakan media pembelajaran kartu
48
7073.28 kuartet pada kelas XI MIPA MA Negeri 1
=√ 48
Makassar diterima. Penolakan H0 dan
=√147.36 penerimaan H1 menunjukkan bahwa media
= 12.14 pembelajaran kartu kuartet efektif dalam
 Uji – t pembelajaran keterampilan berbicara
𝑋̅1 −𝑋̅2
t=𝑆 1 1
bahasa Jerman siswa kelas XI MIPA MA
√𝑛 +𝑛
1 2 Negeri 1 Makassar. Secara umum gambaran
69.8−38.1
= 12.14 nilai siswa pada saat pretest dan posttest
1 1
√ + dapat dilihat pada uraian berikut.
25 25
31.7 a. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan
= 12.14 0,08

31.7
Kontrol
= 12.14 (0,28) Hasil pre-test menunjukkan bahwa
31.7 nilai rata-rata (mean) untuk kelas
= 3.39
eksperimen 43,5 dan kelas kontrol adalah
= 9.35
48,48 dalam keterampilan berbicara bahasa
Hasil analisis data dengan
Jerman siswa kelas XI MIPA MA Negeri 1
menggunakan rumus uji- t di atas
Makassar, di mana jumlah skor perolehan
menunjukkan bahwa harga t hitung = 9,35.
untuk kelas eksperimen adalah 1075 dan
Harga t hitung tersebut selanjutnya
kelas kontrol adalah 1207. Uji normalitas
dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk
pada data pre-test pada kedua kelas
= 𝑛1 + 𝑛2 − 2= 25 + 25 – 2 = 48 pada taraf
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan
alpha 0,05 maka diperoleh tt = 2,011.
kontrol memiliki chi-kuadrat hitung
Kriteria pengujian hipotesis yaitu tolak
masing-masing lebih kecil dari chi-kuadrat
H0, jika t h, > t t, dan terima H0, jika
tabel, 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , dimana pre-test kelas
t h, < t t, . Berdasarkan analisis uji t maka
eksperimen (-107.57 < 11,07) dan pre- test
diperoleh t h, = 9,35 dan t t =
kelas kontrol (-118.45 < 11,07), sehingga

163 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

distribusi data pre-test berasal dari populasi MIPA MA Negeri 1 Makassar. Berdasarkan
yang normal. hasil penelitian yang telah dikemukakan di
Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan atas, disimpulkan bahwa media
Kontrol pembelajaran kartu kuartetefektif
Berdasarkan hasil post-test, digunakan dalam keterampilan berbicara
penggunaan media pembelajaran kartu bahasa Jerman siswa.
kuartet berdampak positif pada peningkatan
KESIMPULAN
keterampilan berbicara siswa. Hal itu bisa
dilihat dari perolehan nilai post-test siswa, Berdasarkan hasil analisis data
di mana pada kelas eksperimen nilai yang telah diuraikan dapat disimpulkan
terendah yaitu 50 dan nilai tertinggi 91 bahwa penggunaan media pembelajaran
dengan nilai rata-rata 69,8, sedangkan pada kartu kuartet efektif dalam pembelajaran
kelas kontrol diperoleh nilai 8 untuk nilai keterampilan berbicara bahasa Jerman
terendah dan 67 untuk nilai tertinggi siswa kelas XI MIPA MA Negeri 1
dengan nilai rata-rata 38,1. Makassar. Perolehan nilai post-test siswa,
Hasil analisis tersebut dilanjutkan pada kelas eksperimen nilai terendah yaitu
dengan uji-t untuk melihat hasil akhir dari 50 dan nilai tertinggi 91 dengan nilai rata-
penelitian ini, masing-masing kelas dengan rata 69,8, sedangkan pada kelas kontrol
rumus yang sama. Hasilnya adalah 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diperoleh nilai 8 untuk nilai terendah dan
kelas eksperimen = 9,35 sementara 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 67 untuk nilai tertinggi dengan nilai rata-
rata 38,1.
= 2,011, jadi t hitung ≥ t tabel adalah
Hal tersebut dibuktikan dengan uji-
9,35 > 2,011.
t untuk melihat hasil akhir dari penelitian
Dengan demikian, H1 yang
ini, masing-masing kelas dengan
menyatakan bahwa Ada perbedaan
rumusyang sama. Hasilnya adalah 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
signifikan antara keterampilan berbicara
kelas eksperimen = 9,35 sementara 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
bahasa Jerman siswa yang diajar dengan
menggunakan media pembelajaran kartu = 2,011, jadi t hitung ≥ t tabel adalah
kuartet dengan siswa yang tidak diajar 9,35 > 2,011 dengan taraf signifikansi
menggunakan media pembelajaran kartu 0,05 yang berarti bahwa ada peningkatan
kuartet pada kelas XI MIPA MA Negeri 1 yang signifikan setelah penggunaan media
Makassar dinyatakan diterima dan H0 yang pembelajaran kartu kuartet dalam
menyatakan tidak ada perbedaan signifikan pembelajaran, dimana th lebih besar
antara keterampilan berbicara bahasa daripada tt. Ini menunujukkan bahwa
Jerman siswa yang diajar menggunakan penggunaan media pembelajaran kartu
media pembelajaran kartu kuartet dengan kuartet efektif dalam keterampilan
siswa yang tidak diajar menggunakan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI
media pembelajaran kartu kuartet pada MIPA MA Negeri 1 Makassar.
kelas XI MIPA MA Negeri 1 Makassar DAFTAR PUSTAKA
dinyatakan ditolak. Oleh karena itu, dapat
Agustika, Ultari. 2011. Efektifitas Teknik
disimpulkan bahwa media pembelajaran
Permainan Kuartet dalam
kartu kuartet efektif dalam pembelajaran
Keterampilan Pembelajaran
keterampilan berbicara siswa kelas XI

164 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi. Butzkam,W. 1989. Psycholinguistik des


Bandung: FPBS UPI Fremdsprachunterrichts. Tubingen:
France.
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media,
dan Strategi Pembelajaran Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010.
Kontekstual. Bandung: Vilama Widya Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ardiansyah, Sulabdi. 2014. Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas XI SMA Gaffar, Usman. 2013. Keterampilan
Negeri 11 Makassar. Makassar: UNM Berbicara Bahasa Jerman Siswa
SMKN 6 Makassar. Makassar: UNM.
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mantasiah, R. 2016. Kohesi Dalam Wacana
Buku Kontakte Deutsch: Suatu Kajian
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran.
Analisis Wacana (Cohesion In
Jakarta: PT Raja Grafindo Jakarta
Discourses Of Kontakte Deutsch
Persada.
Book: a Study of Discourse
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2015. Analysis). SAWERIGADING, 15(3),
Teori Belajar dan Pembelajaran. 336-348.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Taris, Lu’mu dan Mantasiah, R. 2016.
Bolton, Sybelle. 1995. Problem der Media Pembelajaran Anti Korupsi
Leistungsmessung Lernfortschrittstest Berbasis Gender untuk Menanamkan
in der Grundstufe. München: Goetho- Nilai-Nilai Kejujuran Sejak di SD.
Institut Jurnal Penelitian Pendidikan Insani,
Brown, H. Douglas. 2008. Prisip 19(2).
Pembelajaran dan Pengajaran Steinig, Wolfgang; Huneke, Hans-Werner.
Bahasa. Jakarta: Kedutaan Besar 2007. Sprachdidaktik Deutsch. Eine
Amerika Einführung. Berlin: Erick Schimdt
Verlag

165 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017
Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Kuartet dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MA Negeri 1 Makassar

166 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2 Agustus 2017

You might also like