Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
MEKANISME DASAR PENYAKIT
Nama : ………………………………………..
Kelompok : ……………………………………….
Penyusun
dr. Baedah Madjid, Sp.MK
dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D
dr. Rizalinda Sjahril, M.Sc., Ph.D.
dr. Firdaus Hamid
Bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
2010
KARTU KONTROL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI SISTEM BMD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS
FOTO
4x6
Nama : …………………………… BERWARNA
NIM : ……………………………
Kelompok : …………………………....
PENDAHULUAN
Bakteri adalah mahluk hidup , bersel tunggal kecil dengan dimeter kira-
kira 1 m, yang masuk dalam golongan protista rendah. Sel bakteri termasuk sel
prokariotik karena mempunyai organisasi sel yang lebih sederhana, tidak
mempunyai apparatus mitosis dan intinya hanya merupakan lembaran khromosom
tanpa membran inti. Bakteri bisa dilihat di bawah mikroskop cahaya, yang akan
lebih jelas bila diwarnai.
MORFOLOGI BAKTERI
Dengan menggunakan mikroskop cahaya dapat dibedakan dua bentuk
dasar bakteri, yaitu bakteri berbentuk bulat yang diosebut kokkus (cocci) dan yang
berbentuk silender yang disebut basil (bacilli). Kokkus bisa nampak berdua-dua
disebut diplokokkus (diplococci), terletak seperti rantai manik-manik disebut
streptokokkus (streptococci), atau terdapat dalam kelompok yang disebut
stafilokokkus (staphylococci). Kokkus bisa juga nampak terletak berempat atau
berdelapan seperti kubus, yang disebut tetraden. Kokkus yang demikian termasuk
kelompok sarcina. Basil yang pendek biasanya disebut kokkobasil (coccobacilli),
yang kedua ujungnya meruncing disebut basil berbentuk kumparan (fusiform bacilli),
bila basil tumbuh sebagai filamen yang panjang disebut bentuk filamen (filamentous
form), dan bila melengkung disebut koma (vibrio), yang kadang-kadang membentuk
seperti spiral.
STRUKTUR SEL BAKTERI DAN FUNGSINYA
A. Dinding sel = cell wall
Dionding sel yang kaku terletak di luar membran sel memberi bentuk pada sel
dan mempertahankan keutuhan sel. Pada bakteri negatif Gram dinding ini terdiri
dari lipopolisakharida (LPS) dan pada bakteri positif Gram terdiri dari
peptidoglikan. Bakteri bisa kehilangan dinding selnya dan menjadi bentuk yang
disebut bentuk L, misalnya akibat pengaruh pemakaian antibiotik yang tidak
rasional.
Spora di dalam sel bakteri bisa terletak dibagian tengah, atau di ujung sel. Spora
ini bisa berbentuk bulat atau lonjong.
KLASIFIKASI BAKTERI
Bakteri bisa diklassifikasikan menurut bermacam-macam hal, misalnya menurut
morfologi, berdasar sifat pewarnaan, berdasar aktivitas metabolismenya, atau
berdasar garis keturunan (klassifikasi filogenik).
Klasifikasi berdasar sifat pewarnaan
a. Berdasarkan sifat Gram, bakteri dibagi atas:
- Bakteri positif Gram, yang pada pewarnaan Gram akan
berwarna ungu tua.
- Bakteri negatif Gram, yang pada pewarnaan Gram akan merah muda,
kalau memakai air fuchsin sebagai zat warna kontas, atau berwarna
merah kalau memakai safranin sebagai zat warna kontras.
b. Berdasar sifat tahan asam. Pewarnaan tahan asam hanya dipakai untuk
identifikasi species Mycobacterium, yang sukar diwarnai secara Gram.
Dengan pewarnaan ini Mycobacterium nampak sebagai basil-basil yang
tahan asam.
2. Klassifikasi berdasar gambaran morfologi bakteri dibagi atas basil, kokkus dan
spiral.
JENIS PEWARNAAN BAKTERI
Mikroorganisme hidup sulit sekali diamati, bukan saja karena ukurannya yang
kecil, tapi juga karena mereka transparan dan tidak berwarna bila mereka berada
dalam larutan. Untuk diagnosis perlu dilihat beberapa sifat bakteri dan untuk itu
pewarnaan dan pemeriksaan mikroskopis merupakan alat diagnosis mikrobiologis
yang utama. Zat warna adalah bahan kimia yang bisa digolongkan atas kelompok
yang terdiri dari satu bahan organisk yang mengandung lingkaran benzine ditambah
satu khromofor dan kelompok auksogrom. Kemampuan satu zat warna untuk
terikan pada makromolekul sel misalnya protein, atau asam amino, tergantung pada
muatan listrik yang terdapat pada bagian chromogen, begitu juga muatan listrik
yang terdapat dalam sel atau jaringan yang akan diwarnai.
1. PEWARNAAN SEDERHANA
Pada Pewarnaan Sederhana diwarnai dengan hanya menggunakan satu
reagensia. Biasanya dipilih zat warna basic dengan chromogen bermuatan
positif karena asam nukleat bakteri dan beberapa komponen dinding sel
bermuatan negatif yang dengan kuat dapat mengikat chromogen kationik.
Manfaat pewarnaan sederhana hanya untuk melihat morfologi dan cara
berkelompok dari sel-sel bakteri. Zat warna basic yang palings ering digunakan
untuk pewarnaan sederhana adalah methylen blue, crystal violet, dan carbol
fuchsin.
2. PEWARNAAN NEGATIF
Untuk Pewarnaan Negatif harus dipakai zat warna acidic, misalnya tinta India
atau negrosin. Zat warna acidic dengan chromogen yang bermuatan negatif,
tidak bisa berpenetrasi ke dalam sel karena bagian permuukaan bakteri juga
bermuatan negatif. Akibatnnya, sel yang tidak diwarnai akan dengan mudah
dilihat pada latar belakang yang berwarna. Penggunaan praktis pewarnaan
negatif ada dua. Pertama, karena tidak perlu dilakukan fiksasi dengan panas dan
juga tidak ada pengaruh bahan kimia, maka bentuk dan ukuran asli bisa diamati.
Kedua, dengan cara ini bisa diamati bakteri yang tidak diwarnai.
3. PEWARNAAN GRAM
Untuk Pewarnaan Diffirintial diperlukan paling sedikitnya 3 reagensia kimiawi
pada preparat hapus yang telah difiksasi. Zat warna yang pertama disebuat zat
warna primer. Zat warna ini akan masuk ke semua sel pada preparat. Untuk
memberikan zat warna kontra, terlebih dahulu harus dilakukan pelunturan
dengan menggunakan reagensia kedua yaaitu zat peluntur. Berdasar komposisi
kimiawi komponen dari sel, maka zat dekolorisasi bisa atau tidak bisa
menghilangkan zat warna pertama dari sel atau hanya dari beberapa diepaskan
dari beberapa struktursel. Reagensia yang terahir adalah zat warna kontras
yang memnerikan warna yang kontras dengan zat warna perimer. Bila setelah
pelunturan zat warna primer tidak luntur, maka zat warna kontras tidak bisa
diabsorbsi oleh sel dan sel atau komponennya tetap berwarna seperti warna zat
warna primer. Bila zat warna primer luntur pada pelunturan, maka komponen sel
yang warnanya sudah luntur dan akan menerima zat warna kontras. dengan cara
ini tipe sel dan strukturnya dengan mudah dapat diabedakan dari sel yang lain
berdasarkan warna yang menetap pada sel.
Pewarnaan Differential pada bakteriologi yang paling penting adalah
Pewarnaan Gram. Dengan pewarnaan ini bakteri dibagi atas dua kelompok
besar, yaitu bakteri positif-gram dan negatif-gram, sehingga cara pewarnaan ini
merupakan satu alat penting untuk klassifikasi dan identifikasi mikroorganisme.
Dasar pewarnaan Gram adalah perbedaan komposisi kimiawi dinding sel bakteri.
Sel positif-gram mempunyai lapisan peptidoglikan yang tebal, sedangkan
peptidoglikan pada sel-sel negatif-gram lebih tipis dan dikelilingi oleh lapisan luar
yang mengandung lemak. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa bila sel
positif-gram kehilangan dinding sel akibat kerja dari lysosim atau penicillin, maka
dinding bakteri ini akan diwarnai seperti negatif-gram. Pewarnaan Gram
menggunakan empat reagensia: 1). Crystal violet sebagai zat warna primer, 2).
Lugol atau Gram’s Iodine sebagai mordant, 3). Alkohol 96% sebagai peluntur,
dan 4). Safranin atau larutan fuchsin sebagai zat warna kontras.
6. PEWARNAAN KAPSUL
Kapsul adalah struktur sel yang berupa lendir sehingga tidak bisa diwarnai.
Untuk melihat kapsul bisa dipakai metode Burry-Gins, yaitu perpaduan antara
pewarnaan negatif dengan pewarnaan sederhana. Pada pewarnaan ini
digunakan 2 macam reagensia;
PETUNJUK
1. Disediakan untuk masing-masing regu
A. Preparat Pewarnaan sederhana, Pewarnaan negative &
Pewarnaan Burry-Gins
B. Preparat Pewarnaan Gram
C. Gram Pewarnaan tahan asam dam Pewarnaan Spora
2. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk melihat dan meneliti semua hal yang
didemonstarsikan.
3. Buat catatan, gambar dan laporkan apa yang dilihat.
HASIL PENGAMATAN
Disediakan pewarnaan sederhana dengan air fuchsin dan methylen blue dari
preparat hapus isolate basil dan isolate kokkus
Hasil Pengamatan
Air fuchsin
Basil Kokkus
Methylen blue
Basil Kokkus
2. PEWARNAAN NEGATIF
a. Isolat streptobasil
b. Isolat kokkus
Hasil pengamatan
Strepto-basil Kokkus
3. PEWARNAAN BURRY-GINS
Disediakan preparat Burry-Gins dari bakteri berkapsul
.Hasil pengamatan
Negatif-Gram
Negative-Gram
Positif-Gram
5. Kokkus 6. Strepto-basil
D. MELIHAT BASIL TAHAN ASAM DAN SPORA
1. PEWARNAAN TAHAN ASAM
Pewarnaan Ziehl-Neelsen
Disediakan preparat tahan asam dari sputum yang diwarnai secara Ziehl-
Neelsen
Hasil Pengamatan
Warna Ziehl-Neelsen
BTA
Bakteri TTA
Dasar Preparat
Gambaran Mikroskopik
2. PEWARNAAN SPORA
Kesimpulan :
Warna :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………..