You are on page 1of 15

Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis yang membahas topik utama mengenai
“Kemiskinan”. Karya tulis ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya tulis ini memberikan informasi bagi
pembaca dan dapat bermanfaat.

Lamongan, 26 Desember 2015


Penyusun

Qosim

2
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................... 3
Abstrak ...................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 5
I.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................................5
I.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 6
I.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................6
I.4 Metode Penulisan .................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................7
II.1 Definisi Kemiskinan ..........................................................................................7
II.2 Penyebab Kemiskinan ...........................................................................................8
II.3 Dampak Kemiskinan .......................................................................................10
II.4 Solusi Mengatasi Kemiskinan ............................................................................11
BAB III PENUTUP ...................................................................................................13
III.1 Kesimpulan ........................................................................................................13
III.2 Kritik dan Saran .................................................................................................14
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................15

3
Abstrak
Penulisan karya tulis tentang masalah sosial ini sendiri memiliki tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Selain itu semoga karya tulis ini memiliki
manfaat untuk memberi pengetahuan terhadap pembaca. Pengerjaan karya tulis tentang
masalah sosial yang mengambil pokok utama yaitu kemiskinan, saya sendiri mengambil
beberapa materi untuk pengerjaan karya tulis ini dari berbagai sumber. Melalui karya tulis
ini diharapkan bahwa pembaca dapat mengerti pengertian dari kemiskinan, penyebab dari
kemiskinan, dampak atau akibat yang ditimbulkan dari kemiskinan yang merupakan salah
satu masalah sosial dan solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah kemiskinan.
Kata kunci : definisi kemiskinan, penyebab kemiskinan, dampak kemiskinan,
solusi mengatasi kemiskinan.

4
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu
umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin
dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada
masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan
kemudahan – kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.

Pemerintah Indonesia yang berorientasi mengembangkan Indonesia menjadi negara


maju dari segi ekonomi tentu menganggap kemiskinan adalah masalah mutlak yang
harus segera diselesaikan disamping masalah lain yaitu ketimpangan pendapatan,
strukturisasi pemerintahan, inflasi, defisit anggaran dan lain lain. Pemerintah
Indonesia sendiri memiliki program-program dalam menangani masalah kemiskinan.
Program pemerintah untuk menangani masalah kemiskinan telah berhasil menurunkan
jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40,1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta
(11,3%) pada tahun 1996. Namun, berbagai hal yang terjadi di Indonesia membawa
dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, seperti : krisis ekonomi yang terjadi sejak
Juli1997, bencana alam gempa bumi, dan tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumatra
Utara pada akhir Desember 2004. Menurut perhitungan BPS (Biro Pusat Statistik)
jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 49,5 juta jiwa (24,2%) pada tahun
1998.Untuk mengukur kemiskinan, Indonesia melalui BPS menggunakan pendekatan
kebutuhan dasar (basic needs) yang dapat diukur dengan angka atau hitungan
IndeksPerkepala (Head Count Index), yakni jumlah dan persentase penduduk miskin
yang berada dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan merupakan hal yang kompleks
karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

Masalah kemiskinan yang dihadapi di setiap negara akan selalu dibarengi dengan
masalah

5
laju pertumbuhan penduduk yang kemudian menghasilkan ketimpangan dalam
distribusi pendapatan nasional maupun pembangunan, dan pendidikan yang menjadi
modal utama untuk dapat bersaing di dunia kerja dewasa ini.

I.2 Rumusan Masalah


I.2.1. Apakah definisi dari kemiskinan?
I.2.2. Apakah definisi kemiskinan menurut para ahli?
I.2.3. Apa penyebab kemiskinan?
I.2.4. Apakah dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan?
I.2.5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kemiskinan?

I.3 Tujuan penulisan


I.3.1. Untuk mengetahui lebih lanjut definisi dari kemiskinan.
I.3.2. Untuk mengetahui definisi kemiskinan menurut para ahli.
I.3.3. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab kemisikinan.
I.3.4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan.
I.3.5. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi kemiskinan.
I.3.6. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai masalah – masalah sosial
diIndonesia khususnya masalah kemiskinan.

I.4 Metode Penulisan


Penulis menggunakan metode studi pustaka dan browsing internet dalam penulisan
karya tulis.

6
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Kemiskinan


Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak
adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi
standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non
makan. Membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan garis kemiskinan atau
jumlah rupiah untuk konsumsi orang perbulan. Definisi menurut UNDP dalam Cahyat
(2004), adalah ketidakmampuan untuk memperluas pilihan-pilihan hidup, antara lain
dengan memasukkan penilaian tidak adanya partisipasi dalam pengambilan kebijakan
publik sebagai salah satu indikator kemiskinan.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan relatif, kemiskinan
kultural dan kemiskinan absolut. Seseorang yang tergolong kemiskinan relatif
sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan kemiskinan kultural berkaitan erat
dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha
memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang
membantunya. Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu
mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Mereka
hidup dibawah tingkat pendapatan riil minimum tertentu atau dibawah “garis
kemiskinan internasional”. Garis tersebut tidak mengenal tapal batas anatar negara,
tidak tergantung pada tingkat pendapatan per kapita di sutau negara ,dan juga
memperhitungkan perbedaan tingkat harga antar negara dengan mengukur penduduk
miskin sebagai orang yang hidup kurang dari Rp 10.000,- perhari. (Todaro, 2006)
Banyak pendapat di kalangan pakar ekonomi mengenai definisi dan klasifikasi
kemiskinan ini. Dalam bukunya The Affluent Society, John Kenneth Galbraith melihat
kemiskinan terdiri 8 dari tiga macam, yakni kemiskinan umum, kemiskinan

7
kepulauan, dan kemiskinan kasus. Pakar ekonomi lainnya melihat secara global, yakni
kemiskinan massal/kolektif, kemiskinan musiman (cyclical ), dan kemiskinan
individu.
Kemiskinan, menurut Sharp et al., dapat disebabkan oleh ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya, perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia dan
disebabkan oleh perbedaan akses dalam modal. Sedangkan lingkaran setan
kemiskinan versi Nurkse sangat relevan dalam menjelaskan fenomena kemiskinan
yang terjadi di negara-negarater belakang. Menurutnya negara miskin itu miskin
karena dia miskin (a poor country is poor because it is poor ).

II.2 Penyebab Kemiskinan


Kemiskinan banyak dihubungkan dengan :
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga.
3. Penyebab sub-budaya (subcultural ), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain,termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
5. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.

Jika lebih dikaji ulang dari berbagai aspek sebenarnya banyak sekali penyebab-
penyebab kemiskinan. Beberapa ahli dan beberapa pihak pun memiliki pendapat-
pendapat sendiri mengenai penyebab kemiskinan itu sendiri. Berikut beberapa
pendapat ahli dan pihak mengenai penyebab kemiskinan :
 Todaro (2006)
memperlihatkan jalinan antara kemiskinan dan keterbelakangan dengan beberapa
aspek ekonomi dan aspek non ekonomi. Tiga komponen utama sebagai penyebab
keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat, faktor tersebut adalah rendahnya taraf
hidup, rendahnya rasa percaya diri dan terbebas kebebasan ketiga aspek tersebut
memiliki hubungan timbal balik. Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya

8
tingkat pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat
produktivitas tenaga kerja, rendahnya produktivitas tenaga kerja disebabkan oleh
tingginya pertumbuhan tenaga kerja, tingginya angka pengangguran dan rendahnya
investasi perkapita.

 Studi empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanian (1995)


Yang dilakukan pada tujuh belas propinsi di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada
enam faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu :
1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan dengan
rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya
tingkat kesehatan,kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja,
rendahnya keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga.
2. Rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan
aset produksi serta modal kerja.
3. Rendahnya penerapan teknologi, ditandai oleh rendahnya penggunaan input
mekanisasi pertanian.
4. Rendahnya potensi wilayah yang ditandai dengan oleh rendahnya potensi fisik
dan infrastruktur wilayah.
5. Kurang tepatnya kebijaksanaan yang dikukan oleh pemerintah dalam investasi
dalam rangka pengentasan kemiskinan.
6. Kurangnya peranan kelembagaan yang ada.

 Asnawi (1994)
menyatakan suatu keluarga menjadi miskin disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor
sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor teknologi. Sumber daya
manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan, dependensi ratio, nilai sikap,
partisipasi, keterampilan pekerjaan, dan semuanya itu tergantung kepada sosial
budaya masyarakat itu sendiri, jika faktor sosial budaya masyarakat itu sendiri
masih terbelakang maka rendahlah mutu sumber daya manusianya. Sebaliknya jika
sosial budaya modern sesuai dengan tuntutan pembangunan maka tinggilah mutu
sumber daya manusiatersebut.

9
 Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor penyebab kemiskinan, faktor-faktor tersebut
antara lain :
a. Rendahnya taraf pendidikan.
b. Rendahnya taraf kesehatan.
c. Terbatasnya lapangan kerja.
d. Kondisi keterisolasian.

II.3 Dampak Kemiskinan


Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks.
Pertama, pengangguran. Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran terbuka
tahun 2007 saja sebanyak 12,7 juta orang. Jumlah yang cukup “fantastis” mengingat
krisis multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini.
Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki
penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan
mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran
telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehinggaakan memberikan dampak
secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-
rata.
Kedua, kekerasan. Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir
ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari
nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang
dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun
dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu (dengan cara
mengintimidasi orang lain) di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak
keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga
dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.
Ketiga, pendidikan. Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang
terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak
dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan.
Keempat, kesehatan. Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat
mahal.Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan
tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak
terjangkau oleh kalangan miskin.

10
Kelima, konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA
muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini
menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. Semuanya ini adalah ekspresi
berontakan identitas diri setiap individu. Terlebih lagi fenomena bencana alam yang
kerap melanda negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah
orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan,
semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia. Baik di perdesaan
maupun perkotaan.

II.4 Solusi Mengatasi Kemiskinan


Penanganan berbagai masalah di atas memerlukan strategi penanggulangan
kemiskinan yang jelas. Pemerintah Indonesia dan berbagai pihak terkait lainnya patut
mendapat acungan jempol atas berbagai usaha yang telah dijalankan dalam
membentuk strategi penanggulangan kemiskinan. Hal pertama yang dapat dilakukan
oleh pemerintahan baru adalah menyelesaikan dan mengadaptasikan rancangan
strategi penanggulangan kemiskinan yang telah berjalan. Kemudian hal ini dapat
dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan. Berikut ini dijabarkan sepuluh langkah yang
dapat diambil dalam mengimplementasikan strategi pengentasan kemiskinan tersebut.
1) Peningkatan Fasilitas Jalan dan Listrik di Pedesaan
Berbagai pengalaman di China, Vietnam dan juga di Indonesia sendiri
menunjukkan bahwa pembangunan jalan di area pedesaan merupakan cara
yang efektif dalam mengurangi kemiskinan. Jalan nasional dan jalan provinsi
di Indonesia relatif dalam keadaan yang baik.Tetapi, setengah dari jalan
kabupaten berada dalam kondisi yang buruk. Sementara itu lima persen dari
populasi, yang berarti sekitar 11 juta orang, tidak mendapatkan akses jalan untuk
setahun penuh. Hal yang sama dapat terlihat pada penyediaan listrik. Saat ini
masihada sekitar 6000 desa, dengan populasi sekitar 90 juta orang belum
menikmati tenaga listrik.
2) Perbaikan Tingkat Kesehatan Melalui Fasiitas Sanitasi yang Lebih Baik
Indonesia sedang mengalami krisis penyediaan fasilitas sanitasi. Hanya kurang
dari satu persen limbah rumah tangga di Indonesia yang menjadi bagian
dari sistem pembuangan. Penyediaan fasilitas limbah lokal tidak dibarengi dengan
penyediaan fasilitas pengumpulan, pengolahan dan pembuangan akhir. Pada tahun

11
2002, pemerintah hanya menyediakan anggaran untuk perbaikan sanitasi sebesar
1/1000 dari anggaran yang disediakan untuk penyediaan air. Akibatnya, penduduk
miskin cenderung menggunakan air dari sungai yang telah tercemar. Tempat
tinggal mereka juga sering berada di dekat tempat pembuangan limbah. Hal
ini membuat penduduk miskin cenderung menjadi lebih mudah sakit dan tidak
produktif.
3) Pembatasan Pajak dan Retribusi Daerah yang Merugikan Usaha Lokal dan Orang
Miskin
Salah satu sumber penghasilan terpenting bagi penduduk miskin di daerah
pedesaan adalah wiraswasta dan usaha pendukung pertanian. Setengah dari
penghasilan masyarakat petani miskin berasal dari usaha pendukung pertanian.
Untuk meningkatkan penghasilan tersebut, terutama yang berasal dari usaha kecil
dan menengah, perlu dibangun iklim usaha yang lebih kondusif. Sayangnya, sejak
proses desentralisasi dijalankan, pemerintah daerah berlomba-lomba
meningkatkan pendapatan mereka dengan cara mengenakan pajak dan pungutan
daerah yang lebih tinggi. Usahawan pada saat ini harus mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit untuk mengurus berbagai izin yang sebelumnya dapat mereka
peroleh secaracuma-cuma. Belum lagi beban dari berbagai pungutan liar yang
harus dibayarkan untuk menjamin pengangkutan barang berjalan secara lancar dan
aman. Berbagai biaya ini menghambat pertumbuhan usaha di tingkat lokal dan
menurunkan harga jual yang diperoleh penduduk miskin atas barang yang
mereka produksi.
4) Menyediakan Lebih Banyak Dana Untuk Daerah-Daerah yang Tergolong dengan
Penghasilan Penduduk Rendah
Kesenjangan fiskal antar daerah di Indonesia sangatlah terasa. Pemerintah
daerah terkaya diIndonesia mempunyai pendapatan per penduduk 46 kali lebih
tinggi dari pemerintah didaerah termiskin. Akibatnya pemerintah daerah yang
miskin sering tidak dapat menyediakan pelayanan yang mencukupi, baik dari
segi kuantitas maupun kualitas. Pemberian dana yang terarah dengan baik dapat
membantu masalah ini.

12
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
berhubungan erat dengan kualitas hidup .
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat
dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga.
3. Penyebab sub-budaya (subcultural ), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain,termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
5. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan
kompleks. Pertama pengangguran, kedua kekerasan, ketiga pendidikan, keempat
kesehatan, kelima konflik sosial bernuansa SARA.

Solusi mengatasi kemiskinan diantaranya :


1) Peningkatan Fasilitas Jalan dan Listrik di Pedesaan
2) Perbaikan Tingkat Kesehatan Melalui Fasiitas Sanitasi yang Lebih Baik
3) Pembatasan Pajak dan Retribusi Daerah yang Merugikan Usaha Lokal dan
OrangMiskin
4) Menyediakan Lebih Banyak Dana Untuk Daerah-Daerah yang Tergolong
denganPenghasilan Penduduk Rendah

13
III. 2 Kritik dan Saran
Penanganan berbagai masalah di atas memerlukan strategi penanggulangan
kemiskinan yang jelas. Pemerintah Indonesia dan berbagai pihak terkait lainnya patut
mendapat acungan jempol atas berbagai usaha yang telah dijalankan dalam
membentuk strategi penanggulangan kemiskinan. Hal pertama yang dapat dilakukan
oleh pemerintahan baru adalah menyelesaikan dan mengadaptasikan rancangan
strategi penanggulangan kemiskinan yang telah berjalan. Kemudian hal ini dapat
dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan.
Semua itu harus dilakukan pemerintah dengan benar-benar, tegas dan disiplin dan
begitu pulasebagai warga negara yang baik kita harus mendukung setiap program
Pemerintah yang baik untuk kemajuan negara ini di kemudian hari.

14
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://appifrend.wordpress.com/2011/12/25/makalah-masalah-kemiskinan-dan-
penanggulangannya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://www.siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-
1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/reducingpoverty.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan_02jan12.pdf www.p2kp.org/pustaka/files/modu
l_pelatihan08/A/2/b/02/Modul-Konsep-PNPM-Mandiri-Perkotaan.pdf

15
KARYA TULIS
KEMISKINAN DAN PENAGGULANGANNYA

Oleh :
QOSIM
( 1501020773 / 1501030008 )

PRODI AKUNTANSI & PERPAJAKAN


STIE KH. AHMAD DAHLAN
LAMONGAN
2015

16

You might also like